Anda di halaman 1dari 13

PEKERJAAN PEKERJAAN

JASA KONSULTANSI

MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENATAAN KAWASAN MONPERA DAN GASIBU

KERANGKA ACUAN KERJA


TERM OF REFERENCE (TOR)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
TAHUN ANGGARAN 2019
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK)
PENATAAN KAWASAN MONUMEN PERJUNGAN RAKYAT (MONPERA) DAN GASIBU
TAHUN ANGGARAN 2019

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Ruang terbuka publik (RTP) baik yang berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Belakang maupun Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) semakin dibutuhkan terutama bagi
penduduk perkotaan untuk saling berinteraksi sosial. Sebuah realitas bahwa
masyarakat membutuhkan tempat untuk bertemu, berkomunikasi, bertukar
pikiran (brainstorming), santai, saling belajar satu sama lain melakukan
aktifitas individu dan aktifitas komunal. Hal tersebut akan terjadi apabila
didukung dengan ruang terbuka publik yang memadai. disinggung oleh John
Ormsbee Simonds (1986) bahwa ruang publik berupa lapangan olahraga,
taman, ruang terbuka, tempat bermain dan lainnya disebut urban paradise
alias surga perkotaan
RTH maupun RTNH publik memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi
ekologis serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi,
estetika/arsitektural dan darurat

Khusus untuk RTH dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana
olahraga dan atau area bermain, maka RTH ini harus memiliki aksesibilitas
yang baik untuk semua orang, termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat
Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) Jawa Barat beserta koridornya dan
lapangan GASIBU adalah 2 (dua) dari banyak Kawasan Ruang Terbuka Publik
(RTP) yang ada di Kota Bandung. Kawasan ini menjadi penting karena letaknya
berada berada dalam satu Aksis/sumbu/poros utara – selatan dengan Gedung
Sate.
Aksis GEDUNG SATE–GASIBU–MONPERA, menjadi ikon utama Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Penataan ke tiga Kawasan Dianalogikan sebagai “halaman
dari Provinsi Jawa Barat”.

Penataan Kawasan GEDUNG SATE–GASIBU–MONPERA mengacu pada Rencana


Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung Date tahun 2007, dengan tema
“Garden City” dengan pengertian Kota didalam taman
Butir-butir penting arahan penataan kawasan Gedung sate diantaranya adalah
“Ruang-ruang terbuka milik pemerintah dimanfaatkan untuk kepentingan
kegiatan-kegiatan public, seperrti untuk ruang terbuka hijau, tempat parkir
atau ruang sosialisasi warga”

Penguatan Aksis Gedung Sate-Lapangan Gasibu-Monumen Perjuangan untuk


memperkuat karakter kawasan. Kesatuan Ruang berbentuk koridor ini harus
dijaga dengan menjaga kesatuan fisik dan pemanfaatan fungsionalnya.
Penguatan fisik dilakukan dengan menata elemen di sisi kiri kanan aksis untuk
membentuk koridor pengarah yang kuat sedangkan Penguatan fungsi
dilakukan dengan cara membuat koridor menjadi area yang aktif sebagai
tempat masyarakat berinteraksi sosial, bersantai, rekreasi, olah raga dan
kegiatan publik lain yang mengedukasi

Pemerintah Provinsi telah melakukan perencanaan pada TA 2013 dan TA 2016


yang diimplementasikan pada kegiatan fisik pada TA 2014 sampai dengan TA
2018, namun pelaksanaan pekerjaan konstruksi hanya pada kawasan lapangan
Gasibu saja. Oleh karena itu, untuk menata keseluruhan kawasan Gasibu
sampai dengan Monumen Perjuangan perlu dilakukan perencanaan kembali .
1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garisJalbesar mengenai pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Manajemen KOnstruksi yang dimaksud mengacu pada Permen PUPR nomor
22 Tahun 2008 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi adalah melakukan Pengawasn dan


Perencanaan Teknis pekerjaan KOnstruksi Penataan Kawasan Monpera dan
Gasibu agar terwujud satu kesatuan kawasan Ruang Terbuka Publik yang
terintegrasi dengan kawasan dengan Gedung Sate.
Kawasan-kawasan tersebut akan menjadi Ruang Publik yang berfungi sosial
budaya, ekonomi, estetika/arsitektural, darurat, tempat istirahat, sarana
olahraga dan area bermain yang meng edukasi.

