Anda di halaman 1dari 23

PERAN SMART AREA SUMBU FILOSOFI SEBAGAI SMART CULTURE

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN “JOGJA SMART PROVINCE”

Disusun Oleh:

Raisha Putri Faradina

18/431046/TK/47629

Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
2021
Silakan menyalin dan atau menandatangani pernyataan di bawah ini pada bagian depan
proposal: (dengan menyalin, berarti saya setuju sekalipun tidak saya tanda tangani
karena kondisi teknis)

Saya mengerjakan sendiri proposal ini dengan jujur dan tidak meng-copy-
paste/meniru persis karya orang lain.

Tanda tangan:

Nama: Raisha Putri Faradina

NIM : 18/431046/TK/47639

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Celah (Gap) Teori .................................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian .................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
1.6 Batasan Penelitian ................................................................................................... 7
1.6.1 Fokus Penelitian ................................................................................................ 7
3.2.1 Lokus Penelitian................................................................................................ 8
1.6.3 Metode Penelitian ............................................................................................. 8
1.7 Keaslian Pnenelitian ............................................................................................... 8
1.8 Sistematika Penulisan ........................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 12
2.1 Jogja Smart Province............................................................................................ 12
2.2 Sumbu Filosofi Yogyakarta.................................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 15
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................................... 15
3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis ............................................................................ 15
3.2.1 Unit Amatan .................................................................................................... 15
3.2.2 Unit Analisis ................................................................................................... 16
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 17
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 17
3.4.1 Data Primer ..................................................................................................... 18
3.4.2 Data Sekunder ................................................................................................. 18
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................................ 19
3.6 Tahapan Penelitian ............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang pesat telah memberi manfaat dalam ilmu
Perencanaan Wilayah dan Kota, salah satunya dalam pengembangan konsep
smart city. Hall (2000) mendefiniskan smart city sebagai kota yang memonitor
dan mengintegrasikan seluruh infrastruktur penting, termasuk jalan, jembatan,
terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air,
listrik, bahkan bangunan utama, dan dapat lebih mengoptimalkan sumber daya,
serta merencanakan kegiatan pemeliharaan preventif, dan memantau aspek
keamanan sekaligus memaksimalkan layanan kepada warganya. Dari definisi
tersebut, smart city terdiri dari beberapa aspek pendukung. Griffinger, R., dkk
(2007) mengungkapkan model awal smart city yang meliputi smart economy,
smart people, smart governance, smart environment, smart mobility, dan smart
living.

Di Indonesia, telah terjadi pengembangan konsep awal smart city


menjadi smart village, smart regency, dan smart province. Smart province
sebagai salah satu pengembagan konsep smart city merupakan penerapan
konsep smart city dalam skala lebih besar yang mencakup beberapa wilayah
smart city (kota cerdas) maupun smart regency (kabupaten cerdas). Konsep
smart province telah diterapkan di Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
dalam program “Jogja Smart Province” yang dilandasi dengan Peraturan
Presiden No. 95 Tahun 2019 temtang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
dan Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2019 Tentang Rencana Aksi Daerah
Jogja Smart Province Tahun 2019-2023. “Jogja Smart Province” merupakan

4
kolaborasi antar Yogyakarta Smart City, Sleman Smart Regency, Bantul Smart
Regency, Gunung Kidul Smart Regency, dan Kulon Progo Smart Regenecy.
Terdapat lima dimensi yang menjadi bagian dari “Jogja Smart Province”, yaitu
smart society, smart living, smart environment, smart culture, dan smart
governance. Sebagai wilayah yang dikenal akan budayanya yang kental, smart
culture telah ditetapkan menjadi “payung” atau aspek utama dalam
pengembangan “Jogja Smart Province”. (Kencono, 2019)

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa warisan budaya yang


harus dilestarikan. Warisan budaya tersebut tidak selalu bersifat benda, namun
juga terdapat warisan budaya takbenda. Salah satu contoh warisan budaya
takbenda di Provinsi DIY adalah Sumbu Filosofi Yogyakarta. Sumbu Filosofi
Yogyakarta merupakan letak Tugu Pal Putih, Kraton, dan Panggung Krapyak
yang berada dalam satu garis lurus imajiner. Pemerintah Provinsi DIY telah
memulai penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai smart
culture dalam pengembangkan “Jogja Smart Province” (Diskominfo DIY,
2019). Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya yang telah
dilakukan dalam penataan Smart Area Sumbu Filosogi sebagai smart culture,
serta pengaruhnya dalam rangka pengembangan “Jogja Smart Province”.

