Anda di halaman 1dari 11

OBSERVASI

LAPANGAN
ASPEK MANAJEMEN

18 FEBRUARI 2022

PT. ACSET INDONESIA TBK


PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN
ARUMAYA
Kelompok 1

Kata Pengantar

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah hasil
Observasi Lapangan yang saya lakukan di Proyek Pembagunan Apartemen
Arumaya. Sebagai syarat menjadi Ahli Muda K3 Konstruksi Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami,
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
kami di Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi Batch 73 sehingga seluruh
kegiatan bisa berjalan dengan lancar.

Demikian penyusunan Makalah Hasil Observasi Pada Proyek


Pembagunan Apatemen Arumaya masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dimohon saran dan kritik sebagai bahan perbaikan makalah ini.

Jakarta, 18 Februari 2022

Kelompok 1

Aspek Manajemen
Kelompok 1

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan …………………………………..

BAB II Maksud dan Tujuan ……………………………

BAB III Permasalahan / Observasi Dilapangan…….

BAB IV Analisa …………………………………………

BAB V Kesimpulan dan Saran ………………………..

BAB VI Penutup ……………………………………….

Lampiran ………………………………………………..

Aspek Manajemen
Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

Konstruksi merupakan Bidang Pekerjaan yang paling banyak


menyumbang kecelakan di Indonesia. Salah satu alasan mengapa banyak
terjadi kecelakaan di pekerjaan Konstruksi adalah karena kurangnya
Pemahaman dan Kesadaran mengenai K3 para Pekerja. Maka dari itu
Pemerintah menetapkan melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, bahwa di setiap penyelenggaraan proyek konstruksi yang berisiko
tinggi harus menempatkan seorang Ahli K3 Konstruksi, baik oleh
Pengguna Jasa maupun Penyedia Jasa.
Untuk mendukung hal tersebut maka PT. Mitra Dinamis Yang
Utama (MIDIATAMA) bekerja sama dengan Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia (KEMENAKER RI) mengadakan
Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi sebagai langkah meningkatkan
Pemahaman dan Kesadaran mengenai K3 serta adanya seorang Ahli K3 di
Lingkungan Kerja Konstruksi.

Aspek Manajemen
Kelompok 1

I.I. Tentang Proyek

Observasi Lapangan dilaksanakan di Proyek Pembangunan Apatemen


Arumaya yang dikerjakan oleh PT. Acset Indonesia Tbk (Persero )
sebagai Kontraktor Utama.

Proyek Pembangunan Apartemen Arumaya di Jl. TB Simatupang


No.Kav 15 Lb.Bulus, Kec.Cilandak, Kota Jakarta Selatan.

I.II. Dasar Hukum

K3 di Lingkungan Kerja Konstruksi diatur dalam beberapa peraturan


diantaranya :

a. Undang – undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan


b. Undang – undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 50 Tahun 2012
tentang Penerapan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 1 Tahun
1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 33 Tahun 2015 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 8 Tahun 2020 tentang
Keselamatan dan Kerja Pesawat Angkat – Angkut
g. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No 174 dan 104 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada proyek konstruksi.
h. Dan Seterusnya

Aspek Manajemen
Kelompok 1

BAB II
Maksud dan Tujuan

a. Menambah Wawasan mengenai k3 di lingkungan kerja


Konstruksi.
b. Melahirkan Seorang Ahli Muda K3 yang diharapkan bisa
mengurangi persentase kecelakaan kerja di lingkungkang
kerja Konstruksi.
c. Mendapatkan Sertifikat atau Lisensi KEMENAKER untuk
mempermudah dalam sosialisasi K3.
d. Merubah cara pandang, cara pikir dan cara belajar juga
menggali potensi diri untuk di amalkan dikemudian hari.
e. Mematuhi Peraturan Perundangan Mengenai K3 Pekerjaan
Konstruksi.
f. Mengenal lebih dalam Mengenai Manajemen K3 Di
Lingkungan Kerja Konstruksi.

