Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak berarti tunggul pohon enau (kawung). Dalam versi lain
(Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti menyebutkan nama Bogor telah tampil dalam sebuah
Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Propinsi dokumen tanggal 7 April 1952, tertulis “Hoofd Van de
Banten). Pada abad ke 6 dan ke 7 Kerajaan Negorij Bogor” yang berarti kurang lebih Kepala
Tarumanagara merupakan penguasa tunggal di wilayah Kampung Bogor, yang menurut informasi kemudian
Jawa Barat. Setelah Tarumanagara, pada abad-abad bahwa Kampung Bogor itu terletak di dalam lokasi
selanjutnya kerajaan terkenal yang pernah muncul di Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun
Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, 1817. Asal mula adanya masyarakat Kabupaten Bogor,
Galuh, dan Kawali. Semuanya tak terlepas dari cikal bakalnya adalah dari penggabungan sembilan
keberadaan wilayah Bogor dan sekitarnya. Sejarah awal Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron
mula berdirinya Kabupaten Bogor, ditetapkan tanggal 3 Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi
Juni yang diilhami dari tanggal pelantikan Raja kesatuan masyarakat yang berkembang menjadi besar
Pajajaran yang terkenal yaitu Sri Baduga Maharaja di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang
yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.
sembilan hari yang disebut dengan upacara
“Kedabhakti”. Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di
wilayah Kota Bogor yaitu tepatnya di Panaragan,
Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan
Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata dan ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat
“Bahai” yang berarti Sapi, yang kebetulan ada patung kegiatan pemerintahan menempati Kantor
sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga Pemerintahan di Cibinong.
menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula Namun berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 7
berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah
gabungan kelompok besar antara lain Bogor (wilayah dokumen dan tertulis Hoofd van de Negorij Bogor, yang
tengah), Jonggol (wilayah timur dan utara) dan Jasinga berarti Kepala Kampung Bogor. Pada dokumen tersebut
(wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di
Jenderal Hindia Belanda, Baron van Inhof menjadi inti dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri yang mulai
kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. dibangun pada tahun 1817.
Pada waktu itu, Bupati Demang Wartawangsa berupaya Pada tahun 1908 Kabupaten Bogor memiliki 5
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kawedanan yang dipimpin oleh seorang demang, yaitu
kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan (Buitenzorg, Jonggol, Cibinong, Parung dan Leuwiliang).
menggali terusan dari Sungai Kemudian untuk memudahkan tugas distrik
Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai dibentuklah sejumlah onderdistrik yang dikepalai oleh
ke Kalimulya. asisten demang.
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki
Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang
bahwa nama Bogor berasal dari bahasa Arab yaitu pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada 4 abad
Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja
berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat yang mengawali zaman Kerajaan Pajajaran, raja
lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari tersebut terkenal dengan ajaran dari leluhur yang
kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau. Pendapat dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan. Sejak
di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah
kebenarannya oleh setiap ahlinya.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Bogor Jakarta, muncul beberapa wacana terkait pemekaran
tahun 1980, Desa Kemang batal ditetapkan menjadi berbasis pengembangan wilayah. Pada tahun 1978,
calon ibukota Kabupaten Bogor, dikarenakan Menteri Dalam Negeri Amir Machmud mengusulkan
ketersediaan lahan milik pemerintah kabupaten masih pembentukan Kota Administratif Depok yang
sangat sedikit, infrastruktur yang minim, hingga mencakup Kecamatan Depok serta kecamatan lainnya
wacana pembentukan Kabupaten Jonggol yang yang berbatasan dengan DKI Jakarta khususnya yang
dianggap masih mentah. Akhirnya ditetapkan bahwa terdampak pembangunan Perumnas di wilayah
calon ibukota Kabupaten Bogor terletak di Desa Tengah tersebut. Rencananya Kota Administratif Depok akan
(Sekarang Kelurahan Tengah), Kecamatan Cibinong. dijadikan kawasan pemukiman yang tertata bagi para
pekerja di DKI Jakarta.
