Anda di halaman 1dari 10

Jakarta, 14 September 2020

Kepada Yth,
Bapak Dwi Marsudi
PT Panca Duta Karya Abadi – Sorong

Perihal : Penawaran Imbalan Jasa Perencanaan Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plambing

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan info via telepon pada tanggal 13 September 2020 dan gambar arsitektur via WA
pada tanggal 13 September 2020, bahwa kami diberi kesempatan untuk melakukan Perencanaan
Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plambing (MEP) untuk Bangunan Kolam Renang Lantamal XIV di
Sorong. Dalam hal ini, kami telah melihat Dokumen Gambar Perencanaan Arsitektur.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu dalam
pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus
diselenggarakan secara tertib.
Kegiatan Pembangunan Bangunan Kolam Renang Lantamal XIV di Sorong, memiliki aturan yang dilandasi
oleh ;
1. Asas kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar pembangunan bangunan gedung dapat
diwujudkan dan diselenggarakan sesuai fungsi yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan
manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan, termasuk aspek kepatutan dan
kepantasan.
2. Asas keselamatan dipergunakan sebagai landasan agar pembangunan bangunan gedung memenuhi
persyaratan bangunan gedung, yaitu persyaratan keandalan teknis untuk menjamin keselamatan
pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, di samping
persyaratan yang bersifat administratif.
3. Asas keseimbangan dipergunakan sebagai landasan agar keberadaan bangunan gedung
berkelanjutan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem dan lingkungan di sekitar bangunan
gedung.
4. Asas keserasian dipergunakan sebagai landasan agar penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung dapat mewujudkan keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan di
sekitarnya.
Perwujudan pembangunan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai Perencana,
Pelaksana, Pengawas atau Manajemen Konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk
penyedia jasa Pengkaji Teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan pembangunan bangunan
DMEC-MSR Hal - 1 dari 10
gedung ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dengan demikian maka semua penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung yang dilakukan di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh pihak
asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia
No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Perencanaan Laik Fungsi Utilitas MEP diajukan dalam memulai Pekerjaan Perencanaan Utilitas
(Mekanikal, Elektrikal dan Plambing) sebagai dasar dan pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan
memenuhi Dokumen Master Plan dari Pemberi Tugas serta harus mengikuti ketentuan-ketentuan teknis
yang berlaku dari Suku Dinas Tata Banguan Pemda setempat, sehingga pemilihan alat dan peralatan
Mekanikal, Elektrikal dan Plambing dapat memenuhi persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia),
NFPA (National Fire Protection Association) Listed (yang dianjurkan memiliki) Sertifikasi dari LMK
(Lembaga Masalah Kelistrikan), Badan atau Lembaga UL (Underwriter’s Laboratories) dan FM
(Factory Mutual).
Menyusun rencana menurut tahap perencanaan termasuk melakukan study yang akurat terhadap
Dokumen Arsitektur & Struktur yang akan dilalui oleh Pembangunan Sistem Mekanikal, Elektrikal dan
Plambing (MEP) sehingga akan memberikan masukan yang maksimal, antara lain ;
1. Membuat Dokumen Laporan Pendahuluan akan menjadi interpretasi secara garis besar yang
memuat analisa kebutuhan system MEP berdasarkan informasi gambar blok pan untuk menetapkan
besaran kebutuhan dan kapasitas MEP serta sketsa gambar diagram sat ugaris system MEP dan
layout kebutuhan ruangan MEP.

2. Membuat Seluruh Gambar-Gambar Perencanaan MEP yang disesuaikan dengan item -item
pekerjaan MEP dalam BQ
a. DED (Detail Engineering Design) Gambar Mekanikal, seperti Pemadam Kebakaran (Fire
Hydrant System), Tata Udara (Pengkondisian Udara) dan Ventilasi mekanik, lengkap Standar
Detail.
b. DED (Detail Engineering Design) Gambar Elektrikal, seperti Kelistrikan, Telepon & IT, Fire Alarm
Sistem, Tata Suara Sistem, CCTV dan Access Control Sistem, lengkap Standar Detail.
c. DED (Detail Engineering Design) Gambar Plumbing seperti Pemipaan Air Bersih, Sistim
Sirkulasi Air Kolam Renang, Air Buangan, Air Hujan & Pipa Vent serta Pengolahan Limbah
lengkap Standar Detail.