Guna menunjang kegiatan tersebut penataan tersebut diperlukan suatu


pengawasan dan Perencanaan Teknis Penataan Kawasan Monumen Perjuangan
Rakyat (MONPERA) Jawa Barat sehingga kedepannya dapat dilakukan suatu
implementasi langsung demi tertatanya kawasan yang lebih baik.

Dengan arahan tersebut, Penyedia Jasa akan mempunyai kejelasan


menyangkut kebijakan pembangunan fisik di Kawasan Monumen Perjuangan,
termasuk di dalamnya yang menyangkut kepentingan umum, citra dan jati diri
lokasi yang perlu dikemukakan. Pada gilirannya seluruh tatanan bangunan dan
lingkungan yang dirancang akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
kawasan

Pada TAhun Anggaran 2019 ini direncanakan pekerjaan Konstruksi Tahap ke 1


untuk Penataan Kawasan Monpera dan Gasibu diluar Korido Monpera.
Untuk kegiatam dimaksud perlu didampingi Konsultan Manajemen Konstruksi

2. Maksud dan  Maksud


Tujuan 1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan
keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas serta sebagai salah satu
acuan/pedoman dalam menyusun penawaran.
2) Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan MK dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
optimal sesuai tujuan dan sasaran KAK ini.
 Tujuan
Agar Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Penataan Kawasan Monumen
Perjuangan Rakyat (Monpera) dan Gasibu tercapai :
1) Pengendalian dari segi waktu, biaya dan mutu;
2) Tercapainya sasaran fisik dari segi kuantitas maupun kualitas;
3) Tercapainya tertib administrasi mulai dari tahap pelaksanaan sampai
dengan masa pemeliharaan

3. Sasaran Lingkup Pekerjaan adalah Manajemen Konstruksi Pekerjaan Penataan Kawasan


Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) dan Gasibu, yang meliputi :
Lingkup Pekerjaan Perencanaan Penataan Kawasan MONPERA dan GASIBU
adalah
a) Penataan Kawasan Monumen Perjuangan dan Sekitarnya
b) Pekerjaan Konstruksi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang
menghubungkan Koridor MONPERA dengan Lapangan Gasibu
d) Pekerjaan Konstruksi penyempurnaan Revitalisasi Lapangan Gasibu
e) Pekerjaan Konstruksi interior dan eksterior 2 bangunan penunjang
LApangan GAsibu
f) Dan pekerjaan lain yang diperlukan dalam kawasan

4. Lokasi MONPERA/ Monumen Perjuangan Rakyat yang berlokasi di Jl. Dipati Ukur
Kegiatan No.48, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat

GASIBU/Lapangan Gasibu yang berlokasi di Jl. Diponegoro, Citarum, Bandung


Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat..

5. Sumber Besarnya biaya dari keseluruhan pekerjaan ini sebesar Rp. 1.136.000.000,-
Pendanaan (SATU MILYAR SERATUS TIGAPULUH ENAM JUTA RUPIAH) yang dibebankan
pada DIPA Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka
Publik/Revitalisasi Kawasan Nomor : 1.04.1.04.01.34.022 Tahun Anggaran
2019 pada Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat .

6. Nama dan Pengguna Jasa adalah Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Organisasi Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Rudy Hartono, ST
Pejabat Alamat : Jl. Jalan Kawaluyaan Indah No 4
Pembuat
Komitmen Bandung

Data Penunjang2

2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
7. Data Dasar Data dan fasilitas penunjang yang akan disediakan oleh pihak PPK adalah
dokumen perencanaan teknis berikut data penunjangnya.

8. Standar Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan


Teknis manajemen teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak pengawasan
mutu pekerjaan, dll.

