Anda di halaman 1dari 105

2021

Gerakan Smart City Nasional

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika


Kementerian Komunikasi dan Informatika
2021
2021
Gerakan Smart City Nasional

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika


Kementerian Komunikasi dan Informatika
2021
Tim Penyusun (Versi Revisi)

1. Fitrah R. Kautsar
2. Harya Damar Widiputra
3. Farid Subkhan
4. Teddy Sukardi
5. Dana Indra Sensuse
6. Hari Kusdaryanto
7. Hasyim Gautama
8. Hafni Septiani Nur Endah
9. Dwi Elfrida
10. Rifan Bachtiar

Hak Cipta Dimiliki Oleh


Kementerian Komunikasi dan Informatika
Tahun 2021
Kata Sambutan

Dirjen Aplikasi Informatika


Kementerian Komunikasi dan Informatika

Program Gerakan Smart City Nasional di Indonesia


telah memasuki fase lebih lanjut. Setelah sebelumnya,
pelaksanaan program ini melibatkan 100 (seratus)
kabupaten/kota di seluruh Indonesia, saat ini Gerakan
Smart City Nasional melibatkan kabupaten/kota yang
berada di wilayah Kawasan Pariwisata Prioritas dan
Strategis Nasional serta Kawasan Ibukota Negara.

Kami percaya bahwa penerapan smart city harus


direncanakan dan dimaknai sebagai sebuah program yang
terarah dan berkesinambungan, bukan sebuah tren
sesaat. Untuk itu, dalam Gerakan Smart City Nasional ini
selalu ada ikhtiar refleksi dan evaluasi dari apa yang sudah
direncanakan dan apa yang sudah dilaksanakan.

Dari hasil diskusi evaluasi pelaksanaan program di


tahun pertama, kami dan para pembimbing nasional
merasa perlu membuat dua hal. Pertama,
penyempurnaan atas Pedoman Evaluasi ini, berdasarkan

iii
masukan-masukan berharga dan pengalaman di 100
(serratus) kabupaten/kota, serta masukan-masukan
substansi baru dalam pelaksanaan evaluasi smart city di
Indonesia.

Pedoman Evaluasi (Versi 2.0) yang dibuat ini


menjelaskan secara terperinci mekanisme dan prosedur
evaluasi serta konsultasi dari pelaksanaan Program
Gerakan Smart City Nasional dan disusun dengan
menggunakan pendekatan evaluasi berbasis hasil dengan
fokus pada pencapaian hasil-hasil utama, bukan pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat mikro atau rutin.
Beberapa faktor utama yang akan dinilai adalah tindak
lanjut dari pelaksanaan masterplan serta roadmap, baik
dari segi regulasi maupun anggaran, hingga dokumentasi
yang terverifikasi dari implementasi lapangan

Kami harapkan Pedoman ini mudah dipahami oleh


semua pemangku kepentingan sehingga proses evaluasi
dan konsultasi dan berjalan secara efektif, objektif,
transparan, dan akuntabel serta tentu saja berkontribusi
untuk perbaikan yang kontinyu atas penerapan smart city
di masing masing tempat.

iv
Akhirnya, kami berterima kasih atas dukungan
serta upaya kolaborasi yang baik dari Kantor Staf
Kepresidenan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Kementerian Koperasi dan UKM, Bappenas, serta
para stakeholder lain dalam program ini.

Jakarta, Agustus 2021

Dirjen APTIKA

Semuel Abrijani Pangerapan

v
Daftar Isi

Kata Sambutan Dirjen Aptika Kemkominfo ................ iii


Daftar Isi ..................................................................... vi
Penjelasan Umum ........................................................ viii
Bab I: Pendahuluan .................................................. 1
I.1. Latar Belakang .............................................. 1
I.2. Tentang Gerakan Smart City ........................ 4
I.3. Dasar Hukum ................................................ 6
I.4. Maksud, Tujuan, dan Sasaran ....................... 9
I.5. Ruang Lingkup .............................................. 11
I.6. Objek Evaluasi .............................................. 11
I.7. Tata Tertib Evaluasi ...................................... 11
I.8. Sistematika Pedoman Evaluasi ..................... 13
Bab II: Metodologi .................................................... 15
II.1. Kerangka Pikir Evaluasi ............................... 15
II.2. Indikator Evaluasi ........................................ 18
II.3. Pertanyaan Evaluasi..................................... 21
Bab III: Tahapan Evaluasi ........................................... 31
III.1. Persiapan Evaluasi ..................................... 31
III.2. Pelaksanaan Evaluasi ................................. 35
III.3. Laporan Hasil Evaluasi ................................ 38
Bab IV: Jadwal Kegiatan ............................................. 41
Bab V: Penutup.......................................................... 45

vi
Lampiran ...................................................................... 46
1. Formulir Evaluasi Smart City............................... 47
2. Format Kuesioner Evaluasi Dampak kepada
Masyarakat....................................................... 75
3. Format Kuesioner Pelaksnaaan Program Kepada PIC
Program Smart City .......................................... 80
4. Format Isian Manajemen Risiko Program Quick Wins
Smart City ......................................................... 84

vii
Penjelasan Umum

1. Daerah (provinsi/kota/kabupaten/desa) pintar atau


smart city adalah konsep pengelolaan daerah
berkelanjutan dan berdaya saing yang dibangun
untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih
aman, lebih mudah, lebih sehat, dan lebih makmur
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi serta inovasi yang diarahkan untuk
perbaikan kinerja, meningkatkan efisiensi, dan
melibatkan partisipasi masyarakat.
2. Smart Nation adalah sebuah kondisi ideal dimana
setiap daerah (kota, kabupaten, provinsi) dalam suatu
bangsa telah mampu mengimplementasikan konsep
daerah pintar dalam proses pembangunan.
3. Gerakan Smart City Nasional adalah program bersama
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR,
Bappenas, dan Kantor Staf Kepresidenan yang
bertujuan untuk memberikan pendampingan dan
bimbingan bagi kota dan kabupaten di Indonesia yang
memiliki kesiapan untuk mengimplementasikan
smart city.
4. Kementerian Komunikasi dan Informatika selanjutnya
disebut sebagai Kemenkominfo adalah lembaga
kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan komunikasi dan informatika.

viii
5. Pemerintah Daerah Otonom selanjutnya disebut
sebagai Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah otonom.
6. Kepala Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota
7. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Bimbingan Teknis adalah kegiatan pengembangan
kapasitas individu maupun institusi dengan
memberikan tuntunan dan petunjuk yang bersifat
teknis.
9. Evaluasi adalah adalah rangkaian kegiatan
membandingkan realisasi masukan (Input), keluaran
(Output), hasil (Outcomes), dan dampak (Impact)
terhadap rencana dan standar.
10. Konsultasi adalah aktivitas pertukaran pikiran untuk
mendapatkan timbal balik berupa informasi, nasehat,
atau saran.
11. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh
instansi pemerintah.

ix
12. Kegiatan adalah adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja
sebagai bagian untuk pencapaian sasaran yang
terukur pada suatu program dan terdiridari
sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya untuk
menghasilkan keluaran (Output) dalam bentuk
barang/jasa.
13. Quick Win adalah adalah suatu inisiatif yang mudah
dan cepat dicapai yang mengawali suatu program
yang besar.
14. Masterplan adalah rencana induk pembangunan dan
atau pengembangan yang bersifat komprehensif dan
jangka panjang.
15. Pembimbing Gerakan Smart City Nasionla selanjutnya
disebut sebagai Pembimbing adalah tenaga ahli atau
narasumber yang memberikan petunjuk dan saran
pengembangan master plan smart city yang ditunjuk
oleh Kementerian.
16. Peserta Gerakan Smart City Nasional selanjutnya
disebut sebagai Peserta adalah pemerintah
kabupaten/kota yang terpilih untuk mendapat
pendampingan pengembangan smart city dalam
Gerakan Smart City Nasional.
17. Evaluator adalah seseorang atau sekelompok orang
atau unit-unit kerja yang melakukan evaluasi atas
pelaksanaan Gerakan Smart City Nasional.
18. Panduan Evaluasi Gerakan Smart City Nasional
selanjutnya disebut sebagai Panduan Evaluasi adalah
panduan dan alat bantu proses evaluasi Gerakan
Smart City Nasional.

x
19. Panduan Penyusunan Masterplan Smart City Gerakan
Smart City Nasional selanjutnya disebut sebagai
Panduan Penyusunan Masterplan adalah rencana
induk pengembangan kota/kabupaten berdasarkan
konsep smart city.
20. Indikator Evaluasi adalah hal-hal yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk kinerja dan capaian Gerakan Smart
City Nasional.
21. Laporan Hasil Evaluasi adalah hasil ulasan akan
kegiatan yang telah berlalu yang berisi temuan-
temuan, kesimpulan dan rekomendasi.
22. Self-Evaluation atau evaluasi mandiri adalah evaluasi
yang dilaksanakan oleh evaluator internal yang telah
disepakati oleh pemerintah daerah dan pemerintah
pusat.
23. Evaluasi Panel atau Evaluasi Pembimbing adalah
evaluasi yang dilaksanakan oleh Pembimbing smart
city yang ditunjuk oleh Kemenkominfo sebagai
evaluator eksternal terhadap Peserta.

xi
Bab I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Dari waktu ke waktu masyarakat Indonesia


semakin familiar dan bergantung kepada teknologi
dan layanan berbasis digital. Fenomena ini didorong
oleh dampak langsung pemanfaatan teknologi dalam
bentuk peningkatan efisiensi, kenyamanan,
keamanan serta tuntutan perkembangan gaya hidup
masyarakat di era digital. Gelombang tranformasi ini
terus menguat bahkan digitalisasi telah masuk ke
ruang-ruang yang paling pribadi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Sebuah data menunjukkan
bahwa pada awal tahun 2018 pengguna internet di
Indonesia telah mencapai 132.7 juta jiwa dan
sebanyak 130 juta jiwa merupakan pengguna aktif
media sosial. Mayoritas masyarakat Indonesia juga
memiliki sikap dan respon yang positif terhadap
pemanfaatan teknologi digital, tercatat dari total
jumlah penduduk sebesar 265.4 juta jiwa sebanyak 71
% percaya bahwa teknologi menawarkan lebih
banyak kebaikan daripada kerugian sedangkan
sebesar 68 % percaya bahwa dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan pendekatan digital lebih baik
daripada manual.