Penetapan calon ibukota ini diusulkan kembali ke
pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi juga mengusulkan
dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 kepada Menteri Dalam Negeri, Amir
Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibukota Pusat Machmud pembentukan wilayah di bekas Kawedanan
Pemerintahan Kabupaten Bogor berkedudukan di Desa Jonggol yang sebagian telah dilimpahkan ke kabupaten
Tengah, Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu, lain untuk dipersatukan sebagai Daerah Tingkat II
dimulailah rencana persiapan pembangunan Pusat Kabupaten. Wilayah Jonggol dan sekitarnya dianggap
Pemerintahan ibukota Kabupaten Bogor dan pada layak, karena wilayahnya cukup luas, memiliki
tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi
pertama oleh Bupati Kabupaten Bogor saat itu. sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan
pariwisata.
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas ditambah cepatnya
pertumbuhan penduduk akibat lokasi geografis Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pemekaran
Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga DKI dahulunya merupakan bekas wilayah dari Kawedanan
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Pada tahun 1981 akhirnya Kecamatan Depok Pasca reformasi seiring dengan kebijakan penghapusan
ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi kota daerah otonom Kota Administratif di seluruh Indonesia.
administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun
43 tahun 1981 yang mencakup Kecamatan 1999 meningkatkan status Depok menjadi Kotamadya,
Beji dan Kecamatan Pancoran Mas serta pemekaran dengan demikian Depok resmi berpisah dengan
dari Kecamatan Gunung Putri yaitu Kecamatan Kabupaten Bogor dan menjalankan otonominya sendiri.
Cimanggis. Kota Administratif Depok dipimpin oleh Sementara, rencana dan persiapan pemindahan
Walikota Administrasi. Sementara itu, gagasan ibukota negara ke Jonggol tenggelam seiring dengan
pembentukan Kabupaten Jonggol tidak terlaksana. lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan
Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Depok, dan pegunungan dengan batuan penyusunnya
Kabupaten/Kota Bekasi; Sebelah Barat berbatasan didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari
dengan Kabupaten Lebak; Sebelah Timur berbatasan andesit, tufa dan basalt. Gabungan batu tersebut
dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air
Kabupaten Purwakarta; Sebelah Selatan berbatasan dimana kemampuannya meresapkan air hujan
dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur; tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif
sedangkan di Bagian Tengah berbatasan dengan Kota rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan
Bogor. Secara administratif, wilayah Kabupaten Bogor siraman curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis
terdiri dari 40 kecamatan yang di dalamnya meliputi tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas
416 desa dan 19 kelurahan (435 desa/kelurahan), yang agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain
tercakup dalam 3.882 RW dan 15.561 RT. Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Oleh
Topografi Kabupaten Bogor bervariasi, dari dataran karena itu, ada beberapa wilayah di Kabupaten Bogor
yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran yang rawan tanah longsor.
tinggi di bagian selatan, yang dikelompokkan berdasar
Secara klimatologis, wilayah Kabupaten Bogor
ketinggiannya sebagai berikut : sekitar 29,28% berada
termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan
pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut
dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-
(dpl), 42,62% berada pada ketinggian 100-500 meter
rata curah hujan tahunan 2.500–5.000 mm/tahun,
dpl, 19,53% berada pada ketinggian 500-1.000 meter
kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil
dpl, 8,43% berada pada ketinggian 1.000-2.000 meter
wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500
dpl dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000–2.500
mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor
meter dpl. Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten
adalah 20°- 30°C, dengan suhu rata-rata tahunan
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
sebesar 25°C. Kelembaban udara 70% dan kecepatan khususnya warga Kabupaten Bogor, bisa lebih
angin cukup rendah, dengan rata–rata 1,2 m/detik mengenali dan memahami. Sementara kaitannya
dengan evaporasi di daerah terbuka rata–rata sebesar dengan pariwisata adalah informasi kondisi wilayah ini
146,2 mm/bulan. bisa dijadikan referensi untuk memahami daerah yang
akan dikunjungi sebagai destinasi wisata.
