BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1. TUJUAN
Tujuan umum dari Pemeliharaan /Rehabilitasi Jalan Hotmix Paket 1, Paket 2 dan
Paket 3 adalah :
“Menyiapkan perencanaan teknis jalan termasuk bangunan–bangunan
pelengkapnya”.
Tujuan yang lebih khusus dari Pekerjaan Pemeliharaan / Rerhabilitasi Jalan
Hotmix Paket 1,Paket 2 dan Paket 3 adalah :
a. Untuk menyediakan hasil karya perencanaan yang benar–benar memenuhi
standard, dilaksanakan dengan teliti sehingga menghasilkan produk gambar desain
lengkap disertai jenis item kegiatan dan kuantitas yang lengkap dan akurat.
b. kegiatan pembangunan fisik bisa dilaksanakan dengan baik dan memenuhi
standard tanpa terjadi perubahan – perubahan yang besar menyangkut jenis dan
kuantitas item–item pekerjaan pada saat pelaksanaan konstruksi fisik.Langkah-
langkah pelaksanaan pekerjaan dan hasil karya perencanaan tersebut dituangkan
dalam :
Data – data hasil survey
Laporan Kemajuan Pekerjaan
Laporan Pendahuluan dan Interim Report
Final Report minimal berupa :
Gambar Perencanaan dalam format standard Bina Marga
1.6.2. LOKASI
Lokasi jasa pelayanan ini di pulau Ternate Kelurahan Kalumata Provinsi
Maluku Utara
BAB II
METODOLOGI
2.2. SUR
VAI DAN INVESTIGASI
Survai lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data
di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan
beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penaganan
yang hendak di capai. Konsultan Perencana dengan persetujuan pengguna jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu
minimal.
Jenis-jenis survai atau Investigasi yang harus dilaksanakan tersebut
bergantung kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh
Kontraktor Pelaksana Kontruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabilah tidak
ditentukan lain oleh pengguna Jasa pada saat review hasil Survai Pendahuluan,
jenis-jenis survai dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
adalah sebagimana tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Ruang Lingkup Survai dan Investigasi.
● Pelebaran Perkerasan
● Rekontruksi
No Jenis Survai Dan Investigasi Pelapisan Perkerasan
Ulang ● Realinyemen
Perkerasan ● Kontruksi Baru (Jalan
Lama atau Jembatan
● Penggantian Jembatan
1 Survai Pendahuluan ya Ya
2 Inventarisasi Jalan & Jembatan Jika diperlukan ya
3 Investigasi Perkerasan Lama Ya ya
4 Survai Topografi & guna lahan Ya Ya
5 Investigasi Geoteknik & Ya Ya
Geologi
6 Survai Hidrologi & Hidrolika Ya Ya
7 Survai Lalu Lintas&Angkutan Jika diperlukan Ya
Berat
8 Investigasi Jembatan Ya Ya
melakukan survai lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif yang
memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.
Survai Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :
a) Konteraktor disarankan mempersiapkan peta dasar berupa peta Citra
Satelit (Land Sat ) dengan skala 1 : 50.000 s/d 1 : 25.000 dan peta-peta
pendukung lainnya seperti peta geologi, tata guna tanah dan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan studi yang pernah diadakan sebelumnya. Informasi yang
diperoleh dan dokumen-dokumen diatas harus dipertimbangkan dalam proses
penentuan rencana trase jalan yang akan di survai, rencana trase jalan yang akan
disurvai merupakan trase terbaik yang diperoleh berdasarkan kajian beberapa
alternatif trase jalan.
b) Kegiatan ini terdiri dari :
1) Kontraktor harus melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan
instansi terkait di daerah sehubungan dengan akan dilaksanakan
survai.
2) Guna mempelajari dan menganalisis rencana trase jalan, Kontraktor
harus melengkapi data penunjang antara lain :
Peta Dasar Topografi (Hasil Citra Satelit)
Demografi, sosial ekonomi dan lingkungan
Geografi, geoteknik dan hidrologi.
3) Kontraktor harus mengumpulkan informasi mengenai :
Harga satuan upah/bahan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Maluku Utara
Harga satuan upah/bahan pada proyek yang sedang berjalan di sekitar
lokasi pekerjaan.
c) Reconnaissance survai di lapangan
1) Penandaan / identifikasi trase
Dalam reconnaissance survey, konsultan melakukan identifikasi trase di
lapangan untuk semua ruas yang direncanakan. Identifikasi berdasarkan
pada peta land sat dan rintisan jalan atau badan jalan yang ada. Alat yang
dipakai roll meter, camera, clinometer dan GPS.
Hasil “ tracking” dengan GPS dipindahkan ke laptop untuk mendapatkan
gambaran kasar mengenai trase jalan yang akan direncanakan. Tracking bisa
dilaksanakan beberapa kali dengan lokasi yang berbeda untuk mendapatkan
trase yang terbaik, ditinjau dari alinemen horizontal. Hasil tacking yang
terbaik ditandai dengan patok-patok kayu atau cat, sebagai pedoman dalam
survey detail.