1
Seyogyanya fenomena digitalisasi ini harus bisa
disikapi dengan bijak. Untuk itu diperlukan strategi
dan pendekatan yang komprehensif, inklusif, efektif
dan berkelanjutan. Dalam hal ini konsep smart city
merupakan pendekatan yang paling tepat. Smart city
merupakan sebuah konsep yang dibangun untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih aman,
lebih mudah, lebih sehat, dan lebih makmur dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
serta inovasi yang diarahkan untuk perbaikan kinerja,
meningkatkan efisiensi, dan melibatkan partisipasi
masyarakat. Konsep pembangunan berbasis smart
city secara komprehensif menjawab tantangan-
tantangan yang muncul di tengah kompleksnya
kehidupan di era digital dimana aktor-aktor
penyusunnya yaitu manusia, teknologi, dan
lingkungan saling terhubung dan mempengaruhi.

Dukungan pemerintah dalam percepatan


implementasi smart city di Indonesia diwujudkan
dalam Gerakan Smart City Nasional. Gerakan ini
merupakan program bersama Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kantor
Staf Kepresidenan yang bertujuan untuk
membimbing pemerintahan kota/kabupaten dalam
menyusun masterplan pengembangan smart city.
Masterplan ini berguna untuk menjawab tantangan-
tantangan bukan hanya di sektor pelayanan

2
pemerintah tetapi juga meluas ke sektor ekonomi,
finansial, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

Gerakan Smart City Nasional terus berkembang.


Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 25 (dua puluh
lima) kabupaten/kota terpilih sebagai daerah yang
berhak menerima bimbingan. Sedangkan pada tahun
2018 terdapat 50 (lima puluh) kabupaten/kota yang
siap dipandu dalam pengembangan smart city.
Sampai dengan tahun 2019 ditargetkan akan ada tak
kurang dari 100 (seratus) kabupaten/kota yang akan
memiliki perencanaan menyeluruh pembangunan
smart city. Gerakan ini secara kontinu melebarkan
jangkauannya meliputi cakupan yang lebih luas.
Berkaitan dengan perkembangan ini maka penting
kiranya untuk disusun sebuah panduan evaluasi dan
konsultasi untuk memantau kemajuan,
mengidentifikasi tantangan dan akhirnya
menghasilkan solusi perbaikan di masa mendatang.
Proses evaluasi dan konsultasi yang dimaksud juga
bertujuan untuk memastikan sikronisasi, integrasi,
dan sinergi antara proses implementasi perencanaan
pengembangan smart city di tingkat pusat dengan
daerah, kesesuaian pencapaian sasaran, dan
penggunakan sumberdaya secara efisien dan
bertanggung jawab.

Lebih lanjut, panduan ini menjelaskan secara


terperinci mekanisme dan prosedur evaluasi
pelaksanaan Gerakan Smart City Nasional.
Diharapkan pedoman ini dapat dengan mudah

3
dipahami oleh berbagai semua pemangku
kepentingan yang terlibat sehingga proses evaluasi
dan konsultasi dapat berjalan secara efektif, objektif,
transparan dan akuntabel.

I.2. Tentang Gerakan Smart City Nasional

Gerakan Smart City Nasional merupakan respon


positif pemerintah atas berbagai permasalahan
pembangunan di daerah dimana diperlukan sebuah
pendekatan pembangunan daerah yang tidak lagi
biasa namun harus dilakukan dengan cepat, efektif,
dan efisien dengan mengedepankan pendekatan yang
kolaboratif, sinergis, dan integratif melalui konsep
smart city.

Pemerintah, dalam hal ini yang digawangi oleh


Kemenkominfo melalui Direktorat LAIP bekerja sama
dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, dan Kantor Staf
Presiden menginisiasi penyelenggaraan Gerakan
Smart City yang sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu.

Diawali dengan dipilihnya 25 (dua puluh lima)


kota dan kabupaten di tahun 2017 sebagai peserta
Gerakan Smart City, dan dilanjutkan dengan 50 (lima
puluh) kota dan kabupaten di tahun 2018 dan
kemudian 25 (dua puluh lima) kota dan kabupaten di
tahun 2019, sehingga secara total sudah terdapat 100
(serratus) kota dan kabupaten dengan landasan yang
kuat untuk menjadi smart city dan dapat menjadi role

4
model pelaksanaan smart city di Indonesia bagi
daerah-daerah lainnya.

Daerah-daerah yang menjadi peserta dalam


Gerakan Smart City Nasional dipilih dengan melalui
tahap seleksi, dengan melibatkan asesor dari berbagai
kalangan, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
maupun praktisi yang memang pakar dibidang smart
city. Para asesor tersebut ditunjuk oleh
Kemenkominfo untuk mengukur kesiapan daerah
dalam menjalankan Program Menuju 100 Smart City
dengan melihat kesiapan daerah pada aspek
perencanaan, kelembagaan, aplikasi, dan
infrastruktur.

Kota dan kabupaten yang terpilih dan menjadi


peserta Gerakan Smart City Nasional tersebut
kemudian menjalani serangkaian proses bimbingan
dan pendampingan dari para Pembimbing untuk
memperkuat aspek fundamental menuju
kota/kabupaten yang smart sesuai dengan
keunggulan dan potensi juga tantangan khas
daerahnya masing-masing.

Bentuk pendampingan yang dilakukan oleh


Kementerian adalah dengan membantu kota dan
kabupaten peserta program menyusun perencanaan
sebagai acuan pelaksanaan program smart city
dengan milestone dan roadmap yang jelas dalam
bentuk rencana induk atau masterplan untuk jangka
waktu 5 hingga 10 tahun. Disamping itu, terdapat

5
Quick Win yang ditentukan oleh masing-masing
daerah sebagai bentuk implementasi inovasi yang
dapat diwujudkan dalam jangka pendek sebagai bukti
komitmen daerah untuk menjadi smart city.

Di akhir pendampingan oleh para Pembimbing,


kota dan kabupaten yang berhasil menjalani proses
dengan baik, dengan hasil yang sesuai dengan
kesepakatan yang tertuang di dalam Memorandum of
Understanding (MoU) antara kepala daerah dan
Kemenkominfo, mendapatkan apresiasi dari
Pemerintah serta mendapat kesempatan untuk dapat
saling berbagi tentang praktik dan implementasi
smart city di daerahnya masing-masing.

Sedangkan untuk menjaga komitmen dan


pelaksanaan master plan smart city yang telah
tersusun, juga melanjutkan Quick Win untuk tahun-
tahun berikutnya, dilaksanakan mekanisme evaluasi
dan konsultasi bagi kota dan kabupaten peserta
program di tahun berikutnya setelah proses
pendampingan berakhir. Dengan demikian, capaian
dan kesinambungan program smart city yang telah
direncanakan dapat terukur dengan baik.

I.3. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;

6
c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah;
h. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
i. Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
j. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE);
k. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019
tentang Satu Data Indonesia;
l. Peraturan Presidon Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
m. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional Tahun 2010-2025;
n. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang

7
Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak;
o. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak;
p. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak;
q. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Panduan Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak;
r. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Hasil Pemetaan
Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang
Komunikasi dan Informatika;
s. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang
Komunikasi dan Informatika;
t. Nota Kesepakatan Antara Ditjen Aptika,
Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan 48 Kepala Daerah Tahun 2021 Tentang
Impementasi Program Kota Cerdas (Smart City)
Kota/ Kabupaten Pada Kawasan Pariwisata
Prioritas Nasional dan Kawasan Ibu kota Negara
Baru;

8
u. SNI ISO 37120:2018 tentang pembangunan
Perkotaan dan Masyarakat yang Berkelanjutan –
Indikator-Indikator untuk Layanan Perkotaan dan
Kualitas Hidup; dan
v. SNI ISO 317122:2019 tentang Perkotaan dan
masyarakat berkelanjutan – Indikator untuk kota
cerdas.
I.4. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Buku panduan evaluasi Gerakan Smart City


Nasional ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, tim pelaksana,
tim evaluator, serta entitas internal maupun eksternal
lainnya yang terlibat dalam proses evaluasi
implementasi Gerakan Smart City.
Tujuan pelaksanaan evaluasi smart city dari
Gerakan Smart City Nasional adalah:
a. Mengawal program integrasi, sinkronisasi, dan
sinergi antara perencanaan pengembangan smart
city di tingkat pusat dan daerah;
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan akselerasi dokumen Masterplan
Smart City dan dokumen RPJMD;
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi pencapaian
sasaran pembangunan smart city di daerah;
d. Melakukan pemantauan, evaluasi, dan konsultasi
atas implementasi dokumen Masterplan Smart
City untuk program Jangka Pendek, termasuk
Program Quick Win;

9
e. Menjamin proses pengembangan pembangunan
smart city yang efektif, efisien, inklusif, partisipatif
dan berkesinambungan.

Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah:


a. Adanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antara
perencanaan pengembangan smart city di tingkat
pusat dan daerah;
b. Terwujudnya akselerasi dokumen Masterplan
Smart City dan dokumen RPJMD;
c. Terwujudnya sasaran pembangunan smart city di
daerah sesuai dengan dokumen Masterplan Smart
City;
d. Terjadinya kesinambungan implementasi program
smart city jangka pendek, menengah dan panjang
sesuai dengan dokumen Masterplan Smart City
dan terlaksananya Program Quick Win di setiap
tahapannya;
e. Peningkatan proses pengembangan pembangunan
smart city yang efektif, efisien, inklusif, partisipatif,
dan berkesinambungan.