1.2 Celah (Gap) Teori


Penelitian ini membahas tentang pengaruh upaya penataan smart area
kawasan budaya sebagai aspek smart culture dalam rangka pengembangan
smart province. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori smart
city yang meliputi smart economy, smart people, smart governance, smart
environment, smart mobility, dan smart living. Sampai saat ini, konsep smart
city yang dibahas umumnya berada pada skala kota, dan bukan dalam skala
provinsi. Selain itu, model awal smart city tidak mencakup aspek smart culture,

5
sehingga terdapat urgensi pembahasan peran smart culture dalam
pengembangan smart province yang merupakan gabungan dari beberapa smart
city dan smart regency.

1.3 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian


Terdapat pengembangan konsep smart city di Indonesia, salah satunya
adalah konsep smart province. Daerah di Indonesia yang telah menerapkan
konsep smart province adalah Provinsi DIY melalui program “Jogja Smart
Province”. Sebagai upaya untuk mengembangkan smart province di
wilayahnya, Pemerintah Provinsi DIY telah melaksanakan penataan Smart
Area Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai smart culture. Namun karena konsep
smart province yang secara umum baru dikembangkan, belum terdapat pilot
project penerapan smart province yang berhasil sebagai pengukur keberhasilan
penerapan smart province di Provinsi DIY.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang


menjadi fokus dalam penelitian ini:

1. Apa upaya yang telah dilakukan dalam penataan Smart Area Sumbu
Filosofi Yogyakarta sebagai Smart Culture dalam rangka mewujudkan
“Jogja Smart Province”?
2. Bagaimana pengaruh dari penataan Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta dalam rangka mewujudkan “Jogja Smart Province”?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini:

6
1. Mengetahui upaya yang telah dilakukan dalam penataan Smart Area
Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Smart Culture dalam rangka
mewujudkan “Jogja Smart Province”.
2. Mengidentifikasi pengaruh dari penataan Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta dalam rangka mewujudkan “Jogja Smart Province”.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:

1. Membantu pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penataan


dan perencanaan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam rangka
mewujudkan ”Jogja Smart Province”.
2. Memberikan pengetahuan baru untuk masyarakat umum tentang
penerapan “Jogja Smart Province” dan manfaatnya dalam manajemen
dan pembangunan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Memberikan wawasan baru dalam keilmuan Perencanaan Wilayah dan
Kota terkait penataan dan perencanaan smart area dalam rangka
mewujudkan smart province di Indonesia.

1.6 Batasan Penelitian


Batasan penelitian ini terdiri dari fokus penelitian dan lokus penelitian.
Fokus dan lokus penelitian ini:

1.6.1 Fokus Penelitian


Penelitian ini berfokus pada upaya yang telah dilakukan dalam penataan
Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Smart Culture dalam
rangka mewujudkan “Jogja Smart Province”. Fokus selanjutnya adalah
pengaruh penataan Smart Area Sumbu Filosofi dalam rangka
mewujudkan “Jogja Smart Province”.

7
3.2.1 Lokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sumbu Filosofi Yogyakarta yang meliputi
Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak di Kota
Yogyakarta.

1.6.3 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deduktif dengan metode mixed methods kualitatif dan
kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan berfokus pada
pengambilan kesimpulan atas peran penataan Smart Area Sumbu
Filosofi Yogyakarta dalam rangka mewujudkan “Jogja Smart Province”
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggunaan metode tersebut bertujuan
untuk menjawab pengaruh penataan Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta dalam pengembangan “Jogja Smart Province”.

1.7 Keaslian Pnenelitian


Penelitian ini berfokus pada implementasi upaya yang telah dilakukan
dalam penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta, serta pengaruh dan
faktor keberhasilannya keberhasilannya dalam rangka mewujudkan “Jogja
Smart Province”. Sebagai dasar keaslian penelitian, peneliti memilih fokus
penelitian dan lokus penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No. Penulis, Tahun Judul Fokus Lokus Metode
1. Rini Rachmawati, Aplikasi Smart Membahas Provinsi Kualitatif
Elvandio Province “Jogja pemanfaatan DIY dan
Ramadhan, Istimewa”: aplikasi “Jogja kuantitatif
Penyediaan Istimewa”