Sedangkan secara hidrologis, wilayah Kabupaten Bogor
terbagi ke dalam 8 (delapan) buah Daerah Aliran 5.1.2 KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS
Sungai (DAS) yaitu : (1) DAS Cidurian; (2) DAS 1. KONDISI TOPOGRAFI
Cimanceuri; (3) DAS Cisadane; (4) DAS Ciliwung; (5)
Kabupaten Bogor terletak pada ketinggian
DAS Cileungsi; (6) DAS Cikarang; (7) DAS Cibeet dan (8)
berkisar antara 50 m – 3000 m dpl dengan
DAS Ciberang. Selain itu juga terdapat 32 jaringan
topografi yang beragam, mulai dari landai hingga
irigasi pemerintah, 900 jaringan irigasi pedesaan, 95
berbukit terjal. Daerah dataran, yaitu daerah
situ dan 201 mata air.
yang mempunyai bentuk morfologi yang hampir
Struktur penggunaan lahan di wilayah Kabupaten datar dengan kemiringan lereng 0-5 %, dengan
Bogor dikelompokkan menjadi : sawah irigasi/tadah ketinggian wilayah mulai dari 125 meter sampai
hujan seluas 69.959,37 ha (22,89%), kebun campuran 175 dpl. Adapun klasifikasi keadaan morfologi
seluas 62.965,17 ha (21,07%), semak belukar seluas wilayah serta prosentasenya terhadap luas
52.575,49 ha (17,20%), hutan seluas 40.576,7 ha seluruh wilayah Kabupaten Bogor adalah sebagai
(13,58%), permukiman seluas 40.790 ha (13,35%), berikut:
ladang/tegalan seluas 33.815 ha 11,06% serta
Dataran rendah (15 - 100 m dpl,) sekitar
selebihnya berupa badan air dan rawa.
29,28 %, merupakan kategori ekologi hilir;
Demikianlah kondisi demografis daerah Kabupaten
Bogor. Informasi ini kami sajikan agar masyarakat,
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Dataran bergelombang (100 - 500 m dpl,) dengan ketinggian wilayah mulai dari 124 – 175 m
sekitar 42,62 %, merupakan kategori ekologi dpl. Penyebarannya menempati sebagian dari Utara
tengah; dan setempat-setempat pada bagian tengah
Kabupaten Bogor, yaitu tersebar di daerah
Pegunungan (500 – 1.000 m dpl,) sekitar
Leuwiliang, Cimanggu, Pabuan, Nagrak,
19,53 %, merupakan kategori ekologi hulu;
Kedunghalang, Cibungbulang, Kampung Sawah dan
Pegunungan tinggi (1.000 – 2.000 m dpl,)
Rancabungur.
sekitar 8,43 %, merupakan kategori ekologi
2. Perbukitan Berelief
hulu;
Halus Satuan morfologi ini mempunyai bentuk
Puncak-puncak gunung (2.000 – 2.500 m
permukaan yang bergelombang sedang kemiringan
dpl,) sekitar 0,22 %, merupakan kategori
lereng 5 – 15% (3 – 9o), dengan ketinggian wilayah
ekologi hulu.
mulai 100 – 675 meter dpl, penyebarannya meliputi
Dengan kondisi ekologi dan morfologi yang ada
dearah Leuwiliang, Parungbadak, Darmaga dan
tersebut, wilayah Kabupaten Bogor sebagian besar
daerah Gadong dengan luas total wilayah mencapai
berfungsi lindung (non budidaya dan budidaya
382,6 Km2.
terbatas), sehingga wilayah yang dapat terbangun
3. Perbukitan Berelief Agak Terjal
terbatas untuk kegiatan budidaya hanya wilayah
dataran rendah bagian utara. Kondisi morfologi Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan
Kabupaten Bogor dapat dijelaskan sebagai berikut : yang bergelombang sedang kemiringan lereng 15 –
30% (9 – 170), dengan ketinggian wilayah mulai 150
1. Daerah Dataran
mdpl. Penyebarannya meliputi daerah Panyukuhan,
Satuan ini memiliki bentuk morfologi yang hampir
Cisumpur, Cikereteg. Tugu, Pasir Tangki, Lebak
datar dengan kemiringan lereng 0 – 5% (0 – 3o),
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Nangka, Pasir Menir, Gunung Bunder, Pasirnangka Batu, Gunung Gantung dan daerah Langkop dengan
dan daerah Bantarkaret dengan luas wilayah luas penyebaran 187,86 Km2.
mencapai 291,95 Km2.
6. Perbukitan Curam Sampai Tegak
4. Perbukitan Terjal
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan dengan kemiringan lereng >70% (39 – 90), dengan
bergelombang agak kasar dengan kemiringan lereng ketinggian wilayah daerah mulai 300 – 2.950 meter.
