Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Pinrang adalah sebuah kabupaten di Provinsi


Sulawesi Selatan. Kabupaten Pinrang lebih menitikberatkan
perekonomiannya pada bidang pertanian. Selain pertanian, sektor
lainnya yang didukung oleh berkah dari perut bumi adalah
pertambangan dan penggalian.
Namun seiring pergeseran sosial ekonomi yang terjadi di
Kabupaten Pinrang dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat jasa.
Pertumbuhan positif terutama di bidang perdagangan dan pariwisata
menjadi pendorongnya BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH. Telah membuat keputusan yang tepat untuk melakukan studi
kelaakan PERENCANAAN PEMBANGUNAN dan RENOVASI WATER
PARK SULILI. Selain bangunan dan fasilitas yang ada sudah tidak
memadai untuk fungsinya sebagai tempat rekreasi keluarga dan
masyarakat, hal ini pula akan menunjang citra dan kewibawaan
pemerintah kota. Saat ini melalui salah satu program kegiatannya,
PERENCANAAN PEMBANGUNAN dan RENOVASI WATER PARK
SULILI telah mengarahkan suatu kebijakan yang terfokus pada
pengembangan prasarana dan sarana perkotaan yang diantaranya
adalah pengembangan sarana fasilitas yang ada di WATER PARK
SULILI yang dapat meningkatkan aktifitas dan kenyamanan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi kegiatan.
Pemerintah maupun kalangan legislative dan masyarakat
kabupaten pinrang menyadari bahwa untuk mengembangkan kawasan
ini bedampak bagi tumbuhnya aktivitas ekonomi dan mengoptomalkan
potensi sumberdaya yang ada, di samping tentunya kebijakan yang
menawarkan kemudahan bagi masuknya investasi.

1
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian, perdagangan, pariwisata, dan


pertumbuhan penduduk di kabupaten Pinrang dewasa ini dapat di
golongkan cukup pesat, sehingga menyebabkan meningkatnya
kebutuhan dan minat masyarakat terhadap perekonomian, perdagangan
dan pariwisata. Untuk dapat mengimbangi perkembangan tersebut,
tentunya perlu diimbangi dengan pengembangan saran dan prasarana
yang mendukungnyayang bertujuan untuk memberikan aksebilitas yang
sebesar-besarnya akan pengembangan suatu potensi tata guna
lahanbaik yang belum berkembang maupun yang belum di
kembangkansama sekali. Tersedianya sarana dan prasarana pariwisata
sebagaimana di maksudkan di atas, merupakan salah satu unsur yang
akan sangat mendukung perkembangan ekonomi daerah Provinsi
Sulawesi Selatan pada umumnya dan Kabupaten Pinrang pada
khusunya. Dengan demikian ketrsediaan sarana dan prasarana tersebut
harus di usahakan demi menjamin mutu pelayanan masyarakat serta
menunjang peningkatan perekonomian masyarakat.
Sarana dan prasarana pariwisata merupakan salah satu
komponen yang sangat esensial dalam menunjang keberhasilan
kegiatan perekonomian masyarakat serta percepatan pembangunan
pada umumnya. Oleh sebab itu program pembangunan sarana
pariwisata, khususnya pembangunan pada Water Park sulili, harus terus
di programkan dan di laksanakan secara konsisten, sistematis dan
berkesinambungan, sesuai arah kebijakan yang telah di gariskan dalam
program pembangunan daerah (PROPOEDA) serta rencana strategis
(RENSTRA) Kabupaten Pinrang.
Dalam konteks tersebut di atas, pada wilayah tata guna lahan
daerah kabupaten pinrang yang merupakan salah satu wilayah yang
masih memiliki aksesbilitas dan potensi wisata air yang sangat tinggi
(baik domestic maupun luar), prasarana dan sarana wisata air yang
mendesak untuk di kembangkan saat ini adalah berupa Water Park sulili
kabupaten pinrang. Water Park ini di harapkan dapat mendorong