8
Amandita ‘Ainur Informasi
Rohmah, 2017. Terintegrasi dan
Pemanfaatannya
2. Yeni Rosilawati, The Use of "Jogja Mengkaji Provinsi Deskriptif
Adhianty Nurjanah, Istimewa" for manfaat DIY kualitatif
Husni, Amriyanto, Improving E- aplikasi “Jogja
2020. Government and Istimewa”
Public Service sebagai aspek
Delivery in dari smart
Yogyakarta governance
3. Dina Bayu Implementasi Fokus pada Provinsi
Ambarwati, Kebijakan Layanan aspek smart DIY
Syakdiah, Retno Co-Working Space environment
Kusumawiranti, Ramah Difabel
2020. sebagai Konsep
Pengembangan Jogja
Smart Province.
4. Nur Faidati, Analisa Strategi Pembahasan Kota Deskriptif
Muhammad Pengembangan Kota pada skala kota Yogyakarta kualitatif
Khozin, 2018. Pintar (Smart City): (smart city)
Studi Kasus Kota
Yogyakarta
5. Muhammad Gilang Inovasi Pemerintah Pembahasan Kota Kualitatif
Gumilar, 2019. Daerah Jogja Smart fokus pada Yogyakarta
Service and Livable penerapan
City di Yogyakarta smart
governance

9
dalam skala
kota
6. Fitrah Fasyanabilla Communication Pembahasan Provinsi Deskriptif
Lotan, Choirul Strategy of Dinas fokus pada DIY kualitatif
Fajri, 2019. Komunikasi Dan strategi
Informatika Daerah komunikasi
Istimewa untuk
Yogyakarta in membentuk
Socializing smart people
Jogja Smart
Province Program
Amongst the
Jogjakarta
Society
Sumber: Penulis, 2021

1.8 Sistematika Penulisan


Penelitian ini terdiri dari enam bab yang secara sistematis dijabarkan
sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan mencakup latar belakang, celah teori, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan
keaslian penelitian.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab Tinjauan Pustaka, dijabarkan kajian teori dan konsep yang
berhubungan dengan judul penelitian. Hadil dari teori dan konsep yang

10
dikadi kemudian dijadikan dasar dalam menentukan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab Metode Penelitian mencakup metode pengumpulan data, metode
pengolahan data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
4. BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
Gambaran Umum Lokasi memuat deskripsi dan informasi umum lokasi
amatan dalam penelitian ini.
5. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab Hasil dan Pembahasan, dijabarkan secara detil temuan dan hasil
analisis data dalam bentuk narasi, peta, grafik, tabel, maupun bentuk lain.
Kemudian dalam bab ini juga dijelaskan interpretasi dari temuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ke-enam dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan narasi yang
menyatakan kebenaran hipotesis dan tercapainya tujuan penelitian.
Rekomendasi merupakan saran berdasarkan hasil penelitian yang dapat
diaplikasikan oleh pemerintah, masyarakat, maupun ilmuan bidang
Perencanaan Wilayah dan Kota.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jogja Smart Province


“Jogja Smart Province” merupakan program kolaborasi antar
Yogyakarta Smart City, Sleman Smart Regency, Bantul Smart Regency,
Gunung Kidul Smart Regency, dan Kulon Progo Smart Regenecy yang
diadakan sebagai salah satu program strategis berdasarkan Visi Gubernur DIY
2017-2022. Pengembangan konsep smart province didasarkan oleh beberapa
potensi Provinsi DIY:

• Provinsi DIY merupakan wilayah provinsi yang terdiri dari lima wilayah
kabupaten/kota, sehingga koordinasi dan kolaborasi smart province dalam
Jogja Smart Province dapat dilakukan dengan lebih mudah.
• Selain itu, wilayah kabupaten/kota yang tergabung dalam Provinsi DIY
telah berpengalaman dalam implementasi e-Government sebagai bagian
dari perwujudan smart city di wilayahnya masing-masing.

