BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi yang berfungsi
menyalurkan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Ketersediaan
prasarana transportasi Jalan Raya akan meningkatkan kehidupan sosial dan
membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya.
Kegiatan pembangunan jalan raya di Kota Ternate merupakan salah satu program di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate. Dalam rangka mencapai sasaran
pembangunan yakni untuk sebesar-besarnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, diperlukan optimalisasi terhadap penggunaan dana, salah satunya
adalah melaksanakan kegiatan perencanaan.
Pada tahun anggaran 2012 ini salah satu kegiatan di lingkungan Pemerintah Kota
Ternate.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. MAKSUD
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Kota Ternate
cq Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate Bidang Bina Marga dalam rangka
melaksanakan pekerjaan Pemeliharaan /Rehabilitasi Jalan Hotmix Paket 1,Paket 2
dan Pakewt 3.
1.2.1. TUJUAN
Tujuan umum dari Pemeliharaan /Rehabilitasi Jalan Hotmix Paket 1, Paket 2 dan
Paket 3 adalah :
Menyiapkan perencanaan
pelengkapnya.
teknis
jalan
termasuk
bangunanbangunan
LAPORAN PENDAHULUAN
LOKASI
Lokasi jasa pelayanan ini di pulau Ternate Kelurahan Kalumata Provinsi
Maluku Utara
1.7.
1.8.
INFORMASI KEGIATAN
Informasi kegiatan yaitu sebagai berikut :
a) Nama Pekerjaan :
Pemeliharaan
/
Rehabilitasi Jalan Hotmix Paket 1,Kota Ternate
Utara,Paket 2 Kota Ternate Tengah
Paket 3 Kota Ternate Selatan
b) Lokasi Kegiatan :
Dalam Kota Ternate
( Tersebar ), Provinsi Maluku Utara
LAPORAN PENDAHULUAN
c) No. Kontrak
:
600/44Kontrak/BM/DPU-KT/2012
12 April 2012
d) Pembiayaan
:
APBD Tahun Anggaran
2012
e) Nama Pengguna Jasa
:
Dinas Pekerjaan
Umum Kota Ternate
f) Alamat Pengguna Jasa :
Jl. Ki. Hajar
Dewantara No. 218 Ternate
g) Nama Penyedia Jasa
:
CV. Megacotama
Eng
h) Alamat Penyedia Jasa
:
Jl.
Melati
(Samping Kantor Proteksi Pangan) Kel.Ubo - Ubo
Ternate
i) Nilai Kontrak
:
Rp. 93.390.000,j) Jenis Kontrak
:
Lumpsum
k) Pembayaran
:
Angsuran ( Termin)
l) Masa Pelaksanaan :
60 Hari Kalender
m) Lokasi / Nama Ruas
:
Ruas Dalam Kota Ternate Utara = 3.753 km
Ruas Dalam Kota Ternate Tengah =
4,417 km
Ruas Dalam Kota Ternate Utara = 6,872 km
1.9.
1.10.
SASARAN MUTU
Melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan full design dengan
menyediakan jasa semaksimal mungkin baik tenaga maupun peralatan, sehingga
menghasikan produk perencanaan yang memenuhi standard, dilaksanakan sesuai
arahan dalam kerangka acuan kerja dan diselesaikan sesuai waktu yang telah
disepakati dalam kontrak. Gambar perencanaan disajikan dengan lengkap didukung
oleh perhitungan dan kajian data yang valid, sehingga infrastruktur (jalan) yang
dibangun berdasarkan hasil perencanaan ini efisien, bisa menyediakan konstruksi
jalan dengan durability perkerasan minimal sesuai umur rencana (10 tahun),
terhindar dari masalah-masalah longsoran, masalah drainase dan memberikan
layanan keamanan dan kenyamanan yang cukup bagi masyarakat pengguna jalan.
1.11.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB II
METODOLOGI
2.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan di
desain.
b)Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)
Citra Satelit dan photo Udara (bila diperlukan terutama untuk jalan baru)
Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
Peta Geologi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 250.000
Peta Tata guna tanah.
c) Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat
maupun di daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah
untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
d) Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan
permasalahan lingkungan dan sosial pada wilayah yang dipengaruhi atau
mempengaruhi jalan / jembatan yang akan direncanakan atermasuk laporan
rawan kecelakaan lalu-lintas.
2.1.3.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
2.2.
VAI DAN INVESTIGASI
SUR
2.3.
SURVAI PENDAHULUAN
2.3.1.
LAPORAN PENDAHULUAN
2.3.3.
LAPORAN PENDAHULUAN
melakukan survai lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif yang
memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.
Survai Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :
a) Konteraktor disarankan mempersiapkan peta dasar berupa peta Citra
Satelit (Land Sat ) dengan skala 1 : 50.000 s/d 1 : 25.000 dan peta-peta
pendukung lainnya seperti peta geologi, tata guna tanah dan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan studi yang pernah diadakan sebelumnya. Informasi yang
diperoleh dan dokumen-dokumen diatas harus dipertimbangkan dalam proses
penentuan rencana trase jalan yang akan di survai, rencana trase jalan yang akan
disurvai merupakan trase terbaik yang diperoleh berdasarkan kajian beberapa
alternatif trase jalan.
b) Kegiatan ini terdiri dari :
1) Kontraktor harus melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan
instansi terkait di daerah sehubungan dengan akan dilaksanakan
survai.
2) Guna mempelajari dan menganalisis rencana trase jalan, Kontraktor
harus melengkapi data penunjang antara lain :
Peta Dasar Topografi (Hasil Citra Satelit)
Demografi, sosial ekonomi dan lingkungan
Geografi, geoteknik dan hidrologi.
3) Kontraktor harus mengumpulkan informasi mengenai :
Harga satuan upah/bahan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Maluku Utara
Harga satuan upah/bahan pada proyek yang sedang berjalan di sekitar
lokasi pekerjaan.
c) Reconnaissance survai di lapangan
1) Penandaan / identifikasi trase
Dalam reconnaissance survey, konsultan melakukan identifikasi trase di
lapangan untuk semua ruas yang direncanakan. Identifikasi berdasarkan
pada peta land sat dan rintisan jalan atau badan jalan yang ada. Alat yang
dipakai roll meter, camera, clinometer dan GPS.
Hasil tracking dengan GPS dipindahkan ke laptop untuk mendapatkan
gambaran kasar mengenai trase jalan yang akan direncanakan. Tracking bisa
dilaksanakan beberapa kali dengan lokasi yang berbeda untuk mendapatkan
trase yang terbaik, ditinjau dari alinemen horizontal. Hasil tacking yang
terbaik ditandai dengan patok-patok kayu atau cat, sebagai pedoman dalam
survey detail.