10
Karenanya, dalam
Gerakan Smart City ini
Betul… smart city dilakukan pemantauan dan
tidak boleh dilakukan evaluasi secara berkala
Hmm…Ternyata untuk menjamin
hanya sebagai tren
pelaksanaan smart city kesinambungan tersebut
yang bisa berhenti
harus terarah dan
kapan saja
berkesinambungan

I.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan evaluasi di dalam


Panduan ini adalah terkait pelaksanaan Gerakan
Smart City Nasional yang diselenggarakan oleh
Kemenkominfo. Ruang lingkup dari evaluasi yang
dilaksanakan adalah mencakup keluaran yang dicapai
dalam implementasi berbagai program pembangunan
smart city, hasil yang diperoleh, dampak yang
dirasakan oleh masyarakat serta kelangsungan
Program Quick Wins. Sebagai komplementer kegiatan
evaluasi, pada saat pelaksanaan kegiatan evaluasi,

11
dapat dilakukan konsultasi oleh para peserta kepada
para evaluator berkaitan dengan perbaikan proses
pembangunan smart city di daerahnya.

I.6. Objek Evaluasi

Objek evaluasi adalah program pembangunan


smart city di daerah yang dinilai berdasarkan progress
serta hasil yang dicapainya. Dalam hal ini evaluasi
dilakukan pada Peserta Gerakan Smart City Nasional
yang telah menyelesaikan proses pendampingan
dengan hasil yang sesuai dengan kesepakatan di
dalam MoU antara Kepala Daerah dan
Kemenkominfo. Sehingga pelaksanaan evaluasi dan
konsultasi yang dilaksanakan kota dan kabupaten
sesuai dengan kriteria tersebut.

I.7. Tata Tertib Evaluasi

Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi, terdapat


beberapa tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta,
yaitu:

1. Daerah harus mengirimkan hasil isian formulir


Evaluasi Mandiri dan data-data pendukung lain
terkait evaluasi sebagaimana yang diminta oleh
Kementerian selambat-lambatnya 7 hari sebelum
dilaksanakan evaluasi oleh Tim Evaluator;
2. Pengisian data dan informasi yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan evaluasi dilakukan sekurang-
kurangnya oleh pejabat setingkat Eselon III yang

12
berasal dari Dinas Komunikasi dan Informasi
(Diskominfo) dan/atau Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda);
3. Pada saat evaluasi, Peserta diberikan waktu
selama 15 menit untuk memaparkan
perkembangan implementasi smart city di
daerah, dan dilanjutkan dengan tanya jawab dan
wawancara dengan Tim Evaluator;
4. Bagi Peserta yang mendapatkan kesempatan
memaparkan perkembangan implementasi smart
city kepada Tim Evaluator, wajib diwakili oleh
sekurang-kurangnya pejabat daerah setingkat
Eselon II yang berasal dari Dinas Komunikasi dan
Informasi (Diskominfo) dan/atau Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);
5. Pemaparan daerah pada saat evaluasi sekurang-
kurangnya mencakup poin-poin berikut:
a. Tindak lanjut sinkronisasi Masterplan Smart
City dengan RPJMD;
b. Tindak lanjut penyusunan peraturan daerah
tentang smart city;
c. Tindak lanjut pelaksanaan program dan
kegiatan smart city sesuai dengan roadmap
yang telah disusun beserta pagu anggaran
indikatif-nya dan pagu anggaran definitif
untuk program di tahun berjalan;
d. Tindak lanjut pelaksanaan Quick Win yang
dilakukan pada tahun sebelumnya dan pada
tahun berjalan;

13
e. Dokumentasi implementasi smart city yang
melibatkan seluruh stakeholders (masyarakat,
swasta, perguruan tinggi, pemerintah daerah);
f. Dokumentasi perubahan kondisi sebelum dan
sesudah implementasi smart city di daerah;
g. Rencana keberlanjutan program smart city di
daerah.

I.8. Sistematika Pedoman Evaluasi

Buku Pedoman Evaluasi Gerakan Smart City


Nasional ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut:

Bab I Pendahuluan memuat latar belakang,


Gerakan Smart City Nasional, dasar hukum,
maksud dan tujuan, ruang lingkup, objek
evaluasi, dan sistematika panduan
evaluasi;
Bab II Metodologi memuat kerangka pikir
evaluasi, indikator, Pertanyaan Evaluasi
dan Penilaian Evaluasi;
Bab III Tahapan Evaluasi memuat persiapan
evaluasi, pelaksanaan evaluasi, dan
laporan hasil evaluasi;
Bab IV Jadwal Kegiatan menguraikan tahapan
kerja berdasarkan waktu tertentu;
Bab V Penutup merangkum seluruh isi bahasan
buku pedoman evaluasi.

14
Bab II

Metodologi

II.1. Kerangka Pikir

Proses evaluasi yang dilakukan dalam Gerakan


Smart City Nasional disusun dengan menggunakan
pendekatan evaluasi berbasis hasil (result-based
evaluation) dimana pada evaluasi berbasis hasil
tersebut, evaluasi difokuskan terhadap pencapaian
hasil utama dan pokok dari pelaksanaan sebuah
program pembangunan dimana dalam panduan ini
adalah program smart city di daerah. Pendekatan
evaluasi berbasis hasil tidak dilakukan untuk
mengukur pencapaian kegiatan yang bersifat mikro,
seperti belanja barang atau aktivitas-aktivitas yang
bersifat rutin, melainkan berfokus pada pencapaian
program dan rencana aksi sebagaimana yang telah
dituangkan dalam roadmap pada dokumen
Masterplan Smart City yang telah diselesaikan.

Dalam pelaksanaannya, proses evaluasi Gerakan


Smart City Nasional idilakukan terhadap 5 (lima)
dimensi, yaitu:

1. Kondisi awal program smart city (Baseline):

Baseline atau kondisi awal memberikan


deskripsi mengenai status awal dari pelaksanaan

15
program pembangunan smart city di daerah.
Dalam hal ini evaluasi Baseline, dilakukan untuk
mengetahui seberapa baik perkembangan
pelaksanaan program pembangunan smart city
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Evaluasi Baseline dilakukan terhadap


2 elemen, yaitu:
1. Perencanaan;
2. Realisasi;

2. Keluaran program smart city (Output):

Output atau keluaran merupakan hasil


langsung dari proses pendampingan yang
dilakukan kepada Peserta Gerakan. Evaluasi
terhadap Output dilakukan terhadap tiga elemen,
yaitu: kebijakan smart city, kelembagaan smart
city, dan anggaran smart city. Sehingga evaluasi
Output, dilakukan untuk mengukur capaian
keluaran dari pelaksanaan Gerakan Smart City
terhadap daerah Peserta.

Evaluasi Output dilakukan terhadap 3


elemen, yaitu:
1. Kebijakan;
2. Kelembagaan, dan
3. Anggaran;

16
3. Hasil program smart city (Outcome):

Outcome atau hasil merupakan keluaran


lanjutan dari Gerakan Smart City yang dijalankan
oleh Peserta di daerahnya. Evaluasi terhadap
Outcome dilakukan untuk melihat adanya tindak
lanjut dari Output (keluaran) setelah selesainya
proses pendampingan oleh Kemenkominfo.

Evaluasi terhadap Outcome dilakukan untuk


mengukur pelaksanaan implementasi smart city di
daerah. Terdapat 3 (tiga) elemen di dalam
evaluasi terhadap Pelaksanaan smart city, yaitu:
program pembangunan smart city, pelaksanaan
roadmap smart city, dan pelaksanaan rencana
aksi smart city di daerah.

Evaluasi Outcome dilakukan terhadap


3 elemen, yaitu:
1. Program
2. Roadmap
3. Rencana Aksi

4. Dampak program smart city (Impact):

Evaluasi terhadap Impact atau dampak


dilakukan untuk melihat adanya perubahan yang
nyata di tengah-tengah masyarakat dengan
adanya implementasi smart city di daerah peserta
serta menilai adanya kesinambungan dan
keberlanjutan dari program smart city di sana.

17
Evaluasi terhadap dampak dari implementasi
smart city di daerah dilakukan terhadap 3 (tiga)
elemen, yaitu: perbaikan kondisi daerah,
keterlibatan masyarakat, dan keberlanjutan
program smart city. Penilaian terhadap dimensi
Dampak dilakukan melalui mekanisme
penyebaran kuesioner kepada masyarakat guna
mengukur tingkat kebermanfaatan yang
dirasakan.

Evaluasi Impact dilakukan terhadap 3


elemen, yaitu:
1. Perbaikan
2. Keterlibatan Masyarakat
3. Keberlanjutan

5. Pelaksanaan Program Quick Win:

Evaluasi terhadap program Quick Win pada


substansinya dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai 2 (dua) hal, yaitu:
pelaksanaan program Quick Win dan juga
Manajemen Risiko dari program Quick Win
tersebut.

Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan program


Quick Win dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, keberlanjutan, kebutuhan sumber

18
daya, hingga kemitraan dan pengembangan yang
akan dilakukan berkaitan dengan program Quick
Win tersebut kedepannya. Sedangkan pada aspek
Manajemen Risiko, hal yang akan dievaluasi
adalah kemampuan pemerintah daerah dalam
mengidentifikasi berbagai risiko yang dapat
mengancam pelaksanaan program Quick Win
serta rencana mitigasi untuk tiap-tiap risiko yang
telah diidentifikasi tersebut.

