Anda di halaman 1dari 26

Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman

Kota Yogyakarta 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Secara administratif Kawasan Pakualaman berada di Kecamatan Pakualaman, dan sebagian kecil
berada di Kecamatan Pringgokusuman Kota Yogyakarta. Dalam wilayah Kecamatan Pakualaman sendiri
terdapat dua Kalurahan yaitu kalurahan Gunung Ketur dan Kelurahan Purwokinanthi. Perkembangan
kawasan didukung oleh posisinya yang berada di tengah kota dimana kawasan dilintasi jalan protokol
kota dan ditambah keberadaan komplek Puro Pakualaman sebagai komplek bangunan istana Kadipaten
yang memiliki komplek terluas kedua setelah Kraton Ngayogyokarto. Keberadaan komplek Puro telah
memberikan kontribusi sangat besar terhadap kawasan sekitarnya, baik secara fisik maupun social
ekonomi dan budaya. Keberadaanya pada kurun waktu tertentu telah memberikan pengaruh terhadap
rona maupun tata ruang kaawasan, baik secara internal maupun eksternal
Terlepas dari hal tersebut di atas jika ditinjau dari konteks kawasan Pakualaman sebagai
Kawasan Cagar Budaya yang memiliki potensi dan daya tarik wisaata budaya, maka pengembangan
objek dan atraksi wisata baru untuk menambah variasi pengalaman wisatawan dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan arus dan lama tinggal para wisatawan terutama di kawasan Pakualaman.
Pembangunan ataupun pengembangan objek atau atraksi wisata pada saat ini dituntut tidak hanya
mengutamakan kepentingan dan keinginan para wisatawan dalam mencari pengalaman. Hal tersebut
juga harus mempertimbangkan pula kepentingan dan kebutuhan penduduk setempat (di lingkunga
Pakualaman) dalam usaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya serta perlu melihat kepentingan
lingkungan baik budaya ataupun alam dalam mempertahankan kelestarian.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam hal ini di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta,
dengan mengacu pada intensitas kegiatan perekonomian yang banyak menunjang dalam proses
pengembangan kegiatan pariwisata di suatu daerah, maka upaya Penataan Kawasan Pakualaman sangat

BAB 1 -- 1
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

diperlukan agar objek wisata budaya ini dapat meningkatkan daya tariknya dan menjadi layak untuk
dikunjungi, yang untuk selanjutnya dapat memberikan dampak pada peningkatan gairah masyarakat di
sekitarnya untuk mengembangkan usaha di tempat tersebut seiring dengan meningkatnya minat
pengunjung/wisatawan untuk datang ke Puro Pakualaman sebagai tujuan utama wisatawan di kawasan
Pakualaman.
Dengan ditetapkannya Kawasan Pakualaman sebagai Kawasan Cagar Budaya Pakualaman
dengan gaya arsitektur tradisional Jawa dan Indis dalam Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2012
Tentang Pelestarian Warisan Budaya Dan Cagar Budaya, kawasan Pakualaman telah memegang peranan
penting pada sektor budaya di DIY. Penataan kawasan ini membuka peluang dalam peningkatan
kegiatan pariwisata, sehingga potensinya mampu diserap secara maksimal oleh masyarakat sekitar
setempat, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
setempat. Daya tarik Puro Pakualaman sebagai salah satu objek wisata budaya di DIY, selain keindahan
dan keunikan filosofi serta kekayaan budaya luhur yang terkandung di dalamnya, tentu saja harus
ditunjang dengan fasilitas-fasiitas yang mencukupi agar objek wisata tersebut layak
Objek Wisata Puro Pakualaman, yang untuk sementara ini dapat dikatakan belum semenonjol
peranannya dibandingkan Keraton Yogyakarta dalam bidang kepariwisataan, memerlukan penanganan
lebih lanjut yang berasal dari Pemerintah, di samping masyarakat dan swasta, untuk membangun dan
mengembangkannya, merupakan inti yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai titik tolak bagi ide
pegembangan dan pemberdayaan potensi kawasan wisata ini, baik dari sisi objek wisata budaya itu
sendiri maupun potensi ekonomis yang mampu digali oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan mata
pencaharian dari sektor ini, di samping secara umum meningkatkan Penerimaan/ Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta.
Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan
pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta
menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL), selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu
sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan
terpilih, juga sebagai dokumen panduan/ pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan
lingkungan yang berkelanjutan meliputi :
1. pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan,

BAB 1 -- 2
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

2. peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik,

3. perwujudan pelindungan lingkungan, serta

4. peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Selain hal tersebut, RTBL mempunyai manfaat pula untuk :


1. mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini,

2. mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah,

3. melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung,


4. mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/
kawasan,
5. mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/ kawasan,

6. menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
dalam pengembangan lingkungan/ kawasan yang berkelanjutan,

7. menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki
dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.
Oleh karena itu adanya dokumen RTBL Kawasan Pakualaman, Kota Yogyakarta, di Kecamatan
Pakualaman, Kota Yogyakarta, DIY diperlukan sebagai perangkat pengendali laju pertumbuhan dan
penataan lahan peruntukan, serta memberikan panduan terhadap wujud bangunan dan lingkungan
pada suatu kawasan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Produk dokumen RTBL yang diharapkan
adalah yang mengacu dan mendukung kebijakan – kebijakan di tingkat wilayah maupun nasional.

“RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan atau kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok
ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum, dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanan pengembangan
lingkungan dan kawasan.” ( Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan )

BAB 1 -- 3
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Kegiatan
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan acuan bagi para pihak/ pelaksana dalam melaksanakan
kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman, Kota
Yogyakarta di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.
b. Tujuan Kegiatan
Terarahnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di Kawasan Pakualaman, Kota
Yogyakarta, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) guna mewujudkan tata bangunan
dan lingkungan layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh
Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

1.3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
a. Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pakualaman, Kota
Yogyakarta sesuai dengan Pedoman Umum Penyusunan RTBL yang terdapat pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat digunakan sebagai panduan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut; dan
b. Tersusunnya naskah/ draft/ konsep Peraturan Bupati/ Walikota tentang penetapan Dokumen RTBL
pada Kawasan Pakualaman, Kota Yogyakarta di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta sebagai
produk pengaturan yang legal di kawasan tersebut.

1.4. MANFAAT
a. Bagi Warga, Komunitas Setempat, dan Pengusaha
 Mencipatakan kawasan rencana sebagai kawasan yang memiliki karakter kuat khususnya untuk
kawasan Pakualaman sebagai kawasan Cagar Budaya
 Menciptakan ruang publik yang manusiawi dan rekreatif bagi seluruh masyarakat khususnya
bagi komunitas setempat untuk mengekspresikan kegiatan dan atraksinya secara positif.
 Menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik melalui penataan kawasan yang memuat fungsi
ruang hijau sebagai elemen utama perencanaan.

BAB 1 -- 4
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

 Menciptakan kawasan permukiman yang lebih tertata khususnya dalam kawasan rencana dan
terintegrasi dengan ruang publik hijau di dalam radius permukiman.
b. Bagi Pemerintah Daerah
 Melalui dokumen RTBL yang disusun secara komprehensif dengan mempertimbangkan segala
aspek yang berkaitan maka Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki pedoman untuk mengarahkan
jalannya pembangunan sejak dini.
 Mewujudkan kawasan Pakualaman sebagai kawasan berkarakter kuat sebagai kawasan
Konservasi Budaya di masa yang akan datang.
 Mengendalikan pertumbuhan fisik kawasan. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan
kualitas bangunan gedung dan lingkungan, dan mengembangkan potensi kawasan
 Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi kebutuhan masyarakat
dalam pembangunan lingkungan kawasan yang berkelanjutan.
 Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan paska pelakasanaan.
1.5. LOKASI KEGIATAN
Gambaran umum kawasan perencanaan studi penyusunan RTBL ini adalah terletak pada Kawasan
Pakualaman, Kota Yogyakarta di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, DIY

Kecamatan Pakualaman

BAB 1 -- 5
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

Sumber : Peta RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029


Gambar 1.1. Peta administrasi Kota Yogyakarta

Gambar 1.2. Peta Deliniasi Kawasan Perencanaan

1.6. LINGKUP DAN TAHAPAN KEGIATAN


A. Lingkup Kegiatan
Berikut ini adalah lingkup dan uraian kegiatan yang harus dilaksanakan :
1. Survey Lokasi dan Pendataan
Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis
kawasan dan wilayah sekitarnya. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi kawasan dari
segi fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, serta identifikasi atas kondisi di wilayah sekitarnya yang

BAB 1 -- 6
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

berpengaruh pada kawasan perencanaan. Data tersebut meliputi: peta (peta regional, peta kota, dan
peta kawasan perencanaan dengan skala 1 : 1.000 serta memperlihatkan kondisi topografis/ garis
kontur), foto-foto (foto udara/ citra satelit dan foto-foto kondisi kawasan perencanaan, peraturan
dan rencana-rencana terkait, sejarah dan signifikansi historis kawasan, kondisi sosial-budaya,
kependudukan, pertumbuhan ekonomi, kondisi fisik dan lingkungan, kepemilikan lahan, prasarana
dan fasilitas, dan data lain yang relevan.
2. Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan
Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan
secara berjenjang dari tingkat kota, tingkat wilayah, sampai pada tingkat kawasan. Komponen analisis
yang diperlukan antara lain analisis sosial kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya
dukung fisik dan lingkungan, aspek legal konsolidasi lahan, daya dukung prasarana dan fasilitas, kajian
aspek historis.
Dari hasil analisis ini akan diperoleh arahan solusi atau konsep perencanaan atas permasalahan yang
telah diidentifikasikan pada tahap pendataan.
3. Penyusunan Dokumen RTBL, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, mencakup
materi pokok yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
a) Program Bangunan dan Lingkungan
Tahap ini merupakan tahap analisis kawasan perencanaan. Tahap ini merupakan pula penjabaran
lebih lanjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan unutk kurun waktu
tertentu, yang memuat jenis, jumlah, besaran dan luasan :
1) bangunan gedung,