Terdapat lima dimensi yang menjadi bagian dari “Jogja Smart


Province”, yaitu smart culture sebagai aspek utama, smart society, smart living,
smart environment, dan smart governance. Untuk dapat mewujudkan dimensi-
dimensi tersebut, dibentuk aplikasi Jogja Istimewa sebagai platform utama
penyedia informasi terkait Provinsi DIY. Fitur utama yang terdapat dalam Jogja
Istimewa yaitu ensiklopedia tentang warisan budaya DIY, serta informasi yang
berguna bagi wisatawan, seperti informasi terkait wisata, kuliner, penginapan,
pusat perbelanjaan, kerajinan khas Yogyakarta, dan informasi jadwal
penerbangan. Selain itu, Jogja Istimewa juga menyediakan layanan publik dan
CCTV pemantau lalu lintas.

12
2.2 Sumbu Filosofi Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan warisan budaya takbenda
Provinsi DIY. Yang dimaksud dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah letak
Tugu Pal Putih, Kraton, dan Panggung Krapyak yang berada dalam satu garis
lurus. Dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta, masing-masing lokasi tersebut
memiliki maknanya masing-masing.

• Tugu Pal Putih menggambarkan kesatuan Tuhan dengan Raja dan Raja
dengan rakyatnya sebagai perwujudan hubungan harmonis antara Tuhan
dan manusia. (Donna, 2019)
• Panggung Krapyak yang terletak mengarah ke utara melambangkan
perjalanan manusia sejak lahir, kemudian beranjak dewasa, hingga
menikah dan melahirkan anak. (Buletin Mayangkara Edisi 2, 2016).
• Kraton yang terdiri dari beberapa bangunan mempresentasikan siklus
hidup manusia dan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, serta manusia dengan alam. (Donna, 2019)

Makna-makna yang terkandung dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta


yang mendasari tata cara hidup masyarakat wilayah Yogyakarta, hingga tata
ruang kotanya. Dokumen “The Historical City Centre of Yogyakarya” yang
menjelaskan Sumbu Filosofis Yogyakarta sebagai dasar filosofis tata ruang
Kota Yogyakarta tengah terdaftar dalam Daftar Sementara Warisan Dunia
UNESCO. Saat ini, pemerintah Provinsi DIY sedang berupaya untuk
mendaftarkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu Warisan Budaya
Dunia Tak Benda kepada UNESCO.

Gambar. Sumbu Imajines Yogyakarta

13
Sumber: Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Peran Smart Area
Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Smart Culture dalam Rangka Mewujudkan
“Jogja Smart Province” adalah pendekatan deduktif. Yusuf (2014)
mendefinisikan pendekatan deduktif sebagai cara berpikir dimana penarikan
kesimpulan. Pendekatan deduktif dalam penelitian ini digunakan karena
peneliti ingin membandingkan teori yang ada dengan aplikasinya berdasarkan
observasi lapangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-
teori terkait smart culture, sedangkan kondisi lapangan yang digunakan sebagai
perbandingan yaitu penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam
pengembangan “Jogja Smart Province”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods,


dimana peneliti menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode
kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi upaya-upaya penataan Smart Area
Sumbu Filosofi Yogyakarta. Sementara itu, metode kuantitatif digunakan untuk
melihat besar pengaruh penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam
pembangunan “Jogja Smart Province”.

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis


3.2.1 Unit Amatan
Unit amatan pada penelitian “Peran Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta sebagai Smart Culture dalam Rangka Mewujudkan Jogja
Smart Province” adalah Sumbu Filosofi Yogyakarta yang terletak di
Kota Yogyakarta. Sumbu Filosofi Yogyakarta dipilih sebagai unit
amatan karena terdapat urgensi bahwa Sumbu Filosofi Yogyakarta

15
sedang diajukan sebagai warisan budaya dunia tak benda kepada
UNESCO.

3.2.2 Unit Analisis


Unit analisis dalam penelitian ini adalah implementasi peran penataan
Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam rangka mewujudkan
“Jogja Smart Province” yang difokuskan pada:

1. Upaya yang telah dilakukan dalam penataan Smart Area Sumbu


Filosofi Yogyakarta.
2. Pengaruh penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta
terhadap perwujudan “Jogja Smart Province”.

Tabel Variabel Penelitian

Tujuan Penelitian Variabel Sub-Variabel Sumber Data


Mengetahui upaya Perubahan fisik • Sarana • Observasi
yang telah di Smart Area dan lapangan
dilakukan dalam Sumbu Filosofi Prasarana • Kajian
penataan Smart Yogyakarta. • Pedestrian literatur
Area Sumbu • Fasad
Filosofi Bangunan
Yogyakarta. • Vegetasi • Google
Earth
Mengidentifikasi Persentase - • Kuisioner
pengaruh penataan pengguna
Smart Area Sumbu aplikasi Jogja
Filosofi Istimewa pada
Yogyakarta Kawasan Smart

16
terhadap Area Sumbu
perwujudan “Jogja Filosofi
Smart Province”. Yogyakarta.