II.2. Indikator Evaluasi

Setiap elemen yang dievaluasi dari setiap dimensi


memiliki alat ukurnya masing-masing. Dalam
mengukur capaian elemen tersebut, terdapat
seperangkat indicator yang digunakan sebagai alat
ukur tersebut. Indikator penilaian dalam evaluasi
smart city pada setiap dimensi dan elemen dapat
dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Dimensi, Elemen, dan Indikator Evaluasi Smart


city

Dimensi Baseline
Elemen Perencanaan
Indikator 1 Master Plan Smart City
yang sudah memiliki
payung hukum
2 Aktivitas Dewan Smart
City
3 Aktivitas Lembaga
Pengelola Smart City
19
Elemen Realisasi
Indikator 1 Realisasi Program Smart
City Tahun sebelumnya
2 Realisasi Rencana Aksi
Smart City tahun
sebelumnya
Dimensi Output
Elemen Kebijakan Smart city
Indikator 1 Ketersediaan Peraturan
Smart city
Elemen Kelembagaan Smart city
Indikator 1 Keberlangsungan Fungsi
Dewan Smart city
2 Keberlangsungan Fungsi
Pelaksana Smart city
3 Keterlibatan OPD dalam
Program Smart city
4 Keberlangsungan Fungsi
Forum Smart city Daerah

Elemen Anggaran Smart city


Indikator 1 Ketersediaan Anggaran
dari APBD untuk Program
Smart city
2 Ketersediaan Anggaran
dari Sumber Pembiayaan
Alternatif untuk Program
Smart city
Dimensi Outcome
Elemen Program
Indikator 1 Program Smart
Governance di tahun
berjalan

20
Kesehatan Fiskal dan
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
Inovasi Pelayanan Publik
2 Program Smart Branding
di tahun berjalan
Kemudahan Berusaha
3 Program Smart Economy
di tahun berjalan
Kesejahteraan
Masyarakat
4 Program Smart Living di
tahun berjalan
Pelayanan Dasar Publik
Bidang Kesehatan
Pelayanan Dasar Publik
Bidang Infrastruktur
5 Program Smart Society di
tahun berjalan
Pelayanan Dasar Publik
Bidang Pendidikan
Kebencanaan
6 Program Smart
Environment di tahun
berjalan
Pengelolaan Sampah
Elemen Rencana Aksi

21
Indikator 1 Pelaksanaan Rencana
Aksi Peningkatan
Kapasitas SDM
2 Pelaksanaan Rencana
Aksi Pembangunan
Infrastruktur Pendukung
Smart city
3 Pelaksanaan Rencana
Aksi Pengembangan
Aplikasi Pendukung
Smart city
4 Pelaksanaan Rencana
Aksi Pengembangan
Literasi Smart city
Dimensi Impact (per Dimensi Smart City)
Elemen Perbaikan
Indikator 1 Layanan Program
Quickwins
Transparansi
Pembangunan Program
Quick Wins
Infrastruktur fisik dan
digital
Kualitas hidup ekonomi
Kualitas hidup sosial
(pendidikan, kesehatan,
keamanan, lingkungan)
Kemanfaatan hasil
pembangunan
infrastruktur fisik atau
digital yang dibangun
pemerintah
Elemen Keterlibatan Masyarakat

22
Indikator 1 Peran serta masyarakat
dalam program smart
city
Dimensi Quick Win
Indikator 1 Perumusan inovasi
2 Daya tarik inovasi
3 Manfaat inovasi
4 Keunikan inovasi
5 Peluang kemitraan
6 Potensi pengembangan
7 Keberlangsungan
8 Sumber daya
9 Manajemen Risiko
10 Keberlanjutan

II.3. Pertanyaan Evaluasi

Pertanyaan evaluasi, baik pada evaluasi mandiri


maupun evaluasi oleh tim panel dilakukan sesuai
dengan dimensi, elemen dan indikator evaluasi,
namun disusun dalam format yang berbeda.
Pertanyaan pada evaluasi mandiri bersifat terbuka,
dengan jawaban berupa uraian yang dilengkapi
dengan isian berupa data statistik terkait penerapan
smart city. Format pertanyaan evaluasi mandiri,
disajikan pada bagian Lampiran I.

Sedangkan pertanyaan pada evaluasi Tim Evaluator


berupa pertanyaan tertutup, dimana Tim Evaluator
memberikan penilaian dalam skala angka 1-4 sesuai
dengan interpretasi Tim Evaluator atas kondisi yang
disampaikan oleh Peserta. Pertanyaan dan tabel
23
evaluasi Tim Evaluator pada setiap dimensi disajikan
pada Lampiran II.

1. Evaluasi Keluaran Program Smart City (Output)

Pertanyaan pada evaluasi Output disusun untuk


melihat tindak lanjut pelaksanaan smart city
setelah proses pendampinigan dalam gerakan
selesai dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan pada
evaluasi Output adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan Smart city

• Apakah sudah terdapat regulasi berupa


Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala
Daerah tentang smart city sudah tersedia
setelah Daerah Anda menjalani Program
Gerakan Menuju 100 Smart City?

2) Kelembagaan Smart city

• Apakah fungsi Dewan Smart City berjalan


saat ini?
• Apakah fungsi Tim Pelaksana Smart City
sudah berjalan saat ini?
• Apakah OPD-OPD lain sudah terlibat
secara aktif dalam pelaksanaan smart city
yang dapat dilihat di dalam program dan
kegiatan di dalam Rencana Strategis
(Renstra) setiap OPD?

24
• Apakah Forum Smart City Daerah sudah
terbentuk dan berkontribusi aktif dalam
pelaksanaan smart city di daerah?

3) Anggaran Smart city

• Berapa persen nilai anggaran program di


seluruh OPD dalam APBD yang terkait
dengan pembangunan Smart City?
• Sejauh mana pembiayaan alternatif (non-
APBD) tersedia untuk membiayai atau
mendukung pelaksanaan program
pembangunan smart city?

2. Evaluasi Hasil Program Smart City (Outcome)

Pertanyaan pada evaluasi Outcome disusun untuk


melihat hasil dari pelaksanaan program
pembangunan smart city sebagaimana yang telah
direncanakan di dalam Masterplan Smart City.
Pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi Outcome
adalah sebagai berikut:

1) Program
a) Smart Governance
• Sejauh mana program Smart
Governance sudah berjalan di tahun
ini?
• Sejauh mana kinerja kesehatan fiskal
dan pengelolaan keuangan daerah
(Laporan Keuangan Daerah BPK)?

25
• Sejauh mana Status Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LKPPD Kemendagri)?
• Sejauh mana Nilai SPBE KemanPANRB?
• Sejauh mana tingkat akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah (LAKIP)
• Sejauh mana daerah Anda sudah
pernah masuk ke dalam peringkat
SINOVIK?
b) Smart Branding
• Sejauh mana program Smart Branding
sudah berjalan di tahun ini?
• Sejauh mana tingkat kemudahan
berusaha daerah Anda?
c) Smart Economy
• Sejauh mana program Smart Economy
sudah berjalan di tahun ini?
• Sejauh mana persentase penduduk
miskin pada (Tahun - 1)?
• Sejauh mana IPM di daerah Anda pada
(Tahun - 1)?
d) Smart Living
• Sejauh mana program Smart Living
sudah berjalan di tahun ini?
• Sejauh mana persentase Baduta
Stunting yang sudah tertangani 1
tahun terakhir?

26
• Sejauh mana persentase Balita sudah
mendapatkan Imunisasi lengkap dalam
1 tahun terakhir?
• Sejauh mana cakupan persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan
dalam 1 tahun terakhir?
• Sejauh mana persentase Rumah
Tangga dengan Sumber Air Minum
Layak (banyaknya rumah tangga
dengan aksses sumber air minum
layak/jumlah rumah tangga) dalam 1
tahun terakhir?
• Sejauh mana persentase Rumah
Tangga dengan Akses Sanitasi Layak
(jumlah rumah tangga dengan akses
sanitasi layak/jumlah rumah tangga)
dalam 1 tahun terakhir?
• Sejauh persentase Jalan (kota/kab)
Kondisi Mantap (panjang jalan kondisi
mantap/total panjang jalan) dalam 1
tahun terakhir?
e) Smart Society
• Sejauh mana program Smart Society
sudah berjalan di tahun ini?
• Sejauh mana Peta Mutu Pendidikan di
kota/kabupaten Anda (rasio penduduk
usia wajib belajar 9 tahun
dibandingkan daya tampung)?

27
• Sejauh mana Angka Partisipasi Murni
wajib belajar 9 tahun di
kota/kabupaten Anda (rasio murid
wajib belajar 9 tahun dibandingkan
jumlah penduduk usia wajib belajar)?
• Sejauh mana pemerintah memiliki
program mitigasi (sebelum terjadi)
bencana?
• Sejauh mana pemerintah memiliki
program penanganan saat terjadinya
bencana?
• Sejauh mana pemerintah memiliki
program pemulihan setelah terjadinya
bencana?
f) Smart Environment
• Sejauh mana program Smart
Environment sudah berjalan di tahun
ini?
• Sejauh mana program inovasi
pembatasan sampah?
• Sejauh mana inovasi dalam
pengelolaan daur ulang dan guna
ulang sampah?
2) Rencana Aksi
• Sejauh mana rencana aksi pengembangan
kapasitas SDM sudah dijalankan sesuai
dengan Masterplan Smart City?

28
• Sejauh mana rencana aksi pengembangan
infrastruktur sudah dijalankan sesuai
dengan Masterplan Smart City?
• Sejauh mana rencana aksi pengembangan
aplikasi pendukung smart city sudah
dijalankan sesuai dengan Masterplan
Smart City?
• Sejauh mana rencana aksi pengembangan
literasi smart city sudah dijalankan sesuai
dengan Masterplan Smart City?