2) kebutuhan ideal Ruang Terbuka Hijau,

3) fasilitas umum/ publik/ sosial,

4) prasarana aksesibilitas,

5) sarana pencahayaan dan penyehatan lingkungan;

baik berupa penataan prasarana dan sarana yang telah ada maupun yang baru.
Penyusunan program ini dilakukan melalui Analisis Kawasan Dan Wilayah Perencanaan (termasuk
di dalamnya mengenai Pengendalian Dampak Lingkungan), dan Analisis Pengembangan

BAB 1 -- 7
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat, yang kemudian menghasilkan Konsep Dasar


Perancangan Tata Bangunan Dan Lingkungan
b) Rencana Umum Dan Panduan Rancangan
Pada dasarnya tahap ini merupakan tahap perumusan dan pengembangan perancangan.
Tahap Rencana Umum merupakan ketentuan – ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada
suatu kawasan yang memuat :
1) rencana peruntukan lahan makro dan mikro

2) rencana perpetakan

3) rencana tapak

4) rencana sistem pergerakan (sirkulasi) dan rencana aksesibiltas lingkungan

5) rencana prasarana dan sarana lingkungan

6) rencana wujud visual bangunan, dan

7) ruang terbuka hijau

Tahap Panduan Rancangan berperan dalam melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci
Rencana Umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi :
1) ketentuan dasar implementasi rancangan dan

2) prinsip – prinsip pengembangan rancangan kawasan

c) Rencana Investasi
Pada hakikatnya tahap ini (dan dua tahap setelahnya) merupakan tahap pengembangan
dukungan pelaksanaan. Rencana Investasi disusun berdasarkan Dokumen RTBL yang
memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian
investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/ kawasan. Rencana ini merupakan rujukan
bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiyaan suatu
penataan ataupun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai
kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.
Rencana Investasi menjadi alat mobilisasi dana investasi masing – masing pemangku
kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu

BAB 1 -- 8
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerja sama unutk mengurangi
berbagai konflik kepentingan skema investasi/ pembiyaan. Rencana ini juga mengatur upaya
percepatan penyediaan dan peningkatan kuaitas pelayanan prasarna/ sarana dari suatu
lingkungan/ kawasan.
d) Ketentuan Pengendalian Rencana
Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk :
1) mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa
pemberlakuan aturan dalam RTBL dan pelaksanan penataan suatu kawasan, dan

2) mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap
pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan.
Ketentuan tersebut disusun sebagai bagian proses penyusunan RTBL yang melibatkan
masyarakat, baik secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak (-pihak)
yang dianggap dapat mewakili perorangan (misal : Dewan Kelurahan, Badan Keswadayaan
Masyarakat/ BKM atau Forum Rembug, maupun dalam hal ini pihak Puro Pakualaman).
Ketentuan ini menjadi alat mobilisasi peran dari setiap pemangku kepentingan pada masa
pelaksanaan atau masa pemberlakuan regulasi RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu
sistem yang telah disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku
kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambunagn pentahapan pelaksanaan
pembangunan.
e) Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Pedoman ini dimaksudkan untuk mengarahkan perwujudkan pelaksanaan penataan bangunan dan
lingkungan/ kawasan yang mengacu Dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar
dapat berkualitas, meningkat dan berkelanjutan.
Dengan adanya Pedoman Pengendalian Pelaksanaan diharapkan :
1) menjamin proses pelaksanaan kegiatan tetap berdasarkan Dokumen RTBL

2) menjamin pemanfaatan investasi dan optimalisasi nilai investasi

3) menghindari fenomena lahan tidur atau bangunan terbengkalai sebagai akibat investasi yang
ditanamkan tidak berjalan semestinya

4) menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan setelah masa pascakonstruksi

BAB 1 -- 9
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

Pedoman pengendalian ini dilakukan oleh dinas teknis setempat atau unit pengelola teknis (UPT)/
badan tertentu sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh kelembagaan pemrakarsa penyusunan
RTBL atau dapat ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan dapat ditetapkan dan berupa dokumen terpisah dari
Dokumen RTBL namun pada hakikatnya tetap merupakan satu kesatuan dengan Dokumen RTBL,
berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan setelah mempertimbangkan kebutuhan
tingkat kompleksitasnya.
4. Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Peraturan Walikota tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Kawasan Pakualaman, Kota Yogyakarta

1.7. REFERENSI HUKUM


Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didasarkan pada :
a. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
d. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
e. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
f. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
g. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
h. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
i. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
j. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
k. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat
Dalam Penataan Ruang
m. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
n. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar

BAB 1 -- 10
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

o. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan
p. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
q. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
r. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang – Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
s. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (beserta
perubahannya);
t. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan
Dan Penggunaan Bagian – Bagian Jalan
u. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan
v. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan
Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan
w. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
x. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyedian Dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
y. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
z. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas
Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
aa. Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
bb. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/SE/M/2009 tentang Modul Sosialisasi
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
cc. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
dd. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal Modul Sosialisasi
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

ee. Peraturan Daerah di lingkup wilayah DIY :

BAB 1 -- 11
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

1. Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan
Cagar Budaya

2. Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DIY
Tahun 2009 – 2029

3. Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah 2005 - 2025
ff. Peraturan Daerah di lingkup wilayah Kota Yogyakarta :
1. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah

2. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2012 – 2016

3. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung

4. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup

5. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010 – 2029

6. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan


Perparkiran
1.1 Kedudukan RTBL Dalam Kawasan Perencanaan

a. Kedudukan Dokumen RTBL


Dalam kerangka dan kedudukanya RTBL dapat dilihat dalam sistematika diagram dibawah ini
sehingga memperjelas kedudukan RTBL dalam perannya sebagai dokumen pengendalian yang terkait
dengan perencanaan lebih makro diatasnya serperti RDTR dan RTRW kota/ kabupaten

BAB 1 -- 12
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

Skema 1.1 Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan dan Lingkungan


Sumber : peraturan bangunan dan gedung pemerintah
b. Kawasan Perencanaan
Kawasan perencanaan mencakup suatu lingkungan/kawasan dengan luas 5-60 hektar (Ha), dengan
ketentuan sebagai berikut:
 kota metropolitan dengan luasan minimal 5 Ha.
 kota besar/sedang dengan luasan 15-60 Ha.
 Kota kecil/desa dengan luasan 30-60 Ha.
Dalam kawasan perencanaan terhitung 56 Ha yang sudah termasuk kedalam skala kota besar dengan
luasan maksimal 60 Ha.

1.2 Penentuan Batas Dan Luasan Kawasan Perencanaan (Deliniasi)

Berdasarkan satu atau kombinasi butir-butir di bawah ini :


a. Administratif, seperti wilayah RT, RW, kelurahan, kecamatan, dan bagian wilayah kota/desa.
b. Non-administratif, yang ditentukan secara kultural tradisional (traditional cultural-spatial units),
seperti desa adat, gampong, dan nagari.

BAB 1 -- 13
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

c. Kawasan yang memiliki kesatuan karakter tematis, seperti kawasan kota lama, lingkungan sentra
perindustrian rakyat, kawasan sentra pendidikan, dan kawasan permukiman tradisional.
d. Kawasan yang memiliki sifat campuran, seperti kawasan campuran antara fungsi hunian, fungsi
usaha, fungsi sosial-budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga
(central business district), industri, dan kawasan bersejarah.
e. Jenis kawasan, seperti kawasan baru yang berkembang cepat, kawasan terbangun yang
memerlukan penataan, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, dan kawasan gabungan
atau campuran.
Berdasarkan butir kriteria diatas RTBL Kawasan Pakualaman memiliki batasan penentuan deliniasi ketiga
yaitu kawasan yang mempunyai kesatuan karakter tematis kawasan kota lama

1.3 Pendekatan Umum Dan Kerangka Pikir Pelaksanaan Pekerjaan

Secara khusus pendekatan penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Strategis
mencakup tiga aspek, yaitu : kualitas fungsional, kualitas visual dan kualitas lingkungan. Dalam
pemilihan pendekatan perancangan yang akan digunakan sangat tergantung kepada
kasus/permasalahan yang sedang dihadapi oleh kawasan. Pemilihan pendekatan perancangan tersebut
tentunya akan mempengaruhi proses, metode dan teknik teknik perancangan yang akan digunakan
sehingga secara tidak langsung jenis permasalahan yang dihadapi oleh kawasan akan memiliki pengaruh
terhadap proses, metode dan teknik perancangan yang akan digunakan. Pendekatan perancangan
kawasan pada dasarnya terdiri atas dua cara, yaitu ;
a) Pendekatan yang lebih melihat kepada tradisi dan keberadaan hal-hal yang sudah ada untuk
kemudian mencoba mengembangkannya secara inkremental berdasarkan potensi Kawasan
Pakualaman.
b) Pendekatan yang mencoba untuk mendasarkan pada tujuan-tujuan yang akan diraih dan
mengembangkannya secara visioner dengan melihat kepada kriteria-kriteria dan ukuran
(measures) yang akan diraih.