Berdasarkan uraian diatas, maka kami bermaksud mengajukan Penawaran Imbalan Jasa Perencanaan
Pekerjaan MEP seperti perihal diatas dengan biaya sebesar ;
a. Luas Area luar (+/-) 3.330 m2 x Rp. 7.500,- = Rp. 24.975.000,-
b. Luas Lantai Bangunan dan kolam renang (+/-) 900 m x Rp. 42.500,-
2 = Rp. 38.250.000,- +
Total Biaya Perencanaan = Rp. 63.225.000,-
Dibulatkan = Rp. 63.000.000,-
(Terbilang : Enam puluh tiga juta rupiah), tidak termasuk Ppn dan Pph, tidak termasuk SIBP
(Surat Ijin Bekerja Perencana), SKA dan Ijin-ijin terkait.
Demikianlah pengajuan penawaran kami dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
DMEC-MSR Hal - 2 dari 10
kasih.

Hormat Kami,

Sufi Arifin

DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
2. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
3. Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Perpres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Kedua Atas Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

DMEC-MSR Hal - 3 dari 10


Lampiran

TABEL JADWAL PERENCANAAN


MINGGU KE 1 MINGGU KE 2 MINGGU KE 3 MINGGU KE 4
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan dan Laporan Pendahuluan
2 Gambar prarencana Sistem MEP
3 Presentasi / Review 1
4 Koordinasi berkaitan Utilitas MEP
Gambar WRT, Rumah Pompa,
5
Balansing Tank (Versi MEP)
6 Gambar Perencanaan dan Detail

Catatan : Dapat Fleksibel sesuai Jadwal Arsitektur & Struktur

Ruang Lingkup Perencanaan Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal Dan Plambing


1. Pekerjaan Mekanikal, terdiri dari ;
a. Sistem Pemadam Kebakaran, terbagi atas ;
(a) Hydrant Halaman yang disebut Hydrant Pillar System
(b) Hydrant Gedung, terdiri dari ;
- Fire Hose Box System yang disebut Hydrant Box.
- Sprinkler System (tidak diwajibkan)
- Fire Extinguisher System (Pemadam Api Ringan).
b. Sistem Tata Udara, terbagi atas ;
(a) Pengkondisian Udara (Air Conditioning) standar

DMEC-MSR Hal - 4 dari 10


Kasifikasi Penggunaan Metode Pengkondisian Udara (Air Conditioning)
Pemilihan sistem pengkondisian udara (AC) menggunakan metode air cooled split type
model single split wall.
(b) Ventilasi Mekanik (Exhaust dan Intake Fan) termasuk sistem pengolahan udara dalam
bangunan.

2. Pekerjaan Plambing, terdiri dari ;


a. Sumber air bersih dan filterisasinya.
(a) Sumber air bersih, yakni berasal dari sumber air tanah yakni Sumur dalam (Artesis)
maupun Sumur dangkal sebagai sumber air cadangan dan sumber air utama dari
PDAM terdekat.
(b) Filterirasi air, terdiri dari Sand Filter, Cartridge Filter, Chemical Feeder dan Kimia air
kolam tertentu dengan kadar tertentu.
b. Distribusi pemipaan air bersih.
(a) Fungsi pertama distribusi pemipaan air bersih yaitu penyaluran air bersih atau supply
air bersih dari sumber air tanah yang berasal dari sumur dalam dan yang berasal dari
PDAM Daerah setempat di salurkan dan sambungkan langsung ke Water Reservoir
Tank (WRT).
(b) Fungsi kedua distribusi pemipaan air bersih yaitu penyaluran air bersih yang terdapat
di dalam water reservoir tank (WRT) langsung disalurkan dan disambungkan ke tanki
atas (Elevated Tank), pemipaan seluruh alat plambing yang ada pada lantai gedung,
keperluan siram tanam dan pengisian kolam renang.
(c) Fungsi ketiga distribusi pemipaan air bersih yaitu pengurasan dan penggelontoran air
bersih yang terdapat di salah satu bak penampungan pada water reservoir tank untuk
pembersihan fisik bak penampungan tersebut.
(d) Fungsi keempat sirkulasi pemipaan air bersih kolam renang menggunakan Sistem
Sirkulasi Overflow atau Sistem Sirkulasi Skimmer pengurasan dan penggelontoran air