2
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
kelancaran perekonomian masyarakat dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan masyarakat.
Terlaksananya suatu pembangunan Pekerjaan umum dilakukan
secara bertahap, dan penataan tersebut diatur dalam suatu
peraturan/pedoman perundang-undangan, yang secara garis besarnya
adalah dimulai dengan tahapan perencanaan. Dengan keluarnya dana
dari BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, maka segera
dimulai tahapan perencanaanya yang diserahkan kepada Konsultan
Perencana melalui suatu proses.Dimana Konsultan Perencanaan ini
nantinya akan menghasilkan suatu keluaran / produk yang dibutuhkan
dalam rangka pelaksanaan Konstruksi.Dan secara kontraktual Konsultan
Perencana ini bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat komitmen.
Pengembangan Kawasan Kota dan Permukiman merupakan
entry point yang konsep penanganannya telah baku dengan pendekatan
pemberdayaan (sosial kemasyarakatan, ekonomi dan lingkungan) dan
akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik kawasannya
maupun masyarakat yang tinggal didalamnya. Untuk menjamin
terjadinya proses bermasyarakat yang sehat, dinamis dan pregresif
maka pemerintah perlu memperhatikan pelayanan masyarakat mulai
dari strata terbawah sampai yang paling atas. Pembangunan Water Park
sulili melupakan salah satu solusi untuk menjawab konsep
pembangunan tersebut sebab fungsi Bangunan ini nantinya untuk
kegiatan-kegiatan yang menunjang kualitas parawisata Dengan itu
kemajuan bangunan ini akan memberi dampak positif kepada
masyarakat didalam kegiatan maupun diluar . yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah kabupaten pinrang
berdasarkan konsultasi dan penghargaan dari Badan Perencanaan
Pembangnan Daerah merencanakan pembangunan dan renovasi
waterboom sulili yang tidak hanya berfungsi sebagai taman rekreasi air
semata tapi juga mampu untuk menghidupkan usaha kecil dan

3
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
menengah masyarakat dan di harapkan menjadi salah satu destinasi
utama di kabupaten Pinrang.
Untuk menyusun suatu program pembangunan Water Park sulili
yang sistematis dan terarah tersebut, perlu di susun suatu dokumen
perencanaan sebagai dasar pedoman atau acuan bagi pihak pengambil
kebijakan dalam perumusan rencana program pembangunan. Secara
hirarki, dokumen perencanaan pembangunan akan terdiri dari : Studi
Kelayakan (Feasibility Study), Rencana Teknis (Detail Engineering
Design) dan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Dokumen
perencanan ini harus disusun secara sistematis sesuai dengan
tahapannya, sehingga program pembangunan dapat diimplementasikan
secara sistematis dan terarah sesuai sasaran dan tujuan yang ingin di
capai.
Berdasarkan uraian diatas pihak pemerintah kabupaten pinrang
dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bermaksud
melakukan studi kelayakan finansial dari rencana pembangunan dan
renovasi Water Park sulili kabupaten pinrang sebelum masuk kedalam
tahap perencanaan teknis secara detail (DED), AMDAL dan
pelaksanaan.

1.2 Maksud dan Tujuan Studi


Studi ini bermaksud untuk melakukan penilaian atas kelayakan finansial
terhadap rencana pembangunan dan renovasi Water Park Sulili di
kabupaten pinrang
Adapun tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis dan merancang aspek/kriteria teknis konstruksi
bangunan dalam bentuk rancangan awal Water Park sulili kabupaten
pinrang.
b. Menganalisi aspek/kriteria kelayakan finansial rencana
pembangunan dan renovasi Water Park sulili kabupaten pinrang.
c. Mengevaluasi kelaakan finansial rencana pembangunan dan
renovasi Water Park sulili kabupaten pinrang.

