LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
2
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
kelancaran perekonomian masyarakat dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan masyarakat.
Terlaksananya suatu pembangunan Pekerjaan umum dilakukan
secara bertahap, dan penataan tersebut diatur dalam suatu
peraturan/pedoman perundang-undangan, yang secara garis besarnya
adalah dimulai dengan tahapan perencanaan. Dengan keluarnya dana
dari BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, maka segera
dimulai tahapan perencanaanya yang diserahkan kepada Konsultan
Perencana melalui suatu proses.Dimana Konsultan Perencanaan ini
nantinya akan menghasilkan suatu keluaran / produk yang dibutuhkan
dalam rangka pelaksanaan Konstruksi.Dan secara kontraktual Konsultan
Perencana ini bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat komitmen.
Pengembangan Kawasan Kota dan Permukiman merupakan
entry point yang konsep penanganannya telah baku dengan pendekatan
pemberdayaan (sosial kemasyarakatan, ekonomi dan lingkungan) dan
akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik kawasannya
maupun masyarakat yang tinggal didalamnya. Untuk menjamin
terjadinya proses bermasyarakat yang sehat, dinamis dan pregresif
maka pemerintah perlu memperhatikan pelayanan masyarakat mulai
dari strata terbawah sampai yang paling atas. Pembangunan Water Park
sulili melupakan salah satu solusi untuk menjawab konsep
pembangunan tersebut sebab fungsi Bangunan ini nantinya untuk
kegiatan-kegiatan yang menunjang kualitas parawisata Dengan itu
kemajuan bangunan ini akan memberi dampak positif kepada
masyarakat didalam kegiatan maupun diluar . yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah kabupaten pinrang
berdasarkan konsultasi dan penghargaan dari Badan Perencanaan
Pembangnan Daerah merencanakan pembangunan dan renovasi
waterboom sulili yang tidak hanya berfungsi sebagai taman rekreasi air
semata tapi juga mampu untuk menghidupkan usaha kecil dan
3
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
menengah masyarakat dan di harapkan menjadi salah satu destinasi
utama di kabupaten Pinrang.
Untuk menyusun suatu program pembangunan Water Park sulili
yang sistematis dan terarah tersebut, perlu di susun suatu dokumen
perencanaan sebagai dasar pedoman atau acuan bagi pihak pengambil
kebijakan dalam perumusan rencana program pembangunan. Secara
hirarki, dokumen perencanaan pembangunan akan terdiri dari : Studi
Kelayakan (Feasibility Study), Rencana Teknis (Detail Engineering
Design) dan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Dokumen
perencanan ini harus disusun secara sistematis sesuai dengan
tahapannya, sehingga program pembangunan dapat diimplementasikan
secara sistematis dan terarah sesuai sasaran dan tujuan yang ingin di
capai.
Berdasarkan uraian diatas pihak pemerintah kabupaten pinrang
dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bermaksud
melakukan studi kelayakan finansial dari rencana pembangunan dan
renovasi Water Park sulili kabupaten pinrang sebelum masuk kedalam
tahap perencanaan teknis secara detail (DED), AMDAL dan
pelaksanaan.
4
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
5
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB II
RONA WILAYAH STUDI
6
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
tempat pemukiman yang baik, maka tempat tersebut diberi nama:
PINRA-PINRA.
Dari kedua sejarah yang berbeda itu lahirlah istilah yang sama, yaitu
"PINRA", kemudian kata itu dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
intonasi dan dialek bahasa Bugis sehingga menjadi Pinrang yang
sekarang ini diabadikan menjadi nama dari Kabupaten Pinrang.
Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari Onder Afdeling Pinrang yang
berada di bawah afdeling Pare-Pare, yang merupakan gabungan empat
kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja, yaitu
KASSA, BATULAPPA, SAWITTO dan SUPPA yang sebelumnya adalah
anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu (Kassa dan Batulappa)
dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto). Hal ini merupakan bagian dari
adu domba kolonial untuk memecah persatuan di Sulawesi Selatan.
