Anda di halaman 1dari 3

Nama: Raeina Ansyira Rachmadhani Azrach

Nim: 2101015

Patologi klinis pemeriksaan HIV

1 Pengertian HIV

Tes HIV adalah tes yang digunakan untuk memastikan seseorang terinfeksi HIV atau tidak.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan lewat tes darah, urine, maupun cairan mulut. Tidak hanya untuk
diagnosis penyakit, dengan mengetahui hasil tes HIV juga dapat mengurangi risiko seseorang
menularkan penyakit tersebut ke orang lain.
HIV atau human immunodeficiency virus merupakan virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh dan menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

2. Prosedur

Tes HIV bisa dilakukan menggunakan tiga metode, yaitu:


1. Tes asam nukleat
Tes asam nukleat bertujuan mendeteksi adanya materi genetik virus HIV dalam darah. Tes ini dapat
mendeteksi HIV lebih cepat daripada jenis tes lainnya, sekitar 10 hari setelah pasien terinfeksi.

Pemeriksaan asam nukleat cenderung mahal dan tidak rutin dilakukan sebagai tes skrining HIV.
Biasanya, pemeriksaan HIV ini diberikan pada pasien berisiko tinggi terpapar HIV dan mengalami
gejala awal infeksi HIV.

2. Tes antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi, yakni protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan
infeksi HIV. Antibodi ini dihasilkan oleh tubuh dalam 2-8 minggu setelah seseorang terinfeksi.

Tes antibodi terdiri dari beberapa jenis yang meliputi:

ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), yaitu tes menggunakan sampel darah yang akan
dimasukkan ke wadah yang diberi antigen HIV. Jika ada antibodi HIV pada darah, darah akan diikat
oleh antigen tersebut.
Rapid HIV test. Pada prinsipnya, rapid HIV test hampir sama dengan tes ELISA. Hasil rapid tes HIV
dapat keluar lebih cepat, yakni sekitar 20 menit setelah tes dilakukan. Namun, rapid HIV test
memiliki tingkat akurasi yang rendah. Jadi, jika hasilnya reaktif, pasien disarankan melakukan tes
lanjutan untuk memastikan diagnosis.
IFA (immunofluorescene antibody assay) adalah pemeriksaan menggunakan pewarna fluoresens
untuk mengetahui ada tidaknya antibodi HIV. Tes ini memakai mikroskop.
Western blot yang dilakukan dengan memisahkan protein antibodi, tapi pemeriksaan ini sudah
jarang digunakan.
3. Tes antigen/antibodi
Tes ini akan mendeteksi antibodi dan antigen HIV dalam darah Anda. Antigen adalah produk asing
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh teraktivasi.
Pada orang yang sudah tertular HIV, antigen p24 akan terbentuk dalam 2-4 minggu pascainfeksi,
sebelum antibodi dihasilkan oleh tubuh.
Tes yang biasanya digunakan sebagai pemeriksaan awal atau skrining HIV adalah tes antibodi atau
tes antigen/antibodi.
Pengambilan darah untuk tes HIV harus dilakukan di klinik atau fasilitas kesehatan. Prosedur ini
biasanya hanya berlangsung selama sekitar lima menit dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tenaga medis akan mengambil sampel darah dengan jarum dari pembuluh darah vena di lengan
pasien.
Petugas akan memulai tindakan dengan mengoleskan antiseptik untuk membersihkan kulit. Langkah
ini penting untuk membantu mencegah infeksi.
Lengan Anda kemudian akan dibungkus suatu alat bernama tourniquet agar pembuluh darah terisi
penuh.
Lalu, petugas tersebut akan memasukkan jarum ke pembuluh darah Anda, darah kemudian akan
mengalir melalui jarum masuk ke dalam tabung yang sudah disiapkan.
Pengambilan darah hanya akan memakan waktu beberapa menit. Setelah mengambil darah, teknisi
akan memberikan tekanan untuk menghentikan perdarahan.
Petugas akan menempelkan plester ke area tusukan dan mengirim sampel darah Anda ke
laboratorium untuk pengujian.
Seorang spesialis laboratorium akan menganalisis sampel Anda.
Pada rapid HIV test, pengambilan darah dilakukan petugas dengan menusukkan alat khusus di jari
pasien. Sampel ini kemudian ditempatkan pada kaca objek untuk diteteskan bahan kimia khusus
yang akan dianalisis di laboratorium.

-Seperti apa hasil tes HIV?


Hasil tes HIV terdiri atas:

 Negatif atau normal


Hasil tes HIV negatif berarti Anda tidak terinfeksi HIV. Akan tetapi, hasil yang ditunjukkan bisa saja
merupakan negatif palsu.

 Hasil negatif palsu dapat muncul jika Anda melakukan pemeriksaan terlalu cepat. Artinya,
Anda mungkin sedang terinfeksi, tapi antigen dan antibodi dalam tubuh belum terbentuk.
Anda juga mungkin berada dalam masa inkubasi virus. Masa inkubasi adalah jeda waktu dari
penularan sampai munculnya gejala.Oleh karena itu, pasien dengan hasil tes HIV negatif
umumnya disarankan untuk kembali melakukan tes HIV dengan jarak tiga bulan setelah tes
pertama.

 Positif
Jika tes HIV menunjukkan hasil positif, yaitu adanya antibodi HIV pada darah pasien, dokter akan
melakukan tes lanjutan guna memastikan diagnosis. Jika tes lanjutan ini juga memberikan hasil
positif, barulah Anda bisa dinyatakan positif terdiagnosis mengidap HIV.

 Positif palsu
Hasil tes HIV positif palsu terjadi ketika seseorang yang tidak terinfeksi HIV mendapatkan hasil
pemeriksaan yang positif.

Hasil tes HIV positif palsu dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:

Antibodi yang terdeteksi adalah jenis lain yang bukan antibodi terhadap HIV
Petugas salah menafsirkan hasil, biasanya hal ini terjadi karena hasil tes berada pada batas
interpretasi alat uji.
Kesalahan administrasi, seperti kesalahan pelabelan sampel.

Anda mungkin juga menyukai