4
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup tugas yang dilaksanan oleh konsultan adalah :
A. Persiapan
B. Suvey
C. Analisa hasil survey
D. Hasil Analisa
E. Manfaat dan estimasi
F. Evaluasi kelayakan
G. Laporan dan seminar

1.4 Manfaat Studi


Manfaat yang di harapkan dari kegiatan studi ini adalah :
a. Memberikan pertimbangan analisis atas berbagai aspek/kriteria
kelayakan teknis konstruksi bengunan berupa konsep rancangan
awal terhadap rencana pembangunan dan renovasi Water Park sulili
kabupaten pinrang.
b. Memberikan pertimbangan analisi atas berbagai aspek/kriteria
kelayakan finansial terhadap rencana pembangunan dan renovasi
Water Park sulili kabupaten pinrang.
c. Memberikan rekomendasi atas hasil penilaian kelayakan rencana
pembangunan rencana pembangunan dan renovasi Water Park sulili
kabupaten pinrang dari aspek teknis dan finansial dikaitkan dengan
investasi yang harus dikeluarkan dibandingkan dengan keuntungan
yang diperoleh.

5
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB II
RONA WILAYAH STUDI

2.1 SEJARAH BERDIRINYA KABUPATEN PINRANG

2.1.1 Asal Mula Nama Pinrang

Ada beberapa versi mengenai asal muasal pemberian nama Pinrang


yang berkembang di masyarakat Pinrang sendiri.
Versi yang pertama menyebut bahwa Pinrang berasal dari bahasa Bugis
yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-
rawa". Hal ini disebabkan oleh karena pada awal pembukaan daerah
Pinrang yang tepatnya saat ini di pusat kota kabupaten Pinrang masih
berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.
Versi kedua menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh karena suatu
ketika Raja Sawitto yang bernama La Dorommeng La Paleteange, bebas
dari pengasingan dari kerajaan Gowa berkat bantuan Baso Panca Arung
Enrekang dan dibantu Para Pasukan Pemberaninya dari Kampung
Kaluppini Enrekang. Kedatangan tersebut disambut gembira oleh
rakyatnya, namun mereka terheran-heran karena wajah sang raja
berubah dan mereka berkata "Pinra bawangngi tappana puatta pole
Gowa", yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa. Maka
setelah itu rakyat mulai menyebut daerah tersebut sebagai Pinra yang
artinya berubah, dikemudian hari masyarakat setempat mengubah
penyebutan tersebut menjadi Pinrang.
Sumber lain ini mengatakan pemukiman kota Pinrang yang dahulunya
rawa-rawa yang selalu tergenang air membuat masyarakat senantiasa
berpindah-pindah mencari wilayah pemukiman yang bebas genangan air,
berpindah-pindah atau berubah-ubah pemukiman dalam bahasa Bugis
disebut "PINRA-PINRA ONROANG". Setelah masyarakat menemukan

6
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
tempat pemukiman yang baik, maka tempat tersebut diberi nama:
PINRA-PINRA.
Dari kedua sejarah yang berbeda itu lahirlah istilah yang sama, yaitu
"PINRA", kemudian kata itu dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
intonasi dan dialek bahasa Bugis sehingga menjadi Pinrang yang
sekarang ini diabadikan menjadi nama dari Kabupaten Pinrang.

2.1.2 Masa Penjajahan

Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari Onder Afdeling Pinrang yang
berada di bawah afdeling Pare-Pare, yang merupakan gabungan empat
kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja, yaitu
KASSA, BATULAPPA, SAWITTO dan SUPPA yang sebelumnya adalah
anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu (Kassa dan Batulappa)
dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto). Hal ini merupakan bagian dari
adu domba kolonial untuk memecah persatuan di Sulawesi Selatan.
Pemilihan nama Pinrang sebagai nama wilayah dikarenakan daerah
Pinrang merupakan tempat berkumpulnya keempat raja tadi dan
sekaligus tempat berdirinya kantoor onder afdelingeen (kantor residen).
Selanjutnya Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang
menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan
akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang.
Sebagaimana diketahui bahwa ketika Jepang masuk di pinrang sekitar
tahun 1943, sistem pemerintahan warisan kolonial dengan struktur
lengkap yang terdiri dari 4 (empat) swapraja, masing-masing Swapraja
Sawitto, Swapraja Batu Lappa, Swapraja Kassa dan Swapraja Suppa.
Ketika Pinrang menjadi Onder Afdeling di bawah afdeling Parepare,
sementara afdeling Parepare adalah salah satu dari tujuh afdeling yang
ada di provinsi Sulawesi.