Pada peninjauan titik awal dan titik akhir perjalanan diberi Bench Mark
(BM), Konsultan diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan.
2) Pemeriksaan Kelandaian
Untuk mendapatkan kelandaian yang memenuhi Persyaratan Perencanaan
Geometrik jalan, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pada setiap segmen jalan yang diperkirakan mempunyai kelandaian lebih
besar dari kelandaian maksimum, Konsultan harus melakukan pemeriksaan
kelandaian segmen jalan tersebut dengan menggunakan clinometer
bersamaan dengan pembacaan jarak. Dalam hal demikian, Konsultan harus
membuat draft desain alinyemen vertikal. Apabila persyaratan kelandaian
tidak terpenuhi, rencana trase segmen tersebut harus diganti dengan trase
yang memenuhi syarat.
CV. Megacotama Engineering.
LAPORAN PENDAHULUAN
10
LAPORAN PENDAHULUAN
a) Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 : 250.000, 1 : 100.00
dan peta-peta pendukung lainnya (Peta Geologi, Tata Guna Tanah dll) yang
dipakai untuk menentukan trase jalan dan titik akhir trase jalan secara garis
besar, dengan menunjukkan beberapa alternatif trase jalan.
b) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi
Geografis, Sosial Ekonomi secara umum.
c) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah rencana trase jalan
melalui station-station pengamatan yang telah ada ataupun pada Jawatan
Metrologi setempat.
d) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.
e) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan
pemasangan jembatan, Gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.
f) Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang penting dan untuk
butir b, c, d dan e.
g) Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai Harga Satuan dan biaya
hidup sehari-hari.
h) Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d i dan memberikan saran-saran
yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi, dengan memperbandingkan
alternatif trase jalan yang diambil.
i) Mengumpulkan Informasi Sumber material (Quarry) yang diperlukan untuk
pekerjaan konstruksi dan mengestimasi volume serta memetakannya.
Semua hasil survai pendahuluan dilaporkan dalam bentuk laporan survai
pendahuluan dan dilengkapi dengan photo (asli) mengenai keadaan lokasi jembatan
baru beserta dengan masalah-masalahnya (apabila ada).
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Re
CV.Megacotama Engineering.
12
LAPORAN PENDAHULUAN
2.4.
2.5.
PENGUKURAN TOPOGRAFI
2.5.1. TUJUANTOPOGRAFI
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan
data kordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan didalam koridor dan yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
CV.Megacotama Engineering.
13
LAPORAN PENDAHULUAN
dengan sekala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan,
serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepenjang rencana trase jalan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000,
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
1) Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang
rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan
pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai
dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan
standard yang ditentukan.
2) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan alat yang baik
dan sesuai dengan ketelitian alat dan dibuat daftar hasil pemeriksaan alat
tersebut.
3) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman,
dibuat titik tetap (BM) yang di ambil dari titik triangulasi yang ada.
4) Awal dan akhir proyek hendaknya dikaitkan pada titik-titik tetap (BM).
2.5.2. LINGKUP PEKERJAANTOPOGRAFI
Lingkup pemasangan pekerjaan topografi terdiri dari :
a) Pemasangan patok-patok
Pemasangan patok dengan ketentuan sebagi berikut :
1) Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan
diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat.Patok BM dipasang setiap 1 KM dan pada setiap lokasi
rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 pasang disetiap
sisi sungai /alur dan 1 disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan
air sungai.
2) Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warma kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
3) Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
4) Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekuarangkurangnya 50 cm, bagian bawah diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi oaku, ditanam dengan kuat bagian yang masih tampak diberi nomor
dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
5) Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
6) Pada lokasi kusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning
dan diberi nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horisontal
CV.Megacotama Engineering.
14
LAPORAN PENDAHULUAN
2.6.
15
LAPORAN PENDAHULUAN
satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar
perencanaan jalan dan jembatan.
2.6.2. RUANG LINGKUPSURVAI LALU LINTAS
Survai lalu lintas meliputi kegiatan Survai volume kendaraan. Seluruh
jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang harus
dicatat. Setiap minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang counter
serta format survai yang telah ditentukan.
a) Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos.
Tipe pos terdiri dari diantaranya :
1) Pos klas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR > 10.000
kendaraan.
2) Pos klas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terlatak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai LHR 5.000 < LHR
< 10.000 kendaraan.
3) Pos klac C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terleyak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR < 5.000
kendaraan.
b) Pemilihan Lokasi Pos
Pemilihan lokasi pos didasarkan kepada bebrapa hal diantaranya :
1) Lokasi pos harus mewakilimjumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas
jalan tidak terpengarus oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas
(commuter traffic).
2) Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk ke dua arah,
sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas.
3) Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.
c) Periode Perhitungan
Periode perhitungan terdiri dari :
1) Pos Kelas A. Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40
jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir
22.00 pada hari kedua.Pembina jalan akan menginformasikan jadual
perhitungan pada awal Tahun Anggaran , Apabila ada perubahan jadual,
waktu survai akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang
bersangkutan.
2) Pos Kelas B. Untuk pos Kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos
kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos kelas B sesuai dengan jadual
yang ditentukan.
3) Pos Kelas C. Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul
06.000 pagi dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama yang
ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan.
d) Pengelompokan Kendaraan
Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 10 kelompok
mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor
Tabel 2.3. Pembagian Kelompok Kendaraan
CV.Megacotama Engineering.
16
LAPORAN PENDAHULUAN
Golongan /
Kelompok
1
2
3
4
5a
5b
6
7a
7b
7c
8
4.
5a
5b
6
7a
7b
7c
17
LAPORAN PENDAHULUAN
2.7.
b)
CV.Megacotama Engineering.
18
LAPORAN PENDAHULUAN
7) Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
c) NAASRA
Survai NAASRA dapat di lakukan dengan tahapan berikut :
1) Sebelum digunakan untuk survai, kendaraan harus dijalankan 10
menit untuk pemanasan hidrolik peredam kejut.
2) Pada titik awal ruas jalan yang di survai teknisi harus menyetel
pembacaan alat ukur NAASRA dan pembacan alat ukur jarak
(Tripmeter/odometer) kedalam kedudukan nol.
3) Kendaraan dijalankan dengan kecepatan tetap sekitar 30-35 km/jam, dan
diusahakan agar kendaraan berjalan pada lajur sekitar 40-60 cm dari tepi
perkerasan jalan. Penyimpangan terhadap ketentuan tersebut dapat
dilakukan hanya dapat dilakukan untuk keperluan mendahului
kendaraan lain yang berhenti atau berjalan lebih lambat pada jalur
tersebut.
