1. Pendi
2. M. Dzkri aldiansyah
3. M hilman farizi
4. Riki rahadi
5. Irfan maulana
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Struktur Keruangaan dan Perkembangan Kota " tepat
waktu.
Makalah " Struktur Keruangaan dan Perkembangan Kota " disusun guna memenuhi tugas
Bapak Irfan Agung Jayudha,S.Pd. pada Mata Pelajaran Geografi di sekolah SMAN 1 Pacet.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
mengenai Struktur Keruangaan dan Perkembangan Kota.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 pola keruangan daerah perkotaan menurut teori konsentris .....................
Gambar 1.2 pola keruangan daerah perkotaan menurut teori sektoral..........................
Gambar 1.3 pola keruangan daerah perkotaan menurut teori inti ganda.......................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa akan sangat baik jika kita bersama-sama, demikian pula dengan
pendataan desa yang saat ini masih menjadi PR besar. Pemetaan desa secara
digital dengan kemampuan teknologinya akan sangat bisa dilakukan," harapnya.
Sementara itu, Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar menambahkan rasa
syukur atas cita-citanya sejak lama mulai terwujud langkah-langkah konkretnya.
Dan dirinya terus mendorong agar para pendamping desa terus berupaya dalam
meningkatkan kualitas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
6. Emang agak susah sih Squad untuk menyeimbangkan pembangunan antarkota metropolitan,
besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem pembangunan perkotaan
nasional. Namun, pastinya pemerintah akan melakukan usaha terbaiknya untuk bisa
menyeimbangkan hal tersebut.
9. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang Balik lagi nih Squad. Supaya pembangunan
itu bisa merata harus menengok kembali ke hierarki perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-
Pulau, RTRW-Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan antarsektor dan antarwilayah.
10.Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
11.Kamu pernah melihat kasus busung lapar nggak Squad? Nah, berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, ada dua pro-vinsi yang tingkat gizi
buruknya sangat tinggi, yaitu >30%. Provinsi tersebut adalah adalah NTT diikuti Papua
Barat. Data lima tahun yang lalu tersebut menjadi bahan kajian untuk pemerintah dalam
pemerataan kebutuhan pokok. Tapi, selain pangan juga jangan dilupakan kebutuhan pokok
lainnya yakni sandang dan papan.
sumber : geovolcan.com
Gambar 1.3 pola keruangan daerah perkotaan menurut teori inti ganda
Perkembangan kota adalah proses perubahan yang terjadi dari keadaan yang
satu ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda pada suatu ruang yang
sama
1. Eopolis : Tahap ini merupakan awal pembentukkan benih sebuah kota yang
dicirikan dengan adanya perkampungan. Kegiatan masyarkat pada tahap ini
masih terfokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan
perikanan.
6. Nekropolis : Tahap ini disebut juga the city of dead, yaitu kehancuran total
kota karena berbagai faktor seperti kelaparan, perang, bencana atau sistem
tata kota yang buruk.
3. Fase Neo Teknik: Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan
bensin dan uap air
1. Tahap infantile : Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat
pemisah antara pusat perekonomian dengan tempat peumahan sehingga
biasanya dijadikan satu antara toko dan perumahan.
3. Tahap Mature : Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi
dan perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik
4. Tahap sinile : Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya
pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi
pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan
keluar kota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :Adanya proses akulturasi karena
ragam budaya yang masuk karena datangnya penduduk desa ke kota.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.geovolcan.com/pola-keruangan-kota/
https://dosengeografi.com/perkembangan-kota-menurut-lewis-mumford/