DMEC-MSR Hal - 5 dari 10


bersih yang terdapat di salah satu bak penampungan pada water reservoir tank untuk
pembersihan fisik bak penampungan tersebut
c. Instalasi air hujan, saluran / drainase bangunan serta sumur resapan air hujan.
(a) Instalasi air hujan, yaitu Air hujan yang berasal dari atap bangunan disalurkan melalui
beberapa pipa tegak sampai dibawah lantai dasar langsung disalurkan ke drainage
bangunan secara grafitasi (kemiringan).
(b) Saluran / Drainase Bangunan, yaitu merupakan jaringan media berupa saluran /
drainase untuk menampung dan mengalirkan air buangan yang berasal dari air hujan,
air bekas (Floor Drain, Lavatory (bak cuci tangan), dan over flow dari Grease Trap
maupun Neutralizing Tank) secara grafitasi (kemiringan) maupun dengan pompa
sumpit, yang berada pada seluruh area luar bangunan untuk dialirkan ke drainage /
saluran kota terdekat.
(c) Sumur Resapan Air Hujan, yakni untuk mengurangi limpahan yang sangat berlebihan
atau banjir sekaligus untuk menambah potensi air tanah.
d. Instalasi air kotor, air bekas dan vent serta pengolahan limah air kotor.
(a) Instalasi Air Kotor Dan Air Bekas, yaitu instalasi buangan air dari water closed dan
urinal disebut dengan instalasi air kotor dan instalasi buangan air dari wastafel atau
lavatory dan floor drain disebut dengan instalasi air bekas.
(b) Instalasi Pipa Vent, yaitu Instalasi yang digunakan untuk sirkulasi udara pada semua
pipa air kotor, air bekas dan air hujan yang memungkinkan keluar masuknya udara.
(c) Pengolahan Limbah Air Kotor, yaitu bak penampungan air kotor yang dilengkapi
sistem pengolahan limbahnya terdiri dari STP Pakage Biotech System, Grease Trap
dan Neutralizing Tank.
3. Pekerjaan Elektrikal, terdiri dari ;
a. Sistem Kelistrikan, terbagi atas ;
(a) Sumber Energi Daya Listrik, terbagi atas ;
- Jaringan Tegangan Menengah 20 kVolt (Sumber Daya Listrik PLN apabila
kapasitas beban listrik melebihi 197 kVA), yaitu Sumber daya listrik utama
menggunakan rating tegangan 20 kV.
- Transformator (Trafo), yaitu unit alat untuk merubah energi tenaga (daya) listrik
dari rating tegangan 20 kVolt ke rating tegangan 400-230 Volt, dengan frekwensi 50
Hz.
- Diesel Generator Set, yaitu unit alat pembangkit daya listrik dengan penggerak
mesin diesel dengan putaran 1500 rpm yang menghasilkan rating tegangan 400-230
Volt, dengan frekwensi 50 Hz.
- Jaringan Tegangan Rendah 400/230 Volt, yaitu sumber daya listrik menggunakan
rating tegangan 400 volt untuk 3 (tiga) phasa dan 230 Volt untuk 1 phasa yang
disingkat dengan 400/230 Volt, dengan frekwensi 50 Hz.
Dalam hal ini, sumber daya listrik yang berasal dari Diesel Generator Set di-Interlok
dengan Sumber Daya Listrik PLN.
- Prioritas beban listrik tergantung jenis dan kefungsiannya, yang mana
dikatagorikan 1) Beban Non Prioritas (NP), yaitu beban listrik yang masih dapat
DMEC-MSR Hal - 6 dari 10
ditolerir untuk mengalami pemutusan sumber energi listrik dalam waktu yang relatif
lama. Dimana hanya di-supply dari sumber utama saja, 2) Beban Prioritas (P), yaitu
beban listrik yang masih dapat ditolerir untuk mengalami pemutusan sumber energi
listrik dalam waktu yang tidak relatif lama. Dimana di-supply dari sumber listrik utama
dan sumber listrik cadangan, bilamana sumber listrik utama mengalami gangguan,
3) Beban Sangat Prioritas (SP), yaitu beban listrik tidak dapat ditolerir untuk
mengalami pemutusan sumber energi listrik. Selain di-supply dari sumber listrik
utama dan sumber listrik cadangan, juga dilapisi dengan No-Break Supply (UPS)
atau battery charger yang memiliki Kepastian Sistem UPS yang handal, efisien,
fleksibel hingga dapat di Up-grade maupun di Down-Grede dalam
pengembangan kapasitas UPS pada posisi ON – Line UPS untuk memenuhi
Konsep Disiplin Data Center “No-Time For DownTime atau Zero DownTime”,
yakni dengan teknologi ”Independent Parallel Redundant Hotswappable ON –
Line UPS System”.
(b) Sistem Distribusi Kabel Daya Listrik dan Panel Daya Listrik.
- Fungsi pertama distribusi kabel daya listrik yaitu penyaluran daya listrik dari sumber
daya listrik PLN atau Diesel Genset menggunakan Cubicle (lemari) Panel Interlog
yang memiliki busbar terkoneksi dengan Cubicle Panel Emergency (Beban Prioritas
dan Sangat Prioritas).
- Fungsi kedua distribusi kabel daya listrik dari Cubicle Panel bus tee (pemisah bus
bar) dengan Cubicle Panel Emergency, dimana cubicle panel bus tee memiliki bus
bar terkoneksi dengan Cubicle Panel Non Emergency (Beban Non-Prioritas).
- Panel Utama atau Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) terdiri dari
cubicle interlog, cubicle emergency, cubicle bus tee dan cubicle non emergency.
- Faktor Kerja Daya Listrik (Cos Phi / Cos ). Sistem supply daya listrik merupakan
suatu sistem yang kompleks dan mempunyai kaitan yang luas antara sumber daya
listrik yang tersedia, teknologi yang tersedia, dan kelompok kebutuhan beban listrik
yang ada.
Pengoptimalan maksimal biaya pemakaiaan sumber daya listrik serta akan
memberikan kemampuan ganda antara lain untuk mendukung program PT.PLN
(Persero) yaitu hemat energi listrik sesuai dengan surat edaran PT.PLN
No.019.E/471/DIR/1994 serta untuk meningkatkan efisiensi dan pengoptimalan
biaya pemakaiaan sumber daya listrik oleh pemilik gedung
(c) Instalasi Penerangan Luar (Jalan dan taman).
(d) Instalasi Penerangan Buatan Dan Stop Kontak Dalam Gedung.
(e) Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran – Optional Design.
Sistem Proteksi Pasif, yaitu bahan dan komponen bangunan harus mampu menahan
penjalaran kebakaran untuk membatasi pertumbuhan asap dan panas serta
terbentuknya gas beracun yang ditimbulkan oleh kebakaran, sampai suatu tingkat yang
cukup untuk ;
- Waktu evakuasi yang diperlukan.
- Jumlah, mobilitas dan karakteristik penghuni atau pemakai bangunan.