Pendekatan yang akan dipilih tentu tergantung kepada permasalahan yang dihadapi dalam
kawasan dan kondisi konteks dimana proyek kawasan tersebut dilakukan. Dalam rangka penyusunan
pedoman Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dibutuhkan sebuah pendekatan yang berorientasi
kepada pemecahan permasalahan nyata yang sedang dihadapi oleh kawasan perencanaan khususnya

BAB 1 -- 14
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

kedudukan Kawasan Pakualaman dalam konteks yang lebih makro. Investigasi/observasi terhadap
kondisi lingkungan dilakukan mencakup 6 aspek permasalahan kawasan, yaitu aspek spatial,aspek
natural-ekologis, aspek fisik terbangun, aspek sosio-ekonomi dan sosio-budaya, aspek teknis-rekayasa
serta aspek estetika-desain.
Seluruh data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis (SWOT analysis) untuk memperoleh
gambaran menyeluruh mencakup kekuatan dan kelemahan kawasan sebagai faktor pengaruh dari
dalam kawasan (internal), serta peluang dan kendala kawasan sebagai faktor pengaruh dari luar
kawasan (eksternal). Berlandaskan kepada beberapa teori perencanaan dan perancangan kawasan yang
relevan, lalu dilakukanlah proses analisis terhadap permasalahan kawasan untuk menemukan solusi
terbaik dalam bentuk arahan/ pedoman perencanaan dan perancangan kawasan.

1.4 Metodologi

Dalam rangka untuk menunjang berbagai tahap pelaksanaan pekerjaan penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman, maka perlu didukung oleh beberapa fasilitas
penunjang, antara lain :
a. Kantor/studio perencanaan sebagai tempat pelaksanaan pekerjaan.
b. Peralatan dasar studio perencanaan yang meliputi :
 Computer/desktop dengan spesifikasi yang mendukung berbagai kegiatan perencanaan tata
ruang dan lingkungan, pemrosesan peta, dan sebagainya.
 Printer yang menunjang pelaksanaan kegiatan dalam hal ini mencetak produk gambar, tulisan
 Berbagai alat pendukung seperti digitizer, scanner dan alat pendukung lainnya untuk
penggambaran peta.
c. Peralatan survey dan pengumpulan data yang meliputi :
 Kamera digital atau handycam sebagai alat perekam situasi.
 Alat perekam suara sebagai alat bantu dalam pelaksanaan wawancara
 Berbagai alat ukur yang dibutuhkan untuk mendukung pengukuran di lapangan.
 GPS untuk membantu menentukan titik titik koordinat
d. Bahan analisis
 Peta Foto Udara/ Rupa Bumi yang dapat menampilkan kondisi ril pada saat awal pelaksanaan
kegiatan. Peta-peta dasar dengan skala serta peta dengan skala 1 : 1000 kepentingan analisis
RTBL.

BAB 1 -- 15
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

 Peta Tematik yang mendukung pekerjaan dan telah disurvei.

Beberapa tahapan dalam proses perumusan materi dan penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan Kawasan Pakualaman, dapat dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut :

A. Tahap Persiapan
Melakukan pra-observasi (survey) yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman secara
menyeluruh mengenai lingkup pekerjaan dan berbagai permasalahan yang mungkin dihadapi saat
berada di lapangan.

B. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi


Data merupakan sebuah rekaman hasil pengamatan sedangkan informasi membutuhkan tingkat
pengetahuan tertentu untuk dapat mengolah data yang ada dan memecahkan suatu permasalahan
dengan menunjukkan pola-pola tertentu. Berdasarkan informasi tersebut diharapkan akan dapat
diambil berbagai faktor hakiki yang mewakili sifat-sifat fenomena yang diamati dan kemudian
dirumuskan dalam bentuk model-model atau indikator-indikator. Berbagai aspek permasalahan dan
kondisi eksisting yang diamati, antara lain :
 Aspek Hubungan Spatial kawasan
Berbagai informasi yang tercakup dalam aspek ini adalah meliputi kondisi spatial kawasan berupa:
 Struktur tata ruang baik makro maupun mezo
 Hubungan ruang
 Aspek Natural- Ekologis
Berbagai informasi yang tercakup dalam aspek ini adalah meliputi kondisi fisik kawasan berupa :
o Topografi wilayah
o Keadaan geologi dan struktur tanah
o Erosi
o Keadaan iklim
o Daya dukung lahan
o Status lahan
o Produktivitas lahan
o Keadaan hidrologi

BAB 1 -- 16
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

o Ketersediaan air permukaan dan air tanah


o Keadaan kelestarian lingkungan serta keadaan sumber daya alam
o Bahan galian dan mineral
 Aspek Fisik Terbangun
Data dan informasi dalam aspek fisik terbangun mencakup kondisi makro serta mezo.
Secara makro akan meliputi deskripsi data tentang :
 Alokasi Pemanfaatan Ruang yang meliputi informasi mengenai :
- pola pemanfaatan lahan
- pusat-pusat pelayanan
- aksesbilitas ke lokasi pelayanan dan fasilitas menurut jarak dan waktu tempuh kepusat
pelayanan.
 Aspek tata guna lahan meliputi :
- luas penggunaan lahan yang secara umum dirinci
- jenis-jenis penggunaan seperti perumahan, pemerintahan dan bangunan umum,
perdagangan, jasa, pelayanan sosial, jalur hijau, ruang terbuka, transportasi, dan
penggunaan khusus seperti pariwisata, industri, pergudangan dan sebagainya.
- Deskripsi Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi informasi mengenai :
 Pola bangunan,

 Jenis bangunan

 Penggunaan bangunan

 Pola kondisi struktur bangunan

 Pola langgam dan penampilan bangunan

 Pola tata hijau.