Pada peninjauan titik awal dan titik akhir perjalanan diberi Bench Mark
(BM), Konsultan diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan.
2) Pemeriksaan Kelandaian
Untuk mendapatkan kelandaian yang memenuhi Persyaratan Perencanaan
Geometrik jalan, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pada setiap segmen jalan yang diperkirakan mempunyai kelandaian lebih
besar dari kelandaian maksimum, Konsultan harus melakukan pemeriksaan
kelandaian segmen jalan tersebut dengan menggunakan clinometer
bersamaan dengan pembacaan jarak. Dalam hal demikian, Konsultan harus
membuat draft desain alinyemen vertikal. Apabila persyaratan kelandaian
tidak terpenuhi, rencana trase segmen tersebut harus diganti dengan trase
yang memenuhi syarat.
CV. Megacotama Engineering. 9
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1 ,PAKET 2 DAN PAKET 3
a) Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 : 250.000, 1 : 100.00
dan peta-peta pendukung lainnya (Peta Geologi, Tata Guna Tanah dll) yang
dipakai untuk menentukan trase jalan dan titik akhir trase jalan secara garis
besar, dengan menunjukkan beberapa alternatif trase jalan.
b) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi
Geografis, Sosial Ekonomi secara umum.
c) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah rencana trase jalan
melalui station-station pengamatan yang telah ada ataupun pada Jawatan
Metrologi setempat.
d) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.
e) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan
pemasangan jembatan, Gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.
f) Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang penting dan untuk
butir b, c, d dan e.
g) Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai Harga Satuan dan biaya
hidup sehari-hari.
h) Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d i dan memberikan saran-saran
yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi, dengan memperbandingkan
alternatif trase jalan yang diambil.
i) Mengumpulkan Informasi Sumber material (Quarry) yang diperlukan untuk
pekerjaan konstruksi dan mengestimasi volume serta memetakannya.
Semua hasil survai pendahuluan dilaporkan dalam bentuk laporan survai
pendahuluan dan dilengkapi dengan photo (asli) mengenai keadaan lokasi jembatan
baru beserta dengan masalah-masalahnya (apabila ada).
Re
CV.Megacotama Engineering. 12
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dengan sekala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan,
serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepenjang rencana trase jalan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000,
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
1) Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang
rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan
pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai
dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan
standard yang ditentukan.
2) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan alat yang baik
dan sesuai dengan ketelitian alat dan dibuat daftar hasil pemeriksaan alat
tersebut.
3) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman,
dibuat titik tetap (BM) yang di ambil dari titik triangulasi yang ada.
4) Awal dan akhir proyek hendaknya dikaitkan pada titik-titik tetap (BM).
a) Pemasangan patok-patok
Pemasangan patok dengan ketentuan sebagi berikut :
1) Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan
diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat.Patok BM dipasang setiap 1 KM dan pada setiap lokasi
rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 pasang disetiap
sisi sungai /alur dan 1 disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan
air sungai.
2) Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warma kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
3) Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
4) Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekuarang-
kurangnya 50 cm, bagian bawah diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi oaku, ditanam dengan kuat bagian yang masih tampak diberi nomor
dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
5) Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
6) Pada lokasi kusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning
dan diberi nomor.
CV.Megacotama Engineering. 14
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
d) Pengukuran situasi
1) Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem techimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam atau manusia yang ada disepanjang
jalur pengukuran seperti alur sungai, bukit, jembatan, runah, gedung dsb.
2) Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada Lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
3) Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5.3. PERSONILTOPOGRAFI
Untuk pekerjaan Topografi ini dibutuhkan : Sarjana Teknik Sipil, Sarjana
Geodesi, sebagai tenaga engineer serta tenaga-tenaga Surveyor dan Draftman
yang berpengalaman dalam pekerjaan penanganan jalan.
CV.Megacotama Engineering. 15
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar
perencanaan jalan dan jembatan.
a) Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos.
Tipe pos terdiri dari diantaranya :
1) Pos klas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR > 10.000
kendaraan.
2) Pos klas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terlatak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai LHR 5.000 < LHR
< 10.000 kendaraan.
3) Pos klac C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terleyak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR < 5.000
kendaraan.
c) Periode Perhitungan
Periode perhitungan terdiri dari :
1) Pos Kelas A. Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40
jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir
22.00 pada hari kedua.Pembina jalan akan menginformasikan jadual
perhitungan pada awal Tahun Anggaran , Apabila ada perubahan jadual,
waktu survai akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang
bersangkutan.
2) Pos Kelas B. Untuk pos Kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos
kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos kelas B sesuai dengan jadual
yang ditentukan.
3) Pos Kelas C. Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul
06.000 pagi dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama yang
ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan.
d) Pengelompokan Kendaraan
Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 10 kelompok
mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor
CV.Megacotama Engineering. 16
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 17
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 18
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
7) Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
c) NAASRA
Survai NAASRA dapat di lakukan dengan tahapan berikut :
1) Sebelum digunakan untuk survai, kendaraan harus dijalankan 10
menit untuk pemanasan hidrolik peredam kejut.