3.3 Instrumen Penelitian


Beberapa instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Laptop
Laptop merupakan salah satu instrument utama yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi, menganalisis analisis data, serta
menyusun hasil analisis.
b. Telepon seluler
Telepon selular digunakan sebagai alat dokumentasi sekaligus alat
komunikasi dengan dosen pembimbing, maupun pihak-pihak terkait
sebagai sumber informasi.
c. Software
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa software untuk membantu
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data-data, di antaranya yaitu
Google Chrome, Google Earth, Microsoft Word, ArcGIS, dan SPSS.
d. Media cetak
Media cetak seperti buku dan laporan penelitian digunakan sebagai sumber
data sekunder.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data untuk masing-
masing jenis data ialah sebagai berikut:

17
3.4.1 Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan,
dokumentasi, dan wawancara. Observasi lapangan dan dokumentasi
dilakukan untuk mengetahui kondisi Sumbu Filosofi Yogyakarta saat
ini. Selain observasi lapangan, juga dilakukan kuisioner untuk
mendapatkan persentase pengguna aplikasi “Jogja Istimewa” yang
sedang berada di Kawasan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Untuk mendapatkan persentase pengguna aplikasi “Jogja


Istimewa”, akan dilakukan kuisioner dengan teknik purposive
sampling. Penggunaan teknik purposive sampling dipilih karena
narasumber pada penelitian ini ditujukan pada masyarakat Kota
Yogyakarta maupun luar Kota Yogyakarta yang pernah mengunjungi
tiga titik Sumbu Filosofi Yogyakarta yang meliputi meliputi Tugu Pal
Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.

3.4.2 Data Sekunder


Data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kajian
literatur. Kajian literatur dapat berasal dari internet dan media cetak.
Kajian literatur yang berasal dari internet berupa jurnal ilmiah online,
e-book, maupun publikasi dari instansi-instansi pemerintah terkait.
Kajian literatur berupa media cetak didapatkan dari laporan penelitian
dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian.

Sumber data sekunder lainnya yaitu software Google Earth.


Google Earth digunakan untuk melihat perbandingan citra sebelum dan
setelah diberlakukannya penataan Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta.

18
3.5 Metode Analisis Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deduktif, sehingga penelitian dimulai dengan teori terkait mengenai penerapan
smart culture. Aspek tersebut kemudian dikaitkan dan dibandingkan dengan
fenomena di lapangan menggunakan kasus Smart Area Sumbu Filosofi
Yogyakarta dan pengaruhnya terhadap “Jogja Smart Province”.

a. Upaya penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam rangka


mewujudkan “Jogja Smart Province”
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi penataan Smart Area
Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah metode kualitatif. Identifikasi upaya
tersebut dilakukan dengan melakukan perbandingan kondisi fisik di tiga
titik Sumbu Filosofi Yogyakarta, sebelum dan sesudah penataan ruang
yang dilaksanakan pada tahun 2019. Perbandingan tersebut dilakukan
dalam beberapa aspek, yaitu aspek sarana dan prasarana pendukung
smart area, pedestrian, vegetasi, dan fasad bangunan. Analisis
perbandingan aspek sarana dan prasarana pendukung smart area,
pedestrian, dan fasad bangunan dilakukan dengan membandingkan
kondisi eksisting dengan kondisi sebelumnya. Sementara itu, analisis
perbandingan kondisi vegetasi dilakukan dengan bantuan Google Earth
untuk melihat citranya.
b. Pengaruh penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta terhadap
perkembangan “Jogja Smart Province”
Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penataan Smart
Area Sumbu Filosofi Yogyakarta terhadap perkembangan “Jogja Smart
Province” adalah metode kuantitatif. Salah satu indikator
berkembangnya pelaksanaan “Jogja Smart Province” adalah
meningkatnya jumlah pengguna aplikasi Jogja Istimewa sebagai
platform dari smart provice Provinsi DIY. Untuk melihat pengaruh

19
penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta terhadap
perkembangan “Jogja Smart Province” dilakukan perhitungan
persentase pengguna aplikasi Jogja Istimewa sebelum dan setelah
dilakukannya penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Penataan Smart Area Sumbu Filosofi Yogyakarta dilaksanakan pada
tahun 2019, sehingga analisis perbandingan dilakukan dengan data
pengguna Jogja Istimewa sebelum dan sesudah tahun 2019.