3. Evaluasi Dampak Program Smart City (Impact)

Evaluasi Impact ditujukan untuk dapat mengukur


tingkat kebermanfaatan dari program
pembangunan smart city yang dirasakan oleh
masyarakat. Evaluasi Impact dilakukan dengan
mengambil sampel berupa program unggulan
atau Quick Win sebanyak 1 (satu) program per
dimensi smart city. Pengukuran dampak dilakukan
dengan sistem penyebaran kuesioner langsung
kepada masyarakat. Hasil survei kemudian akan
diolah serta dikuantifikasi untuk dapat
memberikan ukuran tingkat kebermanfaatan dari
program pembangunan smart city di daerah
tertentu.
Mekanisme survei dilakukan per dimensi, sebab
sebagaimana telah disampaikan bahwa dampak
kebermanfaatan program pembangunan smart
city diukur dengan cara pengambilan sampel

29
program unggulan atau Quick Win per dimensi
smart city. Oleh sebab itu, dimungkinkan bahwa
dampak pembangunan smart city pada dimensi
Smart Governance memiliki dampak yang lebih
signifikan dibandingkan dimensi lainnya pada
suatu daerah, namun karakteristik yang berbeda
dapat muncul pada daerah lainnya.
Pertanyaan pada evaluasi dampak atau Impact
disusun untuk melihat adanya keberlanjutan
implementasi smart city di daerah Peserta.
Pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi impact
adalah sebagai berikut:

1) Perbaikan
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata peningkatan kualitas
layanan Quick Win dari sisi efisiensi dan
efektifitas?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata perbaikan dalam
transparansi (keterbukaan) pembangunan
program Quick Win (seperti anggaran,
proses pembuatan kebijakan, pelaksana)?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata perbaikan dalam
pembangunan infrastruktur fisik (misalnya
jembatan, waduk, dll) dan digital (misalnya

30
akses internet, informasi, data) terkait
dengan program Quick Win?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata peningkatan
pendapatan keluarga saya terkait program
Quick Win?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata peningkatan kualitas
pada salah satu aspek sosial di atas terkait
program Quick Win?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata manfaat dari
pembangunan infrastruktur fisik atau
digital terkait program Quick Win?
2) Keterlibatan Masyarakat
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata kerterlibatan dalam
program Quick Win?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata masyarakat yang
melakukan sosialisasi program Quick Win?
• Berdasarkan hasil survei terhadap
responden pengguna program Quick Win,
berapa nilai rata-rata masyarakat yang

31
merasa puas (bermanfaat) dengan hasil
implementasi program Quick Win?

Dikarenakan karakter program unggulan atau


Quick Win yang dapat berbeda, maka
dimungkinkan bahwa pada beberapa pertanyaan
responden tidak dapat memberikan jawab karena
konteks pertanyaan yang memang tidak sesuai.

4. Evaluasi Pelaksanaan Quick Win

1) Perumusan inovasi
• Apakah inovasi Quick Win dirancang
dengan melibatkan seluruh pihak terkait
smart city dan telah memperhatikan
permasalahan strategis daerah?
(permasalahan strategis daerah terdapat
di dalam RPJMD)
2) Daya tarik inovasi
• Apakah inovasi Quick Win yang dirancang
memiliki daya tarik, baik untuk kalangan
internal (warga lokal dan pemerintah
daerah) maupun eksternal (masyarakat
luar daerah)?
3) Manfaat inovasi
• Sejauh mana inovasi Quick Win yang
dirancang benar-benar dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat?
4) Keunikan inovasi

32
• Apakah inovasi Quick Win yang dirancang
mengandung keunikan atau ada unsur
kreativitas di dalamnya?
5) Peluang kemitraan
• Sejauh mana inovasi Quick Win yang
dirancang dapat membuka peluang
kemitraan dengan pihak eksternal?
6) Potensi pengembangan
• Sejauh mana inovasi Quick Win memiliki
potensi untuk dikembangkan lebih lanjut
di masa depan?
7) Keberlangsungan
• Apakah pemerintah daerah sudah
memiliki strategi untuk menjaga
keberlangsungan berjalannya inovasi
Quick Win?
8) Sumber daya
• Apakah sumber daya untuk
mengembangkan dan menjalankan inovasi
Quick Win tersedia?
9) Manajemen Risiko
• Sejauh mana pemerintah daerah sudah
melakukan identifikasi risiko untuk
program Quick Win?
• Sejauh mana pemerintah daerah
menyusun rencana mitigasi risiko untuk
program Quick Win mengacu pada
identifikasi risiko yang telah dilakukan?
Data penunjang yang dapat diberikan untuk
mengkonfirmasi kemampuan pemerintah
33
daerah dalam identifikasi serta mitigasi risiko
terhadap program Quick Win -nya dapat
berupa form isian Manajemen Risiko yang
telah diberikan (terlampir).
10) Keberlanjutan
• Sejauh mana program Quick Win smart
city tahun lalu masih terus berjalan di
tahun ini?
• Berapa banyak program Quick Win smart
city yang baru untuk tahun ini?

34
Bab III

Tahapan Evaluasi

Program evaluasi smart city akan dilakukan melalui 3


(tiga) tahapan. Tahap pertama persiapan evaluasi, tahap
kedua pelaksanaan evaluasi dan tahap ketiga pasca
evaluasi.

Evaluasi smart city dilakukan pada akhir tahun, dan


dapat juga dilengkapi dengan kegiatan evaluasi tinjauan
lapangan pada tengah tahun sebagai pengumpulan data
lapangan bagi evaluasi smart city di akhir tahun tersebut.
Mekanisme pelaksanaan tinjauan lapangan dapat
disesuaikan dengan kondisi pembatasan pergerakan
masyarakat yang berlaku, sehingga dimungkinkan untuk
dilakukan secara luring maupun daring.

3.1. Persiapan Evaluasi

Persiapan evaluasi smart city dilakukan oleh


Kemenkominfo maupun pemerintah kota dan kabupaten
yang terlibat dalam Gerakan Smart City Nasional.
Tujuannya agar baik Kemkominfo maupun pemerintah
daerah dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
agar pelaksanaan program evaluasi meraih hasil yang
optimal. Rangkaian kegiatan persiapan evaluasi smart city
adalah sebagai berikut:

35
1. Rapat Persiapan Evaluasi
Rapat persiapan evaluasi dilakukan oleh Direktorat
LAIP Kemenkominfo bersama Tim Evaluator Gerakan
Smart City Nasional. Tujuan dari rapat ini adalah
untuk melakukan penyamaan persepsi terhadap
kerangka kerja evaluasi, metode evaluasi, dan alat
ukur evaluasi smart city. Dalam rapat persiapan
evaluasi para peserta rapat memberikan masukan
dan saran-saran terkait dengan program evaluasi
smart city maupun optimalisasi Gerakan Smart City
Nasional di Indonesia.

2. Melakukan Sosialisasi Program Evaluasi


Sosialisasi program evaluasi smart city dilakukan
kepada kota dan kabupaten yang telah
menyelesaikan Masterplan Smart city berdasarkan
Buku Panduan Masterplan Smart city dari
Kemenkominfo. Sosialisasi bertujuan untuk
memastikan bahwa pemerintah daerah dan Dewan
maupun Tim Pelaksana smart city-nya mengetahui
dan memahami mekanisme dan proses evaluasi
smart city yang akan dilaksanakan.

3. Melakukan Pengisian Kuesioner Evaluasi Mandiri


Pengisian kuesioner evaluasi mandiri dilakukan agar
pemerintah daerah dapat mempersiapkan data dan
informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
evaluasi. Hasil pengisian kuesioner mandiri akan
menjadi bahan pendukung bagi evaluator dalam
melaksanakan evaluasi smart city.

36
Pengisian kuesioner mandiri pada dasarnya
merupakan sebuah bentuk evaluasi mandiri/self-
evaluation yang dilakukan sekitar 1 (satu) bulan
sebelum pelaksanaan penilaian dengan tim panel
(panel-evaluation). Penilaian mandiri dilakukan
dengan mengisi formulir penilaian yang dipersiapkan
oleh Kemkominfo secara digital selambat-lambatnya
1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan penilaian oleh
tim panel (panel-evaluation) atau Tim Evaluator.
Dalam self-evaluation ini setiap daerah harus mengisi
formulir penilaian secara lengkap dengan
melampirkan data atau informasi dan dokumen
pendukung secara digital dan cetak sebagai berikut:

1. Masterplan Smart City


Masterplan versi terakhir yang menjadi dasar
penerbitan peraturan daerah atau peraturan
kepala daerah (Perwal/Perbup) pelaksanaan smart
city.

2. RPJMD
RPJMD yang berlaku sebagai pijakan atau dasar
pelaksanaan pembangunan smart city di daerah.
Apabila belum ada elemen smart city di dalam
RPJMD, maka kota dan kabupaten yang dievaluasi
harus melampirkan “usulan draft revisi RPJMD”
yang diusulkan dalam perubahan RPJMD. Baik
karena memang belum tercakupnya
pembangunan smart city dalam RPJMD yang

37
disusun sebelumnya atau karena masa transisi
kepala daerah.

3. Perda/Perkada Smart City


Peraturan daerah atau peraturan walikota atau
peraturan bupati terkait implementasi
pembangunan smart city yang mengacu pada
master plan smart city yang telah disusun
sebelumnya. Perda/perkada ini dimaksudkan
untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan
pembangunan smart city di daerah berdasarkan
peta jalan (road map) yang telah disusun
sebelumnya. Apabila suatu daerah belum memiliki
perda/perkada smart city karena sesuatu dan lain
hal, maka daerah tersebut harus melampirkan
draft peraturan daerah/peraturan kepala daerah
yang sedang diusulkan untuk dibahas dan
ditetapkan.

4. Dokumen penganggaran pembangunan smart city.


Lampiran postur anggaran pembangunan untuk
melakukan operasionalisasi dan implementasi
master plan smart city. Perlu dicermati bahwa
anggaran pembangunan smart city tidak hanya
merupakan anggaran Dinas Kominfo, namun
anggaran pada seluruh OPD/unit kerja yang
memiliki program/kegiatan/sub-kegiatan sebagai
payung program pembangunan smart city
sebagaimana tertera di dalam Masterplan Smart
City.