Pemilihan nama Pinrang sebagai nama wilayah dikarenakan daerah
Pinrang merupakan tempat berkumpulnya keempat raja tadi dan
sekaligus tempat berdirinya kantoor onder afdelingeen (kantor residen).
Selanjutnya Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang
menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan
akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang.
Sebagaimana diketahui bahwa ketika Jepang masuk di pinrang sekitar
tahun 1943, sistem pemerintahan warisan kolonial dengan struktur
lengkap yang terdiri dari 4 (empat) swapraja, masing-masing Swapraja
Sawitto, Swapraja Batu Lappa, Swapraja Kassa dan Swapraja Suppa.
Ketika Pinrang menjadi Onder Afdeling di bawah afdeling Parepare,
sementara afdeling Parepare adalah salah satu dari tujuh afdeling yang
ada di provinsi Sulawesi.
7
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.3 Arti Nama Pinrang
Bahwa nama Pinrang lahir dari suatu peristiwa heroic, dimana putra-
putra terbaik Sawitto memperlihatkan sikap dan wataknya dalam
membela negerinya.
Adanya usaha kemampuan Sawitto membebaskan rajanya tanpa
menunggu belas kasihan dari kerajaan.
Adanya dinamika masyarakat Pinrang sejak dahulu, hal ini terbukti
dengan usaha masyarakat mencari pemukiman yang baik dimasa lalu
Dengan demikian pengertian nama Pinrang yang berasal dri istilah Pinra
adalah adanya dinamika social dari masyarakat sepanjang sejarahnya,
baik dari segi maupun tatanilainya.
8
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
afdeling menjadi daerah swatantra dan Onder Afdeling menjadi
kewedaan. Dengan perubahan tersebut maka Onder Afdeling Pinrang
berubah menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja
dan beberapa distrik. Dengan status demikian inilah pemerintahan
senantiasa mengalami pasang surut di tengah-tengah pasang surutnya
keadaan pemerintahan. Upaya memperbaiki struktur dan
penyelenggaraan pemerintahan di satu sisi, di samping memenuhi
kebahagiaan dan keinginan rakyat. Maka, pada tahun 1959 keluarlah
undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal 4 Juli 1959
tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi yang praktis,
termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang. Pada tanggal 28
Januari 1960, keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-
7/3/5-392 yang menunjuk H.A. MAKKOELAOE menjadi Kepala Daerah
Tingkat II Pinrang, karena pada saat itu unsur atau organ sebagai
perangkat daerah otonomi telah terpenuhi. Hal ini kemudian dikaji melalui
suatu simposium yang dilakukan oleh kelompok pemuda, khususnya
KPMP Kabupaten Pinrang dan diteruskan kepada DPRD untuk
dituangkan ke dalam suatu PERDA tersendiri.
9
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
Sebelah Barat Berbatasan dengan kabupaten Polewali Mandar dan
Selat Makassar
a. Wilayah Administrasi
Kabupaten Pinrang terdiri dari 12 Kecamatan meliputi 64 Desa dan
39 kelurahan.
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga
terdapat areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah
didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan
pegunungan.
Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial
untuk sektor pertanian dan memungkinkan berbagai komoditi
pertanian (Tanaman Pangan, perikanan, perkebuanan dan
Peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0 – 500 m
diatas permukaan laut ( 60, 41%), ketinggian 500 – 1000 m diatas
permukaan laut ( 19,69% ) dan ketinggian 1000 m diatas permukaaan
(9,90%)
10
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
11
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
12
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Keadaan Iklim
Kabupaten Pinrang dipengaruhi oleh 2 musim pada satu periode yang
sama, untuk wilayah kecamatan Suppa dan Lembang di pengaruhi
oleh musim Sektor barat dan lebih dikenal dengan sektor peralihan
dan 10 kecamatan lainnya termasuk sektor timur. Dimana puncak
hujan jatuh pada Bulan April dan Oktober. Berdasarkan data curah
hujan termasuk tipe iklim A dan B (Daerah basah) suhu rata-rata
normal 270C dengan kelembaban uadara kurang lebih 80% sampai
85%.