2) Pada titik awal ruas jalan yang di survai teknisi harus menyetel
pembacaan alat ukur NAASRA dan pembacan alat ukur jarak
(Tripmeter/odometer) kedalam kedudukan nol.
3) Kendaraan dijalankan dengan kecepatan tetap sekitar 30-35 km/jam, dan
diusahakan agar kendaraan berjalan pada lajur sekitar 40-60 cm dari tepi
perkerasan jalan. Penyimpangan terhadap ketentuan tersebut dapat
dilakukan hanya dapat dilakukan untuk keperluan mendahului
kendaraan lain yang berhenti atau berjalan lebih lambat pada jalur
tersebut.
4) Berdasarkan pembacaan tripmeter/odometer, teknisi harus memberitahu
pengemudi apabilah kendaraan kira-kira 50 m lagi sampai pada patok
km/titik referensi dengan maksud agar pengemudi dapat bersiap-siap
memberitahu kepada teknisi apabilah kendaran tiba dipatok km/titik
referensi yang dimaksud .
5) Tehnisi harus melakukan pencatatan kekasaran NAASRA setiap jarak 1
km, sejak dari titik awal sampai dengan titik akhir ruas jalan yang di
survai.
6) Pembacaan (pancatatan) kekasaran NAASRA dilakukan pada sumbu
roda depan kendaraan melewati patok km atau titik referensi yang
berupa tanda dengan cat.
7) Untuk survai yang dilakukan pada suatu ruas jalan yang mempunyai
jalur pemisah (median, saluran dan lainnya), maka survai dilakukan
pada jalur yang diperkirakan mempunyai nilai kekasaran lebih besar.
CV.Megacotama Engineering. 19
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Inventar
CV.Megacotama Engineering. 20
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 21
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
1) Data hujan yang dipakai, baik data curah hujan harian maupun data curah hujan
jangka pendek dimana sifat-sifatnya dianggap sama dengan sifat-sifat
meteorologi dari daerah jalan yang ditinjau.
2) Periode ulang. Periode ulang adalah suatu periode yang dinyatakan dengan
tahun, dimana suatu hujan dengan jangka waktu dan intensitas tertentu
dianggap bisa terjadi.
3) Perencanaan saluran. Karena alasan-alasan teknik dan ekonomi misalnya
saluran direncanakan dengan lapisan tahan erosi disarankan menggunakan
kecepatan izin aliran 0.60 m/det untuk menghindari terjadinya gerusan dan
hendaknya dipakai saluran penampang hidrolis terbaik dengan luas penampang
minimum mampu membawa debit air maksimum.
4) Untuk menentukan debit rencana yang mempergunakan metoda rasional, luas
daerah alirannya adalah 0 < A < 25 km2.
5) Didalam mendimensi saluran yang mempergunakan rumus Manning,
diasumsikan aliran adalah uniform dan steady.
Tahapan analisis data hidrologi secara garis besar dapat dikelompokkan dalam
beberapa golongan meliputi :
a) Analisis frekwensi data debit
b) Analisis debit banjir rancangan
a) Cs=O
b) Ck=4-6
Apabila koefisien asimetri (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dari data
hujan mendekati nilai tersebut, maka sebaran log Pearson type III dapat
digunakan. Distribusi frekuensi Log Pearson Type III dihitung dengan
menggunakan rumus :
Log Q = log X + G.s1
Dimana : log X : logaritma rata-rata sample.
s1 : standar deviasi
G : koefisien yang besarnya tergantung dari
koefisien kepencengan (Cs).
Dengan semakin berkembangnya pemakaian software maka selain dengan
cara perhitungan manual seperti di atas saat ini telah dikembangkan
program Flow Freq untuk kepentingan analisis frekuensi. Input data
berupa data curah hujan atau data debit sepanjang tahun pengamatan yang
tersedia dan output berupa grafik analisis frekuensi dengan metode-
metode seperti yang telah disebutkan di muka. Metode terpilih
berdasarkan simpangan terkecil yang dihasilkan oleh salah satu metode
tersebut. Selanjutnya besarnya debit atau curah hujan rancangan yang
dikehendaki dapat ditarik dari garis yang terbentuk dalam grafik
hubungan probabilitas, kala ulang dan debit/curah hujan tersebut.
CV.Megacotama Engineering. 23
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
. 0 , 4.t A 3/ 4
t 3,710
.