 Data penunjang lain yang juga dibutuhkan selain data kuantitatif adalah data kualitatif
mengenai kondisi eksisting, potensi dan permasalahan yang dihadapi serta data
penunjang lainnya yang dianggap berpengaruh terhadap penyusunan rencana kawasan
kota.
 Aspek Sosio-Ekonomi dan Sosio-Budaya
- Rona ekonomi dan kegiatan/ pola usaha meliputi informasi mengenai:
- Struktur ekonomi

BAB 1 -- 17
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

- Tingkat kesejahteraan masyarakat


- Fasilitas perdagangan dan jasa
- Kesempatan kerja
- Keadaan dan besaran sektor kegiatan ekonomi baik formal maupun informal dan
penyebarannya di wilayah kawasan dengan diukur atas jumlah tenaga kerja atau
ukuran lainnya
- Produksi setiap sektor ekonomi, penyebaran dan perkembangannya,
- Sistem hubungan antar sektor kegiatan ekonomi
- Perkembangan keadaan perekonomian dalam hal besaran produksi dan tingkat
pertumbuhannya.
- Rona sosial meliputi informasi :
- Kependudukan
- Perilaku sosial yang dirinci menurut distribusi
- Aspek kependudukan, sosial dan kebudayaan meliputi :
- Jumlah dan penyebaran penduduk;
- Komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
agama, lapangan kerja, pendapatan
- Perkembangan penduduk dalam hal jumlah, penyebaran dan komposisi, adat istiadat/
kebiasaan, dan lain-lain
- Aspek administratif/ pengelolaan pembangunan kawasan meliputi :
- Struktur dan keadaan organisasi aparatur pelaksanaan pembangunan kawasantata
kerja khususnya yang menggambarkan mekanisme dan tata kerja dinasatau unit
pelaksana rencana dan personali
- Keadaan keuangan daerah ( ABPD-PAD), bantuan dari tingkat I dan Pusat
- Status kepemilikan tanah secara umum, keadaan harga tanah dan bangunansecara
umum
- Peraturan-peraturan daerah atau kebijaksanaan pemerintah lainnya mengenai
- pelaksanaan pembangunan kawasan kota.
- Data kuantitatif perlu juga diuraikan data kualitatif mengenai kondisi eksisting
- potensi dan permasalahan yang dihadapi.

BAB 1 -- 18
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

- Aspek Estetika - Desain


Data dan informasi dalam aspek estetika - desain mencakup :
- Jalan yang meliputi aspek-aspek estetika dan desain yang terkait:
- Pola jalan
- Hirarki jalan
- Raut dan detail jalan.
- Blok yang meliputi aspek-aspek estetika dan desain yang terkait :
- Ukuran blok
- Konfigurasi blok
- Bidang dasar
- Bidang dinding
- Parkir
- Lansekap
- Bangunan yang meliputi aspek-aspek estetika dan desain yang terkait :
- Tata guna bangunan
- Kepadatan bangunan
- Bentuk bangunan
- Aspek Teknis dan Rekayasa
Data dan informasi dalam aspek teknis dan rekayasa mencakup :
- Deskripsi investasi yang telah, sedang atau telah memiliki komitmen yang meliputi
informasi mengenai proyek-proyek swasta dan pemerintah serta rencana-rencana investasi
prasarana
- Deskripsi kondisi lalu lintas yang meliputi informasi :
- Perkembangan volume lalu lintas menerus
- Pola intervensi oleh lalu lintas sekunder dan lokal terhadap lalu lintas menerus.
- Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana yang meliputi :
- Jenis-jenis fasilitas, jumlahnya dan sebarannya di kawasan baik untuk melayani
kegiatan sosial maupun ekonomi
- Jenis-jenis prasarana dan utilitas lingkungan seperti jalan, terminal, pelabuhan
udara, listrik, drainase, air minum, baik dalam kualitas maupun kuantitas
- Perkembangan mengenai pengadaan fasilitas dan prasarana/sarana

BAB 1 -- 19
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

- Sumber biaya yang digunakan, sehingga perlu dilakukan :