30 – 50% (17 – 270), dengan ketinggian wilayah Penyebarannya meliputi daerah Gunung Pongkor,
daerah mulai 175 – 1.480 meter. Penyebarannya Gunung Karamat dan Cirangrad dengan luas
meliputi daerah Cigudeg, Kampung Baru, penyebaran 347,9 Km2.
Pasirhonje, Karacak, Pasir Ipis, Kawung Luwuk,
2. KONDISI GEOHIDROLOGI
Pasirgadung, Gunung Kulawasa, Pasir Bogor, Pasir
Keadaan hidrogeologi Wilayah Kabupaten Bogor
Kuda, Pasir Panjang, Puncak dan Batu Kasur
dibagi menjadi beberapa kondisi keterdapatan air
dengan luas penyebaran 280,48 Km2.
tanah dan tingkat produktivitas akifer (Tahmat,
5. Perbukitan Berelief Sangat Terjal
U.,dkk., dan IWACO, 1990) yang diakitakan dengan
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagai
bergelombang kasar dengan kemiringan lereng 50 – berikut :
70% (27 – 360), dengan ketinggian wilayah daerah
Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir
mulai 200 – 1.600 meter. Penyebarannya meliputi
Akifer produktif dengan penyebaran luas
daerah Pasir Bongkok, Pasir Gandaria, Tenjolaya,
yang menyebar di bagian tengah utara
Gunung Hambalang, Gunung Karang, Gunung
Kabupaten Bogor, penggunaan lahannya
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
berupa permukiman, pesawahan, pertanian bagian Utara, banyak pula ditemukan mata air
tanah kering dan tegalan. dengan penggunaan lahan berupa hutan,
permukiman, pertanian lahan kering, pesawahan
Akifer produktif sedang, dengan penyebaran
dan tegalan.
luas yang menyebar di bagian tengah – utara
dengan penggunaan lahan berupa hutan, Setempat akifer produktif dengan penyebaran di
pertanian lahan kering, permukiman dan bagian selatan kaki Gunung Salak bagian Utara,
pesawahan. Barat dan Timur Kabupaten Bogor dengan
penggunaan lahan terutama berupa hutan
Setempat, akifer berproduksi sedang dengan
belukar.
penyebaran di wilayah perbukitan sampai
bergelombang tersusun dari rombakan bahan Akifer dengan aliran melalui celahan, rekahan dan
gunungapi, pasir kerikil, kerakal sampai rekahan
bongkahan.
Akifer ini merupakan setempat akifer produktif
Akifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar yang tersebar di Bukit Gadung dan Ciampea
butir dengan penggunaan lahannya terutama
pertanian lahan kering, permukiman dan
Akifer produktif dengan penyebaran luas yang
tegalan.
menyebar di bawah Kaki Gunung Salak bagian
Utara, banyak ditemukan mata air, penggunaan Akifer bercelah atau sarang
lahannya berupa hutan, permukiman, pertanian
Akifer produktif kecil, setempat berarti yang
lahan kering, pesawahan dan tegalan.
berkembang pada satuan gunungapi tua dan
Akifer produktif sedang, dengan penyebaran luas satuan sedimen tersier denganmorfologi
yang menyebar di bawah kaki Gunung Salak perbukitan sampai terjal.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Daerah air tanah langka atau tak berarti yang 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS). Dua DAS
menyebar di puncak Gunung Salak, pegunungan masing-masing berada relatif di Wilayah Kabupaten
Gunung Kempul – Halimun, Gunung Pangrango Bogor bagian barat, tengah dan timur.
dan di utaranya sampau Gunung Sanggabuana.
5.2 Apresiasi (simpul daerah strategis dimana aktivitas atau arahnya saling
5.2.1 Elemen Pembentuk Struktur Kota bertemu), dan landmark (simbol yang menarik secara visual
dan memiliki skala yang berbeda dengan lingkungan
Kota dapat diartikan sebagai sebagai bentang budaya yang
sekitarnya).