4) Berdasarkan pembacaan tripmeter/odometer, teknisi harus memberitahu
pengemudi apabilah kendaraan kira-kira 50 m lagi sampai pada patok
km/titik referensi dengan maksud agar pengemudi dapat bersiap-siap
memberitahu kepada teknisi apabilah kendaran tiba dipatok km/titik
referensi yang dimaksud .
5) Tehnisi harus melakukan pencatatan kekasaran NAASRA setiap jarak 1
km, sejak dari titik awal sampai dengan titik akhir ruas jalan yang di
survai.
6) Pembacaan (pancatatan) kekasaran NAASRA dilakukan pada sumbu
roda depan kendaraan melewati patok km atau titik referensi yang
berupa tanda dengan cat.
7) Untuk survai yang dilakukan pada suatu ruas jalan yang mempunyai
jalur pemisah (median, saluran dan lainnya), maka survai dilakukan
pada jalur yang diperkirakan mempunyai nilai kekasaran lebih besar.
2.7.3. METODE DAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM SURVAI
PERKERASAN JALAN.
Untuk pelaksanaan kegiatan Benkelman Beam kendaraan Truk harus
sesuai dengan muatan gandar yang diisyaratkan pada survai BB yaitu 8,2 ton
dengan tekanan angin ban sebesar 80 Psi (Harus sesuai dengan SNI. 03 2416 1991), dan untuk kegiatan DCP (harus sesuai dengan SNI 03 1743 1989),
sedangkan untuk kegiatan NAASRA (harus sesuai dengan panduan Survei
kekerasan permukaan jalan dengan Alat Ukur NAASRA), Proses pengambilan
data harus mengacu pada format yang telah standar.
2.8.
CV.Megacotama Engineering.
19
LAPORAN PENDAHULUAN
2.9.
Inventar
20
LAPORAN PENDAHULUAN
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2.9.3. LANGKAH-LANGKAH
PERENCANAANHIDROLOGI
DAN
HIDRAULIK
Dalam Perencanaan drainase perkotaan terdapat langkah-langkah yang
harus dilakukan yaitu :
a) Survai lapangan dan pengumpulan data
Pada tahapan survai ini dilakukan pengukuran-pengukuran, pencatatan situasi
baik jaringan beserta fasilitasnya maupun daerahdaerah genangan dan
akibatnya. Inventarisasi jaringan drainase dan fasilitasnya serta kondisi pada
saat itu harus pula dilakukan. Sebagai penunjang yang diperlukan dalam proses
Perencanaan saluran drainase memerlukan data peta-peta topografi, tata guna
lahan, data hidrologi dan lainnya.
b) Pelajari sistem drainase yang ada secara makro dan mikro
Studi sistem drainase yang ada secara makro dan mikro dilakukan untuk
mendapatkan konfigurasi sistem yang ada pada saat itu yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk rencana yang baru. Secara makro dilakukan supaya
rencana mikro tidak terlepas dari rencana keseluruhan.
c) Penentuan batasan layanan drainase
Batas layanan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan, tata guna lahan, peta
situasi dengan mempertimbang kan prospek pengembangan, keadaan kontour
tanah, badan air, perlengkapan drainase yang telah ada, dinding tutupan dan
sarana jalan yang ada.
d) Perumusan masalah dan penyelesaiannya
Masalah-masalah yang ada dirumuskan secara rinci dan dibuat prioritas yang
paling mendesak untuk ditangani.
2.9.4. KRITERIA PERENCANAANHIDROLOGI DAN HIDRAULIK
Untuk melakukan perhitungan hidrologi maupun hidrolis, diperlukan
suatu kriteria perandangan yang merupakan patokan di dalam setiap perhitunganperhitungan.
Adapun kriteria perancangan adalah sebagai berikut :
CV.Megacotama Engineering.
21
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Data hujan yang dipakai, baik data curah hujan harian maupun data curah hujan
jangka pendek dimana sifat-sifatnya dianggap sama dengan sifat-sifat
meteorologi dari daerah jalan yang ditinjau.
2) Periode ulang. Periode ulang adalah suatu periode yang dinyatakan dengan
tahun, dimana suatu hujan dengan jangka waktu dan intensitas tertentu
dianggap bisa terjadi.
3) Perencanaan saluran. Karena alasan-alasan teknik dan ekonomi misalnya
saluran direncanakan dengan lapisan tahan erosi disarankan menggunakan
kecepatan izin aliran 0.60 m/det untuk menghindari terjadinya gerusan dan
hendaknya dipakai saluran penampang hidrolis terbaik dengan luas penampang
minimum mampu membawa debit air maksimum.
4) Untuk menentukan debit rencana yang mempergunakan metoda rasional, luas
daerah alirannya adalah 0 < A < 25 km2.
5) Didalam mendimensi saluran yang mempergunakan rumus Manning,
diasumsikan aliran adalah uniform dan steady.
Tahapan analisis data hidrologi secara garis besar dapat dikelompokkan dalam
beberapa golongan meliputi :
a) Analisis frekwensi data debit
b) Analisis debit banjir rancangan
a) ANALISIS FREKUENSI DATA DEBIT
Analisis data curah hujan dapat dilakukan pada data curah hujan ataupun data
debit sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Metode yang dapat dipakai
untuk analisis frekuensi dapat dilihat berikut ini :
1) Metode Gumbell
2) Metode Log Pearson Type III
Masing-masing metode memiliki syarat keandalan dan ketepatan
pemakaiannya. Pemilihan metode berdasarkan karakteristik data yang ada,
yang diperlihatkan dengan besaran statistik cv (koefisien variasi, ck
(Koefisien kurtosis) dan cs (koefisien asimetri). Di bawah ini diuraikan dua
buah rumus yang sering dipakai dalam perhitungan yaitu metode E.J.
Gumbell dan Log Pearson III dengan rumus sebagai berikut :
1. Distribusi Gumbel
Sifat sebaran dari distribusi ini adalah :
a) Cs 1,4
b) Ck 5,4
Apabila koefisien asimetri (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dari data hujan
mendekati nilai tersebut, maka sebaran Gumbel dapat digunakan.
Rumus : Xtr
= Xt K.Sx
Dimana : Xtr
:
Xt
Sx
K
Ytr
22
LAPORAN PENDAHULUAN
a) Cs=O
b) Ck=4-6
Apabila koefisien asimetri (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dari data
hujan mendekati nilai tersebut, maka sebaran log Pearson type III dapat
digunakan. Distribusi frekuensi Log Pearson Type III dihitung dengan
menggunakan rumus :
Log Q
=
log X +
G.s1
Dimana
: log X
s1
G
:
:
:
23
LAPORAN PENDAHULUAN
1.
dimana
. .q.A
:
:
:
debitmaksimum(m3/det)
koefisien pengaliran
q
A
:
:
:
koefisien reduksi
curah hujan maksimum(m3/det/km2)
luas daerah pengaliran(km2)
1 0,012. A 0 , 7
1 0,075. A 0 , 7
1/
t 3,710
. 0 , 4.t A 3/ 4
.
