DISUSUN OLEH :
RAEINA ANSYIRA RACHMADHANI AZRACH (2101015)
﷽
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah
Kewarganegaraan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang undang dan
pasal 4 yang berbunyi negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekuran-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara dan
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaran pendidikan nasional.
Penulisan Meet the Expert (MTE) ini bertujuan untuk memahami serta menambah
pengetahuan tentang Carut Marut Sistem Pendidikan di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendidikan. Kalaupun diterapkan, manajamen pendidikan nasional sementara
ini secara keseluruhan masih bersifat sentralistis sehingga kurang mendorong
terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan
pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah mengalami
beberapa periode perkembangan yang dinamis dan memperlihatkan
kompleksitas hubungan antara pendidikan dan politik. Setiap periode
ditandai oleh adanya infiltrasi politik terhadap sistem penyelenggaraan
pendidikan dan implikasi sistem pendidikan terhadap dinamika politik.
Sketsa penyelenggaraan pendidikan di negeri ini dapat dibagi menjadi
enam periodeperkembangan. Periode pertama adalah periode awal atau
periode prasejarah yang berlangsung hingga pertengahan tahun 1800-an.
Periode kedua adalah periode kolonial Belanda yang berlangsung dari
tahun 1980-an hingga tahun 1945. Periode ketiga adalah periode
pendudukan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Periode keempat adalah periode Orde Lama yang berlangsung dari tahun
1945 hingga tahun 1966. Periode kelima adalah periode orde baru yang
berlangsung dari tahun 1967 hingga tahun 1998.Periode keenam adalah
periode reformasi yang dimulai pada tahun 1998, seiring dengan tumbangnya
pemerintahan Orde Baru.
4
2.2 Definisi Kurikulum
5
Standar Kompetensi (Sisko) yang memandu sekolah menyusun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pintu otonomi pendidikan nasional telah
dibuka lebar oleh pemerintah Indonesia. Berbagai perangkat peraturan dan
kebijakan di bidang pendidikan telah dibuat, baik berkait dengan sistem
manajemen pendidikan, maupun rencana pembaharuan kurikulumnya.
Pembaharuan-pembaharuan itu berimplikasi terhadap kemerdekaan guru
dalam mengkreasi proses pembelajaran di kelas. Proses mengajar dan
belajar yang sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan di atas adalah
proses yang demokratis dan kooperatif. Untuk membuat guru mampu
mengajar secara lebih demokratis, koperatif dan berkompeten seperti
idealisme ‘tripilization’, pemerintah dan bangsa Indonesia masih harus
bekerja keras memperbaiki komponen pendidikan yang lain, seperti kualitas
dan mentalitas guru, sarana dan prasarana pembelajaran. Tanpa sentuhan
komponen yang lain sebagai bagian dari suatu sistem pendidikan nasional,
perubahan pembaharuan itu hanya akan menjadi kebijakan yang tidak
efektif dan efisien.
6
beorganisasi sesuai dengan pilihannya atau keinginan nya. Pada tahun 1945
setelah masa kemerdekaan dilewati, pendidikan nasional mulai meletakkan
dasar- dasar nya. Walaupun segalanya masih serba terbatas, pendidikan di
gratiskan, uang spp sama sekali di tiadakan. Kala itu diberlakukan undang-
undang nomor 4 tahun 1950 jo UU No 12 tahun 1954 untuk mengatur system
pendidikan nasional. Untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan,
selanjutnya pemerintah mengambil langkah langkah strategis lainnya yakni
mendirikan universitas disetiap provinsi. Mencermati sejumlah kebijakan
yang dilahirkan pada Orde Lama, maka pendidikan pada saat itu mendapat
ruang dan tempat yang cemerlang bagi pendidikan anak-anak bangsa di negri
ini. Tidak ada kepentingan politik sektoral tertentu untuk menjadi pendidikan
sebagai alat negara maupun kaum dominan di elit lapis atas. Tidak ada
politik telingkung dan menelingkung terhadap setiap hak warga Negara
Indonesia untuk mendapatkan hak nya dalam pendidikan. Tidak ada tekanan
politik apapun agar masyarakat Indonesia tidak belajar. Justru terkesan
bahwa masyrakat wajib dan harus mendapatkan pendidikan sebagai bagian
proses menuju kemerdekaan sesungguhnya. Pertanyaan nya adalah adakah
sisi-sisi kelemahan saat Orde Lama menggelar ssitem pendidikan tersebut?
Yang jelas masih ada nuansa pendidikan kolonialisme yang dibangun saat itu
sebab diakui atau tidak, bangsa Indonesia pada saat itu mengalami transisi
sangat tinggi baik secara politik, budaya maupun ekonomi. Ketika
pendidikan dijadikan alat paling utama mengubah bangsa, maka ini
diniscayakan akan mengubahbangsa itu.
7
yang signifikan dengan adanya inpres pendidikan dasar. Akan tetapi sayang
sekali inpres pendidikan dasar belum ditindak lanjuti dengan peningkatan
kualitas akan tetapi baru meningkatkan kuantitas. Selain itu sistem ujian
negara yang disebut Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional telah berubah
menjadi bomerang yaitu penentuan kelulusan siswa menurut rumus-rumus
tertentu. Pada masa Orde Baru muncul gejala yaitu tumbuhnya perguruan
tinggi swasta dalam berbagai bentuk. Hal ini berdampak pada mutu
perguruan tinggi negeri semakin menurun walaupun di bentuk kopertis
sebagai bentuk birokrasi baru. Pendidikan yang digenggam OrdeBaru tidak
mampu memberikan ruang selebar-lebarnya bagi pencerdasan kehidupan.