38
5. Laporan singkat pelaksanaan program
pembangunan smart city
Laporan singkat dalam bentuk presentasi atau
dokumen terkait dengan rencana program
maupun implementasi pembangunan smart city
yang sudah dan pasti akan dijalankan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan roadmap pada
masterplan yang telah disusun sebelumnya.

6. Data, dokumentasi (foto, video dll.), dan informasi


pendukung lainnya terkait pelaksanaan program
pembangunan smart city.

3.2. Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi terhadap akselerasi implementasi


Masterplan Smart City dilakukan sebanyak satu kali dalam
satu tahun, yaitu pada akhir tahun. Setiap tahapan
evaluasi akan diikuti oleh seluruh kota dan kabupaten
peserta Gerakan Smart City yang telah menyelesaikan
penyusunan Masterplan Smart City. Teknis pelaksanaan
evaluasi akan diumumkan pada setiap kali menjelang
evaluasi dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika.

Metode, kegiatan dan output evaluasi smart city


dijelaskan sebagaimana pada tabel 3.1.

39
Tabel 3.1. Tahapan Pelaksanaan Evaluasi Smart city

Metode Evaluasi Kegiatan Output Peserta

Penilaian Panel • Presentasi • Hasil Seluruh kota dan


(Panel-evaluation) • Tanya Jawab penilaian kabupaten peserta
• Rekomendasi Gerakan Smart City
perbaikan yang telah
menyelesaikan
penyusunan
Masterplan Smart City

Evaluasi tim panel atau panel-evaluation dilakukan


oleh Tim Evaluator Gerakan Smart City yang ditunjuk oleh
Kemkominfo yang bertindak sebagai evaluator bagi kota
dan kabupaten yang telah ditentukan. Setiap tahapan
evaluasi smart city oleh tim panel Kemkominfo dilakukan
secara terpusat di satu tempat. Setiap daerah akan
dievaluasi oleh tim evaluator yang ditunjuk oleh
Kemkominfo. Evaluasi oleh tim panel dilakukan sekitar 60
(enam puluh) menit untuk setiap daerah. Proses evaluasi
meliputi sebagai berikut:

1. Presentasi
Paparan kepada tim evaluator selama sekitar 15
(lima belas) menit mengenai perkembangan
pelaksanaan pembangunan smart city pada
masing-masing daerah yang setidaknya meliputi:

a. Kondisi awal daerah sebelum


melaksanakan pembangunan smart city
b. Dukungan perda/perkada tentang
roadmap pelaksanaan pembangunan

40
smart city dan keberadaan aspek smart
city dalam RPJMD
c. Peta jalan (roadmap) rencana aksi
program pembangunan smart city
d. Komitmen anggaran pembangunan smart
city
e. Program pembangunan smart city yang
telah dan akan dilaksanakan
f. Keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan smart city
g. Wujud/hasil nyata pembangunan smart
city
h. Dampak pembangunan smart city pada
perbaikan birokrasi, pelayanan publik dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.

2. Tanya Jawab
Tanya jawab sekitar 30 menit antara tim smart city
daerah dan tim evaluator dari Kemkominfo. Materi
tanya-jawab meliputi:

a. Materi yang dipresentasikan oleh daerah


b. Hasil pengisian formulir evaluasi pada
fase self-evaluation
c. Konfirmasi terhadap informasi dan bukti
yang diberikan untuk tiap-tiap indikator
evaluasi smart city
d. Hal-hal lain yang relevan untuk
mempertajam hasil evaluasi.

41
3. Konsultasi
Selain evaluasi, pelaksanaan kegiatan evaluasi juga
memberikan kesempatan kepada daerah untuk
berkonsultasi kepada tim evaluator Kemkominfo
untuk melakukan perbaikan rencana aksi
pembangunan smart city. Sebaliknya, tim
evaluator juga dapat memberikan masukan dan
rekomendasi perbaikan rencana aksi
pembangunan smart city atau dalam menyikapi
masalah dan kendala yang dihadapi daerah dalam
implementasi peta jalan pembangunan smart city
yang tercantum dalam Masterplan Smart City yang
telah disusun pada tahun sebelumnya ataupun
dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
pembangunan smart city di daerah.

3.3. Laporan Hasil Evaluasi

Setelah rangkaian evaluasi smart city dilakukan baik


dengan metode penilaian mandiri (self-evaluation) dan
penilaian oleh tim evaluator (panel-evaluation),
rangkuman hasil evaluasi akan diserahkan kepada daerah
sebagai bahan masukan perbaikan dan penyempurnaan
rencana aksi pembangunan smart city. Rangkuman hasil
evaluasi tersebut meliputi:

1. Rekapitulasi indeks kinerja pelaksanaan smart city


2. Rangkuman evaluasi deskriptif pelaksanaan smart
city
3. Rekomendasi perbaikan dan penyempurnaan
rencana aksi pembangunan smart city

42
4. Catatan khusus lainnya dari tim panel evaluator
smart city Kemkominfo.

Laporan kinerja smart city tersebut diharapkan dapat


membantu pemerintah daerah dalam melakukan
monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan smart city
di daerah. Selanjutnya berdasarkan evaluasi kinerja ini,
setiap kota dan kabupaten yang melakukan pembangunan
berbasis smart city terutama yang tergabung dalam
Gerakan Smart City akan melakukan perbaikan rencana
aksi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Beberapa indikator kinerja utama pelaksanaan smart city


meliputi:

a. RPJMD yang telah sejalan dengan konteks


pembangunan smart city
b. Perda/perkada tentang roadmap pelaksanaan
pembangunan smart city yang efektif untuk
mendukung implementasi pembangunan smart
city
c. Peta jalan (roadmap) rencana aksi program
pembangunan smart city yang sejalan dengan
RPJMD
d. Komitmen anggaran pembangunan smart city
e. Pelaksanaan pembangunan smart city
f. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
smart city
g. Wujud/hasil nyata pembangunan smart city

43
h. Dampak pembangunan smart city terhadap
birokrasi, pelayanan publik, dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat.

Program monitoring dan evaluasi smart city merupakan


bagian yang sangat penting untuk menjamin
kelangsungan (sustainability) program pembangunan
smart city di Indonesia. Program Gerakan Smart City yang
diinisiasi oleh Kemkominfo dan melibatkan kementerian
lain seperti Kementerian Dalam Negeri, Kemenpan-RB,
Kemenkeu, Kantor Staf Kepresidenan (KSP), serta
lembaga-lembaga lain termasuk institusi perguruan tinggi,
asosiasi konsultan TIK, konsultan smart city, media dan
praktisi smart city ini diharapkan tidak hanya berhenti
dalam penyusunan master plan namun juga dipastikan
akan terus bergulir secara efektif dan memiliki dampak
yang nyata bagi masyarakat.Tim Evaluator

44
Bab IV

Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan evaluasi smart city perlu dilakukan


secara rutin dan berkelanjutan, baik oleh pemerintah
daerah sendiri maupun oleh lembaga pemerintah pusat.
Program evaluasi dan monitoring oleh pemerintah daerah
diharapkan dilakukan dengan melibatkan Dewan Smart
City Daerah yang jadwal pelaksanaannya menyesuaikan
dengan kesiapan dan kegiatan di daerah. Sedangkan
jadwal program evaluasi smart city oleh pemerintah pusat
dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemkominfo) pada tahun-tahun berikutnya setelah
Masterplan Smart City disusun dengan bimbingan tim
pendamping dari Kemkominfo.

Pelaksanaan evaluasi pertama kali dilaksanakan di


tahun 2018 yang ditujukan kepada seluruh kota dan
kabupaten atau 24 daerah yang di dampingi oleh Kominfo
dalam penyusunan masterplan dan quick-wins Gerakan
100 Menuju Smart City tahun 2017. Kemudian evaluasi
smart city menjadi bagian tidak terpisahkan dari Program
Gerakan Smart City yang dilaksanakan oleh Kemkominfo
untuk mengukur pencapaian, keluaran, hasil, dan dampak
dari program tersebut. Rangkaian program evaluasi smart
city dilaksanakan setiap akhir semester dengan jadwal
yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

45
Tabel 4.1: Jadwal Kegiatan Program Evaluasi Smart City
BULAN*
KEGIATAN
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan Evaluasi
− Rapat persiapan
evaluasi
− Melakukan
sosialisasi
program
evaluasi
− Penilaian
mandiri (self-
evaluation)
Pelaksanaan Evaluasi
− Penilaian
mandiri (self-
evaluation)
− Penilaian tim
panel (panel-
evaluation)

*) Jadwal dapat disesuaikan dengan kondisi. Waktu lebih mendetail akan


ditentukan kemudian oleh Kemenkominfo.

Pelaksanaan sesi evaluasi oleh tim panel (panel-


evaluation) dapat dilakukan secara luring atau daring.
Pelaksanaan kegiatan evaluasi implementasi Masterplan
Smart City dilakukan dengan agenda dan susunan kegiatan
sebagai berikut:

46
Tabel 4.1. Jadwal Program Evaluasi Tim Panel
(Panel-evaluation) Smart City1
HARI/
AGENDA KETERANGAN
WAKTU

Hari 1

Pkl. 08.00 Evaluasi sesi I (4-5 Daerah) − Evaluasi antara


s/d 12.00 daerah dan panel
evaluator dengan
didampingi oleh
perwakilan
Kemenkominfo

Pkl. 12.00 Istirahat


s/d 13.00

Pkl. 13.00 Evaluasi sesi II (4-5 Daerah) − Evaluasi antara


s/d 17.00 daerah dan panel
evaluator dengan
didampingi oleh
perwakilan
Kemenkominfo

Hari 2

Pkl. 08.00 Evaluasi sesi III (4-5 Daerah) − Evaluasi antara


s/d 12.00 daerah dan panel
evaluator dengan
didampingi oleh
perwakilan
Kemenkominfo

Pkl. 12.00 Istirahat


s/d 13.00

1Jadwal kegiatan dapat berubah dengan menyesuaikan agenda dari


Kementerian Komunikasi dan Informatika

47
Pkl. 13.00 Evaluasi sesi IV (4-5 Daerah) RapEvaluasi antara
s/d 17.00 daerah dan panel
evaluator dengan
didampingi oleh
perwakilan
Kemenkominfoat
bersama Tim Evaluator

17.00-Selesai Rapat gabungan seluruh panel Rapat untuk


evaluator melakukan normalisasi
dan penetapan hasil
penilaian evaluasi.