DMEC-MSR Hal - 7 dari 10


- Fungsi atau penggunaan bangunan.
- Sistem proteksi aktif yang terpasang, terdiri dari ; Sistem Pemadam Kebakaran
(Hydrant System, Pemadam Api Ringan, Fire Suppression System), Sistem
Pendeteksi Dini Kebakaran (Fire Alarm System) dan Paging Emergency System
(Sistem Tata Suara).
Bahan dan metoda instalasi utilitas atau peralatan mekanikal, elektrikal dan plambing
yang menembus dinding, lantai dan langit-langit yang disyaratkan memiliki TKA (Tingkat
Ketahanan Api).
Celah diantara utilitas (pipa metal atau PVC, kawat dan kabel, sakelar dan stop kontak,
serta lainnya) dan dinding, lantai atau langit-langit harus diberi Penyetop Api (Fire Stop).
Seluruh bukaan harus dilindungi dan lubang utilitas harus diberi Penyetop Api untuk
mencegah merambatnya api serta menjamin pemisahan dan kompartemenisasi
bangunan.
(f) Instalasi pembumian pengaman.
b. Sistem Penangkal (Penyalur Arus) Petir terbagi atas ;
(a) Proteksi External (Pengamanan sambaran langsung).
(b) Proteksi Internal (Pengamanan efek dari sambaran langsung).
c. Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran (Fire Alarm System).
Sistem Fire Alarm adalah sistem pendeteksian awal atau dini terjadinya kebakaran dimana
akan memberikan indikasi secara audio (suara) maupun visual darimana kebakaran itu
berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk mencegah
terjadinya kebakaran maupun tindakan keselamatan manusia maupun alat peralatan.
Sistem deteksi dan alarm kebakaran (Fire Alarm System) harus memenuhi standar Panduan
Pemasangan Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum tahun 1987, NFPA 72,
PERDA No.3 Tahun 1992, SNI dan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) tahun 2000.
d. Sistem Telepon (Komunikasi Dalam Gedung), terbagi atas ;
(a) Sistem Telepon Standar.
Sistem Telepon, yaitu merupakan pelayanan kepada para pemakai telepon ke dalam
maupun ke luar dengan sistem IPBX (Internet Protocol Branch Exchange)
menggunakan teknologi microprocessor (swiching digital) dengan modulasi PCM (Pulsa
Code Mudulation) yang dapat menunjang ISDN (Integrated System Digital Network)
dengan menggunakan line extention, CO-Lines, Tie-Lines, atau jenis card yang lainnya.
(b) Jaringan Data atau IT (Information Technology).
Jaringan Information Technology atau IT adalah sistem komunikasi yang dibangun dari
media transmisi, carrier dan protocol untuk kominukasi data yang memiliki proses
pengiriman dan penerimaan yang handal dan efisien pada Local Area Network (LAN)
atau jaringan area local.
e. Sistem Tata Suara (Emergency Paging System)

