Anda di halaman 1dari 7

BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

BAB IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Dalam suatu proyek pekerjaan konstruksi, tidak jarang terjadi berbagai


macam permasalahan ataupun kendala yang dapat menghambat pelaksanaan
proyek, selain itu permasalahan ataupun kendala tersebut menyebabkan
pelaksanaannya diubah dari yang telah direncanakan. Pada proyek perluasan
bangunan Toserba Griya Antapani memiliki beberapa masalah teknis maupun
non-teknis. Pada proyek perluasan bangunan Toserba Griya Antapani setiap
minggu selalu diadakan rapat internal untuk membahas masalah yang terjadi,
rapat internal tersebut dilakukan pada hari Jum’at.

4.1. Permasalahan
Pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai 3 dan 4 zona 1B pada
proyek perluasan bangunan Toserba Griya Antapani berdasarkan rencana
dapat dimulai pada 3 Juli 2017 (minggu 22) dan di selesaikan pada 2
September 2017 (minggu 30) namun karena adanya beberapa masalah
maka pada akhirnya terjadi keterlambatan hingga beberapa waktu.
Keterlambatan diakibatkan oleh beberapa hal, seperti kurangnya jumlah
dan produktivitas pekerja, ketersediaan barang yang terganggu, dan
terbatasnya jam kerja.

Pada masalah jumlah dan produktivitas pekerja terjadi pada awal


minggu 22 setelah diadakannya pemberhentian pekerjaan sementara
selama hari raya Idul Fitri, pada tanggal 3 Juli tersebut jumlah pekerja
yang datang hanya 6 dari yang seharusnya 8 orang untuk pembesian dan
hal yang sama terjadi pada pekerja bekisting, selain jumlah yang tidak
memenuhi produktivitasnyapun menurun. Itu terjadi karena jam
dimulainya pekerjaan tidak sesuai namun tetap harus selesai pada waktu
yang telah ditentukan, selain itu kurangnya ketegasan dari pihak kontraktor
juga mempenengaruhi hal tersebut. Selain itu pada saat proses pengecoran
akibat keterbatasan pekerja maka pekerja bekisting dan pembesian harus

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 60


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

terlibat pada saat pengecoran. Akibat dari jumlah dan produktivitas pekerja
yang bermasalah maka pekerjaan yang dikerjakan membutuhkan waktu
yang lebih lama dari pada perencanaan dan menghambat pada pekerjaan
lainnya. Seharusnya pihak kontraktor lebih tegas agar jam dimulainya
pekerjaan tepat waktu dan agar mandor dapat mencari orang tambahan
agar sesuai dengan yang seharusnya.

Pada masalah ketersediaan barang biasanya terjadi pada pembesian


yang barangnya dikirim dari Jakarta dan biasanya terjadi keterlambatan
hingga 2 hari akibat jalur lalu lintas maupun ketersediaan barang di pusat
ataupun pemesanan yang dilakukan terlalu mendadak, keterlambatan
tersebut dapat menghambat pelaksanaan hingga keterlambatan tidak dapat
dihindari. Seharusnya pihak purchasing melakukan pemesanan barang
setelah mengetahui ketersedian barang di lapangan dari pihak logistik agar
dapat memeperkirakan waktu kedatangan dan ketersediaan di pusat.

Pada masalah keterbatasan waktu kerja diakibatkan oleh lokasi proyek


yang berada di pemukiman padat penduduk yang mengakibatkan tidak
dapat melakukan lembur untuk mengejar keterlambatan pekerjaan kecuali
pekerjaan pengecoran. Pada masalah ini akan lebih baik bila melakukan
negosiasi lagi dengan masyarakat agar dapat melakukan lembur atau dapat
melakukan pekerjaan pada hari libur.

Akibat dari masalah masalah tersebut mengakibatkan beberapa hal


seperti mengabaikan mutu pekerjaaan untuk mengejar keterlambatan,
pekerja mengabaikan penggunaan K3, pekerja mengabaikan kebersihan
lokasi proyek

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 61


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

4.1.1 Permasalahan pada Pekerjaan Pemadatan


Pada proses pekerjaan pemadatan, para pekerja tidak
melakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator secara
merata yang mengakibatkan beton menjadi keropos. Pengeroposan
agregat pada beton akan menyebabkan kekuatan beton berkurang.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu
dengan melakukan plester pada struktur yang mengalami keropos.

Gambar 4.1 Beton Keropos


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 62


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Gambar 4.2 Beton Keropos


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4.1.2 Kurang Diperhatikannya K3

Pada proyek pembangunan Toserba Griya Antapani


sebagian besar pekerja mengabaikan K3, hanya ada beberapa
pekerja saja yang sadar akan kepentingan K3 dalam melaksanakan
pekerjaan konstruksi. Pada saat pengecoran hanya beberapa yang
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap seperti
sepatu bot (safety shoes), helm proyek, rompi, dan sarung tangan.
Sebagian besar lainnya hanya menggunakan sepatu boots dan
sarung tangan. Bahkan saat pembongkaran bekisting balok dan
pelat para pekerja hanya memakai sandal, hingga tidak
menggunakan alas kaki sama sekali serta mengabaikan peralatan
pelindung diri lainnya. Hal ini terjadi karena tidak ada penekanan
mengenai K3 kepada para pekerja dari pihak kontraktor maupun
owner mengenai K3 dan sudah menjadi kebiaasan para pekerja
bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.

Selain tidak adanya penekanan K3, pihak kontraktor pun


tidak menyediakan APD secara lengkap, karena kontraktor hanya
menyediakan, rompi, sepatu bot, dan sarung tangan. Sebaiknya dari
pihak kontraktor maupun owner memberikan penegasan dan arahan
mengenai pentingnya K3 kepada para pekerja selama pelaksanaan
konstruksi proyek untuk menghindari kecelakaan yang terjadi di
lapangan dan juga memnyediakan APD lengkap.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 63


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Gambar 4.3 Para Pekerja yang Mengabaikan K3


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.4 Para Pekerja yang Mengabaikan K3


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 64


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Gambar 4.5 Gambar Para Pekerja yang Mengabaikan K3


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.6 Gambar Para Pekerja yang Mengabaikan K3


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 65


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

4.1.3 Kebersihan yang Kurang Terjaga

Kebersihan pada lingkungan proyek kurang terjaga,


akibatnya banyak sampah minuman maupun puntung rokok di
lingkungan proyek, itu disebabkan oleh kurangnya kesadaran para
pekerja dalam menjaga lingkungan tetap bersih dan terjaga.
Padahal dari pihak kontraktor sudah menyediakan tempat sampah
di beberapa tempat, namun masih ada saja pekerja yang membuang
sampah ataupun merokok saat sedang bekerja. Dalam masalah ini
ketegasan pengawas maupun pelaksana sangat dieprlukan agar para
pekerja dapat disiplin dan menjaga lokasi proyek tetap bersih dari
sampah.

Gambar 4.7 Para Pekerja yang Kerbesihan lokasi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 66

Anda mungkin juga menyukai