48
Bab V

Penutup

Buku panduan evaluasi dan konsultasi ini merupakan


pedoman bagi para pemangku kepentingan yang
ditujukan untuk mengukur pelaksanaan Gerakan Smart
City Nasional di Indonesia. Panduan ini disusun
berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang memiliki
pengalaman dan keterlibatan yang mendalam dalam
proses penyusunan kebijakan dan pemantauan program
pembangunan berbasis ICT di tingkat kementerian dan
lembaga maupun di daerah. Dalam penyusunannya, buku
panduan ini juga memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Evaluasi Gerakan Smart City Nasional menggunakan


metode pengukuran yang dilaksanakan dengan
pendekatan self-evaluation dan panel-evaluation. Secara
teknis dua pendekatan tersebut melibatkan aktivitas
pengkajian dokumen Masterplan Smart City daerah,
formulir isian, wawancara, presentasi, dan jika perlu
observasi lapangan. Oleh karena itu, kesuksesan proses
evaluasi dan konsultasi yang dilakukan sangat bergantung
kepada kejujuran dan ketelitian pihak penguji maupun
teruji dalam memberikan informasi yang aktual, akurat,
dan benar.

49
Tentunya pedoman evaluasi dan konsultasi ini
ditetapkan agar terdapat standar dan kesepahaman
antara pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi dan konsultasi Gerakan Smart City
Nasional sehingga segala hambatan yang muncul dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk melakukan
perbaikan di masa mendatang.

Dalam pelaksanaannya, Pedoman Evaluasi Gerakan


Smart City Nasional ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sistem informasi atau alat bantu elekronik
yang akan diatur kemudian oleh Kementerian.

Masukan dan pertanyaan atas Pedoman Evaluasi


Smart city ini dapat disampaikan kepada:

Direktorat LAIP
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jl.Tim EvaluatorMedan Merdeka Barat No. 9. Jakarta
Pusat. 10110
Telp/Fax: 021-3849366

50
Lampiran I: Formulir Evaluasi Smart City

51
1. Evaluasi Baseline Program Smart City

Elemen Indikator Pertanyaan

Master Plan Smart City


Apakah Master Plan Smart City Daerah Anda sudah
1 yang sudah memiliki
memiliki payung hukum?
payung hukum

Aktivitas Dewan Smart Apakah Dewan Smart City melaksanakan rapat minimal
Perencanaan 2
City satu kali dalam tahun ini?

Apakah Pengelola Smart city Daerah Anda


Aktivitas Lembaga
3 melaksanakan rapat minimal satu kali dalam tahun ini
Pengelola Smart City
bersama OPD terkait smart city?

52
Realisasi Program Smart Berapa jumlah program smart city yang berjalan di
4
City Tahun sebelumnya tahun sebelumnya?

Realisasi
Realisasi Rencana Aksi
Berapa jumlah kegiatan rencana aksi smart city yang
5 Smart City tahun
berjalan di tahun sebelumnya?
sebelumnya

53
2. Evaluasi Keluaran Program Smart City (Output)

Elemen Indikator Pertanyaan

Apakah sudah terdapat regulasi berupa Peraturan


Kebijakan Smart Ketersediaan Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah tentang smart city
1
city Smart city sudah tersedia setelah Daerah Anda menjalani Program
Gerakan Menuju 100 Smart city?

Kelembagaan Keberlangsungan Fungsi


1 Apakah fungsi Dewan Smart city berjalan saat ini?
Smart city Dewan Smart city

54
Elemen Indikator Pertanyaan

Keberlangsungan Fungsi Apakah fungsi Tim Pelaksana Smart city sudah berjalan
2
Tim Pelaksana Smart city saat ini?

Apakah OPD-OPD lain sudah terlibat secara aktif dalam


Keterlibatan OPD dalam pelaksanaan smart city yang dapat dilihat di dalam
3
Program Smart city program dan kegiatan di dalam Rencana Strategis
(Renstra) setiap OPD?

55
Elemen Indikator Pertanyaan

Keberlangsungan Fungsi Apakah Forum Smart city Daerah sudah berjalan dan
4 Forum Komunitas Smart berkontribusi aktif dalam pelaksanaan smart cityTim
city Daerah Evaluatordi daerah?

Ketersediaan Anggaran
1 dari APBD untuk Berapa persen nilai anggaran smart city dari APBD?
Anggaran Smart
Program Smart city
city

56
Elemen Indikator Pertanyaan

Ketersediaan Anggaran
dari Sumber Pembiayaan Sejauh mana pembiayaan alternatif (non-APBD) tersedia
Alternatif untuk Program untuk membiayai implementasi smart city
Smart city

57
3. Evaluasi Hasil Program Smart City (Outcome)

Elemen Indikator Pertanyaan

Program Smart
Sejauh mana program smart governance sudah
Governance di tahun
berjalan di tahun ini?
berjalan

Program 1

Kesehatan Fiskal dan Sejauh mana kinerja kesehatan fiskal dan


Pengelolaan Keuangan pengelolaan keuangan daerah (Laporan Keuangan
Daerah Daerah BPK)

58
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana Status Kinerja Penyelenggaraan


Pemerintah Daerah (LKPPD Kemendagri)

Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah

Sejauh mana Nilai SPBE KemanPANRB

59
Elemen Indikator Pertanyaan

Sistem Akuntabilitas
Sejauh mana tingkat akuntabilitas kinerja instansi
Kinerja Instansi
pemerintah (LAKIP)
Pemerintah

Sejauh mana daerah Anda sudah pernah masuk ke


Inovasi Pelayanan Publik
dalam peringkat SINOVIK

60
Elemen Indikator Pertanyaan

Program Smart Branding di Sejauh mana program smart branding sudah


tahun berjalan berjalan di tahun ini?

Sejauh mana tingkat kemudahan berusaha daerah


Kemudahan Berusaha
Anda

Program Smart Economy Sejauh mana program smart economy sudah


3
di tahun berjalan berjalan di tahun ini?

61
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana persentase penduduk miskin pada


(Tahun - 1)

Kesejahteraan Masyarakat

Sejauh mana IPM di daerah Anda pada (Tahun - 1)

62
Elemen Indikator Pertanyaan

Program Smart Living di Sejauh mana program smart living sudah berjalan
tahun berjalan di tahun ini?

Pelayanan Dasar Publik Sejauh mana persentase Baduta Stunting yang


Bidang Kesehatan sudah tertangani 1 tahun terakhir

63
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana persentase Balita sudah mendapatkan


Imunisasi lengkap dalam 1 tahun terakhir

Sejauh mana cakupan persalinan yang ditangani


oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun terakhir

64
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana Persentase Rumah Tangga dengan


Sumber Air Minum Layak (banyaknya rumah tangga
dengan aksses sumber air minum layak/jumlah
rumah tangga) dalam 1 tahun terakhir

Pelayanan Dasar Publik Sejauh mana Persentase Rumah Tangga dengan


Bidang Infrastruktur Akses Sanitasi Layak (jumlah rumah tangga dengan
akses sanitasi layak/jumlah rumah tangga) dalam 1
tahun terakhir

Sejauh Persentase Jalan (kota/kab) Kondisi Mantap


(panjang jalan kondisi mantap/total panjang jalan)
dalam 1 tahun terakhir

65
Elemen Indikator Pertanyaan

Program Smart Society di Sejauh mana program smart society sudah berjalan
tahun berjalan di tahun ini?

Sejauh mana Peta Mutu Pendidikan di


Pelayanan Dasar Publik
kota/kabupaten Anda (rasio penduduk usia wajib
Bidang Pendidikan
belajar 9 tahun banding daya tampung)

66
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana Angka Partisipasi Murni wajib belajar


9 tahun di kota/kabupaten Anda (rasio murid wajib
belajar 9 tahun dibanding jumlah penduduk usia
wajib belajar)

Sejauh mana pemerintah memiliki program mitigasi


Kebencanaan
(sebelum terjadi) bencana

67
Elemen Indikator Pertanyaan

Sejauh mana pemerintah memiliki program


penanganan saat bencana

Sejauh mana pemerintah memiliki program


pemulihan setelah bencana

68
Elemen Indikator Pertanyaan

Program Smart
Sejauh mana program smart environment sudah
Environment di tahun
berjalan di tahun ini?
berjalan

Sejauh mana inovasi pembatasan sampah

Pengelolaan Sampah

Sejauh mana inovasi dalam pengelolaan daur ulang


dan guna ulang sampah

69
Elemen Indikator Pertanyaan

Pelaksanaan Rencana Aksi Sejauh mana rencana aksi pengembangan


1 Peningkatan Kapasitas kapasitas SDM sudah dijalankan sesuai dengan
SDM Masterplan Smart city?

Rencana Aksi

Pelaksanaan Rencana Aksi


Sejauh mana rencana aksi pengembangan
Pembangunan
2 infrastruktur sudah dijalankan sesuai dengan
Infrastruktur Pendukung
Masterplan Smart city?
Smart city

70
Elemen Indikator Pertanyaan

Pelaksanaan Rencana Aksi Sejauh mana rencana aksi pengembangan aplikasi


3 Pengembangan Aplikasi pendukung smart city sudah dijalankan sesuai
Pendukung Smart city dengan Masterplan Smart city?

Pelaksanaan Rencana Aksi Sejauh mana rencana aksi pengembangan literasi


4 Pengembangan Literasi smart city sudah dijalankan sesuai dengan
Smart city Masterplan Smart city?

71
4. Evaluasi Dampak Program Smart City (Impact)

