A. LATAR BELAKANG
Kota Cimahi dengan luas 4.025 ha, memiliki Jumlah penduduk 586.580 jiwa (Badan Pusat
Statistik 2015). Jumlah penduduk yang padat mengakibatkan kebutuhan terhadap ruang publik
meningkat, sehingga harus didukung oleh sarana dan sarana penunjang yang memadai, termasuk
Taman. Kondisi Lahan yang terbatas menjadi kendala dalam upaya pemerintah Kota Cimahi menambah
luasan taman di Kota Cimahi. Tahun Anggaran 2017, Pembangunan Taman mulali difokuskan di taman
lingkungan RW.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 05 tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, Taman Lingkungan adalah
lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik, sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lainnya pada tingkat lingkungan. Hingga akhir tahun 2018, rencana Pembangunan Taman
Lingkungan meliputi 17 RW. Penataan Taman lingkungan dikelurahan melong telah dilaksakanan pada
2018 di RW 23 dan RW 31 dan masih banyak potensi-potensi lahan yang dapat dikelola menjadi Taman
Lingkungan di Kelurahan Melong diantaranya RW 10 dan 11, yang memiliki lahan tepat dibawah area
SUTET, sehingga Pembangunan Taman di lokasi tersebut harus dapat memperhitungkan keamanan
pengguna taman dari efek Radiasi SUTET.
C. SASARAN
Pemenuhan kebutuhan dan harmonisasi ruang terbuka hijau taman di RW 10 dan 11 Kelurahan
melong sebagai area publik serta meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan baik fungsi maupun
visual bagi para penggunanya.
D. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan ini berlokasi di RW 10 dan 11 Kelurahan Melong Jalan Melong Raya
Gambaran peta lokasi dapat dilihat berikut ini:
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber dana pekerjaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Cimahi Tahun
Anggaran 2018, biaya yang diperlukan yaitu sebesar Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah)
telah mencakup kewajiban PPN sebesar 10%.
Biaya pekerjaan perancangandan tata cara pembayaran akan diatur secara kontraktual setelah melalui
tahapan seleksi pengadaan jasa konsultansi sesuai aturan yang berlaku, antara lain terdiri dari
honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung, sewa peralatan, materi dan penggandaan laporan,
biaya rapat-rapat, biaya survey, jasa dan overhead perancangan, dan pajak.
Pembayaran biaya perencanaan berdasarkan Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 sesuai dengan
tahapan perencanaan, yaitu (maksimal):
a. tahap konsep rancangan 10 %
b. tahap pra-rancangan 20 %
c. tahap pengembangan 25 %
d. tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB 45 %.
G. DATA DASAR
Data dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Sumber data primer adalah kondisi eksisting wilayah menyangkut penggunaan lahan (land use) taman
kota yang didapat dari hasil survey langsung di lapangan.
b. Data Sekunder
Beberapa sumber data sekunder yang dapat dijadikan sarana perolehan data/data mentah (raw
datum) adalah:
i. Data-data statistik daerah yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan
instansi pemerintah daerah;
ii. Informasi spasial yang dibuat oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
iii. Data buku teks lainnya yang dianggap dapat dipergunakan.
H. STANDAR TEKNIS
1. Hasil perencanaan harus memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis sesuai ketentuan yang
berlaku:
- Dinas Pekerjaan Umum. 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.
033/TBM/1996. Dirjen Bina Marga. Jakarta.
- Pereturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 5/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
- Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 05/PRT/M/2012
tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan
2. Kelengkapan persyaratan teknis:
a) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
1. Menjamin bangunan taman dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
2. Menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna dan lingkungan sekitarnya
b) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan:
1. Menjamin terwujudnya tata ruang lanskap yang selaras dan terintegrasi dengan
lingkungan sekitar
c) Kriteria khusus:
1. Pemilihan bahan untuk jenis konstruksi dan material tanaman agar memperhatikan
kemudahan, efisiensi, dan kecocokannya dalam pembangunan/penanaman dan
perawatan dengan umur bahan/material yang tahan lama dan mudah dipelihara.
2. Pemilihan disain agar mempertimbangkan kemudahan, efisiensi, dan efektifitas namun
tetap merupakan disain yang inovatif.
d) Hasil perencanaan harus dapat dipertanggungjawabkan selama 10 (sepuluh) tahun sesuai
masa tanggung jawab profesi perencana.
I. STUDI-STUDI TERDAHULU
1. Masterplan RTH Kota Cimahi T.A. 2013
2. Penyusunan Perencanaan Pengembangan RTH Kota Cimahi 2014
3. Rencana Lanskap Kota Cimahi 2014
4. Grand Design Pengelolaan Pertamanan di Kota Cimahi
J. REFERENSI HUKUM
1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
2. Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
3. Permen PU No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di Kawasan Perkotaan
4. Perda Kota Cimahi No. 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Cimahi
5. Perda Kota Cimahi No. 13 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Cimahi
L. KELUARAN
1. Output:
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Akhir
CD untuk semua dokumen
Q. JADWAL PEKERJAAN
R. LAPORAN PEKERJAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perancangan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini harus dapat
dipertanggung jawabkan oleh penyedia jasa konsultansi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Produk/hasil perancanganan yang harus
diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
DIBUAT DI : CIMAHI
TANGGAL : MARET 2018
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KEGIATAN PENATAAN RTH