7
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.3 Arti Nama Pinrang

Bahwa pemberian suatu nama senantiasa mempunyai arti dan makna


yang merupakan pencerminan dari nama itu sendiri. Demikian pula
halnya nama pinrang yang berasal dari bahasa bugis yaitu , kata Pinra
yang secara etimologi bahasa akan berarti Perubahan. Akan tetapi jika
dilihat dari latar belakang lahirnya istilah Pinra tersebut, maka ada
beberapa makna yang terkandung didalamnya yaitu :

 Bahwa nama Pinrang lahir dari suatu peristiwa heroic, dimana putra-
putra terbaik Sawitto memperlihatkan sikap dan wataknya dalam
membela negerinya.
 Adanya usaha kemampuan Sawitto membebaskan rajanya tanpa
menunggu belas kasihan dari kerajaan.
 Adanya dinamika masyarakat Pinrang sejak dahulu, hal ini terbukti
dengan usaha masyarakat mencari pemukiman yang baik dimasa lalu

Dengan demikian pengertian nama Pinrang yang berasal dri istilah Pinra
adalah adanya dinamika social dari masyarakat sepanjang sejarahnya,
baik dari segi maupun tatanilainya.

2.1.4 Masa Kemerdekaan

Dengan ditetapkannya PP Nomor 34/1952 tentang perubahan daerah


Sulawesi Selatan, pembagian wilayahnya menjadi daerah swatantra.
Pertimbangan diundangkannya PP tersebut adalah untuk memenuhi
keinginan rakyat dan untuk memperbaiki susunan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Daerah swantantra yang dibentuk adalah sama dengan
wilayah afdeling yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur Timur besar
(GROTE GOSTE) tanggal 24 juni 1940 nomor 21, kemudian diubah oleh
Keputusan Gubernur Sulawesi nomor 618/1951. Perubahan adalah kata

8
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
afdeling menjadi daerah swatantra dan Onder Afdeling menjadi
kewedaan. Dengan perubahan tersebut maka Onder Afdeling Pinrang
berubah menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja
dan beberapa distrik. Dengan status demikian inilah pemerintahan
senantiasa mengalami pasang surut di tengah-tengah pasang surutnya
keadaan pemerintahan. Upaya memperbaiki struktur dan
penyelenggaraan pemerintahan di satu sisi, di samping memenuhi
kebahagiaan dan keinginan rakyat. Maka, pada tahun 1959 keluarlah
undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal 4 Juli 1959
tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi yang praktis,
termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang. Pada tanggal 28
Januari 1960, keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-
7/3/5-392 yang menunjuk H.A. MAKKOELAOE menjadi Kepala Daerah
Tingkat II Pinrang, karena pada saat itu unsur atau organ sebagai
perangkat daerah otonomi telah terpenuhi. Hal ini kemudian dikaji melalui
suatu simposium yang dilakukan oleh kelompok pemuda, khususnya
KPMP Kabupaten Pinrang dan diteruskan kepada DPRD untuk
dituangkan ke dalam suatu PERDA tersendiri.

2.2 Letak Geografis dan Topografi


Kabupaten Pinrang adalah salah satu daerah dari 23 Kabupaten/Kota di
Sulawesi selatan yang letaknya berada di bagian Barat Wilayah Propinsi
Sulawesi Selatan tang jaraknya sekitar 182 km arah utara dari Kota
Makassar ibukota Propinsi Sulawesi selatan berada pada posisi letak
geografis yaitu LS 4010’30” - 30019’13” BT 119026’30” – 119047’20”.
Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 Ha atau dengan batas-
batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara Berbatasan dengan Kab. Toraja
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kab.Enrekang dan Sidrap
 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kota Pare-Pare