12
t 2 15
1+
t. R24 max
t 1 0,0008.(260 R24 max ).(2 t ) 2
R=
2.
R =
0,707 . R24-max . ( t + 1 )
q =
R / ( 3,6 . t ) (m3/det/km2)
Q=
..q.A(m3/det)
C. .R.A
:
debit banjir rancangan (m3/det)
CV.Megacotama Engineering.
24
LAPORAN PENDAHULUAN
f 1
.A
t9
120 A
120
waktu konsentrasi
0,476. A 0, 375
2Q 0 ,125 . S 0 , 25
1 4,1
.R 7
c) METODA PENDEKATAN
Sebelum dilakukan analisa perhitungan dari masing-masing sistim drainase,
penguasaan ilmu-Imu penunjang khususnya hidrologi dan hidrolika sangat
diperlukan.
a) Metoda Analisa Frekwensi
Analisa frekwensi merupakan suatu metoda yang mengolah data curah
hujan harian untuk mendapatkan harga curah hujan maksimum dengan
periode ulang tertentu yang selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan debit rencana.
Mengingat bahwa dalam pengumpulan data curah hujan ini ada data yang
hilang, maka data tersebut akan dilengkapi dengan suatu rumusan untuk
tiga stasiun.
b) Melengkapi data yang hilang
Untuk data-data yang hilang atau tidak tercatat, agar terjamin kontinuitas
data maka periu ditetapkan data curah hujan yang hilang. Data tersebut
akan dicari dengan Metoda Perbandingan Normal yang didasarkan atas
data hujan didaerah sekitarnya. Rumus yang digunakan adalah :
dimana :
Px :
data hujan yang hilang
Rx :
curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun dimana data yang
hilang dihitung
ri
:
curah hujan harian pada stasiun ke-i pada tahun yang hilang
Ri :
curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun ke-i
n
:
banyaknya stasiun yang datanya tidak hilang pada tahun
tersebut
1) Metoda regresi Gumbel
Menurut Gumbel besarnya curah hujan maksimum untuk suatu perioda
ulang tertentu diformulasikan sebagai berikut :
CV.Megacotama Engineering.
25
LAPORAN PENDAHULUAN
dimana :
XTR
SX
Xi
n
K
:
:
:
Sn
Yn
YTR
:
:
:
:time of return
2) Analisis Regional
Analisis Regional dimaksudkan untuk mencari curah hujan yang
mewakili suatu kawasan (daerah tangkapan air hujan) berdasarkan datadata curah hujan stasiun hujan yang ada disekitarnya. Analisis Regional
yang dipakai disini adalah Cara Rata-rata Aljabar untuk mendapatkan
Curah Hujan Desain.
dimana :
n:Jumlah pos pengamatan
3) Analisis Debit Rencana
Daerah pengaliran yang relatif kecil dan kejadian hujan merata,
debit rencana (Q r) dapat dihitung dengan Metoda Rasional :
dimana :
c : Koefisien pengaliran permukaan
I : Intensitas curah hujan selama waktu kosentrasi (t c) yang
dinyatakan dalam mm/jam
A : Luas daerah pengaliran (m 2)
26
LAPORAN PENDAHULUAN
Harga c dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan faktorfaktor bersangkutan dengan aliran hujan, seperti :
a) Tipe hujan dan keadaan hujan
b) Intensitas dan lama waktu hujan
c) Distribusi hujan di daerah aliran
d) Luas dan bentuk daerah aliran
e) Kemiringan daerah aliran
f) Daya infiltrasi dan daya perkolasi tanah
g) Kebebasan tanah
5) lntensitas Hujan (I)
Untuk daerah-daerah yang relatif kecil, hujan umumnya merata di
seluruh daerah. Intensitas curah hujan rencana (I) didapat dari
lengkung intensitas hujan rencana yang merupakan fungsi dari lama
curah hujan atau waktu kosentrasi (t c). Kalau hujan berlangsung
lebih lama dari lama waktu kosentrasi akirannya, intensitas rataratanya akan lebih kecil daripada kalau waktu hujan lebih lama
daripada lama waktu kosentrasi.
Lama waktu kosentrasi sangat tergantung pada ciri-ciri daerah
aliran, terutama panjang jarak yang harus ditempuh air hujan yang
jatuh ditempat terjauh, kemiringan daerahnya dan ciri-ciri lain.
Untuk daerah aliran yang besar dengan pola drainase yang
kompleks. aliran air dari tempat terjauh akan tiba terlambat di
tempat pengamatan untuk turut menambah besarnya aliran
maksimum Oleh karena itu maka metoda rasional hanya dapat
dipergunakan untuk daerah akiran yang relatif kecil.
Sebelum harga intensitas hujan ditentukan, terlebih dahulu akan
ditentukan harga t c, dengan persamaan dibawah ini :
t c = t of + tdf
dimana :
t c : Waktu kosentrasi (menit)
t of : Time of Overland Flow (menit)
t df : Time of Drain Flow (menit)
Time of Overland Flow (t of )
Adalah waktu yang diperlukan oleh air yang tidak melalui saluran
pembuangan (permukaan tanah daerah tangkapan) untuk mencapai
saluran pembuangan atau lubang pembuangan.
Persamaan yang digunakan adalah :
CV.Megacotama Engineering.
27
LAPORAN PENDAHULUAN
dimana :
L of : Panjang overland flow terbesar (m)
n
: Koefisien kekasaran Manning
Sc
: Kemiringan daerah aliran
Time of Drain Flow (t.df)
Adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk mencapai lubang
pembuangan melalui saluran yang ada, yang dihitung dengan persamaan :
dimana :
Ldf : Jarak pengaliran (panjang saluran) dalam meter
Vdf : Kecepatan aliran dalam saluran (m/dt)
Kecepatan aliran dalam saluran dihitung dengan rumus Manning :
dimana :
n
: Koefisien kekasaran Manning
R
: Jari-jari hidrolis penampang saluran
S
: Kemiringan saluran
Perencanaan drainase akan diterapkan pada bangunan jalan yaitu saluran
samping dan gorong-gorong yang melintas jalan. Saluran samping akan
direncanakan bermuara di sungai terdekat atau saluran drainase yang lebih
besar. Disamping untuk jalan perencanaan drainase akan diperlukan untuk
bangunan jembatan.
Tinggi muka air banjir, dimensi atau ukuran saluran samping dan goronggorong akan dihitung berdasarkan cara perhitungan dibawah ini.
a.
R24
Harga T diperoleh dari rumus yang dibuat oleh Dr. Mononobe sebagai
berikut :
V = 72 x i.0.6
dan
CV.Megacotama Engineering.
28
LAPORAN PENDAHULUAN
T = L/V
Dimana :
V
i
L
T
b.
=
=
=
=
Sistem Drainase
Daerah Aliran Sungai
(CA > 15 km2)
Daerah Aliran Sungai
(15 km2 >CA>0.3
km2)
Daerah Aliran Sungai
(CA < 0.3 km2)
Drainase Air
Permukaan
c.
Struktur
Drainase
Jembatan Besar
Periode Ulang
(tahun)
50
Jembatan Kecil /
Sedang
Box Culvert
Gorong-gorong
20
Drainase
Permukaan dan
Sisi Jalan
10
Clearance (m)
2.0
2.0
(0.5 untuk box
culvert)
Tidak ada
Tinggi air dibatasi
1.2 kali tinggi
bukaan inlet
(gorong-gorong
kecil)
=
=
=
=
Harga f
0,79 - 0,90
0,70 - 0,80
0,50 - 0,75
0,45 - 0,60
0,70 - 0,80
0,75 - 0,85
29
LAPORAN PENDAHULUAN
dimana :
n
R
A
P
So
:
:
:
:
:
koefisien kekasaran
jari-jari hidrolis saluran, A/P (m)
luas penampang basah saluran (m2)
keliling basah saluran (m)
kemiringan dasar saluran
30
LAPORAN PENDAHULUAN
KoeKoefisien Kekasaran
0,020
0,010
0,020
0,060
0,800
CV.Megacotama Engineering.
31
LAPORAN PENDAHULUAN
Shoulder
Tepi Jalan
W
d
CV.Megacotama Engineering.
32
LAPORAN PENDAHULUAN
dimana :
Fr
:
luas penampang basah rencana (m2)
Q
:
debit banjir rencana (m3/det)
V
:
kecepatan aliran (m.det)
Dimensi gorong-gorong ditentukan atas dasar :
dimana :
Fe
:
Fr
:
33
LAPORAN PENDAHULUAN
CV.Megacotama Engineering.
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.7. Kriteria Desain Geometrik Jalan, Ruas Dalam Kota Ternate,
Provinsi Maluku Utara
No
Uraian
2
3
4
Fungsi
Muatan Subu Terberat
Kecepatan Rencana
a. Medan Datar
b. Medan Bukit
c. Medan Gunung
Ruang Daerah Pengawasan Jalan
Potongan Melintang
a. Daerah Milik Jalan (ROW)
b. Trotoar
c. Lebar Median
d. Lebar Jalur
e. Lebar Bahu Jalan Minimum
Lebar Bahu Luar Dengan Trotoar
Lebar Bahu Jalan Tanpa Trotoar
Bahu Jalan Dalam
f. Kemiringan Melintang
Perkerasan
Bahu Jalan
Superelevasi Maksimum
g. Tinggi ruang bebas minimum
h. Tinggi ruas bebas diatas rel KA
Alinemen Horisontal
a. Rmin dgn Kemiringan melintang
Normal
b. Rmin dgn Kemiringan melintang
Maks
c. Rmin tanpa lengkung peralihan
d. Panjang Tikungan Minimum
e. Panjang Minimum bagian Peralihan
5
6
Alinemen Vertikal
a. Panjang Lengkung vertikal
minimum
(Cembung) Gradien < 4%
b. Jari-jari lengkung vertikal cembung
Min
c. Panjang lengkung vertikal min
(Cekung) Gradien < 4%
d. Jari-jari lengkung vertikal cekung
min
e. Panjang landai kritis maksimum
9
10
f. Landai maksimum
Jarak pandang :
a. henti minimum
b. Menyiap minimum
Panjang Bagian Lurus Maksimum
a. Medan Datar
b. Medan Bukit
c. Medan Gunung
CV.Megacotama Engineering.
Satuan
Kriteria Desain
Jalan Dalam
Kota Kls 1
Arteri
> 12 Ton
Usulan
Jalan Dalam Kota
Kls 1
Arteri
> 12 Ton
Km/Jam
Km/Jam
Km/Jam
Meter
70 120
60 80
40 70
25
70 120
60 80
40 70
35
Meter
Meter
Meter
Meter
Min 20
30
Meter
Meter
Meter
1
5
1
1
1
-
1
5
1
1
1
-
%
%
%
Meter
Meter
2
5
10
-
2
5
10
-
Meter
800
800
Meter
50
50
Meter
Meter
Meter
250
35
40
250
35
40
Meter
> 420
> 420
Meter
Meter
> 420
> 420
Meter
Meter
Meter
40
200
40
200
Meter
Meter
Meter
3000
2500
2000
3000
2500
2000
Meter
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota (Rancangan akhir),
September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Catatan :
1. Nilai-nilai diatas adalah berdasarkan pada Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Antar Kota (Rancangan akhir), September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Nilai a dalam panjang lengkung horizontal minimum menunjukkan suatu sudut
perpotongan dalam derajat (minimum 2 derajat), apabila sudut tersebut kurang dari 7 derajat
3. Angka dalam ( ) menunjukkan nilai absolute minimum.
CV.Megacotama Engineering.
36
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.8. Kriteria Desain Geometrik Jalan, Ruas Jalan Dalam Kota
Ternate , Provinsi Maluku Utara
No
Uraian
2
3
4
Fungsi
Muatan Subu Terberat
Kecepatan Rencana
a. Medan Datar
b. Medan Bukit
c. Medan Gunung
Ruang Daerah Pengawasan Jalan
Potongan Melintang
a. Daerah Milik Jalan (ROW)
b. Trotoar
c. Lebar Median
d. Lebar Jalur
e. Lebar Bahu Jalan Minimum
Lebar Bahu Luar Dengan Trotoar
Lebar Bahu Jalan Tanpa Trotoar
Bahu Jalan Dalam
f. Kemiringan Melintang
Perkerasan
Bahu Jalan
Superelevasi Maksimum
g. Tinggi ruang bebas minimum
h. Tinggi ruas bebas diatas rel KA
Alinemen Horisontal
a. Rmin dgn Kemiringan melintang
Normal
b. Rmin dgn Kemiringan melintang
Maks
c. Rmin tanpa lengkung peralihan
d. Panjang Tikungan Minimum
e. Panjang Minimum bagian Peralihan
Alinemen Vertikal
a. Panjang Lengkung vertikal
minimum
(Cembung) Gradien < 4%
b. Jari-jari lengkung vertikal cembung
Min
c. Panjang lengkung vertikal min
(Cekung) Gradien < 4%
d. Jari-jari leng. vertikal cekung min
5
6
f. Landai maksimum
Jarak pandang :
a. henti minimum
b. Menyiap minimum
Panjang Bagian Lurus Maksimum
a. Medan Datar
b. Medan Bukit
c. Medan Gunung
CV.Megacotama Engineering.
Satuan
Kriteria Desain
Jln Luar Kota
Kls 1
Arteri
> 12 Ton
Usulan
Jln Luar Kota Kls
1
Arteri
> 12 Ton
Km/Jam
Km/Jam
Km/Jam
Meter
70 120
60 80
40 70
25
70 120
60 80
40 70
35
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Min 20
5
1
1
1
-
30
5
1
1
1
-
%
%
%
Meter
Meter
2
5
10
-
2
5
10
-
Meter
800
800
Meter
50
50
Meter
Meter
Meter
250
35
40
250
35
40
Meter
> 420
> 420
Meter
Meter
Meter
> 420
g > 5 % maka pjg
landai kritis max
1500 m
11
> 420
g > 5 % maka pjg
landai kritis max
1500 m
11
Meter
Meter
40
200
40
200
Meter
Meter
Meter
3000
2500
2000
3000
2500
2000
Meter
37
LAPORAN PENDAHULUAN
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota (Rancangan akhir), September 1997,
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Catatan :
1. Nilai-nilai diatas adalah berdasarkan pada Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar
Kota (Rancangan akhir), September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Nilai a dalam panjang lengkung horizontal minimum menunjukkan suatu sudut perpotongan dalam
derajat (minimum 2 derajat), apabila sudut tersebut kurang dari 7 derajat
3. Angka dalam ( ) menunjukkan nilai absolute minimum.
38
LAPORAN PENDAHULUAN
CV.Megacotama Engineering.
39
LAPORAN PENDAHULUAN
digunakan untuk tanah pondasi jalan bervariasi, maka direncanakan tebal perkerasan
jalan secara tipikal.
Pemilihan jenis perkerasan didasarkan pada pertimbangan :
Kondisi tanah
Ekonomi Pelaksanaan
Gambar 2.6. susunan Perkerasan Jalan dengan Konstruksi Penuh Sebadan Jalan
1. Metode Analisa Komponen Bina Marga
Perencanakan tebal perkerasan jalan ini akan menggunakan Metode Analisa
Komponen Bina Marga (MAK). Parameter yang diperlukan untuk menentukan tebal
perkerasan berdasarkan metode ini adalah seperti yang terurai dibawah ini.
a. Data lalu lintas harian rata-rata (LHR)
untuk masing-masing jenis kendaraan akan estimasi sesuai dengan kebutuhan
rencana umur jalan yang akan menjadi nilai lintas ekivalen rencana.
b. Daya dukung tanah dasar
Daya dukung tanah dasar diperoleh berdasarkan grafik korelasi dengan nilai CBR
atau dengan mempergunakan formula seperti dibawah ini.
DDT = 4,3 log (CBR + 1,7)
CV.Megacotama Engineering.
40
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Kelas jalan
Klasifikasi fungsionat dari rencana diperlukan untuk menentukan nilai index
permukaan dari jalan tersebut.
d. Jenis material perkerasan
Jenis material perkerasan ini merupakan parameter untuk menentukan nilai indeks
permulaan awal jalan dan juga dapat dipergunakan untuk menentukan koefisien
kekuatan relatif material konstruksi jalan.
e. Faktor regional
Faktor regional suatu daerah merupakan salah satu parameter untuk menentukan
tebal perkerasan. Kelandaian, persentase kendaraan berat dan curah hujan
tahunan adalah faktor-faktor berpengaruh terhadap faktor regional.
Parameter tersebut diatas merupakan faktor yang berpengaruh untuk menentukan
nilai indeks tebal perkerasan (ITP), penentuan indeks tebal perkerasan dapat
dilakukan secara grafis dari Nomogram yang tersedia dalam Metode Analisa
Komponen Bina Marga.
Berdasarkan nilai ITP tersebut tebal masing-masing lapis perkerasan dapat
ditentukan berdasarkan formula berikut :
ITP
=a1 D1 +a2 D2+a3 D3
dimana :
a1, a2, a3
= nilaikoefisienkekuatanrelatif dari lapis permukaan, lapis pondasi
dan lapis pondasi bawah.
D1, D2, D3 = tebal lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi bawah.
2. Metode AAHSTO 1986
Disamping Metode Analisa Komponen Bina Marga (MAK), Metode AASHTO juga
akan digunakan untuk Perencanaan tebal perkerasan. Hal ini dimaksudkan untuk
pembanding hasil yang didapatkan dari metode Bina Marga. Bagan alir penentuan
lapis perkerasan berdasarkan metode AAHSTO 1986 pada Gambar 3.5.
Parameter yang diperlukan untuk menentukan tebal perkerasan berdasarkan metode
ini adalah seperti yang terurai dibawah ini :
a) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk masing-masing jenis kendaraan akan
diestimasikan secara akumulatif selama umur rencana.
b) Reliability (R)
Nilai ini ditentukan dari tabel berdasarkan klasifikasi fungsional jalan.
c) Normal Standar Deviasi (ZR)
Nilai ini ditentukan dari tabel berdasarkan klasifikasi fungsional jalan.
d) Over All Standard Deviation (So)
Nilai ini ditentukan dari tabel berdasarkan jenis perkerasan untuk perkerasan lentur
So= 0,4 - 0,5.
e) Initial Serviceleability Indeks (Po)
Nilai ini ditentukan dari tabel berdasarkan jenis perkerasan untuk perkerasan lentur
Po = 4,2.
f) Terminal Serviceability Indeks (Pt)
Nilai ini ditentukan dari tabel berdasarkan jenis perkerasan untuk perkerasan lentur
Pt - 2,5.
g) Serviceability Loss (PSI)
PSI= Po - Pt.
h) Resillient Modulus (Mr)
CV.Megacotama Engineering.
41
LAPORAN PENDAHULUAN
Nilai ini merupakan nilai kekuatan dari masing-masing material lapis perkerasan
yang dapat ditentukan berdasarkan formula berikut : Tanah dasar :
MR=1500 x CBR
Granular subbase : MR=- 558.164 + 4552.276 x Ln (CBR)
Asphalt Treated Base : M R=83493 x E 0,0008936 x M S
i) Struktural Koefisien (a;)
Nilai ini dapat ditentukan secara grafis atau berdasarkan formula-formula berikut:
Granular Subbase :
a3=0.227 x LOG (MR subbase) - 0.839
Granullar Base :
a2=0.249 x LOG (MR base) - 0.977
Asphalt Course :
a2=0.014498 x MS 0.40153
Surface Course :
a,=0.0054 x Eac 0.51485
Eac= Nilai elastis tebal perkerasan berdasarkan metode AASHTO 1986
3. Metode AAHSTO 1993
Dari hasil percobaan jalan AASHO untuk berbagai macam variasi kondisi dan
jenis perkerasan, maka disusunlah metoda perencanaan AASHO yang
kemudian berubah menjadi AASHTO. Dasar perencanaan dari metoda
AASHTO baik AASHTO72, AASHTO86, maupun metoda terbaru saat
sekarang yaitu AASHTO93 adalah persamaan seperti yang diberikan dibawah
ini:
CV.Megacotama Engineering.
42
LAPORAN PENDAHULUAN
b) Hitung CBR dari tanah dasar yang mewakili untuk ruas jalan ini. CBR
representatif dari suatu ruas jalan yang direncanakan ini tergantung dari
klasifikasi jalan yang direncanakan. Pengambilan dari data CBR untuk
perencanaan jalan biasanya diambil pada jarak 100 meter. Untuk satu ruas
jalan yang panjang biasanya dibagi atas segmensegmen yang mempunyai
nilai CBR yang relatif sama. Dari nilai CBR representatif ini kemudian
diprediksi modulus elastisitas tanah dasar dengan mengambil persamaan
sebagai beriku:
E = 1500 CBR (psi)
Dimana :
CBR = nilai CBR representatif (%).
E = modulus elastisitas tanah dasar (psi).
c) Kemudian tentukan besaranbesaran fungsional dari sistem perkerasan jalan
yang ada seperti Initial Present Serviceability Index (Po), Terminal
Serviceability Index (Pt), dan Failure Serviceability Index (Pf). Masing
masing besaran ini nilainya tergantung dari klasifikasi jalan yang akan
direncanakan antara lain urban road, country road, dll.
d) Setelah itu tentukan reliability dan standard normal deviate. Kedua besaran
ini ditentukan berdasarkan beberapa asumsi antara lain tipe perkerasan dan
juga klasifikasi jalan.
e) Menggunakan data lalu lintas, modulus elastisitas tanah dasar serta besaran
besaran fungsional Po, Pt, dan Pf serta reliability dan standard normal
deviate kemudian bisa dihitung Structural Number yang dibutuhkan untuk
mengakomodsi lalu lintas rencana. Perhitungan ini bisa menggunakan
grafikgrafik yang tersedia atau juga bisa menggunakan rumus AASHTO93
seperti yang diberikan pada Persamaan 2 diatas.
f) Langkah selanjutnya adalah menentukan bahan pembentuk lapisan
perkerasan. Masingmasing tipe bahan perkerasan mempunyai koefisien layer
yang berbeda. Penentuan koefisien layer ini didasarkan pada beberapa
hubungan yang telah diberikan oleh AASHTO93.
g) Menggunakan keofisien layer yang ada kemudian dihitung tebal lapisan
masingmasing dengan menggunakan hubungan yang diberikan pada
Persamaan 1 diatas dengan mengambil koefisien drainase tertentu yang
didsarkan pada tipe pengaliran yang ada.
h) Kemudian didapat tebal masingmasing lapisan. Metoda AASHTO93
memberikan rekomendasi untuk memeriksa kemampuan masingmasing
lapisan untuk menahan beban yang lewat menggunakan prosedur seperti
yang diberikan pada langkah berikut ini:
CV.Megacotama Engineering.
43
LAPORAN PENDAHULUAN
CV.Megacotama Engineering.
44
LAPORAN PENDAHULUAN
2.15. PENGGAMBARAN
2.15.1 RANCANGAN (DRAFT PERENCANAAN TEKNIK)
Tim harus membuat rancangan (draft) petencanaan teknis dari setiap detail
perencanaan dan mengajukan kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui .
Detail perencanaan tknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaanya antara lain :
a) Alinyemen Horisontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1000 untuk jalan
dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter dan dilengkapi
dengan data yang dibutuhkan.
b) Alinyemen Vertikal (Profile) degambar dengan skala horisontal 1:1000 untuk jalan
dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal 1:100 yang mencakup data yang
dibutuhkan.
c) Potongan melintang Icross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 m)
namun pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar
potongan melintang dibuat dengan skala horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potongan melintang harus mencakup :
Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana
Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
Data kemiringan lereng galian/tombunan (bila ada)
CV.Megacotama Engineering.
45
LAPORAN PENDAHULUAN
d) Potongan melintang ipikal (tipical cross section) harus digambar dengan skala yang
pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain :
Gambar konstruksi existing yang ada
Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang
berbeda-beda.
Pnampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
Rincian konstruksi perkerasan.
Penampang bangunan pelengkap.
Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.
Bentuk dan posisi saluran melintang (Bila ada)
e) Gambar standar yang mencakup antara lain. Gambar bangunan pelengkap, drainase,
rambu jalan, maeka jalan, dan sebagainya.
f) Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan.
g) Keterangan mngebai mutu bahan dan kelas pembebanan.
2.15.2 GAMBAR RENCANA (FINAL DESAIN)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan
disetujui
oleh pengguna jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang
diberikan.Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan :
Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
Daftar isi
Peta lokasi proyek
Peta lokasi sumber bahan material (Quarry)
Daftar simbul dan singkatan
Daftar bangunan pelengkap dan volume
Daftar rangkuman volume pekerjaan.
SATUAN
DAN
PERKIRAAN
BIAYA
Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan
dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai
bahan konstruksi maka Tim harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat
teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi.
1) Tim harus menumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan di lokasi pekerjaan.
2) Tim menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata
pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan Bina Marga Tahun
2010.
3) Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.
CV.Megacotama Engineering.
46
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB III
PELAPORAN
3.1.
KELUARAN
Laporan Teknik yang dihasilkan dari jasa konsultansi ini, adalah sebagai
berikut :
1) Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi :
a) Daftar isi.
b) Peta Lokasi Proyek
c) Daftar bangunan pelengkap
d) Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
2) Laporan Perkiraan kuantitas dan biaya.
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya.
Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut :
a) Daftar isi.
b) Peta Lokasi proyek
c) Daftar bangunan pelengkap /jembatan
d) Perhitungan perkiraan kuantitas.
e) Analisa biaya.
f) Perkiraan biaya.
3) Laporan Penyelidikan Material dan Harga
Laporan ini berisi laporan karakteristik fisik material yang akan digunakan dalam
pembangunan mencakup pembahasan mengenai hal-hal berikut :
a) Data proyek
b) Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
kota besar terdekat.
c) Peta sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume
cadangan)
d) Hasil akhir pemeriksaan laboratorium
e) Rekomendasi
f)
Harga material pada proyek yang sementara berjalan di sekitar ruas yang
direncanakan
4) Laporan Topografi.
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut :
a) Data Proyek
b) Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
c) Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
47
LAPORAN PENDAHULUAN
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
5) Laporan hidrologi
Laporan mengenai survai dan analisis hidrologi, yang meliputi :
a) Data Proyek
b) Peta situasi yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
c) Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
d) Analisis / perhitungan
e) Penentuan demensi dan jenis bangunan air
f)
Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
6) Laporan Inventarisasi Jalan dan Jembatan
Hasil dari survai inventerisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang
memuat :
Foto dokumentasi
Data lapangan
Usulan penanganan
7) Laporan survai kondisi Perkerasan Jalan
Hasil penyelidikan dibuat dalam laporan lengkap yang memuat :
a) Data lapangan
b) Perhitungan
c) Laporan teknik.
8) Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Spesifikasi sesuai keluaran Bina Marga 2010
3.2.LAPORAN
Laporan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :
1) Laporan Pendahuluan. Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap
kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang
masalah, meksud dan tujuan, rung lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada
pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja
dan organisasi pelaksana studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh)
setelah diterbitkannya SPMK dan siserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
CV. MEGACOTAMA Eng.
48
LAPORAN PENDAHULUAN
2) Laporan antara. Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang
akan dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan
pada hari kalender ke 30 (sembilan puluh) setelah diterbitkannya SPMK dan
Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
3) Draft Laporan Akhir.Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang
akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir
diserahkan pada hari ke 30 (seratus dua puluh) setalah dikeluarkannya SPMK.
Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
4) Laporan Akhir yang berisi :
a) Analisis data dan perhitungan topografi
b) Pembuatan gambar topografi
c) Perhitungan dan perencanaan jalan.
d) Pembuatan gambar perencanaan teknik.
e) Perhitungan kuantitas dan biaya konstruksi
5) Dokumen Pelelangan.Dokumen pelelangan pekerjaan fisik sesuai dengan
dokumen pelelangan standar menurut Permen PU. No. 43/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang standar dan pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi yaitu Dokumen Tendar Lengkap
49
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB IV
RENCANA KERJA DAN
STRUKTUR ORGANISASI
4.1.
RENCANA KERJA
Rencana Jadwal Pelaksanaan studi ini merupakan pengembangan dari
kerangka berpikir yang meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, analisis dan
penyusunan rekomendasi diuraikan dalam bahasan berikut ini :
a) Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan studi yang meliputi persiapan teknis dan
koordinasi tim konsultan untuk membuat kerangka berpikir, metodologi dan
tahapan studi dengan memperhatikan tujuan studi
b) Dalam melaksanakan perencanaan, daftar referensi ditetapkan dan dipakai
sebagai dasar perhitungan adalah :
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Atar Kota No. 038/T/BM/1997 dan
Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga - Maret
1992) ;
Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
011/T/Bt/1995
SNI No : 03-3424-1994 tentang Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan ;
SNI No : 03-3424-1994 atau NI No : 03-1724-1989 KBI-1.3.10.1987 tentang
Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai;
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode
Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02))
AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996
Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No : 004-A/PW/2004
dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Ditjen Prasarana
Wilayah
Permen PU No : 43/PRT/M/2007 tentang Dokumen Pelelangan Pekerjaan
Fisik
50
LAPORAN PENDAHULUAN
51
LAPORAN PENDAHULUAN
4.2.
STRUKTUR ORGANISASI
Keseluruhan pelaksanaan studi akan dikelola melalui suatu bentuk
Organisasi Pelaksanaan seperti yang disampaikan pada Gambar 4.1. Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan sebagai berikut.
ASISTEN PERENCANA
BIDANG BINA MARGA KOTA TERNATE
DIREKTUR
CV. MEGACOTAMA Eng.
STAFF PERENCANA
BIDANG BINA MARGA KOTA TERNATE
TIM PERENCANA
52
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 4.2.
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Tim Konsultan
LAPORAN PENDAHULUAN
4.3.
54
LAPORAN PENDAHULUAN
e) Merencanakan tebal perkerasan dengan RDS Ver. 5.0 atau cara lain yang disetujui
Direksi.
f) Menganalisa hasil laboratorium terhadap sample material dan membuat
keputusan bahwa materail yang ada disuatu quarry bisa/tidak digunakan dalam
pelaksaaan pekerjaan.
g) Untuk pekerjaan khusus (penanggulangan longsor) Highway Engineer harus bisa
menentukan langkah-langkah penanggulangan yang sesuai.
h) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.
Ahli Teknik Pengukuran ( Geodetic Engineer )
Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Geodesi
dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) Mengarahkan tenaga survaior mengenai tata cara pengukuran yang
dipersyaratkan dalam TOR.
b) Menganalisa data topografi berdasarkan rumus-rumus ilmu ukur tanah.
c) Mengontrol perhitungan kerangka poligon ke tanah yang meliputi perhitungan
azimuth awal dan akhir, perhitungan kontrol sudut, perhitungan azimuth sisi-sisi
poligon dan perhitungan kontrol jarak.
d) Melakukan perhitungan elevasi long section dan cross section.
e) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.
Hydrologiest Engineer
Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
pengumpulan data hidrologi,
b) pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi
untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi,
c) menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai
curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan
dan jembatan.
Cost & Quantity Engineer
Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) Menentukan volume perkiraan material yang ada di quarry.
b) Mencatat lokasi-lokasi quarry untuk perhitungan jarak pengangkutan yang
berguna nanti pada saat perhitungan harga satuan bahan.
c) Mencari masukan harga bahan setempat dan harga satuan bahan pada proyekproyek terdekat dengan lokasi pekerjaan.
55
LAPORAN PENDAHULUAN
56
LAPORAN PENDAHULUAN
57
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB V
PENUTUP DAN LAMPIRAN FORMULIR-FORMULIR
5.1.
HARAPAN
Pekerjaan Perencanaan Teknis Pemeliharaan / Rehabilitasi Jalan Hotmix,
Tahun Anggaran 2012 bermaksud untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum Kota
Ternate dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruasruas jalur lintas utama dan non lintas utama. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
ketersediaan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan,
serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur
yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya
penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi
tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan
selama ini dapat tercapai.
Setelah terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini maka pihak konsultan CV.
MEGACOTAMA Eng. bersiap melanjutkan aktivitas kerja sesuai dengan rencana
kerja yang telah dirancang. Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan
bersama maka dibutuhkan kerja keras dari pihak konsultan seperti mematuhi jadwal
rencana kerja yang telah disepakati. Namun semua itu membutuhkan dukungan dari
pihak-pihak terkait seperti koordinasi dengan instansi yang mempunyai data
sekunder dan sebagainya. Pada akhirnya nanti hasil yang dicapai sesuai dengan
harapan bersama dan dapat berguna untuk kemajuan Kota Ternate.
5.2.
Exp.
Exp.
Exp.
Exp.
Exp.
3
3
5
5
5
58
LAPORAN PENDAHULUAN
59