Aspek Manajemen
Kelompok 1

BAB III
Permasalahan / Observasi Dilapangan

III.I. Komitmen K3, Kebijakan K3, Prosedur Kerja


dan Instruksi Kerja
Proyek Integrated Building yang dikerjakan
PT. Hutama Karya memiliki Komitmen K3,
Kebijakan K3, Prosedur Kerja dan Instruksi
Kerja yang sangat jelas yang dituangkan di
RMK3LL Proyek Pembangunan Integrated
Building Bandara Soekarno Hatta.
Sebagaimana tertuang dalam PP No. 50
Tahun 2012 Pasal 6 ayat 1, Pasal 7 dan
Pasal 8 yang mencakup Komitmen K3,
Kebijakan K3 serta Prosedur dan Instruksi
Kerja. Administrasi mengenai hal tersebut di
Proyek Integrated Building sudah ada dan
sesuai ketentuan perundangan. Dokumen
terkait hal tersebut bias dilihat di Lampiran. Di
lapangan, pengaplikasian mengenai hal
tersebut diuktikan dengan dijalankannya
program program yang menunjang komitmen
dan atau kebijakan K3 di proyek seperti TBM
pagi, Induction, dan lain sebagainya.

III.II. Struktur Organisasi K3 Pusat – Proyek

Dalam hal Struktur Organisasi, PT. Hutama


Karya menuangkan beberapa struktur
organisasi diantaranya Struktur Organisasi
Proyek, Struktur ORganisasi MK3LL, Struktur
Organisasi Kebakaran, Struktur Organisasi
Gempa Bumi, dan lain sebagainya. Detail
mengenai struktur organisasi yang ada di
proyek Integrated Building dituangkan di
Lampiran. Struktur – struktur organisasi K3
yang dibuat PT. Hutama Karya sudah
memenuhi Standar Struktur Organisasi yang

Aspek Manajemen
Kelompok 1

tertuang dalam PP No. 50 Tahun 2012.


Namun hal yang sangat disayangkan
beberapa nama yang tercantum di struktur
organisasi sudah tidak ada di proyek
dikarenakan ada yang cuti jangka panjang dan
ada yang di rumahkan karena adanya wabah
COVID 19.

III.III. Hirarc, Peraturan, Standar, Code, Spesifikasi


Teknis, Penetapan Sasaran K3, Program k3
Poin – poin mengenai Hirarc, Peraturan,
Standar, Code, Spesifikasi Teknis, Penetapan
Sasaran K3 dan Program K3 Proyek
Integrated Building sangat jelas dituangkan
dalam RMK3LL Proyek yang menyesuaikan
dengan PP No. 50 Tahun 2012. Walaupun
sudah dibuat dengan sangat baik, namun
dalam pengaplikasian masih terdapat
beberapa kekurangan diantara
pengaplikasian peraturan masih ada
pelanggaran yang terjadi seperti pemakaian
body harness pada pekerjaan di pinggiran/di
ketinggian.

III.IV. Pengukuran Kinerja K3

Secara keseluruhan, kinerja K3 di proyek Integrated Building


bisa dikatakan baik mengikuti PP No. 50 tahun 2012 dan UU
No. 1 tahun 1970. Karena terciptanya lingkungan kerja yang
aman dan nyaman bagi setiap personil proyek. Namun ada
hal yang dianggap kurang yaitu dalam hal personil K3.
Menurut ketrerangan yang kami dapat dari narasumber Bapak
Ali Wardana, semenjak terjadi Wabah Covid 19 perusahaan
melakukan pemangkasan karyawan dikarenakan
menyesuaikan dengan Budget/ Cost Project.

Aspek Manajemen
Kelompok 1

III.V. Evaluasi K3, Peninjauan Ulang Tentang Sasaran


K3

Lingkungan kerja Konstruksi memang tidak


bisa lepas dari yang namanya kesalahan,
meninjau UU No. 50 Tahun 2012 Pasal 14 dan
UU No. 1 Tahun 1970. Memang harus ada
beberapa aspek yang perlu ditinjau ulang
seperti pelaksanaan sasaran K3. Walau
sampai saat ini proyek berhasil Zero Fatality,
namun dikarenakan waktu pelaksanaan
proyek masih panjang maka guna
meneruskan hasil positif saat ini, sangat perlu
evaluasi dan peninjauan ulang. Yang sangat
dipengaruhi oleh Cst proyek, sehingga
beberapa aspek memerlukan penyesuaian.