9
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
 Sebelah Barat Berbatasan dengan kabupaten Polewali Mandar dan
Selat Makassar
a. Wilayah Administrasi
Kabupaten Pinrang terdiri dari 12 Kecamatan meliputi 64 Desa dan
39 kelurahan.
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga
terdapat areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah
didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan
pegunungan.
Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial
untuk sektor pertanian dan memungkinkan berbagai komoditi
pertanian (Tanaman Pangan, perikanan, perkebuanan dan
Peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0 – 500 m
diatas permukaan laut ( 60, 41%), ketinggian 500 – 1000 m diatas
permukaan laut ( 19,69% ) dan ketinggian 1000 m diatas permukaaan
(9,90%)

10
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Pinrang

11
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Pinrang

12
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Keadaan Iklim
Kabupaten Pinrang dipengaruhi oleh 2 musim pada satu periode yang
sama, untuk wilayah kecamatan Suppa dan Lembang di pengaruhi
oleh musim Sektor barat dan lebih dikenal dengan sektor peralihan
dan 10 kecamatan lainnya termasuk sektor timur. Dimana puncak
hujan jatuh pada Bulan April dan Oktober. Berdasarkan data curah
hujan termasuk tipe iklim A dan B (Daerah basah) suhu rata-rata
normal 270C dengan kelembaban uadara kurang lebih 80% sampai
85%.
c. Jenis Tanah
Kabupaten Pinrang mempunyai berbagai jenis tanah,diantaranya
tanah aluvial gromosol, regesal brown forest dan podsolik. Jenis
tanah yang menempati ruang terbesar di Kabupaten Pinrang
menyusul tanah Regosol dan tanah Gromosol

2.3 KONDISI DEMOGRAFI


A. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada akhir Tahun 2010
berjumlah 353.367 jiwa yang terditribusi pada 12 kecamatan,
dengan tingkat persebaran yang tidak merata pada setiap
kecamatan. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di
Kecamatan Watang Sawitto dengan jumlah sebesar 50.974 jiwa atau
sekitar 14,43 % dari jumlah penduduk kabupaten, sedangkan
distribusi penduduk terkecil adalah Kecamatan Batulappa dengan
jumlah penduduk kurang lebih 9.598 jiwa atau sekitar 2,72% dari
jumlah penduduk Kabupaten Pinrang, secara rinci diuraikan pada
tabel.

13
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

B. Penduduk Menurut Struktur Usia


Kajian tentang struktur penduduk menurut usia dimaksudkan
untuk mengetahui jumlah pada setiap kelompok umur tertentu,
terutama kelompok umur yang berkaitan dengan usia sekolah, usia
kerja, dan usia produktif atau usia angkatan kerja. Pengelompokan
penduduk menurut umur di Kabupaten Pinrang pada tahun 2008
dibagi atas 3 kelompok utama, yaitu :
 Usia Balita (0-4) tahun : 41.164 jiwa
 Usia Sekolah (5-19) : 126.609 jiwa
 Usia Angkatan kerja (20-54) : 151.978 jiwa

C. Pertumbuhan Penduduk
Data jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 5 tahun terakhir
menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebanyak 332.921
jiwa, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 353.367 jiwa. Hal
tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk
sekitar 20.446 jiwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan
rata-rata pertumbuhan 1.51 % pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah
penduduk Kabupaten Pinrang pada setiap kecamatan selama
waktu tahun 2006 hingga 2010, diuraikan pada tabel dan Grafik
berikut.

14
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

D. Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Data pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir
dapat menjadi acuan kecenderungan pertumbuhan penduduk
pada masa yang akan datang, setidaknya jika diasumsikan tidak
terjadi kondisi insidentil yang mungkin akan sangat mempengaruhi
kuantitas penduduk secara signifikan. Kecenderungan pertumbuhan
penduduk selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan trend
linier sehingga dengan menggunakan perangkat matematis, maka
jumlah dan kepadatan penduduk dapat diproyeksikan. Rumus Rata-
rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk;
r = 1 + ((Po – Pt)/Pt)(1/t - 1)– 1
r = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk
Po = Jumlah Penduduk Sekarang
Pt = Jumlah penduduk tahun sebelumnya
t = Jumlah tahun sebelumnya
Rumus proyeksi jumlah Penduduk;
Pn = P0. (1 + r)n
Pn = Proyeksi Jumlah Penduduk tahun berikutnya
po = Jumlah penduduk Sekarang
r = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk
n = Jumlah Tahun Proyeksi
Hasil proyeksi disajikan dalam tabel berikut ini :