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan Salah satu pola pandang yang unik dipaparkan oleh Aldo
corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis Rossi mengenai perancangan kota. Rossi menuliskan dalam
dibandingkan dengan daerah dibelakangnya (Bintarto). Dalam bukunya The Architecture of The City bahwa elemen primer
perancangan sebuah kota, menurut Shirvani (1985) terdapat sebuah kota adalah urban artifact. Menurut Rossi, urban
delapan elemen, yaitu 1) tata guna lahan, 2) bentuk dan artifact menjadi elemen primer karena keberadaannya
masa bangunan, 3) sirkulasi dan ruang parkir, 4) ruang berkontribusi terhadap evolusi morfologis dan kultural pada
terbuka, 5) jalan-jalan pedestrian, 6) penanda, 7) kegiatan sebuah kota. Elemen primer ini didorong oleh elemen
pendukung, dan 8) preservasi dan konservasi. Elemen-elemen pendorong, salah satunya adalah ruang publik.
ini saling berkaitan dan membentuk suatu identitas atau citra
5.2.2 Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penguat Elemem
bagi kota, sehingga struktur kota memiliki daya tarik yang
Primer Kota
unik (Lynch, 1993).
Ruang terbuka hijau adalah salah satu infrastruktur hijau
Untuk dapat memiliki citra kota, Lynch (1993) berpendapat perkotaan yang menjadi elemen primer penataan kota untuk
bahwa sebuah kota harus memiliki elemen path (jalur yang membentuk kota yang berkelanjutan. Sebagai sebuah
digunakan untuk bergerak atau berpindah tempat), edges jaringan infrastruktur kota, ruang terbuka hijau diharapkan
(batas dengan identitas visual yang kuat), district (bagian dapat mengakomodasi kepentingan-kepentingan sosial,
kota yang memiliki karakter atau aktivitas khusus), nodes ekonomi, budaya, dan terpenting adalah ekologi untuk
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
menjamin keberlanjutan lingkungan. Agar ruang terbuka hijau introduksi, guna mendukung manfaat langsung dan atau tidak
perkotaan dapat berfungsi secara efektif, maka perlu kiranya langsung yang dihasilkan oleh ruang terbuka hijau dalam kota
untuk mengetahui definisi, tipologi, dan peran ruang terbuka tersebut, yaitu kenyamanan, keamanan, kesejahteraan, dan
hijau perkotaan. keindahan wilayah perkotaan tersebut. Ruang terbuka hijau
perkotaan sendiri terbagi menjadi ruang terbuka hijau alami
Ruang terbuka hijau merupakan kawasan atau areal
seperti hutan kota ataupun kebun konservasi, dan binaan
permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina
seperti taman, lapangan olahraga atau jalur hijau.
untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, sarana lingkungan
Gambar 5. 4 Ruang
atau kota, pengamanan jaringan prasarana, dan atau
terbuka binaan, Taman
budidaya pertanian (Rustam Hakim, 2008). Ruang terbuka Lansia Bandung. Sumber:
hijau berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Veronika Joan, 2015.
dimanfaatkan oleh manusia dalam mendukung proses EKOLOGIS RTH Wilayah RTH Taman Kota
sebagai objek penelitian dan juga objek stimulan kreativitas kota/perkotaan, , dan jalur dalam susunan
warga kota. Secara ekonomi, ruang terbuka hijau juga dapat khususnya pesisir pantai vertikal)
Klasifikasi Klasifikasi
Fungsi Umum Fungsi Umum
RTH dan Sebutan Jenis RTH RTH dan Sebutan Jenis RTH
RTH RTH
Manfaatnya Manfaatnya
konservasi. SARANA DAN transportasi Jalur hijau rel kereta
SOSIAL- Taman Hutan Taman Hutan Rakyat PRASARANA Jalur hijau api
Edukatif kota)
PENGAMAN Jalur hijau Jalur hijau lalu lintas kebutuhan kota. Standar tersebut diterbitkan oleh
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta 5. Penyerap debu semen: vegetasi seperti Swietenia
Karya, sisesuaikan dengan hirarki lingkungan administratif. macrophylla, Mimusops elengi, dan Litsea roxburghii.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1998 6. Peredam kebisingan: vegetasi yang dapat meredam suara
dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun,
tentang Penataan RTH di Wilayah Perkotaan, setiap kota
cabang, dan ranting.
dianjurkan menyediakan area sebagai kawasan RTH sebesar
7. Mengurangi bahaya hujan asam: pH air hujan akan lebih
40-60% dari total luas wilayah, hal ini didasarkan pada
tinggi apabila melewati tajuk pohon terlebih dahulu, sehingga
pertimbangan keseimbangan ekologi perkotaan.