Lebih mengenaskan lagi pendidikan Orde Baru juga telah malakukan
kesaahn besar yakni dengan menggelar ideologi penyeragaman sehingga
kemajuan pendidikan menjadi mampet. Tidak ada ruang sedikit pun bagi
berkembangnya keragaman pikiran ideologi, suara hingga tindakan selama
masa Orde Baru berkuasa selama 32 tahun. Orde Baru mencetak manusia
yang melempem terletak pada tidak adanya pendidikan lingkungan
sehingga masyarakat khusunya para ahli penddikan gerah. Pada masa Orde
Baru juga kesalah pahaman dan kerancauan memaknai kurikulum hanya
sebagai materi pelajaran adalah dua hal yang di tuding pula sebagai
penyebab kegagalan sistem pendidikan. Diakui atau tidak karena
pendidikan di muarakan pada pembangunan ekonomi maka yang terjadi
adalah produk-produk pendidikan tidak memilikikepekaan social yang tinggi
karena yang dikejar dalam dunia pendidikan adalah setelah mereka mencari
ilmu atau mengenyam pendidikan maka mereka harus bekerja dan
mengahasilkan uang sebanyak -banyaknya serta melangsungkan kehidupan
nya secara masing-masing. Strategi penting Orde Baru untuk guna
melahirkan tenaga terdidik antirealitas adalah sebagai berikut: Pelarangan
adanya buku-buku aliran kiri seperti sosialisme maupun marxisme. Segala
bentuk kelompok diskusi yang berbau kajian sosial kritis pun dilarang.
Buku-buku yang mananamkan indoktrinasi Orde Baru terhadap kaum
mudamuda bangsa justru diperbolehkan berkembang luas. Salah satu hal
8
yang mengerikan pada masa Orde Baru adalah hilangnya kebebasan
berpendapat. Kebebasan berpendapat betul-betul dipasung sedemikian ganas
oleh rezim Orde Baru.
Salah satu gerbang utama yang telah memaksa Soeharto yang disebut Orde
Baru lengser dari tampuk kekuasaan selama 32 tahun adalah peristiwa
Reformasi yang digelar oleh mahasiswa tanggal 21 mei 1998.10 Hal tersebut
berpengaruh terhadap segala sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan.
Penguasa Reformasi pun berupaya memformulasi arah kebijakan
pembangunan pendidikan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1999-2004. Ini kemudian dipertegas dalam UUD 45 pasal 31 ayat 4 yang
berbunyi negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurang
nya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara serta anggaran
pendapatan dan belanja daerah agar memenuhi kebetuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional. Adanya sejumlah kebijakan pendidikan yang telah
dilahirkan masa Orde Reformasi masih menjadi sebuah teori belaka yang
tidak mampu dijalankan yang betul betul menyentuh kehidupan rakyat
Indonesia. Awal muncul kebijakan otonomi pendidikan menjadi harapan
bersama bahwa pendidikan bisa ditangani setiap daerah yang mengetahui
secara persis persoalanpersoalan lokalitas yang terjadi diwilayah nya
sehingga tujuan pendidikan betul-betul sesuai yang dikendaki. Karena
adanya otonomi daerah yang menyebabkan timbul nya raja-raja kecil maka
tujuan pendidikan disetiap lokalitas tertentu kemudian di arahkan sesuai
dengan kepentingan politis “raja kecil”. Dalam bahasa inggris kata
autonomy berasal dari bahasa yunani otonomia berarti sendiri. Sedangkan
nomos berarti hukum atau aturan. Oleh karena nya Moh Yamin, Kondisi
Negara Pasca 21 Mei 1998 dalam Suara Pembahruan 22 Mei 2008
desentralisasi adalah melepaskan diri dari pusat.11 Desentralisasi
pendidikan yang di dengung- dengung kan amanat Reformasi belum mampu
9
di jalan kan secara serius oleh pemerintah . Desentralisasi adalah hanya
pencitraan semata politik pemerintah terhadap publik agar terkesan reformis
dan demokratis, padahal itu merupakan kebohongan publik. Pada masa
pemerintahan sekarang yaitu pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono
anggaran pendidikan sebesar 20% di APBN 2009, sebagai mana amanat
undang-undang menjelang akhir kepemimpinan nya, masih sebatas
rancangan yang belum tentu bisa di realisasikan. Bila di Orde Baru uang
negara di korupsi oleh elit penguasa, maka di era Reformasi uang negara
yang berada pada kas daerah pun rentan untuk dikorupsi oleh raja-raja
kecil.12 Ini sebuah persoalan yang sangat mengkhawatirkan. Ini belum lagi
berbicara mengenai dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang sangat
rentan sekali di grogoti oleh tikus-tikus pusat dan daerah.
10
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
institusi pendidikan di dalam negeri. Menurutnya, masalah pendidikan ini
mestinya diproteksi pemerintah, karena dampak dari liberalisasi pendidikan
lebih banyak buruknya daripada baiknya. Dia menilai, segala aturan regulasi
yang mengarahkan dunia pendidikan pada ketiga hal itu, menunjukkan
adanya kecenderungan dari negara untuk bebas dari tanggung jawab di
bidang pendidikan.
12
DAFTAR PUSTAKA