- Pendataan transportasi
- Pendataan jaringan air bersih
- Pendataan saluran drainase
- Pendataan jaringan elektrik
- Pendataan jaringan telepon
- Pendataan persampahan
C. Tahap Analisis
Analisis terhadap seluruh kumpulan data/hasil survey di lapangan pada dasarnya merupakan
sebuah langkah awal yang penting untuk mengubah data yang telah diperoleh ke dalam suatu bentuk
alternatif desain. Menurut Shirvani (The Urban Design Process,1985), analisis dapat dilakukan dengan
menggunakan beragam teknik yang ada dimana setiap teknik tersebut harus mampu memunculkan
sebuah pemahaman tentang berbagai variasi ruang yang mendasar, kualitas dan keterkaitan yang
tertangkap di dalam kumpulan data. Dalam tahap analisis, sebuah tinjauan ulang (review) terhadap
seluruh data dan identifikasi permasalahan, kesempatan/peluang serta hambatan perlu dilakukan.
Dalam proses analisis diharapkan dapat menstimulasi sebuah imajinasi dan membangun perspektif,
sehingga dalam tahap analisis dibutuhkan keahlian teknis guna menjelaskan dan menerangkan seluruh
permasalahan kawasan. Proses analisis membantu memperjelas gambaran mengenai berbagai
permasalahan yang dihadapi, membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
hambatan/ batasan-batasan yang ada (Strength,Weakness, Opportunity, Threats) dan akhirnya
membantu dalam merumuskan tujuan dan sasaran. Dalam tahap ini akan di dijabarkan analisis yang
terbagi beberapa elemen seperti :

1. Guna Lahan (Land Use)


Pen”zoning”an berkaitan dengan activity support atau elemen pendukung kegiatan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan publik di kota. Activity support dapat aktivitas yang mengarahkan pada
kepentingan pergerakan (importance of movement), kehidupan kota dan kegembiraan/kesenangan
(excitement). Adapun bentuk dari Activity support ini, yaitu kegiatan penunjang yang
menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat kegiatan umum yang ada di kota, antara lain dapat
berupa ruang terbuka atau bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum. Dalam konteks
perment PU NO.3 Tahun 2007 di jabarkan dalam istilah struktur peruntukan lahan yang meliputi

BAB 1 -- 20
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

peruntukan lahan makro dan lahan mikro dalam kawasan perencanaan. Dalam peruntukan lahan
perlu memperhatikan fungsi, fisik dan aspek lingkungan sebagai elemen penting dalam pengeolahan
dan penataan guna lahan.

2. Intensitas Pemanfaatan Lahan dan bangunan


Analisis dalam aspek ini menyangkut pada tingkat detail dalam sistem guna lahan yaitu koefisien
dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan terkait dengan jumlah lantai serta persentase ruang
hijau yang dihadirkan dalam kawasan perencanaan.
Elemen bentuk fisik kota yang menyangkut aspek konfigurasi (ketinggian bangunan, kepejalan
bangunan, penutup tapak, setback dan pengaruh lingkungan alam yang dapat membentuk dan
menata massa bangunan) dan aspek penampilan (menyangkut konteks dan kontras dalam hal
tekstur, warna, bahan, gaya yang dapat menampilkan bentuk dan massa bangunan). Kedua aspek
tersebut bertitik tolak dan didasarkan pada skala, ruang kota dan massa kota yang merupakan
prinsip-prinsip dasar perancangan kota sebagai pembentuk dan pengarah pola-pola kegiatan kota.

3. Sistem Jaringan Kawasan (Linkage System)


Linkage system lebih diartikan pada sistem jaringan pergerakan (transport) – seperti parkir, moda
angkutan dan pedestrian way – antara fungsi kegiatan yang satu dengan fungsi kegiatan yang lain;
sekaligus dapat memberikan image/citra visual yang spesifik pada kawasan kota tertentu, karena
dapat menghadirkan identitas lokal.

Gbr. 1.3. Pedestrian Way yang dilengkapi elemen pendukung furniture jalan
seperti tempat duduk, lampu penerangan, bak bunga dan sebagainya

4. Ruang Terbuka Publik dan Ruang Terbuka Hijau (Open Space and Green Space)
Ruang terbuka kota merupakan bentuk dasar dari ruang terbuka di luar bangunan, dapat digunakan
oleh public (setiap orang), dan memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan. Contohnya

BAB 1 -- 21
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

untuk kegiatan jalan-jalan, melepas lelah, duduk dengan santai. Bisa juga digunakan untuk
kampanye, promosi, upacara-upacara resmi, atau kadang-kadang tempat perdagangan. Ruang
terbuka kota (urban open space) tidak hanya taman-taman umum, plaza dan tempat bermain, akan
tetapi termasuk juga jalan-jalan, muka air (waterfronts), puncak atap, dan semua ruang komunal
(Rustam Hakim, 1997).

Gambar 1.4 Ruang Terbuka Kota (urban open space) berupa jalan-jalan, muka
air (waterfronts), ruang yang tinggi dan semua ruang komunal

5. Informasi dan Orientasi Kota


Elemen informasi dan orientasi kota dapat berupa sistem penandaan (signage) yang memiliki fungsi
dasar untuk mengidentifikasi, mengarahkan dan menginformasikan sesuatu yang mengandung
pesan tertentu, sehingga masyarakat dapat mengenali kawasan/kota dengan mudah. Lebih jauh lagi,
tanda (sign) berbentuk khusus juga dapat dijadikan landmark yang berfungsi untuk orientasi. Sims
Mitzi dalam bukunya Sign Design menyatakan bahwa ada beberapa jenis fungsi pesan dalam tanda
(sign) yaitu fungsi orientational atau menjelaskan lokasi seperti peta dan denah; informational atau
menjelaskan adanya event atau kegiatan tertentu; directional atau alat navigasi eksplisit seperti
sistem lalu lintas; identificational atau alat pemelihara identifikasi seperti iklan dan tanda bahaya;
serta ornamental atau memperindah penampilan suatu lingkungan seperti bendera dan banner.

Soloposfm.com
.
Gbr. 1.5. Signage berfungsi sebagai media informasi sehingga masyarakat
dapat mengenali kawasan/kota dengan mudah

BAB 1 -- 22
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

Dalam tahap analisis dilakukan pengolahan terhadap seluruh data/informasi kawasan yang mencakup,
yaitu
1. Analisis Spatial Kawasan
2. Analisis terhadap Aspek Natural-Ekologis
3. Analisis terhadap Aspek Fisik Terbangun
4. Analisis terhadap Aspek Sosio-Ekonomi dan Budaya
5. Analisis Rancangan Spesifik
Analisis Peraturan Bangunan
• Analisis peraturan bangunan pada kawasan perencanaan meliputi kajian :
• Pengaturan bangunan (building code sector)
• Pengaturan administrasi pelaksanaan/ program pengendalian pembangunan serta
- peran serta swasta
- Pengaturan kemungkinan insentif, disinsentif.
- Pengaturan perijinan bangunan
- Pengaturan pemanfaatan bangunan (fungsi bangunan)
Tahap Konsep dan Strategi Pengembangan
• Konsep Umum strategi RTBL kawasan perencanaan :
• Strategi penanganan / pengendalian tata bangunan
• Strategi percepatan perwujudan tata bangunan yang terarah.
• Konsep Dasar RTBL
• Konsep peruntukan lahan
• Konsep kebutuhan bangunan dan lingkungan
• Konsep sirkulasi (antar lingkungan, antar bangunan ) untuk kendaraan dan pejalan kaki.
• Konsep bangunan dan lingkungan.
Tahap Usulan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
• Program Tata Bangunan dan Lingkungan yang terdiri atas :
• Jenis bangunan
• Luas tiap jenis bangunan
• Jumlah tiap jenis bangunan

BAB 1 -- 23
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

• Sarana dan prasarana lingkungan


• Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
• Arahan Program Investasi
• Rencana Umum yang meliputi :
• Rencana peruntukkan lahan makro dan mikro
• Rencana perpetakan
• Rencana tapak
• Rencana sistem pergerakan :
- Rencana sirkulasi
- Rencana jalan
- Rencana pedestrian way
- Rencana parkir
- Rencana lokasi bongkar muat barang
- Rencana jembatan penyeberangan
- Rencana penempatan halte, dsb.
• Rencana Wujud Bangunan
- Ketinggian dan kedalaman bangunan
- Garis Sempadan Bangunan
- Garis Muka Bangunan
- Koefisien Dasar Bangunan
- Koefisien Lantai Bangunan
- Elevasi ( peil lantai bangunan)
- Gubahan Massa Bangunan
- Orientasi Bangunan
- Bentuk Dasar Bangunan
- Garis Langit
- Material eksterior bangunan
• Rencana Ruang Terbuka
- Lansekap kawasan perencanaan
- Street furniture ( perabot jalan)
- Signage

BAB 1 -- 24
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

• Rencana aksesbilitas kawasan perencanaan


• Rencana prasarana dan sarana lingkungan yang terdiri atas rencana perletakkan dan fasilitas :
- Air bersih
- Hidran kebakaran
- Drainase
- Persampahan
- Air limbah
- Telepon
• Rencana Detail yang meliputi :
- Rancangan wujud bangunan
- Rancangan wujud terbuka
- Rancangan parkir
- Rancangan pedestrian way.
- Rancangan jembatan penyeberangan / halte
- Rancangan utilitas lingkungan
- Rancangan spesifik street furniture
• Pedoman dalam bentuk panduan penyusunan peraturan tentang bangunan pada kawasan
perencanaan yang terdiri atas :
- Pengaturan keselamatan bangunan
o Persyaratan struktur bangunan
o Persyaratan utilitas bangunan
o Persyaratan bahan bangunan
- Pengaturan bangunan dan lingkungan
o Persyaratan Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Dasar Lantai Bangunan
o Persyaratan ketinggian bangunan
o Persyaratan jarak antar bangunan
o Persyaratan orientasi bangunan
o Persyaratan selubung bangunan
o Persyaratan Garis Sempadan Bangunan
o Persyaratan façade bangunan
o Persyaratan komponen bangunan (bukaan jendela, pintu masuk halaman)

BAB 1 -- 25
Laporan Antara Pelaksanaan KegiatanPenyusunan Dokumen Rencana tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pakualaman
Kota Yogyakarta 2014

o Persyaratan material eksterior


- Pengaturan administrasi
o Denda dan sanksi
o Insentif dan disinsentif
o Pedoman Pengendalian Program dan Rencana

BAB 1 -- 26

Anda mungkin juga menyukai