DMEC-MSR Hal - 8 dari 10


Sistem Tata Suara adalah unit perangkat tata suara sebagai fasilitas yang sangat
menunjang dalam keterpaduan pekerjaan elektrikal, yang mana telah diuraikan kombinasi
dan koordinasi sistem dalam sistem fire alarm.
Sebagai fasilitas tambahan dalam sistem tata suara adalah untuk hiburan musik, informasi
penting dan car call sehingga pengembangan memiliki beberapa hal utama, yang mana
microphone yang merupakan media penyaluran suara (audio) menusia sebagai operator
musik dari tape dect (CD Player) lewat speaker (pengauat suara) yang telah diperkuat
melalui power amplifier.
(a) System Public Address
System Public Address, yaitu untuk menyampaikan pengumuman penting (Paging)
dan mengumandangkan lagu-lagu (Back ground music), dan dapat difungsikan untuk
menyampaikan pengumuman secara terpisah untuk setiap lantainya, bila paging
microphone dioperasikan untuk menuju kesalah satu lantai.
Dalam keadaan darurat berupa bahaya kebakaran maupun keadaan gempa berfungsi
mengumumkan keadaan darurat (Emergency Paging), dan bila emergency microphone
dioperasikan maka volume control (attenuator) tidak berfungsi lagi, karena secara
otomatis akan terhubung langsung pada zoning emergency paging system melaui
peralatan utama tata suara.
(b) System Car Call
System Car Call, yaitu untuk pemanggilan kepada para pengemudi mobil pribadi
ataupun pemanggilan lainnya yang berada di luara area gedung melalui mirophone car
call dengan zoning tersendiri.
Dalam keadaan darurat berupa bahaya kebakaran maupun keadaan gempa berfungsi
mengumumkan keadaan darurat (Emergency Paging), dan bila emergency microphone
dioperasikan maka volume control (attenuator) dan microphone car call tidak berfungsi
lagi, karena secara otomatis akan terhubung langsung pada zoning emergency paging
system melaui peralatan utama tata suara.
f. Closed Circuit Television (CCTV) System dan Access Control System.
(a) Sistem CCTV, yaitu untuk memonitor kegiatan lokasi tertentu dan merekam kegiatan
di lokasi tersebut, merupakan fasilitas Peningkatan Produktifitas Kenyamanan dalam
pengolahan suatu bangunan dengan teknologi intelligent yang diterapkan sehingga
mampu memenuhi kebutuhan keamanan dan kenyamanan.
(b) Access Control System, yaitu dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan
cara mengamati kegiatan operasi bangunan siang hari maupun malam hari melalui
signal-singnal dari magnetic door contact, sound detector, hold up switch, kamera
kemudian akan mengaktifkan bell atau strobe light.
g. Sistem Internet Protocol Television (IPTV) – Optional Design
Sistem IPTV adalah suatu rangkaian beberapa peralatan antara lain ; Antenna Parabola,
Antenna TV (UHF & VHF), Satelite Receiver Module (unit channel program televisi), Amplifier
Combiner, Penguat (Amplifier/ Booster), Splitters dan Tap-Off, serta TV Outlet, yang mana
pada semua titik akhir TV outlet diharapkan akan mendapatkan kekuatan signal dengan

DMEC-MSR Hal - 9 dari 10


batasan (range) 66 - 77 dB, sehingga menghasilkan gambar dan suara yang baik dan dapat
memenuhi kebutuhan penghuni bangunan.

USULAN CARA PEMBAYARAN


(1). Adapun cara pembayaran dilakukan melalui beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut :
a. Pembayaran Tahap Pertama sebesar 50% (dua puluh persen) dari nilai kontrak yaitu 50% x
Rp 63.000.000,- = Rp 31.500.000,- (Terbilang : Tiga puluh satu juta lima ratus ribu rupiah)
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah diterimanya Surat Perintah
Kerja (SPK) dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
b. Pembayaran Tahap Kedua sebesar 50% (Lima puluh persen) dari nilai kontrak yaitu 50% x
Rp 63.000.000,- = Rp 31.500.000,- (Terbilang : Tiga puluh satu juta lima ratus ribu rupiah)
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah tahap Laporan
Pendahuluan & rancangan gambar detail (Detail Engineering Design) selesai diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Dan atau dapat dibicarakan kemudian.

DMEC-MSR Hal - 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai