Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANAAN

DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) TRIHITA TOWER DAN RESORT


KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2020

A. LATAR BELAKANG
Trihita Tower and Resort adalah sebuah project bangunan yang mengusung konsep green dan
modern. Nama Trihita sendiri berarti keseimbangan Antara 3 elemen yaitu manusia, tuhan dan
alam yang menjadi dasar landasan utama dari Trihita Tower and Resort ini. Trihita Tower and
Resort ini sendiri merupakan suatu project harapan dari sang pendiri kepada anak-anaknya, agar
tanah warisan keluarga ini dapat diolah menjadi bangunan yang dapat memberikan sesuatu
yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan dapat menjadi sebuah bangunan yang iconic di
kota malang, dan yang dapat meninggalkan kesan mendalam untuk kota malang. Oleh karena itu
Project Trihita Tower and Resort ini diharapkan dapat menjadi hasil karya bangunan yang nyata
dan dapat menjadi salah satu warisan untuk generasi Indonesia.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana dalam melakukan
pekerjaan perencanaan disain yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
Penyusunan Detail Engineering Desain (DED) Pembangunan Gedung TRIHITA TOWER dan
RESORT di Kota Malang.
Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis
yang tercantum dalam KAK ini.
Tujuannya adalah membuat/menyusun Detail Engineering Desain (DED) Pembangunan Gedung
TRIHITA TOWER and RESORT di Kota Malang yang akan menghasilkan suatu bangunan gedung
yang representatip (ICONIC), memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan dapat dipertanggung-jawabkan dari segi arsitektur,
struktur (konstruksi) dan fungsional serta lengkap dengan jaringan mekanikal elektrikal serta
sistem utilitasnya sehingga mampu meningkatkan kenyamanan pengguna/penghuni dan
pelayanan kepada masyarakat.
C. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup Pekerjaan Perencanaan DED Pembangunan Gedung TRIHITA TOWER dan RESORT di Kota
Malang ini terdiri dari beberapa komponen kegiatan :
TAHAP PRA-PERENCANAAN
i. Pekerjaan persiapan berupa pengumpulan data informasi data lapangan yang ada
ii. Penyusunan Konsep Desain Rancang Bangun Gedung TRIHITA TOWER dan RESORT
yang mencakup :
Sketch gambar yang menjelaskan mengenai layout rancangan tapak, denah dan tampak
termasuk presentasi gambar 3D.
Membuat laporan teknis yang berisi penjelasan tentang pemilihan konsep bangunan,
pemilihan sistem sub struktur dan upper struktur yang digunakan, pemilihan sistem
mekanikal elektrikal dan pemilihan sistem utilitas
Prakiraan Biaya Awal (Engineering Estimate) berdasar perhitungan secara kasar.
Jadwal Pekerjaan Perencanaan Detail Engineering Desain

TAHAP PERENCANAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pengukuran luas lahan
3. Pekerjaan Penyelidikan Tanah (Geoteknik)
4. Pekerjaan Perencanaan Detail Engineering Design :
a. Perencanaan Pekerjaan Persiapan
b. Perencanaan Pekerjaan Arsitektur
c. Perencanaan Pekerjaan Struktur/Sipil
d. Perencanaan Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
e. Perencanaan Pekerjaan Landscaping
f. Pekerjaan Pembuatan Dokumen Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat dan
Metode Pelaksanaan
g. Pekerjaan Perhitungan Dokumen Rencana Anggaran Biaya
h. Pekerjaan Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
i. Pekerjaan Penyusunan Dokumen Lelang Pelaksanaan Konstruksi

D. LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN


Lokasi Rencana Pembangunan Gedung TRIHITA TOWER & RESORT berada di Jalan Candi
Panggung No. 02 Kota Malang.
E. JANGKA WAKTU PEKERJAAN PERENCANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini ditargetkan dapat terselesaikan dalam
adalah 90 (Sembilan Puluh) hari kalender terhitung setelah ditandatanganinya Surat Perjanjian
Kerja/Kontrak dan diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
F. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : Anggaran Belanja Pra-Konstruksi TRIHITA TOWER
AND RESORT PT ADIKARA SADI WASA Tahun Anggaran 2020.
G. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Panitia Tender PT ADIKARA SADI WASA Jasa Konsultasi
Perencanaan Detail Engineering Desain (DED) TRIHITA TOWER & RESORT di Kota Malang – Jawa
Timur
H. SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PERENCANAAN DISAIN TEKNIS STRUKTUR
BANGUNAN
RENCANA TAPAK PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan perencanaa arsitektur diawali dengan perencanaan tapak atau yang biasa disebut
siteplan adalah gambar dua dimensi yang menunjukan detail dari rencana yang akan dilakukan
terhadap sebuah kaveling dan kontur tanah , baik menyangkut rencana peletakan bangunan,
sirkulasi, utilitas air bersih dan air kotor, jaringan listrik, fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Perencanaan tapak dilakukan dengan memperhatikan kondisi tapak dan dampak yang muncul
akibat perubahan fisik diatasnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dan dipatuhi oleh konsultan
perencana sebelum membuat rencana tapak agar memenuhi kaidah-kaidah yang sudah
ditetapkan dalam peraturan yang berlaku, antara lain:
1. Peruntukan lokasi yang disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 dan Peraturan Daerah
Kota Malang No. 1 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung
2. Kualitas Lingkungan yang terdiri dari Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Analisa Dampak Lingkungan-Lalulintas.
3. Ruang Terbuka Hijau dalam Tapak yang diatur dalam Koefisien Daerah Hijau (KDH).
Pengaturan ini sudah tercantum di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang menyatakan bahwa ruang terbuka hijau pada suatu wilayah adalah minimal 30% yang
terdiri dari : ruang privat adalah minimal 10% dan ruang publik adalah 20%. Sedangkan
pengaturan secara rinci yang terkait dengan setiap fungsi kawasan dan bangunan dapat
dilihat pada Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 dan Peraturan Daerah Kota Malang No. 1 Tahun
2012 Tentang Bangunan Gedung.
4. Pengelolaan limbah sampah baik berupa gas, cair maupun padat (IPAL).
Penanganan persampahan di lingkungan tapak di atur oleh : UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga, Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung, Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana
Persampahan dan Perda Kota Malang No 10 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah.
5. Pengelolaan Air Hujan
Dalam penanganan air hujan harus diatur sistem pembuangan yang dilakukan dengan sistem
peresapan ataupun di buang langsung ke jaringan drainase perkotaan agar memenuhi
kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam peraturan :
a. Permen PU No. 11 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan dan
Persilnya
b. Permen LH No. 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan
6. Proteksi terhadap Kebakaran bangunan gedung dimulai dari perencanaan tapak dengan
mengembangkan akses terhadap kendaraan pemadam kebakaran. Untuk itu, diperlukan
pengaturan rencana terhadap proteksi kebakaran tersebut.
Pengaturan terhadap ketahanan kebakaran bangunan gedung pada tapak diatur melalui
peraturan sebagai berikut :
a. Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan.
b. SNI 03_1736_2000 Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Tinggi
c. SNI 03_1735_2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Lingkungan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran.