1/ = 1+ t 2 15 12
CV.Megacotama Engineering. 24
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
f 1
120 .A
t9
= 120 A
t : waktu konsentrasi
0,476. A 0, 375
t = 2Q 0 ,125 . S 0 , 25
1 4,1
C = .R 7
c) METODA PENDEKATAN
Sebelum dilakukan analisa perhitungan dari masing-masing sistim drainase,
penguasaan ilmu-Imu penunjang khususnya hidrologi dan hidrolika sangat
diperlukan.
a) Metoda Analisa Frekwensi
Analisa frekwensi merupakan suatu metoda yang mengolah data curah
hujan harian untuk mendapatkan harga curah hujan maksimum dengan
periode ulang tertentu yang selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan debit rencana.
Mengingat bahwa dalam pengumpulan data curah hujan ini ada data yang
hilang, maka data tersebut akan dilengkapi dengan suatu rumusan untuk
tiga stasiun.
b) Melengkapi data yang hilang
Untuk data-data yang hilang atau tidak tercatat, agar terjamin kontinuitas
data maka periu ditetapkan data curah hujan yang hilang. Data tersebut
akan dicari dengan Metoda Perbandingan Normal yang didasarkan atas
data hujan didaerah sekitarnya. Rumus yang digunakan adalah :
dimana :
Px : data hujan yang hilang
Rx : curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun dimana data yang
hilang dihitung
ri : curah hujan harian pada stasiun ke-i pada tahun yang hilang
Ri : curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun ke-i
n : banyaknya stasiun yang datanya tidak hilang pada tahun
tersebut
CV.Megacotama Engineering. 25
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dimana :
XTR : curah hujan untuk peroida ulang TR (time of
return) satuannya mm.
X : curah hujan rata-rata dari tahun-tahun
pengamatan
SX : deviasi standar data curah hujan
:time of return
2) Analisis Regional
Analisis Regional dimaksudkan untuk mencari curah hujan yang
mewakili suatu kawasan (daerah tangkapan air hujan) berdasarkan data-
data curah hujan stasiun hujan yang ada disekitarnya. Analisis Regional
yang dipakai disini adalah Cara Rata-rata Aljabar untuk mendapatkan
Curah Hujan Desain.
dimana :
n:Jumlah pos pengamatan
dimana :
c : Koefisien pengaliran permukaan
I : Intensitas curah hujan selama waktu kosentrasi (t c) yang
dinyatakan dalam mm/jam
A : Luas daerah pengaliran (m 2)
CV.Megacotama Engineering. 26
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 27
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dimana :
L of : Panjang overland flow terbesar (m)
n : Koefisien kekasaran Manning
Sc : Kemiringan daerah aliran
dimana :
Ldf : Jarak pengaliran (panjang saluran) dalam meter
Vdf : Kecepatan aliran dalam saluran (m/dt)
Kecepatan aliran dalam saluran dihitung dengan rumus Manning :
dimana :
n : Koefisien kekasaran Manning
R : Jari-jari hidrolis penampang saluran
S : Kemiringan saluran
Perencanaan drainase akan diterapkan pada bangunan jalan yaitu saluran
samping dan gorong-gorong yang melintas jalan. Saluran samping akan
direncanakan bermuara di sungai terdekat atau saluran drainase yang lebih
besar. Disamping untuk jalan perencanaan drainase akan diperlukan untuk
bangunan jembatan.
Tinggi muka air banjir, dimensi atau ukuran saluran samping dan gorong-
gorong akan dihitung berdasarkan cara perhitungan dibawah ini.
V = 72 x i.0.6 dan
CV.Megacotama Engineering. 28
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
T = L/V
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (km/jam)
i = kemiringan dasar sungai
L = panjang sungai (km)
T = waktu perambatan banjir (jam).
CV.Megacotama Engineering. 29
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dimana :
Qs : kapasitas saluran (m3/dt)
F : luas penampang basah saluran (m2)
V : kecepatan aliran (m/det)
dimana :
n : koefisien kekasaran
R : jari-jari hidrolis saluran, A/P (m)
A : luas penampang basah saluran (m2)
P : keliling basah saluran (m)
So : kemiringan dasar saluran
CV.Megacotama Engineering. 30
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dimana :
So : kemiringan aliran
V : kecepatan aliran (m/det)
n : koefisien kekasaran saluran
R : jari-jari hidrolis saluran (m)
CV.Megacotama Engineering. 31
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 32
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
dimana :
Fr : luas penampang basah rencana (m2)
Q : debit banjir rencana (m3/det)
V : kecepatan aliran (m.det)
Dimensi gorong-gorong ditentukan atas dasar :
dimana :
Fe : luas penampang ekonomis (m2)
Fr : luas penampang berdasarkan debit banjir rencana
2.10.2.KRITERIA PERENCANAAN
Berdasarkan fungsi jalan, jalan lingkar luar ini merupakan jalan arteri
primer dan tipe daerahnya urban, maka kriteria-kriteria desain didasarkan
klasifikasi perencanaan kelas 1.