15
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

2.4 KONDISI EKONOMI


Perekonomian Indonesia masih berada pada kondisi kritis sebagai
akibat dari krisis moneter yang dimulai pada pertengahan Juli 1997, hal
tersebut seakan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk dapat
melihat kondisi fundamental perekonomian nasional. Di sisi lain
kondisi ini seharusnya dapat memotivasi semua pihak agar sesegera
mungkin mengatur langkah-langkah konkrit guna merekstrukturisasi
keadaan perekonomian yang dilanda kemelut berkepanjangan
tersebut. Salah satu hal yang relevan dalam h al ini adalah dengan
mengelola dan memberdayakan sektor-sektor andalan secara efektif
guna memperoleh hasil yang optimal. Sektor pertanian yang merupakan
salah satu sektor andalan yang berbasis ekonomi kerakyatan
diupayakan untuk dapat bertahan dan tetap dapat memberikan
kontribusi pada perekonomian yang sangat memprihatinkan tersebut.
Secara ekonomis, upaya untuk menurunkan jumlah pengangguran
terbuka melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi masih belum
mampu mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Di samping
kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih
terbatas, kemampuan menciptakan lapangan kerja relatif kecil dan
terdapat kecenderungan mengalami penurunan.
Secara teoritis, meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan
meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan asumsi terjadi
peningkatan PDRB, tapi pada kenyataannya, selama terjadinya krisis
ekonomi, penyerapan tenaga kerja secara nasional mengalami
penurunan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
1997-1998 memperlihatkan bahwa sektor industri yang selama ini
diharapkan menjadi sektor andalan dalam memacu pertumbuhan
ekonomi ternyata tidak mampu bertahan. Sementara untuk sektor
pertanian yang kurang

16
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
diperhatikan (diindikasikan dengan penurunan alokasi anggaran
pembangunan sektor pertanian) terbukti mampu menjadi katup
pengaman dalam
menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian terbukti bahwa sektor
pertanian mampu menghadapi gejolak ekonomi dan dalam menyerap
tenaga kerja sehingga dapat berfungsi sebagai stabilisator dan katup
pengaman perekonomian.

2.4.1. Pendapatan Domestic Regional Bruto (PDRB)


Perkembangan ekonomi suatu daerah tergantung pada potensi sumber
daya alam dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengolah dan
memanfaatkan potensi tersebut. Berbagai langkah dan kebijakan
pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh pemerintah dengan
dukungan segenap lapisan masyarakat telah berhasil, meskipun
beberapa tantangan harus dilalui. Hal ini tercermin dari nilai PDRB yang
berhasil diciptakan dari tahun ke tahun terus meningkat. Hasil-hasil
pembangunan tersebut telah kita rasakan bersama. Hal ini perlu terus
ditingkatkan untuk kemajuan perekonomian daerah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh nilai barang
dan jasa yang ditimbulkan oleh bekerjanya faktor-faktor produksi
(buruh, kewiraswastaan, modal, dan barang modal) di suatu wilayah
tanpa memperhatikan pemilikan faktor-faktor produksi itu. Dalam
pengertian sehari-hari nilai yang ditimbulkan itu disebut dengan nilai
tambah bruto.
Dalam penghitungan PDRB ada tiga pendekatan yang bisa
digunakan. Ketiganya akan menghasilkan angka yang sama, yaitu
dari:
a. Segi Produksi
b. Segi Pendapatan
c. Segi Pengeluaran

17
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
penyajian PDRB dibedakan atas dua macam, yaitu PDRB atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga
berlaku adalah nilai tambah barang bruto dari barang dan jasa
(komoditas) atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai
dengan harga berlaku pada tahun yang bersangkutan. PDRB atas
dasar harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa (komoditas)
atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas dasar harga
tetap (konstan).