RENCANA TATA RUANG dan MASSA BANGUNAN PEKERJAAN ARSITEKTUR


Pekerjaan perencanaa arsitektur selanjutnya adalah penyusunan tata ruang dan pembentukan
massa bangunan. Penyusunan tata ruang dan pembentukan massa bangunan tersebut
merupakan pengembangan yang bersifat komplementer, yaitu pengembangan yang membentuk
satu kesatuan pemikiran. Berbagai faktor dalam perencanaan tersebut dielaborasi dan
diwujudkan dalam perencanaan tata ruang dan massa bangunan.
Perencanaan tata ruang dan massa bangunan merupakan perencanaan yang berdasarkan pada
kondisi tapaknya. Dengan demikian perencanaan tata ruang dan massa bangunan sudah bersifat
implementatif pada realitas di lapangan dengan mengkaji berbagai faktor pengaruh internal
maupun eksternal. Pengaruh internal berdasarkan pada aspek seluruh kebutuhan pengguna
bangunan dan persyaratan yang berlaku pada setiap kegiatan yang ada dan diwujudkan dalam
sistem sirkulasi pergerakan manusia. Sedangkan pengaruh eksternal adalah pengaruh dari luar
bangunan yang terdiri dari kondisi tapak dan kondisi lingkungan alami (iklim, tanah dan vegetasi)
dan lingkungan buatan (bangunan dan sarana-prasarana lingkungan).
Proses perencanaan tata ruang tersebut harus mempertimbangkan berbagai aspek peraturan
yang berlaku menyangkut intensitas bangunan terdiri dari :

a) Garis Sempadan Bangunan (GSB)


Garis sempadan bangunan adalah persyaratan tata letak massa bangunan yang
diperbolehkan terhadap jalan.
b) Garis Sempadan Sungai (GSS) – bila ada sungai.
c) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Koefisien lantai bangunan berpengaruh terhadap bentuk massa bangunan berdasarkan luas
bangunan. Bentuk massa tersebut apakah vertikal ataupun horisontal sangat dipengaruhi
oleh KLB yang disyaratkan dalam peraturan daerah tentang bangunan gedung.
d) Tinggi Bangunan (TB)
Tinggi bangunan adalah persyaratan ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan
kepada bangunan gedung. Tinggi bangunan berpengaruh terhadap pengembangan massa
bangunan yang bersifat vertikal atau horisontal
e) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien dasar bangunan adalah prosentase jumlah luas lantai dasar bangunan yang
dipersyaratkan berdasarkan dengan luas tapaknya.

RENCANA FASADE PEKERJAAN ARSITEKTUR


Pekerjaan Façade akan menjadi berperan cukup besar dalam Perencanaan Trihita Tower and
Resort karena public secara umum akan mengalokasikan credit point terbesar akan apa yang
tampak secara visual dengan segala komposisi keindahan serta tatanan warnanya lebih dari
pertimbangan fungsional dan integrasi semua aspek aspek pembentuknya.

Sesuai dengan Visi Misi yang termaktub dalam Tag Line Trihita Tower and resort yaitu “Create
Future Heritage”, maka pihak pemberi Tugas memiliki idealisme bahwa secara Visual Building ini
akan mewarisi semua filosofi filosofi awal yang embedded pada Project ini sejak dari masa awal
establishnya sampai pengembangan-pengembangan ke depan yang berkecenderungan
diarahkan sedemikian rupa sehingga relevansi perkembangan perkembangan yang
dimungkinkan masih memiliki pertalian dengan filosofi awalnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka dengan masih mempertimbangkan efisiensi Cost yang optimal,
pihak pemberi tugas memiliki idealisme keinginan agar Building ini dapat mewadahi hal hal yang
tertera di bawah ini :
1. Upaya untuk mendapatkan Luasan angka Koefisien Dasar Bangunan tetap memiliki Soldable
area pada wilayah Landscapenya. Bisa dalam bentuk :
a. - Soldable Out Door (Zumba&Yoga Park, Botanical Garden etc)
b. - Soldable AquaScape (Reflecting Pool, Koi Pond, UpSideDown Aquarium etc
c. - Soldable Shelter (Community Center, Stage Art etc)

2. Rasio antara Nett Area dan Semi Gross Area bisa optimal.
A rather than B

3. Hybrid antara Ordinary Design dengan Extra Ordinary Design pada part-part yang diperlukan.
a. - Rich Facade for Extra Space
b. - Structure Modifiers (Commercial Tier Connectors)
c. - Dynamic Gondola Vertical Trajectory

4. Penerapan System Structure yang bisa mewadahi semua aspect secara terintegrasi.
a. - Flat Slab Drop Panel
b. - Waffle Concrete
c. - Bubble Concrete etc
5. Penerapan Fleksibilitas Design sehingga perubahan2 minor pada aspek Design bisa
diakomodir.

RENCANA PEKERJAAN DISAIN STRUKTUR


Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana harus memperhatikan kriteria
umum suatu perencanaan struktur gedung bertingkat secara rinci dengan proses analisa yang
panjang dan teliti serta memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam peraturan perundangan
yang berlaku di Indonesia, yang disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan.
Syarat-syarat umum perencanaan struktur gedung meliputi :
i. Syarat Stabilitas, baik statik maupun dinamik.
ii. Syarat Kekuatan dari beban statik dan beban dinamik.
iii. Syarat Daktilitas (Elastis, Limited Ductility dan Full Ductility).
iv. Syarat Layak Pakai dalam keadaan layan (Service Ability).
v. Syarat Durabilitas (Ketahanan Konstruksi)
vi. Syarat Ketahanan terhadap Kebakaran
vii. Syarat Integritas (Pencegahan terhadap keruntuhan progresif hubungan antar
komponen struktur – non struktur).
viii. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi (Metode pelaksanaan
konstruksi, Jenis dan Mutu bahan yang digunakan).
Analisis Perhitungan Struktur gedung harus dilakukan dengan computer berbasis elemen hingga
(finite element) dengan sofware yang telah umum digunakan oleh para perencana, misalnya :
SAP (Structure Analysis Program), ETABS (Extended 3D Analysis Building Systems) atau PLAXIS
(Structure Foundation Analysis Program) atau dengan software lain selama perencana dapat
membuktikan kebenarannya kepada Instansi yang terkait dalam penerbitan IMB.
Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-strength)
yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai peraturan yang berlaku.
Berbagai macam kombinasi pembebanan yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin,
dan beban gempa dihitung dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame).
Peraturan Perundangan yang menjadi acuan dasar perencanaan struktur meliputi :
i. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-2013) atau
ASCE 7-10.
ii. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013) atau
ACI 318- 2005.
iii. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2012).
iv. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2015).
RENCANA PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL dan PLUMBING
1. PEDOMAN PERENCANAAN
Pada umumnya perencanaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Ketentuan
Perencanaan dan keinginan pemilik. Apabila terdapat perbedaan antara konsultan perencanaan
dan keinginan pemilik, maka konsultan perencana wajib mempertanyakannya didalam Rapat
Perencanaan Pekerjaan. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka pada dasarnya ketentuan ini lebih
mengikat kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan atau MK/Direksi Pengawas/
Wakil Pemberi Tugas.

Pada dasarnya perencanaan pekerjaan harus tidak bertentangan dengan ketentuan yang
tercantum dalam peraturan-peraturan berikut dibawah ini :

i. Peraturan Umum Instalasi Listrik.


ii. Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
iii. Peraturan Umum Bahan Bangunan.
iv. National Fire Protection Association.
v. Fire Office Committee.
vi. SNI 05-2189-1999, Definisi, Istilah Lift dan Escalator.
vii. SNI 03-2190.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi.
viii. SNI 03-1746-2000, Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke keluar
untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dalam gedung.
ix. SNI 03-6248-2000, Syarat-syarat umum konstruksi escalator yang dijalankan dengan
tenaga listrik.
x. SNI 03-6247-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lift Pasien.
xi. SNI 03-2190.2000, Syarat-syarat umum konstruksi lift pelayanan ( dumb waiter) yang
dijalankan dengan tenaga listrik.
xii. Pedoman Pengawasan Instalasi Lift Th. 1978.
xiii. Peraturan Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER).
xiv. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987 sebagai SKBI - 3.4.53 th
1987.
xv. Pesyaratan Umum Instalasi listrik P.U.I.L. Th. 2011. ( SNI 04-0225-2011 ).
xvi. Petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat bahan dan peralatan yang bersangkutan.