CV.Megacotama Engineering. 34
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Tabel 2.7. Kriteria Desain Geometrik Jalan, Ruas Dalam Kota Ternate,
Provinsi Maluku Utara
No Uraian Satuan Kriteria Desain Usulan
Jalan Dalam Jalan Dalam Kota
1 Fungsi Rencana Jalan
Kota Kls 1 Kls 1
2 Fungsi Arteri Arteri
3 Muatan Subu Terberat > 12 Ton > 12 Ton
4 Kecepatan Rencana
a. Medan Datar Km/Jam 70 – 120 70 – 120
b. Medan Bukit Km/Jam 60 – 80 60 – 80
c. Medan Gunung Km/Jam 40 – 70 40 – 70
5 Ruang Daerah Pengawasan Jalan Meter 25 35
6 Potongan Melintang
a. Daerah Milik Jalan (ROW) Meter Min 20 30
b. Trotoar Meter
c. Lebar Median Meter 1 1
d. Lebar Jalur Meter 5 5
e. Lebar Bahu Jalan Minimum 1 1
Lebar Bahu Luar Dengan Trotoar Meter 1 1
Lebar Bahu Jalan Tanpa Trotoar Meter 1 1
Bahu Jalan Dalam Meter - -
f. Kemiringan Melintang
Perkerasan % 2 2
Bahu Jalan % 5 5
Superelevasi Maksimum % 10 10
g. Tinggi ruang bebas minimum Meter - -
h. Tinggi ruas bebas diatas rel KA Meter - -
7 Alinemen Horisontal
a. Rmin dgn Kemiringan melintang
Meter 800 800
Normal
b. Rmin dgn Kemiringan melintang
Meter 50 50
Maks
c. Rmin tanpa lengkung peralihan Meter 250 250
d. Panjang Tikungan Minimum Meter 35 35
e. Panjang Minimum bagian Peralihan Meter 40 40
8 Alinemen Vertikal
a. Panjang Lengkung vertikal
minimum
(Cembung) Gradien < 4% Meter > 420 > 420
b. Jari-jari lengkung vertikal cembung
Min Meter - -
c. Panjang lengkung vertikal min
(Cekung) Gradien < 4% Meter > 420 > 420
d. Jari-jari lengkung vertikal cekung
Meter - -
min
g > 5 % maka pjg g > 5 % maka pjg
e. Panjang landai kritis maksimum Meter landai kritis max landai kritis max
1500 m 1500 m
f. Landai maksimum % 11 11
9 Jarak pandang :
a. henti minimum Meter 40 40
b. Menyiap minimum Meter 200 200
10 Panjang Bagian Lurus Maksimum
a. Medan Datar Meter 3000 3000
b. Medan Bukit Meter 2500 2500
c. Medan Gunung Meter 2000 2000
CV.Megacotama Engineering. 35
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Sumber : “Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota” (Rancangan akhir),
September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Catatan :
1. Nilai-nilai diatas adalah berdasarkan pada “ Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Antar Kota” (Rancangan akhir), September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Nilai “a” dalam panjang lengkung horizontal minimum menunjukkan suatu sudut
perpotongan dalam derajat (minimum 2 derajat), apabila sudut tersebut kurang dari 7 derajat
3. Angka dalam ( ) menunjukkan nilai absolute minimum.
CV.Megacotama Engineering. 36
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Tabel 2.8. Kriteria Desain Geometrik Jalan, Ruas Jalan Dalam Kota
Ternate , Provinsi Maluku Utara
No Uraian Satuan Kriteria Desain Usulan
Jln Luar Kota Jln Luar Kota Kls
1 Fungsi Rencana Jalan
Kls 1 1
2 Fungsi Arteri Arteri
3 Muatan Subu Terberat > 12 Ton > 12 Ton
4 Kecepatan Rencana
a. Medan Datar Km/Jam 70 – 120 70 – 120
b. Medan Bukit Km/Jam 60 – 80 60 – 80
c. Medan Gunung Km/Jam 40 – 70 40 – 70
5 Ruang Daerah Pengawasan Jalan Meter 25 35
6 Potongan Melintang
a. Daerah Milik Jalan (ROW) Meter Min 20 30
b. Trotoar Meter - -
c. Lebar Median Meter - -
d. Lebar Jalur Meter 5 5
e. Lebar Bahu Jalan Minimum 1 1
Lebar Bahu Luar Dengan Trotoar Meter 1 1
Lebar Bahu Jalan Tanpa Trotoar Meter 1 1
Bahu Jalan Dalam Meter - -
f. Kemiringan Melintang
Perkerasan % 2 2
Bahu Jalan % 5 5
Superelevasi Maksimum % 10 10
g. Tinggi ruang bebas minimum Meter - -
h. Tinggi ruas bebas diatas rel KA Meter - -
7 Alinemen Horisontal
a. Rmin dgn Kemiringan melintang
Meter 800 800
Normal
b. Rmin dgn Kemiringan melintang
Meter 50 50
Maks
c. Rmin tanpa lengkung peralihan Meter 250 250
d. Panjang Tikungan Minimum Meter 35 35
e. Panjang Minimum bagian Peralihan Meter 40 40
8 Alinemen Vertikal
a. Panjang Lengkung vertikal
minimum
(Cembung) Gradien < 4% Meter > 420 > 420
b. Jari-jari lengkung vertikal cembung
Min Meter - -
c. Panjang lengkung vertikal min
(Cekung) Gradien < 4% Meter > 420 > 420
d. Jari-jari leng. vertikal cekung min Meter - -
g > 5 % maka pjg g > 5 % maka pjg
e. Panjang landai kritis maksimum Meter landai kritis max landai kritis max
1500 m 1500 m
f. Landai maksimum % 11 11
9 Jarak pandang :
a. henti minimum Meter 40 40
b. Menyiap minimum Meter 200 200
10 Panjang Bagian Lurus Maksimum
a. Medan Datar Meter 3000 3000
b. Medan Bukit Meter 2500 2500
c. Medan Gunung Meter 2000 2000
CV.Megacotama Engineering. 37
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Sumber : “Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota” (Rancangan akhir), September 1997,
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Catatan :
1. Nilai-nilai diatas adalah berdasarkan pada “ Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar
Kota” (Rancangan akhir), September 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Nilai “a” dalam panjang lengkung horizontal minimum menunjukkan suatu sudut perpotongan dalam