2.5 KONDISI PARIWISATA KABUPATEN PINRANG


Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat dijadikan
sebagai salah satu pendorong pembangunan suatu wilayah, karena
dampak keterkaitan (multipliar effect). Sektor ini dengan sektor-sektor
lainnya sangat cukup tinggi. pada dasarnya pengembangan pariwisata
dapat mengambil keuntungan dari letaknya yang cukup strategis, yang
berada pada jalur transportasi darat antara Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Makassar dan DTW Tana Toraja. Dengan demikian, daerah ini bagi
wisatawan, terutama wisatawan asing, yang akan menuju Tana Toraja.

WATER PARK SULILI

Potensi wisata yang ada dikabupaten Pinrang, sebenarnya cukup


melimpah, namun obyek wisata tersebut, belum dibangun sesuai dengan
harapan wisatawan ataupun belum dikelola secara optimal, akibat
kendala pendanaan, sehingga belum mampu memberikan sumbangan
yang berarti bagi perkembangan ekonomi ini.
Umumnya potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Pinrang, adalah
obyek wisata alam dan obyek wisata budaya.
sejumlah objek-objek wisata alam di pinrang/ sulawesi selatan masih
ramai pengunjung. Permandian air panas Sulili, kecamatan Paleteang,
Pinrang hingga hari ini masih ramai oleh pengunjung dari berbagai

18
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN
daerah kabupaten seperti soppeng, Enrekang, Sidrap dan Bone. Air
panas alami yang dpercaya bisa membuat badan bugar dan rileks, serta
menyembuhkan beragam penyakit kulit seperti gatal-gatal, kudis menjadi
daya tarik tersendiri bagi warga untuk mengisi libur mereka bersama
keluarga atau orang terkasih.
Jumlah pengunjung yang berwisata ke permandian air panas sulili pada
hari biasa berjumlah Puluhan orang dan dapat mencapai ratusan orang +
150 orang pada weekend. Pada Saat hari libur panjang, Libur Nasional
dan Hari Raya jumlah pengunjung dapat meningkat dari 200 s/d 400 %,
Dari data pengelola permandian air panas sulili tercatat jumlah
pengunjung perhari rata-rata mencapai 6000 hingga 7000 karcis masuk
perhari pada hari libur panjang, Libur Nasional dan Hari Raya dan jumlah
setengahnya di hari libur biasa dan weekend.
Letaknya strategis dan tak jauh dari pusat kota pinrang membuat lokasi
wisata alam kebanggaan warga pinrang ini menjadi salah satu plihan
warga berlibur di hari lebaran bersama keluarga dan orang terkasih
mereka. Karcis masuk yang hanya Rp 5000 untuk dewasa dan Rp 2000
untuk anak-anak menjadikan objek wisata ini murah dan aman lantaran
sejumlah petugas kepolisian, TNI dan petugas Satpol pp berjaga di lokasi
wisata ini.
Aneka wahana permaian air, seperti kolan renang untuk dewasa dan
anak-anak, belasan gasebo dan villa yang bisa dijadikan sebagai tempat
beristirahat sambil menikmati makanan yang dibawa oleh pengunjung.
Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, dapat memesan di lokasi
ini. Puluhan pemilik warung menyediakan aneka makanan termasuk
makanan ringan yang bisa di beli dengan harga murah. Semua wahana
yang ditawarkan dapat membuat puas dan betah tinggal berlama-lama di
lokasi wisata ini. Selain itu juga Puluhan pohon rindang, dan tempat
ayunan yang disedaikan pengelola wisata air panans sulili yang tersebar
di lokasi ini bisa menambah indah suasana bersama keluarga atau
pasangan.

19
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WATERPARK SULILI
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demikian keseluruhan isi laporan pendahuluan ini kiranya dapat


diterima oleh Pihak Satuan kerja dan PPK di Dinas PU Kota Manado

3.2 Saran

Apa yang telah ditugaskan sangat bernilai, kiranya pekerjaan


selanjutnya dapat kami laksanakan dengan lebih baik.

20

Anda mungkin juga menyukai