H2SO4 atau HNO3 dapat turun ke tanah dalam bentuk terurai
Selain standar luasan, terdapat pula standar pemilihan dengan pH netral.
vegetasi pada ruang terbuka hijau perkotaan. Pemilihan 8. Penyerap karbon monoksida: vegetasi seperti Phaseolus
vegetasi pada ruang terbuka hijau perkotaan harus memenuhi vulgaris dapat menyerap CO sebesar 12-120 kg/km2/hari.
fungsi sebagai berikut: 9. Penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen: seperti
vegetasi Agathis alba, Bauhinia purpurea, dan Acacia
1. Landmark kota: menjadi identitas kota, seperti Arenga
auriculiformis.
pinnata yang menjadi maskot kota Pagar Ruyung.
10. Penahan angin: angin kencang dapat dikurangi hingga 75-80
2. Upaya melestarikan plasma nutfah: menanam tanaman
dB dengan adanya vegetasi dengan tajuk rapat.
bernilai tinggi seperti Tectona grandis atau Dysoxylum
11. Penyerap dan penepis bau: vegetasi yang dapat menyerap
densiflorum.
bau dan menahan gerak angin dari sumber bau, seperti
3. Penahan dan penyaring partikel padat di udara: vegetasi
Michelia champaca, Murayya paniculata, dan Mimusops
dengan daun berbulu secara mekanis dapat menyerap
elengi.
polutan debu.
4. Penyerap partikel timbal: vegetasi seperti Agathis alba,
Podocarpus imbricatus, dan Cassia siamea.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
12. Mengatasi penggenangan: vegetasi dengan daun lebat dan 1. Tidak berbahaya bagi manusia (tidak beracun, tidak berduri,
berstomata banyak seperti: Artocarpus integra, dahan tidak mudah patah, dan perakaran tidak mengganggu
Paraserianthes falcataria, dan Samanea saman. pondasi);
13. Produksi terbatas: vegetasi seperti Antidesma bunius, Gnetum 2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
gnemon, dan Lancium domesticum. 3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi
14. Ameliorasi iklim: vegetasi yang dapat menahan laju radiasi. warna lain seimbang;
15. Pelestarian air tanah: sistem perakaran dan serasah yang 4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
berubah menjadi humus dapat memperbesar pori tanah dan 5. Kecepatan tumbuh sedang;
jumlah air tanah akan meningkat, seperti Lagerstroemia 6. Merupakan habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
indica. 7. Jenis tanaman tahunan atau musiman;
16. Habitat burung: menjadi habitat satwa yang merupakan 8. Jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan
bagian dari keanekaragaman hayati dan sumber plasma keteduhan yang optimal;
nutfah, seperti vegetasi Ficus variegata, Gossampinus 9. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;
heptaphylla. 10. Mampu menyerap cemaran udara;
17. Meningkatkan keindahan. 11. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang
18. Meningkatkan industri pariwisata: menarik bagi pengunjung burung;
umum dan dapat juga sebagai objek penelitian dan 12. Adaptif, mampu tumbuh pada lingkungan yang kritis
pendidikan. 13. (tanah tidak subur atau terpapar polusi udara atau air);
2. Sikat Botol Calistemon lanceolatus Berbunga pada ruang terbuka hijau taman kota adalah sebagai
berikut:
3. Kamboja Merah Plumeria rubra Berbunga
Tabel 5. Tabel 5.2 Contoh pohon untuk taman
4. Kersen Mutingia calabura Berbuah
lingkungan dan taman kota
5. Kendal Cordia sebestena Berbunga
Sumber: PerMen PU No. 05/PRT/M/2008
6. Kesumba Bixa orellana Berbunga
tentang Pedoman Penyediaan dan
7. Jambu Batu Psidium guajava Berbuah Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
9. Bunga Sapu Amherstia nobilis Berbunga 5.2.3 Filosofi Alun-Alun Bagi Masyarakat Indonesia
Tangan
Alun-alun, atau dalam bahasa Inggris dikenal juga sebagai
10. Lengkeng Ephorbia longan Berbuah
urban squares, civic spaces, town squares, piazza , atau plaza,
11. Bunga Lampion Brownea ariza Berbunga merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah kota. Alun-
alun adalah sebuah ruang kota yang penting karena
12. Bungur Lagerstroemia Berbunga
floribunda menyediakan sebuah forum bagi warga kota untuk dapat
berkumpul, bertukar pikiran (sosial dan ekonomi), dan
13. Tanjung Mimusops elengi Berbunga
berinteraksi. Alun-alun juga menjadi sebuah tempat bagi
14. Kenanga Cananga odorata Berbunga warga untuk berekspresi, sehingga, bila dibuat dan
15. Sawo Kecik Manilkara kauki Berbuah dimanfaatkan secara bertanggung jawab, dapat menjadi
sebuah tempat yang membanggakan warganya karena dinilai
16. Akasia Mangium Accacia mangium Berbunga
eksistensi sebuah alun-alun. Di beberapa daerah, seperti di Gelombang yang mengayun-ayunkan hidup
Yogyakarta, Solo, Cirebon, alun-alun memiliki makna yang manusia di dalam samudra masyarakat.
