4 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA Kabupaten/Kota, Sub Kegiatan Penataan Bangunan
dan Lingkungan, Pekerjaan 1 Pekerjaan Penyusunan
4.1 Tanggapan terhadap Latar Belakang Kegiatan
Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun Parungpanjang
Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang madiri, maju, Kabupaten Bogor, diharapkan dapat menghasilkan
sehat, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan, baik pada pedoman/petunjuk, konsep-konsep serta landasan peraturan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan/atau standar ruang terbuka publik dan/ atau Ruang
maupun dalam Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Terbuka Non Hijau (RTNH), dalam kebutuhan aktivitas sosial,
Barat, perlu didukung penyelenggaraan Program sesuai kaidah dan filosofi serta kultur kawasan yang ada,
Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Jawa Barat, sehingga dapat mewujudkan dan Terpenuhinya kebutuhan
yang memadai. Berdasarkan RPJPD, Dinas Perumahan dan dasar masyarakat dan kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya
Permukiman Provinsi Jawa Barat, berperan dalam seperti adanya ruang publik (alun-alun) sebagai pusat
peningkatan sosial, ekonomi, pelestarian konservasi alam dan interaksi/ aktivitas sosial dan kreativitas masyarakat atau
pemenuhan kebutuhan layanan publik yang lebih baik dan komunitas yang lebih baik dan memadai
serasi antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa kumuh.
Selanjutnya, KAK mengarahkan pula bahwa “dalam
(ii) mewujudkan lingkungan ruang terbuka publik yang lebih
mewujudkan cita-cita tersebut, sesuai dengan UU No. 26
baik, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi
tahun 2007 tentang Penataan Ruang (pasal 31 diamanatkan
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,
perlunya ketentuan mengenai penyediaan dan pemanfaatan
dan (iii) tersedianya Ruang Terbuka Publik (RTP) di Provinsi
ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau) serta
Jawa Barat, sesuai fungsi dan kepentingannya.
berdasarkan Permen PU No. ll/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Program Penataan Bangunan dan Lingkungannya, Kegiatan Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau
Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan di (RTNH) di Wilayah Perkotaan/Kawasan Perkotaan dan Permen
Kawasan Strategis Daerah Provinsi dan Lintas Daerah PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik, pencapaian keempat fungsi ruang terbuka tersebut.
maka Bidang Permukiman, melalui Program Pembinaan dan Penekanan fungsi alun-alun tentunya akan cenderung pada
Pengembangan Kawasan Permukiman, merupakan salah satu fungsi sosial-budaya dan estetika, namun Konsultan harus
program pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk dapat dapat menyeimbangkannya dengan kualitas ekologis dan
memecahkan masalah-masalah keterbatasannya Ruang ekonomis yang tetap baik.
Terbuka Hijau (RTH)/Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) atau
Pencapaian kualitas lingkungan hidup yang baik juga
Ruang Terbuka Publik (RTP), baik ditingkat kabupaten
merupakan bagian dari tupoksi Dinas Perumahan dan
maupun kota di Provinsi Jawa Barat, yang diharapkan hasil
Permukiman Provinsi Jawa Barat. Peningkatan kualitas alun-
kegiatan tersebut dapat menselaraskan konsep dan fungsi
alun dapat menjadi bagian dari menghidupkan kembali
ruang sesuai kebutuhan dan peruntukan kawasan yang ada.
(revitalisasi) berskala kawasan. Oleh karenanya, pertimbangan
Konsultan menyadari bahwa pada hakekatnya ‘alun-alun’ perancangan harus dengan wawasan yang lebih luas terhadap
adalah sebuah ruang terbuka hijau publik. Sesuai arahan manfaatnya bagi area sekeliling dan sekitar alun-alun
Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan tersebut. Secara lebih kongkritnya, untuk penataan Alun-alun
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik, Parungpanjang, pertimbangan perencanaan dan perancangan
sebuah RTH dan RTNH harus dapat memenuhi fungsi- lahan alun-alun harus memiliki keterkaitan dengan manfaat
fungsinya, yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial-budaya, fungsi dari Alun-alun Parungpanjang terhadap lahan tersebut,
estetis, dan fungsi ekonomis. Oleh karenanya, walaupun terhadap lingkungan sekitar, dan terhadap kawasan yang lebih
sebuah alun-alun adalah termasuk RTNH dan walaupun luas.
pembangunan alun-alun di sebuah kota – dalam hal ini
KAK menuliskan juga bahwa dokumen yang dihasilkan melalui
Parungpanjang – memiliki tujuan untuk membentuk sebuah
kegiatan ini dapat mewujudkan maksud dan tujuan kegiatan.