3.6 Tahapan Penelitian


a. Tahapan Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan beberapa hal untuk memulai
penelitian:
• penentuan tema dan judul penelitian;
• perumusan latar belakang rumusan masalah, tujuan, pertanyaan
penelitian, fokus, lokus, metode, serta manfaat penelitian;
• perumusan dasar teori yang digunakan dalam penelitian;
• penentuan metode penelitian; dan
• penyusunan tahapan penelitian.
b. Tahapan Pengumpulan Data
Tahapan yang selanjutnya yaitu tahapan pengumpulan data-data yang
akan diolah dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Tahapan
pengumpulan data terbagi menjadi survei primer dan survei sekunder.
• Survei primer
Survei primer dilakukan dengan observasi lapangan, dokumentasi, dan
kuisioner.
• Survei sekunder
Survei sekunder dilakukan melalui pengkajian literatur-literatur yang
berkaitan dengan judul, baik dari internet maupun media cetak.

20
c. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan metode
analisis yang sebelumnya telah disusun, untuk mendapatkan hasil temuan
berdasarkan data yang telah didapat. Dalam tahapan ini, digunakan
beberapa software untuk membantu pengolahan dan analisis data, di antara
lainnya yaitu Google Chrome, Google Earth, Microsoft Word, ArcGIS, dan
SPSS.
d. Tahapan Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil temuan mengenai pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lainnya, ditarik suatu kesimpulan yang
menjawab pertanyaan penelitian.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, D.B., 2020. Implementasi Kebijakan Layanan Co-Working Space Ramah


Difabel sebagai Konsep Pengembangan Jogja Smart Province. Jurnal
Manajemen Publik & Kebijakan Publik (JMPKP), 2(1), pp.49-67.
Dinas Kebudayaan DIY, 2016. Buletin Mayangkara Edisi 2: Mengenal Sumbu
Imajiner dan Sumbu Filosofi.
Dinas Komuniksi dan Informasi DIU, 2019. Jogja Istimewa Apps. Diakses di
diskominfo.jogjaprov.go.id.
Dinas Komuniksi dan Informasi DIU, 2019. Seminar Nasional "Smart Area Sumbu
Filosofi. Diakses di diskominfo.jogjaprov.go.id.
Faidat, N. and Khozin, M., 2018. Analisa Strategi Pengembangan Kota Pintar (Smart
City): Studi Kasus Kota Yogyakarta. JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan): Kajian
Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah, 3(2), pp.171-180.
Gumilar, M.G., 2019. Inovasi Pemerintah Daerah Jogja Smart Service and Livable City
di Yogyakarta. Jurnal Gama Societa, 3(1), pp.19-27.
Humas Provinsi DIY., 2020. Sumbu Filosofi DIY Menuju Warisan Dunia. Diakses di
jogjaprov.go.id.

Ilmu Pemerintahan UMY., 2019. Filosofi dan Smart Culture Jadi Payung Penerapan
Smart Province di DIY.

Lotan, F.F. and Fajri, C., 2020, March. Communication Strategy of Dinas Komunikasi
Dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta in Socializing Jogja Smart
Province Program Amongst the Jogjakarta Society. In 2nd International Media
Conference 2019 (IMC 2019) (pp. 145-156). Atlantis Press.
Rachmawati, R., Ramadhan, E.R. and Rohmah, A.A., 2018. Aplikasi Smart Province
“Jogja Istimewa”: Penyediaan Informasi Terintegrasi dan Pemanfaatannya.
Majalah Geografi Indonesia, 32(1), pp.14-23.
Rosilawati, Y., Nurjanah, A. and Amriyanto, H., 2021, January. The Use of “Jogja
Istimewa” for Improving E-Government and Public Service Delivery in
Yogyakarta. In 4th International Conference on Sustainable Innovation 2020–

22
Social, Humanity, and Education (ICoSIHESS 2020) (pp. 457-463). Atlantis
Press.
Savanti, D., 2019. Filosofi Istimewa Kota Yogyakara. Diakses di kniu,
kemdikbud.go.id.
Yusuf, A.M., 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 25.

23

Anda mungkin juga menyukai