2. KOORDINASI
Konsultan Perencana instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemberi tugas, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Koordinasi yang baik perlu ada, agar perencanaan bidang pekerjaan yang satu tidak
menghalangi kemajuan perencanaan bidang pekerjaan yang lain.

Apabila dalam perencanaan bidang pekerjaan ini menghalangi perencanaan bidang yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.

3. PENGGUNAAN MATERIAL, PERALATAN DAN DOKUMEN YANG DISERAHKAN

Konsultan perencana wajib mengajukan daftar nominasi untuk seluruh peralatan material
yang dipergunakan. Semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang ada
dan mudah didapat di pasaran. Apabila terjadi kesalahan penggunaan bahan dan peralatan
pada perencanaan dengan ketentuan yang ada, maka Konsultan Perencana wajib
merevisinya.

4. GAMBAR PERENCANAAN
Konsultan perencana harus mengajukan gambar perencanaan sesuai urutan penggunaan
yaitu gambar untuk perijinan, gambar untuk tender, dan gambar untuk konstruksi berikut
detail dan potongan yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan
gambar-gambar ini berarti Konsultan Perencana sudah mempelajari dengan seksama
gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah
menghasilkan kondisi yang sebenarnya di proyek.

5. DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN

Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini
harus diserahkan untuk mendapat persetujuan MK/Direksi Pengawas/Wakil Pemberi Tugas
dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis, performance dari
peralatan. Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi spesifikasi.

6. SELEKSI DATA

Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong/Kontraktor/Sub Kontraktor harus


melengkapi dengan seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
Pemborong/Kontraktor/Sub Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih
dengan memberikan tanda. Data-data meliputi :

i. Manufacturer data Berupa brosur-brosur, spesifikasi dan informasi yang tercetak


jelas dan cukup detail sehubungan dengan persyaratan/ketentuan spesifikasi.
ii. Performance Data Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel
atau curva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan
lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
iii. Quality asurance Suatu pembuktian dari Pabrik atau Suplier setempat terhadap
kualitas produk. Yang menyatakan bahwa produk ini sudah diproduksi beberapa tahun,
telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
dengan baik.
7. PERALATAN DAN BAHAN

7.1 UMUM

Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan brosur
yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan maupun pada
gambargambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara
teratur.

7.2 PERALATAN DAN BAHAN SEJENIS

Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama, harus diproduksi oleh
pabrik (merk) yang sama, sehingga memberikan kemungkinan dapat dipertukarkan.

I. METODE PEKERJAAN
Metode pekerjaan yang akan digunakan dalam perencanaan pekerjaan ini adalah :
1. Studi literatur, mengumpulkan referensi bahan-bahan yang berkaitan dengan pekerjaan
perencanaan detail engineering disain pembangunan Gedung TRIHITA TOWER dan RESORT
di Kota Malang baik secara aspek teknik substansial, aspek fungsional maupun kebijakan
peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan, persyaratan teknis, pelaksanaan
pembangunan, dan pengawasan pembangunan, yang mengacu pada peraturan-peraturan
yang berlaku.
2. Melakukan survey dan kunjungan lapangan, untuk melakukan pengukuran dan penelitian
topografi tentang lokasi dan daya dukung tanah.
3. Melakukan konsultansi dan diskusi, dengan pihak-pihak terkait di tempat yang telah
ditentukan selanjutnya, serta pihak-pihak yang berkompeten dalam proses pembangunan.

J. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


Tanggung Jawab Profesional Konsultan Perencanaan adalah bertanggungjawab secara
profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik dan tata laku
profesi yang berlaku.
Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar dan
peraturan-peraturan hasil karya perencanaan yang berlaku.
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang
telah diberikan melalui KAK ini, terutama dari aspek penyusunan detail dan gambar kerja.
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standard, dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung.
d) Semua hasil karya perencanaan yang dihasilkan akan menjadi hak paten owner/pemilik
project.