9. Studi-Studi Dokumen Perencanaan Teknis berikut data penunjangnya.


Terdahulu

10. Referensi Peraturan perundang-undangan yang terkait adalah :


Hukum a. Peraturan mengenai Jasa Konstruksi :
− Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
− Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
− Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 2010 tentang
− Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

b. Peraturan mengenai Bangunan Gedung dan Pengelolaannya :


− Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
− Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
− Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
− Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000
tentang ketentuan teknis Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan dan lingkungan;
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada bangunan
Gedung dan Lingkungan;
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Rencana Tata Bangunan;
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

c. Peraturan mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup :


− Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
− Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
− Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
− Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan Hidup.

d. Peraturan mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :


− Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
- Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/SE/M/2018 tentang
Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan Jasa KOnstruksi Tahun 2019
Ruang Lingkup

11. Lingkup Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
Kegiatan adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, yang meliputi
pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas),
dan tertib administrasi dalam pembangunan gedung negara, mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan masa pemeliharaan, yang terdiri dari :
1) Tahap Perencanaan :
i. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiataan review perencanaan
yang dibuat oleh konsultan perencana yang meliputi program
penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan
penyusunan dokumen lelang.
ii. Memberikan konsultasi kegiatan review perencanaan, yang meliputi
penelitian dan pemeriksaan hasil review perencanaan dari sudut
efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan
konstruksi fisik.
iii. Mengendalikan program review perencanaan, melalui kegiatan
evaluasi program terhadap hasil review perencanaan, perubahan-
perubahan/penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan
yang timbul serta pengusulan koreksi program.
iv. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap
review perencanaan.
v. Menyusun Laporan Bulanan kegiatan Konsultansi manajemen
konstruksi tahap review perencanaan, merumuskan evaluasi status
dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
vi. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan sampai dengan
dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan
bersama konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan
pekerjaan serta membantu kegiatan panitia pelelangan.
vii. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
viii. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi dan membuat lapoaran
kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.

2) Tahap Pelelangan/ Pengadaan Kontraktor


i. Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan pekerjaan kontruksi fisik.
ii. Membantu Pokja ULP dalam penyebarluasan pengumuman
pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun
media elektronik.
iii. Membantu Pokja ULP melakukan prakualifikasi calon peserta
pelelangan (apabila pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi).
iv. Membantu memberikan penjelasanan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan.
v. Membantu Pejabat Pembuat Komitment dalam menyusun Harga
Perhitungan Sendiri (HPS)/ Owner’s Estimate (OE) pekerjaan
konstruksi fisik.
vi. Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran
yang masuk.
vii. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik.
viii. Menyusun laporan kegiatan pelelangan.

3) Tahap Pelaksanaan
i. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang
disusun oleh pemborong yang meliputi program-program pencapaian
sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana, program
Quality Assurance / Quality Control dan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3).
ii. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik, (kuantitas dan kualitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
iii. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
iv. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik.
v. Melakukan kegiatan pengawasan yang tediri atas :
 Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan
dilapangan.
 Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
 Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
 Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan harian/mingguan
pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksanan konstruksi.
 Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi.
 Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh Kontraktor
 Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
dilapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I.
 Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
 Bersama-sama dengan penyedia jasa perencana menyusun buku
petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
 Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah
terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk
pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.
 Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran.
 Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/
Kota setempat.
vi. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

12. Keluaran3 Keluaran yang diminta dari konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja ini adalah :
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Penataan
Kawasan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) dan Gasibu, yang
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dan Kontraktor yang menyangkut
kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran
administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud
akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi adalah :
i. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen

3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.
Konstruksi.
ii. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk
penting dari Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
iii. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan
pekerjaan, tenaga, dan hari kerja.
iv. Berita Acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran.
v. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan.
vi. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
vii. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
viii.Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan
ix. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing).
x. Laporan rapat di lapangan (site meeting).
xi. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar chart dan S
curve serta Net Work Planning yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
B. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran
pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan
Konsultan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Konsultan Manajemen Konstruksi.