daya tarik wisata, pemenuhan fungsi-fungsi tersebut harus
Dituliskan bahwa “Melalui pekerjaan tersebut diharapkan
tetap dicapai. Konsultan akan menjaga keseimbangan antara
dapat dihasilkan pedoman/petunjuk, konsep-konsep serta
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
landasan peraturan dan/atau standar ruang terbuka publik dilakukan Konsultan harus secara teknis, pertimbangan
dan/atau Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) dalam kebutuhan ketersediaan sumber daya, biaya, hingga kemudahan
aktifitas sosial sesuai kaidah dan filosofi serta kultur kawasan pemeliharaan dan operasional pasca pembangunan fisiknya.
yang ada sehingga dapat mewujudkan terpenuhinya
4.2 Tanggapan terhadap Maksud, Tujuan, dan Sasaran
kebutuhan dasar masyarakat dan kebutuhan sektor-sektor
terkait lainnya seperti adanya ruang publik (alun-alun) sebagai 4.2.1 Tanggapan terhadap Maksud KAK
pusat interaksi/aktifitas sosial dan kreativitas masyarakat
Konsultan menerima dan memahami pentingnya peran
atau komunitas yang lebih baik dan memadai.”
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dalam mengarahkan proses
Konsultan memahami bahwa produk yang dihasilkan harus kegiatan perencanaan dan perancangan. KAK ini digunakan
merupakan sebuah produk yang memiliki dasar filosofis yang sebagai dasar dan arahan untuk penyedia jasa konsultansi
mencerminkan kultur setempat, sekaligus merupakan produk Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka
perencanaan dan perancangan yang realistis dan logis untuk Publik/Revitalisasi Kawasan, 1 Pekerjaan Penyusunan
diwujudkan secara fisik. Konsultan paham bahwa konsep yang Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun Parungpanjang
dibangun harus didasarkan pada pencapaian kebutuhan Kabupaten Bogor, yang diharapkan produk/keluaran yang
fungsional dan juga pencapaian penerimaan kultural oleh dihasilkan penyedia jasa konsultansi perencanaan dapat
pengguna ruang Alun-alun Parungpanjang. Pendekatan, studi, memberikan serta menghasilkan data dan informasi baik
dan pendalaman materi harus dilakukan untuk dapat konsep, rancangan, pendetailan, perhitungan estimasi,
menggali beragam aspek dan dinamika yang berkaitan dengan besaran biaya nilai konstruksi/fisik, standar operasional
kultur setempat. Semakin kuat tercermin kultur – baik dalam (SOP), persyaratan kualitas, kuantitas, rekomendasi
bentuk kegiatan, ruang, hingga ornamen estetis – semakin teknis/analitis, standarisasi dan peraturan keselamatan kerja
tinggi nilai daya tarik dan daya jual dari kacamata (K3), yang diatur dalam peraturan jasa konstruksi serta
pengembangan wisata. Di sisi lain, proses perancangan yang peraturan-peraturan/petunjuk lain yang mengikat dalam
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
4.2.2 Tanggapan terhadap Tujuan Kegiatan Dokumen KAK menjelaskan bahwa “hasil penyusunan
Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
KAK mencantumkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah “dalam
Parungpanjang Kabupaten Bogor dimaksud nantinya dapat
mewujudkan tercapainya ruang terbuka hijau/ruang terbuka
diimplementasikan pula pada kelompok sasaran kegiatan para
publik di Parungpanjang perlu dibuat suatu produk dokumen
pemangku-kepentingan (stakeholder), komunitas serta para
DED, yang nantinya dapat dijadikan implementasi/acuan
pihak lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan.”
pembangunan atau kegiatan ke depan yang didasari dari hasil
pemikiran dan pandangan yang mengakomodir berbagai Konsultan mengerti bahwa sebuah RTH, seperti Alun-alun
elemen-elemen masyarakat, institusi/kebijakan pemerintah Parungpanjang, merupakan sebuah entitas fisik yang memiliki
daerah, berdasarkan kultur, filosofi, potensi, karakter nilai bagi pemangku-kepentingan yang biasanya luas dan
kawasan, serta dapat menciptakan konsep kawasan yang beragam. Semakin luas lahan sebuah RTH, semakin panjang
mempunyai nilai lebih maju ke depan.” sejarah.
1. Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Peraturan 4. Permen PU. Nomor 12/PRT/M/2009, tanggal 24 Juni
Ruang PP No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan 2009, tentang Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang
Penataan Ruang. Konsultan memahami undang-undang Terbuka Non Hijau (RTNH) di wilayah Kota/Kawasan
ini mengamanatkan pentingnya ketersediaan RTH di Perkotaan.
dalam sebuah kawasan perkotaan, dan mengatur bahwa
5. Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman
minimal 30% dari luas wilayah kota menjadi RTH.
Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Kawasan Perkotaan. Konsultan memahami bahwa
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Permen PU ini adalah turunan dari Undang-undang
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Permen
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) ini berupa pedoman teknis yang menjelaskan bahwa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang luas RTH sebesar 30% dari wilayah kawasan perkotaan
Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik itu terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10%
Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembar ruang terbuka privat. Permen ini juga membahas secara
Negara Republik Indonesia Nomor 4150). rinci mengenai aspek perencanaan, pembangunan, dan
pemanfaatan dari RTH di kawasan perkotaan.
Konsultan memahami bahwa kegiatan perencanaan ini harus
bebas dari upaya-upaya dari berbagai pihak untuk Selain itu, Konsultan menambahkan bahwa sebelum terbitnya
mempengaruhi hasil akhir perencanaan untuk kepentingan Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Peraturan Ruang,
sepihak dirinya, melalui cara-cara yang melanggar hukum terbit juga Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan
yang berlaku. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang menjabarkan
definisi ruang terbuka hijau, serta menjelaskan jenis-jenis
3. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
ruang terbuka hijau yang dapat dibuat di kawasan perkotaan.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 25 Tahun 2009
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan keluaran produk kegiatan ini, sehingga proses pelaksanaan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017; kegiatan ini harus merupakan kerjasama terbuka, jelas,
dengan komunikasi yang intensif agar keputusan-keputusan
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.692-
yang berkaitan dengan administrasi dan substansi kegiatan
org/2018 tanggal 21 Juni 2018 tentang Standar Biaya
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan mudah.
Umum Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat T.A.
2019;
4.4.2 Tanggapan terhadap Lingkup Kegiatan
8. Keputusan Gubemur Jawa Barat Nomor 910/Kep.693-
Lingkup Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang
org/2018 tanggal 21 Juni 2018 tentang Standar Biaya
Terbuka Publik/Revitalisasi Kawasan, Pekerjaan Penyusunan
Khusus Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat T.A.
Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun Parungpanjang
2019;
Kabupaten Bogor ini meliputi:
9. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 821.2/Kep.44-
a. Pendahuluan meliputi latar belakang, maksud dan
BKD/2019 tanggal 3 Januari 2019 tentang Alih Tugas
tujuan, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan, status
PNS dalam dan Jabatan Struktural/Jabatan Tinggi
kepemilikan lahan/aset, jangka waktu pelaksanaan,
Pratama di Lingkungan Provinsi Jawa Barat;
dasar hukum.
10. Surat Keputusan Kepala Dinas Perumahan Dan
b. Gambaran Umum meliputi kondisi fisik wilayah,
Permukiman Provinsi Jawa Barat, tentang Penunjukan
kependudukan, potensi dan filosofi kawasan,
Pejabat Pembuat Komitmen Pada Dinas Perumahan dan
perekonomian, sosial, budaya, transportasi, fungsi dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat Nomor:
potensi kawasan, geografis kawasan, kultur dan
900/Kep.02/Sekre/2019, tanggai 7 Januari 2019.
budaya, kearifan lokal termasuk gambaran lokasi Ruang
Konsultan memahami bahwa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Terbuka Hijau (RTH)/Ruang Terbuka Publik (RTP) di
adalah pejabat formil yang bertanggung jawab terhadap Kabupaten, setidaknya dapat menyajikan hal-hal yang
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
berkaitan dengan berbagai kondisi dan aspek meliputi : 4.5 Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Konsultan
operasional, biaya ini juga mencakup tenaga ahli yang 1. Tanggapan atas KAK yang harus dipanami dan
dicantumkan dalam KAK. dicermati oleh calon penyedia jasa konsultansi.
2. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep
Secara nilai, biaya anggaran kegiatan dapat dijadikan acuan
organisasi, jumlah kualifikasi tim rencana, metode
terhadap gambaran nilai kegiatan fisik dari Alun-alun
pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
Parungpanjang ini. Bila nilai kegiatan perencanaan ini
3. Laporan data dan informasi iapangan, termasuk
diasumsikan berkisar antara 3 – 5% dari biaya konstruksi
penugasan personil yang memiliki kompetensi dan
fisiknya, maka dapat diasumsikan bahwa nilai antara Rp 9 -15
keahlian secara profesional.
milyar. Tentunya nilai ini hanya berupa panduan awal dan
4. Penjadwalan kerja secara proporsional sesuai
bisa kurang atau lebih tergantung dari kebutuhan fungsi dan
pemetaan output/keluaran produk perencanaan yang
kesepakatan pihak terkait.
akan dihasilkan.
4.7 Tanggapan terhadap Keluaran
b. Tahap Gambaran Umum
Setelah mempelajari KAK, Konsultan mendapat arahan yang
1. Memuat masalah-masalah kondisi fisik wilayah,
jelas mengenai keluaran yang harus dihasilkan. Secara rinci
kualitas udara, hidrologi, geografis, ekologis, jumlah
akan dijelaskan dalam sub bab Metodologi.
penduduk, potensi kawasan, kebutuhan ruang
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Penyusunan kawasan, perekonomian, kesehatan, kultur budaya,
Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun Parungpanjang karakter masyarakat, transportasi, filosofi dan hukum.
Kabupaten Bogor yang dicantumkan dalam KAK adalah lebih 2. Maksud dan Tujuan.
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal 3. Kondisi Sosial.
meliputi: 4. Potensi dan zonasi Kawasan.
7. Masukan dan legalitas (penetapan lokasi yang inventarisasi elemen-elemen lapangan yang sudah ada
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, di lahan.
dll).
2. Metode Analisa Data
Kebutuhan ruang untuk kegiatan alun-alun. Data ini Komponen lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan
didapatkan dari wawancara dengan Pemberi Tugas, kemasyarakatan
pemerintah daerah setempat, dinas pengelola dan Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.
operasional, perangkat daerah, serta pemangku- Perumusan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL).
kepentingan lainnya, termasuk komunitas-komunitas Perumusan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan
atau pelaku kegiatan yang rutin memanfaatkan ruang- Perizinan- perizinan lain yang dipersyaratkan.
ruang alun-alun.
Kelengkapan dan kebutuhan fasilitas sosial dan fasilitas d. Rencana Kerja
Komponen data analitis (pengujian Iapangan, sondir dan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan
Konsultan telah mempelajari dan memahami kriteria-kriteria Konsultan akan mengacu pada pedoman dan standar yang
yang dicantumkan dalam KAK. Secara lebih rinci Konsultan diterbitkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
menyampaikan tanggapan pada masing-masing butir kriteria. mengenai peruntukan dan intensitas ruang. Beberapa
preseden di kota-kota di Indonesia mengindikasikan bahwa
1. Kriteria Umum
sering kali alun-alun didominasi dengan perkerasan, sehingga
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan 1
kinerja ekologisnya sangat minim. Konsultan akan
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan
memberikan perhatian khusus terhadap perimbangan ini. Di
Alun-Alun Parungpanjang Kabupaten Bogor seperti yang
sisi lain, standar-standar kenyamanan dan keamanan untuk
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum
pemanfaatan ruang-ruang alun-alun Parungpanjang.
dan khusus penyelenggaraan penataan ruang dan pedoman
b. Menjamin Penyusunan Dokumen Perencanaan
penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH)/ruang
Penataan Alun-Alun Parungpanjang Kabupaten
terbuka publik (RTP) di kawasan perkotaan, berdasarkan
Bogor sesuai fungsi dan peruntukannya. Konsultan
fungsi dan kompleksitas kawasan/ lingkungan maupun
memahami bahwa materi DED harus dapat
fungsi dan manfaat ruang yaitu :
menterjemahkan hasil perancangan menjadi
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
dokumen teknis yang mudah dimengerti dan dapat
a. Menjamin penyusunan DED berdasarkan ketentuan dibangun sesuai rancangan.
penataan ruang dan pedoman penyediaan
c. Menjamin adanya perubahan lingkungan/kawasan
pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang
yang memiliki prospek ke depan yang lebih maju
terbuka publik (RTP), harus memenuhi standar dan
dan bersaing. Seperti disampaikan di bagian-bagian
persyaratan teknis yang berlaku, sehingga dapat
sebelumnya, Konsultan memahami bahwa penataan
dijadikan percontohan di kawasan perkotaan yang
Alun-alun Parungpanjang harus meningkatkan
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
kualitas ruang (estetika, kenyamanan, keamanan), diatur sedemikian rupa, sehingga hasil penyusunan DED
kualitas teknis, dan kualitas ekologis, baik bagi tersebut dapat digunakan oleh berbagai para pemangku-
alun-alun maupun bagi kawasan di sekitarnya. kepentingan/stakeholder dan komunitas sebagai
pengguna hasil pembangunan.