derajat (minimum 2 derajat), apabila sudut tersebut kurang dari 7 derajat
3. Angka dalam ( ) menunjukkan nilai absolute minimum.
CV.Megacotama Engineering. 38
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 39
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
digunakan untuk tanah pondasi jalan bervariasi, maka direncanakan tebal perkerasan
jalan secara tipikal.
Pemilihan jenis perkerasan didasarkan pada pertimbangan :
Kondisi tanah
Ekonomi Pelaksanaan
Dan syarat teknis lainnya
Perencanan perkerasan jalan dipengaruhi oleh kekuatan daya dukung tanah dan volume
lalu lintas serta tipe kendaraan yang akan melintasi jalan tersebut .
Pada pekerjaan ini dipergunakan perkerasan lentur. Perencanaan perkerasan lentur
dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyaman pada suatu kecepatan tertentu
untuk semua jenis kendaraan pada setiap kondisi cuaca.
Metode yang digunakan untuk merencanakan tebal perkerasan lentur antara lain:
a) Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa
Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73 (02)).
b) AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1986.
c) AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
Gambar 2.6. susunan Perkerasan Jalan dengan Konstruksi Penuh Sebadan Jalan
CV.Megacotama Engineering. 40
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
c. Kelas jalan
Klasifikasi fungsionat dari rencana diperlukan untuk menentukan nilai index
permukaan dari jalan tersebut.
d. Jenis material perkerasan
Jenis material perkerasan ini merupakan parameter untuk menentukan nilai indeks
permulaan awal jalan dan juga dapat dipergunakan untuk menentukan koefisien
kekuatan relatif material konstruksi jalan.
e. Faktor regional
Faktor regional suatu daerah merupakan salah satu parameter untuk menentukan
tebal perkerasan. Kelandaian, persentase kendaraan berat dan curah hujan
tahunan adalah faktor-faktor berpengaruh terhadap faktor regional.
Parameter tersebut diatas merupakan faktor yang berpengaruh untuk menentukan
nilai indeks tebal perkerasan (ITP), penentuan indeks tebal perkerasan dapat
dilakukan secara grafis dari Nomogram yang tersedia dalam Metode Analisa
Komponen Bina Marga.
Berdasarkan nilai ITP tersebut tebal masing-masing lapis perkerasan dapat
ditentukan berdasarkan formula berikut :
ITP =a1 D1 +a2 D2+a3 D3
dimana :
a1, a2, a3 = nilaikoefisienkekuatanrelatif dari lapis permukaan, lapis pondasi
dan lapis pondasi bawah.
D1, D2, D3 = tebal lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi bawah.
CV.Megacotama Engineering. 41
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
Nilai ini merupakan nilai kekuatan dari masing-masing material lapis perkerasan
yang dapat ditentukan berdasarkan formula berikut : Tanah dasar :
MR=1500 x CBR
Granular subbase : MR=- 558.164 + 4552.276 x Ln (CBR)
Asphalt Treated Base : M R=83493 x E 0,0008936 x M S
i) Struktural Koefisien (a;)
Nilai ini dapat ditentukan secara grafis atau berdasarkan formula-formula berikut:
Granular Subbase :
a3=0.227 x LOG (MR subbase) - 0.839
Granullar Base :
a2=0.249 x LOG (MR base) - 0.977
Asphalt Course :
a2=0.014498 x MS 0.40153
Surface Course :
a,=0.0054 x Eac 0.51485
Eac= Nilai elastis tebal perkerasan berdasarkan metode AASHTO 1986
CV.Megacotama Engineering. 42
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
b) Hitung CBR dari tanah dasar yang mewakili untuk ruas jalan ini. CBR
representatif dari suatu ruas jalan yang direncanakan ini tergantung dari
klasifikasi jalan yang direncanakan. Pengambilan dari data CBR untuk
perencanaan jalan biasanya diambil pada jarak 100 meter. Untuk satu ruas
jalan yang panjang biasanya dibagi atas segmen‐segmen yang mempunyai
nilai CBR yang relatif sama. Dari nilai CBR representatif ini kemudian
diprediksi modulus elastisitas tanah dasar dengan mengambil persamaan
sebagai beriku:
E = 1500 CBR (psi)
Dimana :
CBR = nilai CBR representatif (%).
E = modulus elastisitas tanah dasar (psi).
c) Kemudian tentukan besaran‐besaran fungsional dari sistem perkerasan jalan
yang ada seperti Initial Present Serviceability Index (Po), Terminal
Serviceability Index (Pt), dan Failure Serviceability Index (Pf). Masing‐
masing besaran ini nilainya tergantung dari klasifikasi jalan yang akan
direncanakan antara lain urban road, country road, dll.
d) Setelah itu tentukan reliability dan standard normal deviate. Kedua besaran
ini ditentukan berdasarkan beberapa asumsi antara lain tipe perkerasan dan
juga klasifikasi jalan.
e) Menggunakan data lalu lintas, modulus elastisitas tanah dasar serta besaran‐
besaran fungsional Po, Pt, dan Pf serta reliability dan standard normal
deviate kemudian bisa dihitung Structural Number yang dibutuhkan untuk
mengakomodsi lalu lintas rencana. Perhitungan ini bisa menggunakan
grafik‐grafik yang tersedia atau juga bisa menggunakan rumus AASHTO’93
seperti yang diberikan pada Persamaan 2 diatas.
f) Langkah selanjutnya adalah menentukan bahan pembentuk lapisan
perkerasan. Masing‐masing tipe bahan perkerasan mempunyai koefisien layer
yang berbeda. Penentuan koefisien layer ini didasarkan pada beberapa
hubungan yang telah diberikan oleh AASHTO’93.
g) Menggunakan keofisien layer yang ada kemudian dihitung tebal lapisan
masing‐masing dengan menggunakan hubungan yang diberikan pada
Persamaan 1 diatas dengan mengambil koefisien drainase tertentu yang
didsarkan pada tipe pengaliran yang ada.
h) Kemudian didapat tebal masing‐masing lapisan. Metoda AASHTO’93
memberikan rekomendasi untuk memeriksa kemampuan masing‐masing
lapisan untuk menahan beban yang lewat menggunakan prosedur seperti
yang diberikan pada langkah berikut ini:
CV.Megacotama Engineering. 43
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
CV.Megacotama Engineering. 44
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
C
Fk=Na x yw x H
Dimana:
Na = Angka Stabilitas Taylor
C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
yw = Berat isi tahan basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (Fk > 1,251 ............ Lereng aman)
Angka stabilitas (Na) di dapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tahan (O)
dengan sudut lereng desain kedalam grafik Taylor (terlampir).
Faktor lereng (F) digunakan asumsi :
FK > 1,251 ...................... Lereng aman
FK = 1,251 ...................... Lereng dalam keseimbangan
FK < 1,251 ...................... Lereng tidak aman
2.15. PENGGAMBARAN
2.15.1 RANCANGAN (DRAFT PERENCANAAN TEKNIK)
Tim harus membuat rancangan (draft) petencanaan teknis dari setiap detail
perencanaan dan mengajukan kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui .
Detail perencanaan tknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaanya antara lain :
a) Alinyemen Horisontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1000 untuk jalan
dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter dan dilengkapi
dengan data yang dibutuhkan.
b) Alinyemen Vertikal (Profile) degambar dengan skala horisontal 1:1000 untuk jalan
dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal 1:100 yang mencakup data yang
dibutuhkan.
c) Potongan melintang Icross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 m)
namun pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar
potongan melintang dibuat dengan skala horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potongan melintang harus mencakup :
Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana
Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
Data kemiringan lereng galian/tombunan (bila ada)
CV.Megacotama Engineering. 45
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1,PAKET 2 DAN PAKET 3
d) Potongan melintang ipikal (tipical cross section) harus digambar dengan skala yang
pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain :
Gambar konstruksi existing yang ada
Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang
berbeda-beda.
Pnampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
Rincian konstruksi perkerasan.
Penampang bangunan pelengkap.
Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.
Bentuk dan posisi saluran melintang (Bila ada)
e) Gambar standar yang mencakup antara lain. Gambar bangunan pelengkap, drainase,
rambu jalan, maeka jalan, dan sebagainya.
f) Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan.
g) Keterangan mngebai mutu bahan dan kelas pembebanan.
CV.Megacotama Engineering. 46
LAPORAN PENDAHULUAN PEMELIHARAAN /REHABILITASI JALAN HOTMIX PAKET 1 ,PAKET 2 DAN PAKET 3
BAB III
PELAPORAN
3.1. KELUARAN
Laporan Teknik yang dihasilkan dari jasa konsultansi ini, adalah sebagai
berikut :
1) Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi :
a) Daftar isi.
b) Peta Lokasi Proyek
c) Daftar bangunan pelengkap
d) Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
4) Laporan Topografi.