K. HASIL YANG DIHARAPKAN (KELUARAN)


Keluaran yang diminta dari Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
adalah lebih diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1) Tahap Persiapan berupa :
a. Daftar Personil Konsultan Perencana yang terlibat penuh dalam proses perencanaan
disain pembangunan Gedung TRIHITA TOWER dan RESORT di Kota Malang dan
mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing dibuktikan dengan melampirkan
CurriculumVitae, Surat Keterangan Keahlian (SKA) dan Ijin Pelaku Teknis Bangunan
(IPTB).
b. Susunan Struktur Organisasi Team Perencana
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan yang berisi Item kegiatan pekerjaan
perencanaan, jadwal presentasi dan konsultasi dan Target Waktu Hasil Pekerjaan
(Milestone dan Final Work).
d. Sketch gambar yang menjelaskan mengenai layout rancangan tapak, denah dan
tampak termasuk presentasi gambar 3D.
e. Membuat laporan teknis yang berisi penjelasan tentang pemilihan konsep
bangunan, pemilihan sistem sub struktur dan upper struktur yang digunakan,
pemilihan sistem mekanikal elektrikal dan pemilihan sistem utilitas
f. Prakiraan Biaya Awal (Engineering Estimate) berdasar perhitungan secara kasar.

2) Tahap Perencanaan berupa :


a. Data dan Analisa Pekerjaan pengukuran lahan (soft dan hard copy)
b. Data dan Analisa Pekerjaan penyelidikan tanah (soft dan hard copy)
c. Gambar Site Plan, Rencana Tapak, Rencana Tata Letak Bangunan (soft dan hard
copy)
d. Gambar untuk perijinan (Submission), untuk tender (Forten) dan untuk konstruksi
(Forcon) pekerjaan Arsitektur, Struktur, MEP dan Landscape (soft dan hard copy)
e. Gambar Detail Arsitektur exterior dan interior, Struktur, MEP dan Landscape (soft
dan hard copy)
f. Dokumen data dan Analisa Perhitungan Struktur Gedung Bangunan Bertingkat/High
Rise Building (soft dan hard copy)
g. Dokumen Specifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur,
Struktur, MEP dan Landscape (soft dan hard copy)
h. Dokumen Metode Pelaksanaan (soft dan hard copy)
i. Dokumen Rencana Anggaran Biaya dan BoQ (soft dan hard copy)
j. Dokumen Jadwal Pelaksanaan Konstruksi (soft dan hard copy)
k. Dokumen Lelang Pelaksanaan Konstruksi (soft dan hard copy)
l. Pembuatan dan penyerahan maket skala 1:100.
m. Penyerahan foto-foto 3D (tampak dan aerial view) ukuran A1+frame.

L. ASAS-ASAS
Konsultan Perencana dalam melakukan pekerjaan perencanaan desain harus memperhatikan :
1) Desain Bangunan harus fungsional, effisien, dan iconic/modern tapi tidak berlebihan.
2) Pemilihan semua material dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang ada dan mudah didapat di pasaran. Apabila terjadi kesalahan pemilihan bahan dan
peralatan pada perencanaan yang ada, maka konsultan perencana wajib merevisinya.
3) Kenyamanan pengguna/penghuni dan kemudahan operasional serta pemeliharaannya
mudah dan murah.
4) Hasil desain harus mudah dikerjakan serta dapat dikerjakan dalam waktu yang pendek.
5) Hasil desain yang direncanakan harus meningkatkan nilai jual bangunan, nilai tingkat hunian
dan kualitas lingkungan lokasinya.
6) Hasil desain terhadap konsep bangunan ini harus memenuhi kriteria eco building/ resort
building concept.

Anda mungkin juga menyukai