2. Kriteria Khusus
Konsultan memahami kriteria-kriteria khusus yang 4.9 Tanggapan terhadap Proses Rancangan Pelaksanaan
dicantumkan dalam KAK. Kriteria khusus dimaksudkan untuk
Konsultan memahami dan sepakat dengan proses pelaksanaan
memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
yang dituliskan dalam KAK.
dengan penyusunan DED, baik dari segi fungsi kawasan atau
A. Di dalam proses pembuatan penyusunan DED, untuk
segi teknis lainnya, yaitu:
menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan atas
1. Kesatuan penyusunan DED dengan lingkungan yang ada
masukan dan kesepakatan para pihak, penyusunan
di sekitar.
jadwal pertemuan berkala, Konsultan juga diharuskan
2. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor siap untuk dipanggil kapan saja diperlukan oleh
sosial budaya setempat, geografis, ekologis, dan Iain-lain. Pengguna jasa/pengelola kegiatan dan semua pihak
yang terkait, bila terjadi perubahan dan/atau
3. Penyusunan DED ini harus dapat memberikan latar
diperlukannya penyesuaian desain maka Konsultan
belakang konsep-konsep, gambar-gambar dari umum
harus segera memperbaiki dan melengkapi produk DED
hingga pendetailan, estimasi, dan pedoman persyaratan
setelah adanya perubahan-perubahan/penyesuaian di
teknis serta output/keluaran DED ini dapat dijadikan
dalam rapat/presentasi/FGD, atau atas permintaan
pedoman pelaksanaan teknis yang akan
pengguna jasa.
diimplementasikan oleh jasa konstruksi ke depan, serta
Konsultan setuju bahwa proses perencanaan dan perancangan
petunjuk standar operasional perawatan (SOP).
harus dilaksanakan dengan komunikasi intensif, sehingga
4. Program ruang/kawasan yang ada didalamnya harus
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
jelas dan dapat diterima oleh semua pihak. Rancangan yang produk yang diperlukan, bersifat khusus/sangat urgent,
dihasilkan bukan merupakan imajinasi yang hanya diapresiasi yang tidak termasuk keluaran produk daiam KAK, maka
oleh Konsultan saja, melainkan sebuah karya bersama yang pihak Penyedia Jasa Konsultansi harus melengkapi
merepresentasikan seluruh stakeholders. Konsultan harus sesuai yang diinstruksikan Pengguna Jasa berdasarkan
menyediakan waktu untuk mengkomunikasikan proses desain hasil kesepakatan bersama. Pemahaman Konsultan
dan hasil desain. Proses ini harus dilaksanakan tercatat, mengenai butir ini adalah bahwa ada kemungkinan
sehingga berbagai masukan dan penyesuaian rancangan yang penyesuaian atau pengadaan materi yang tidak diatur
terjadi menjadi sebuah proses sinambung dan berkembang. dalam KAK. Dalam hal ini komunikasi dan diskusi
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk harus dilakukan untuk menyepakati langkah
awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan sesuai selanjutnya. Selama item pekerjaan tambahan tersebut
dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK logis dan memiliki relevansi penting dalam penyelesaian
ini. Konsultan memahami bahwa rencana kerja yang kegiatan perencanaan, maka Konsultan harus
dibuat sesuai KAK akan menjadi acuan untuk menilai melakukan penyesuaian.
progres perancangan.
E. Konsultan perencana paham bahwa untuk data primer
C. Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan harus selalu tanah harus dilengkapi dengan data analisis Pengujian
memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan Sondir, Uji Laboratorium Konsolidasi, dan Uji
adalah mengikat. Konsultan memahami bahwa waktu Laboratorium Triaxial CU di daerah setempat.
pelaksanaan yang tercantum dalam KAK (120 hari
F. Jangka waktu pelaksanaan perencanaan adalah 30
kalender) adalah mengikat, sehingga rencana kerja yang
(Tiga puluh) hari kalender. Butir ini sudah dibahas di
dilakukan harus dapat mencerminkan Batasan waktu
butir C bagian ini.
tersebut.
Jumlah
No. Profesi Kriteria Tenaga Ahli Keterangan
Orang
Jur. Teknik
Pendidikan : S.l = Minimal 1
3. Ahli Landscape 1 Arsitektur/
thn/Ahli Muda
Ars. Lansekap
Pendidikan : SLTA/D3
1. Surveyor 1 -
Pengalaman min. 4 thn
Pendidikan : SLTA/D3 =
Estimator Biaya
2. 1 Pengalaman -
Minimal : 4thn
Pendidikan : SLTA/D3 =
Drafter AutoCAD
3. 1 Pengalaman -
(Teknisi/Operator)
Minimal : 4thn