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut :
a) Data Proyek
b) Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
c) Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
5) Laporan hidrologi
Laporan mengenai survai dan analisis hidrologi, yang meliputi :
a) Data Proyek
b) Peta situasi yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
c) Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
d) Analisis / perhitungan
e) Penentuan demensi dan jenis bangunan air
f) Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
3.2.LAPORAN
Laporan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :
2) Laporan antara. Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang
akan dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan
pada hari kalender ke 30 (sembilan puluh) setelah diterbitkannya SPMK dan
Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
BAB IV
RENCANA KERJA DAN
STRUKTUR ORGANISASI
a) Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan studi yang meliputi persiapan teknis dan
koordinasi tim konsultan untuk membuat kerangka berpikir, metodologi dan
tahapan studi dengan memperhatikan tujuan studi
b) Dalam melaksanakan perencanaan, daftar referensi ditetapkan dan dipakai
sebagai dasar perhitungan adalah :
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Atar Kota No. 038/T/BM/1997 dan
Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga - Maret
1992) ;
Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
011/T/Bt/1995
SNI No : 03-3424-1994 tentang Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan ;
SNI No : 03-3424-1994 atau NI No : 03-1724-1989 KBI-1.3.10.1987 tentang
Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai;
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode
Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02))
AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996
Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No : 004-A/PW/2004
dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Ditjen Prasarana
Wilayah
Permen PU No : 43/PRT/M/2007 tentang Dokumen Pelelangan Pekerjaan
Fisik
Gambar 4.2.
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Tim Konsultan
Highway Engineer
Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :
a) Mencari dan menetapkan besarnya jari-jari pada semua tikungan yang ada.
b) Memilih jenis lengkung yang sesuai untuk suatu tikungan (Full Circle, Spiral–
Circle– Spiral, Spiral–Spiral) berdasarkan kriteria perencanaan, kondisi medan,
batas pembiayaan (kalau sampai terjadi pengalihan trase jalan).
c) Menghitung pelebaran-pelebaran pada tikungan sehingga tingkat pelayanan jalan
sama antara jalan lurus belokan.
d) Memperhitungkan apakah kondisi tikungan sudah memenuhi standard kebebasan
samping, jarak pandang henti vertikal, jarak pandangan menyiap, dan lain-lain.
e) Menetapkan cut and fill pada badan jalan sehingga grade long section tidak
melampaui kelandaian maksimal.
f) Merencanakan lengkung vertikal (cembung/cekung) pada setiap perubahan
kelandaian berdasarkan jarak pandangan, penyerapan guncangan dan lain-lain.
g) Mempertimbangkan apakah kondisi medan sudah tidak memungkinkan untuk
menurunkan grade dan mengatasinya dengan pembuatan jalur pendakian.
e) Merencanakan tebal perkerasan dengan RDS Ver. 5.0 atau cara lain yang disetujui
Direksi.
f) Menganalisa hasil laboratorium terhadap sample material dan membuat
keputusan bahwa materail yang ada disuatu quarry bisa/tidak digunakan dalam
pelaksaaan pekerjaan.
g) Untuk pekerjaan khusus (penanggulangan longsor) Highway Engineer harus bisa
menentukan langkah-langkah penanggulangan yang sesuai.
h) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.
Hydrologiest Engineer
Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
pengumpulan data hidrologi,
b) pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi
untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi,
c) menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai
curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan
dan jembatan.
BAB V
PENUTUP DAN LAMPIRAN FORMULIR-FORMULIR
5.1. HARAPAN
Pekerjaan Perencanaan Teknis Pemeliharaan / Rehabilitasi Jalan Hotmix,
Tahun Anggaran 2012 bermaksud untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum Kota
Ternate dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-
ruas jalur lintas utama dan non lintas utama. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
ketersediaan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan,
serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur
yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya
penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi
tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan
selama ini dapat tercapai.
Setelah terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini maka pihak konsultan CV.
MEGACOTAMA Eng. bersiap melanjutkan aktivitas kerja sesuai dengan rencana
kerja yang telah dirancang. Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan
bersama maka dibutuhkan kerja keras dari pihak konsultan seperti mematuhi jadwal
rencana kerja yang telah disepakati. Namun semua itu membutuhkan dukungan dari
pihak-pihak terkait seperti koordinasi dengan instansi yang mempunyai data
sekunder dan sebagainya. Pada akhirnya nanti hasil yang dicapai sesuai dengan
harapan bersama dan dapat berguna untuk kemajuan Kota Ternate.
4. Produk Kegiatan :
1) Laporan Pendahuluan Exp. 3
2) Laporan Akhir Exp. 3
3) Dokumen Perencanaan + CD Exp. 5
4) Dokumen Lelang Exp. 5
5) Dokumentasi Exp. 5