III.VI. Dokumentasi dan Administrasi K3


( Internal – Eksternal )

Mengikuti UU NO. 50 Tahun 2012 Pasal 13, Dokumentasi


dan Administasi K3 di Proyek Integrated Building sudah
berjalan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang
serius kecuali dalam Hal Update Taging Peralatan. Sebagai
Contoh ditemukan Tagging Scafolding Tidak Laiak Pdahal
Kondisi Scafolding sudah diperbaiki.

III.VII. Kecelakaan Kerja

Sebagaimana tertuang dalam PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 11


ayat 4, Proyek Integrated Building sudah disiapkan
sedemikian rupa. Dan dibuktikan dengan adanya Struktur
Organisasi dan Skenario untuk Penanggulangan saat terjadi
kecelakaan kerja. Dan adanya sarana Prasarana medis yang
dibutuh untuk pertolongan pertama.

III.VIII. Audit Internal dan Eksternal

Aspek Manajemen
Kelompok 1

Proyek Integrated Building secara berkala selalu melakukan


audit internal maupun eksternal sebagaimana diatur dala PP
No. 50 Tahun 2012 Pasal 16 dan Pasal 17. Terakhir Kali
Audit dilaksanakan Oleh SGS Indonesia. Yang dilaksanakan
di Seluruh Proyek Hutama Karya.

BAB IV
Analisa

Ada beberapa hal yang memerlukan perhatian lebih dari


Hutama KArya di PRoyek Integrated Building diantaranya :
1. Meninjau dan membuta kembali Struktur Organisasi
agar sesuai dengan personil yang ada di lokasi proyek
agar bisa menyempurnakan dilaksanakannya PP No.
50 Tahun 2012.
2. Diharapkan Pengurus proyek Integrated Building Bisa
lebih meningkatkan Cost untuk K3 terutama dalam
pengadaan jumlah Personil Sesuai UU No. 1 Tahun
1970 agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
3. Sebagaimana tertuang di UU No. 1 Tahun 1970,
Sarana dan Prasana K3 harus disediakan agar tercipta
lingkungan kerja yang nyaman. Mninjau hal tersebut
diharapkan PT. Hutama Karya bisa mengawasi lebih
dalam hal rambu dana tau Tagging peralatan agar
tidak ada salah penggunaan oleh pekerja.

BAB V
Kesimpulan dan Saran

V.I. Kesimpulan

Secara keseluruhan, Proyek Integrated Building bisa


dikatakan baik dalam aspek Manajemen K3 ( MK3L ), yang
dibuktikan dengan Narasumber bisa menunjukan berkas –
berkas terkait SMK3LL. Namun Memang ada beberapa
ketidaksesuaian dikarenakan adanya wabah COVID 19 yang

Aspek Manajemen
Kelompok 1

berdampak pada kondisi Financial Perusahaan yang


mengakibatkan beberapa hal menjadi tidak saesuai.

V.II. Saran

Meninjau adanya beberapa ketidaksesuaian di Penerapan


SMK3L maka diharapkan PT. Hutama Karya bisa menambah
Cost ke Divisi K3 nya agar bisa meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja dan terciptanya lingkungan kerja yang aman
nyaman dan menghsasilkan.

BAB VI
Penutup

Demikin makalah hasil Observasi Lapangan Mengena Aspek


Manajemen K3 di pekerjaan Konstruksi yang kami buat.
Semoga melalui makalah ini K3 di pekerjaan Konstri bisa
menjadi lebih maju dan lebih baik lagi. Kami mohon maaf
yang sebesar besarnya apabila dalam penulisan terdapat kata
– kata yang salah dan banyak kekurangan.

Aspek Manajemen

Anda mungkin juga menyukai