c. Jenis Tanah
Kabupaten Pinrang mempunyai berbagai jenis tanah,diantaranya
tanah aluvial gromosol, regesal brown forest dan podsolik. Jenis
tanah yang menempati ruang terbesar di Kabupaten Pinrang
menyusul tanah Regosol dan tanah Gromosol
13
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Pertumbuhan Penduduk
Data jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 5 tahun terakhir
menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebanyak 332.921
jiwa, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 353.367 jiwa. Hal
tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk
sekitar 20.446 jiwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan
rata-rata pertumbuhan 1.51 % pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah
penduduk Kabupaten Pinrang pada setiap kecamatan selama
waktu tahun 2006 hingga 2010, diuraikan pada tabel dan Grafik
berikut.
14
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
15
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
16
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
diperhatikan (diindikasikan dengan penurunan alokasi anggaran
pembangunan sektor pertanian) terbukti mampu menjadi katup
pengaman dalam
menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian terbukti bahwa sektor
pertanian mampu menghadapi gejolak ekonomi dan dalam menyerap
tenaga kerja sehingga dapat berfungsi sebagai stabilisator dan katup
pengaman perekonomian.
17
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
penyajian PDRB dibedakan atas dua macam, yaitu PDRB atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga
berlaku adalah nilai tambah barang bruto dari barang dan jasa
(komoditas) atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai
dengan harga berlaku pada tahun yang bersangkutan. PDRB atas
dasar harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa (komoditas)
atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas dasar harga
tetap (konstan).
18
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
daerah kabupaten seperti soppeng, Enrekang, Sidrap dan Bone. Air
panas alami yang dpercaya bisa membuat badan bugar dan rileks, serta
menyembuhkan beragam penyakit kulit seperti gatal-gatal, kudis menjadi
daya tarik tersendiri bagi warga untuk mengisi libur mereka bersama
keluarga atau orang terkasih.
Jumlah pengunjung yang berwisata ke permandian air panas sulili pada
hari biasa berjumlah Puluhan orang dan dapat mencapai ratusan orang +
150 orang pada weekend. Pada Saat hari libur panjang, Libur Nasional
dan Hari Raya jumlah pengunjung dapat meningkat dari 200 s/d 400 %,
Dari data pengelola permandian air panas sulili tercatat jumlah
pengunjung perhari rata-rata mencapai 6000 hingga 7000 karcis masuk
perhari pada hari libur panjang, Libur Nasional dan Hari Raya dan jumlah
setengahnya di hari libur biasa dan weekend.
Letaknya strategis dan tak jauh dari pusat kota pinrang membuat lokasi
wisata alam kebanggaan warga pinrang ini menjadi salah satu plihan
warga berlibur di hari lebaran bersama keluarga dan orang terkasih
mereka. Karcis masuk yang hanya Rp 5000 untuk dewasa dan Rp 2000
untuk anak-anak menjadikan objek wisata ini murah dan aman lantaran
sejumlah petugas kepolisian, TNI dan petugas Satpol pp berjaga di lokasi
wisata ini.
Aneka wahana permaian air, seperti kolan renang untuk dewasa dan
anak-anak, belasan gasebo dan villa yang bisa dijadikan sebagai tempat
beristirahat sambil menikmati makanan yang dibawa oleh pengunjung.
Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, dapat memesan di lokasi
ini. Puluhan pemilik warung menyediakan aneka makanan termasuk
makanan ringan yang bisa di beli dengan harga murah. Semua wahana
yang ditawarkan dapat membuat puas dan betah tinggal berlama-lama di
lokasi wisata ini. Selain itu juga Puluhan pohon rindang, dan tempat
ayunan yang disedaikan pengelola wisata air panans sulili yang tersebar
di lokasi ini bisa menambah indah suasana bersama keluarga atau
pasangan.
19
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20