13. Peralatan, Sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Material,
Personil dan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen

14. Peralatan dan Sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Material dari
Penyedia Jasa
Konsultansi

15. Lingkup Memberikan masukan/usulan/pendapat teknis dalam penyesuaian rencana


Kewenangan sesuai petunjuk/pengarahan dari PPK sesuai ketentuan yang berlaku.
Penyedia Jasa

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan Manajemen Konstruksi diperkirakan seluruhnya
Penyelesaian selama 8 (Delapan) bulan, terhitung sejak terbit SPMK sampai dengan Serah
Kegiatan Terima Kedua. Dengan perincian sebagai berikut :
- Tahap review perencanaan = 1 bulan atau 30 (tiga puluh) hari kalender.
- Tahap pengadaan Kontraktor = 1 bulan atau 30 (tiga puluh) hari kalender.
- Tahap Konstruksi Fisik = 6 bulan atau 180(seratus delapan puluh) hari
kalender.

17. Personil
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur
organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat
dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut :
JUM
SATU LAH VOLUME
NO URAIAN KUALIFIKASI
AN ORA (bulan)
NG
BIAYA PERSONIL
PERENCANAAN
A TENAGA AHLI
S1 S1
Pimpinan Tim/ Team Leader Ahli Org -
Sipil/Arsitek/4 1 8.00
1 Manajemen Konstruksi (601) bln
tahun/Ahli Madya
Org - S1 Sipil/1
Ahli Teknik Bangunan Gedung (201) 1 4.00
2 bln tahun/Ahli Muda

Org - S1 Arsitektur/1
Ahli Arsitektur Landscape (103) 1 4.00
bln tahun/Ahli Muda
3

Org - S1 Sipil/1
Ahli Geoteknik (216) 1 2.00
bln tahun/Ahli Muda
4

Org - S1 Sipil/1
Ahli Geodesi (217) 1 2.00
bln tahun/Ahli Muda
5

Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik Org - S1 Mesin/1


1 2.00
(303) bln tahun/Ahli Muda
6

Org - S1 Arsitektur/1
Arsitek (101) 1 3.00
bln tahun/Ahli Muda
7

Org - S1 Arsitektur/1
Ahli Desain Interior (102) 1 3.00
bln tahun/Ahli Muda
8

Org - S1 Arsitektur/1
Teknik Iluminasi (104) 1 2.00
bln tahun/Ahli Muda
9

Org - S1 Arsitektur/1
Ahli Teknik Lingkungan (501) 1 2.00
bln tahun/Ahli Muda
10

Org - S1 Arsitektur/1
Ahli K3 Konstruksi (603) 1 4.00
bln tahun/Ahli Muda
11
B TENAGA ASISTEN
Org - S1 Arsitektur/ 3
Asisten Arsitek 1 4.00
1 bln tahun
Org -
Asisten Teknik Bangunan Gedung (201) S1 Sipil/ 3 tahun 1 4.00
2 bln

Org - S1 T. Lingkungan/
Asisten Ahli Arsitektur Landscape 1 4.00
3 bln 3 tahun

C TENAGA PENDUKUNG
Org -
Poperator CAD/CAM/Drafter D3 / 5-10 tahun 1 3.00
1 bln
Org -
Administrasi D3 / 5-10 tahun 1 8.00
2 bln
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat
tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

Tahapan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi


18. Jadwal
Tahapan adalah :
Pelaksanaan  Tahap Review Perencanaan
Kegiatan  Tahap Pengadaan Kontraktor
 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
 Tahap Masa Pemeliharaan.

Laporan

19. Laporan 1. Laporan Pendahuluan = jumlah sesuai Boq


2. Laporan Harian+Mingguan = 24 minggu @ jumlah sesuai
Boq 3. Laporan Bulanan = jumlah sesuai Boq
4. Laporan Akhir MK (ST-1 & ST-2) = jumlah sesuai Boq
5. Laporan Pedoman/Petunjuk Teknis Operasional
dan Pemeliharaan/Perawatan = jumlah sesuai Boq

Hal-Hal Lain
20. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
dalam Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

21. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi : ---

22. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut : ---
Pengumpulan
Data
Lapangan

23. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
berikut : --

Bandung, Februari 2019

Disusun Oleh :

Pejabat Pembuat Komitmen,


Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka
Hijau/Tuang Terbuka Publik/Revitalisasi
Kawasan

Rudy Hartono, ST
NIP 197108202008011004

Anda mungkin juga menyukai