Elemen Indikator Pertanyaan


Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
1 Layanan Program Quickwins berapa nilai rata-rata peningkatan kualitas
layanan quickwins dari sisi efisiensi dan
efektifitas
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
Elemen Perbaikan Transparansi Pembangunan Program berapa nilai rata-rata perbaikan dalam
2
Quick Wins transparansi (keterbukaan) pembangunan
program quickwins (seperti anggaran, proses
pembuatan kebijakan, pelaksana)
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
3 Infrastruktur fisik dan digital
berapa nilai rata-rata perbaikan dalam
pembangunan infrastruktur fisik (misalnya

72
Elemen Indikator Pertanyaan
jembatan, waduk,dll) dan digital (misalnya
akses internet, informasi, data) terkait dengan
program quickwins
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
4 Kualitas hidup ekonomi
berapa nilai rata-rata peningkatan pendapatan
keluarga saya terkait program quickwins
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
Kualitas hidup sosial (pendidikan,
5 berapa nilai rata-rata peningkatan kualitas
kesehatan, keamanan, lingkungan)
pada salah satu aspek sosial di atas terkait
program quickwins
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
Kemanfaatan hasil pembangunan responden pengguna program quickwins,
6 infrastruktur fisik atau digital yang berapa nilai rata-rata manfaat dari
dibangun pemerintah pembangunan infrastruktur fisik atau digital
terkait program quickwins

73
Elemen Indikator Pertanyaan
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
berapa nilai rata-rata kerterlibatan dalam
program quickwins
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
Keterlibatan responden pengguna program quickwins,
1 Peran serta masyarakat berapa nilai rata-rata masyarakat yang
Masyarakat
melakukan sosialisasi program quickwins
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
responden pengguna program quickwins,
berapa nilai rata-rata masyarakat yang merasa
puas (bermanfaat) dengan hasil implementasi
program quickwins

74
5. Evaluasi Quickwins

Elemen Indikator Pertanyaan


Apakah inovasi quick wins dirancang dengan
melibatkan seluruh pihak terkait smart city dan
telah memperhatikan permasalahan strategis
Perumusan inovasi 1
daerah?
(permasalahan strategis daerah terdapat di
dalam RPJMD)
Apakah inovasi quick wins yang dirancang
memiliki daya tarik, baik untuk kalangan
Daya tarik inovasi 2
internal (warga lokal dan pemerintah daerah)
maupun eksternal (masyarakat luar daerah)

Sejauh mana inovasi quick wins yang


Manfaat inovasi 3 dirancang benar-benar dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat?

75
Elemen Indikator Pertanyaan

Apakah Inovasi quick wins yang dirancang


Keunikan inovasi 4 mengandung keunikan atau ada unsur
kreativitas di dalamnya?

Sejauh mana inovasi quick wins yang dirancang


Peluang kemitraan 5 dapat membuka peluang kemitraan dengan
pihak eksternal?

Sejauh mana inovasi quick wins memiliki


Potensi
6 potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di
pengembangan
masa depan?

Apakah pemerintah daerah sudah memiliki


Keberlangsungan 7 strategi untuk menjaga keberlangsungan
berjalannya inovasi quick wins?

76
Elemen Indikator Pertanyaan

Apakah sumber daya untuk mengembangkan


Sumber daya 8
dan menjalankan inovasi quick wins tersedia?

Sejauh mana pemerintah daerah sudah


identifikasi risiko
melakukan identifikasi risiko?

Manajemen Risiko 9

Sejauh mana pemerintah daerah menyusun


mitigasi risiko
rencana mitigasi risiko

Sejauh mana program quick wins smart city


Keberlanjutan 10
tahun lalu masih terus berjalan di tahun ini?

77
Elemen Indikator Pertanyaan

Berapa banyak program quick wins smart city


yang baru untuk tahun ini?

78
Lampiran II: Format Kuesioner Evaluasi
Dampak kepada Masyarakat

79
Nama* :

Jenis Kelamin (L/P) :

Umur (tahun) :

Pekerjaan :

Dimensi :
Layanan / Program :
unggulan Quickwins
(QW) Smart City
Sasaran layanan / :
program unggulan QW
Layanan yang :
digunakan
Kuesioner ini mengukur persepsi Anda terhadap implementasi program smart
city yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Silahkan Anda memberikan
tanda checklist ( ) pada kota berwarna putih dengan skala nilai yang sesuai. (1
= “Tidak Setuju”; 2 = “kurang Setuju”; 3 = “Setuju”; dan 4 = “Sangat Setuju”;
atau 9 bila tidak menjawab)

Skala Nilai
Pertanyaan
1 2 3 4 9
I. Elemen Perbaikan
A. Perbaikan dalam Proses Pembangunan
Program QW
▪ Layanan Program QW
Q.1. Menurut saya dalam 1 tahun ini terjadi
peningkatan kualitas layanan QW (efisiensi
dan efektifitas).
Keterangan:
Efisiensi, contohnya: waktu dan uang; lebih
cepat dan / atau lebih murah
Efektifitas, contohnya: sasaran program
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Kualitas efisiensi: (sebutkan)

80
Skala Nilai
Pertanyaan
1 2 3 4 9

• Kualitas efektivitas: (sebutkan)

▪ Transparansi Pembangunan Program QW


Q.2. Menurut saya dalam 1 tahun terakhir,
terjadi perbaikan dalam transparansi
(keterbukaan) pembangunan program QW.
(seperti: anggaran, proses pembuatan
kebijakan, pelaksana)
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Transparansi / keterbukaan:
(sebutkan)

▪ Infrastruktur fisik dan digital


Q.3. Menurut saya dalam 1 tahun terakhir
terjadi perbaikan dalam pembangunan
infrastruktur fisik (misalnya jembatan,
waduk,dll) dan digital (misalnya akses
internet, informasi, data) terkait dengan
program QW
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Infrastruktur fisik: (sebutkan)

• Infrastruktur digital: (sebutkan)

B. Perbaikan dalam Masyarakat


▪ Kualitas hidup ekonomi
Q.4. Menurut saya dalam 1 tahun terakhir
terjadi peningkatan pendapatan keluarga
saya terkait program unggulan (QW)
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Perkiraan nilai peningkatan /
penurunan pendapatan (dalam %):

81
Skala Nilai
Pertanyaan
1 2 3 4 9
▪ Kualitas hidup sosial (pendidikan, kesehatan,
keamanan, lingkungan)
Q.5. Menurut saya dalam 1 tahun terakhir
terjadi peningkatan kualitas pada salah satu
aspek sosial di atas terkait program
unggulan (QW)
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Apa saja perubahan kualitas hidup
sosial yang terjadi/dirasakan:

▪ Kemanfaatan hasil pembangunan


infrastruktur fisik atau digital yang dibangun
pemerintah
Q.6. Saya merasakan manfaat dari
pembangunan infrastruktur fisik atau digital
terkait program unggulan (QW)
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Manfaat yang saya rasakan adalah:

II. Keterlibatan Masyarakat


A. Peran serta masyarakat dalam program
unggulan smart city
Q.7. Saya terlibat dalam program QW
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Sejauh mana keterlibatan dalam
program QW:
Untuk pertanyaan ini, pemberian nilai
dapat mengacu pada skala berikut:
1.Tidak berpartisipasi;
2.Pasif ;
3.Aktif;
4.inisiatif.
Q.8. Saya melakukan Sosialisasi program
unggulan QW

82
Skala Nilai
Pertanyaan
1 2 3 4 9
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Seberapa sering dan dalam bentuk apa
sosialisasi yang dilakukan?

Q.9. Saya merasa puas (bermanfaat) dengan


hasil implementasi program unggulan
Catatan: (pada kolom ini, dapat dijabarkan
jawaban dari responden)
• Mengapa saya merasa puas?

*) optional

*) optional

83
Lampiran III: Format Kuesioner
Pelaksanaan Program Kepada PIC
Program Smart City

84
Nama :
Intansi/OPD :
No Hp :
Dimensi :
Nama Layanan / :
Program unggulan
Quickwins (QW)

Petugas yang bertanggung jawab dalam implementasi Program


unggulan dalam tiap dimensi menjawab beberapa pertanyaan
sebagai berikut terkait dengan layanan/program (satu program
dalam tiap dimensi smart city). Jawaban berupa uraian.

Pertanyaan Jawaban
1. Sejauh mana layanan/program unggulan
tersebut sudah dijalankan?

2. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam


penyediaan layanan/program tersebut?

3. Apakah manfaat yang diperoleh oleh


masyarakat/pengguna dari
layanan/program tersebut?

4. Kendala apa yang dihadapi


masyarakat/pengguna dalam
mengakses/menggunakan/memanfaatkan
layanan/program tersebut?

5. Apa sajakah upaya-upaya yang telah


dilakukan untuk perbaikan
layanan/program tersebut?

85
Pertanyaan Jawaban
6. Apakah ada peluang baru yang muncul
dari layanan/program tersebut?

7. Apakah ada upaya-upaya pengembangan


dari layanan / program tersebut?

86
Lampiran IV: Format Isian Manajemen
Risiko Program Quick Win Smart City

87
Kota / Kab Kota Binjai
Dimensi
Program Quick
Win
Keterangan

Manfaat

IDENTIFIKASI RISIKO (RISK IDENTIFICATION) ANALISA RISIKO (RISK ANALYSIS)


No Kerawanan Opportunity
Sub Dampak Nilai Nilai Nilai
Kategori Risiko (Penyebab (Risiko
kategori Risiko Kemungkinan Dampak Risiko
Risiko) Positif)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2

88
3
4
5
6

PENANGANAN RISIKO (RISK TREATMENT) MITIGASI RISIKO

Penanggung Target Waktu /


Kebutuhan Sumber Daya Struktural Non Struktural
Jawab Frekuensi
12 13 14 15 16

89
Catatan:

90
Catatan:

91
92

Anda mungkin juga menyukai