lebih sakral, dibandingkan dimisalnya, Bandung yang Gelombang ini digerakkan oleh angin
cenderung lebih profan. Khairudin H., dalam bukunya (beringin) dari segala penjuru yang tumbuh di
“Filsafat Kota Yogyakarta” (1995) menjelaskan mengenai sekeliling alun-alun. Angin ini ibarat berbagai
filosofi alun-alun. aliran yang membawa pengaruh kepada
"Alun-alun utara (Yogyakarta) ini menurut manusia, misalnya ideologi, agama, science,
gambaran suasana yang sangat nglangut, beringin yang ada di tengah alun-alun yang
suasana tanpa tepi, suasana hati kita dalam berjumlah dua buah menggambarkan
masyarakat kota bersangkutan. Sejalan dengan pemikiran ini, tempat penyelenggaraan sayembara, dan penyampaian titah
Suwardjoko P. Warpani, ahli perencanaan kota dari SAPPK- (sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB menuliskan: rakyat, dan untuk kegiatan-kegiatan hiburan. Selanjutnya,
perubahan bentuk dan makna alun-alun terjadi:
"Alun-alun merupakan salah satu bentuk
ruang terbuka kota yang keberadaannya Zaman Hindu-Budha, alun-alun telah ada (Buku Negara
menyandang filosofi dan tampil dengan Kertagama, menyatakan di Trowulan terdapat alun-alun)
ciri-ciri khas. Ciri-ciri sebidang alun-alun untuk upacara minta izin kepada “dewi tanah” sebelum
Bertani, yaitu dengan membuat sebuah lapangan “tanah
yang sudah hilang barangkali sangat sulit
sakral” yang berbentuk “persegi empat” yang selanjutnya
dikembalikan, atau setidak-tidaknya
dikenal sebagai alun-alun.
memerlukan waktu cukup lama.
Masa kerajaan Mataram, di mana alun-alun depan istana
Metamorfosa alun-alun nyaris tak bisa
sudah berfungsi sebagai pusat administratif dan sosial budaya
dicegah, walaupun fungsi sebagai ruang
bagi penduduk pribumi dan digunakan secara rutin rakyat
terbuka masih tampil kuat bahkan Mataram untuk melakukan “seba” menghadap Penguasa
kadang-kadang berlebihan. Banyak (lihat Keraton Yogyakarta).
anggota masyarakat yang kebablasan Masa masuknya Islam, bangunan masjid dibangun di
memaknai ruang terbuka umum dengan sekitar alun-alun untuk tempat kegiatan-kegiatan hari besar
paham berhak melakukan apa saja". Islam termasuk Salat Idul Fitri. Banyak alun-alun yang
kemudian digunakan sebagai perluasan dari masjid, seperti
Perubahan makna alun-alun terjadi dari masa ke masa.
Alun-alun Kota Bandung.
Awalnya, alun-alun terbentuk dan dimanfaatkan sebagai
Pada periode berikutnya kehadiran kekuasaan
tempat berlatih perang (gladi yudha) bagi prajurit kerajaan,
Belanda di Nusantara, memberi warna terhadap tata
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
lingkungan alun-alun dengan pendirian bangunan-bangunan rakyat saling bertemu, bahkan dulunya berfungsi sebagai
untuk kepentingan Belanda sekaligus mengurangi fungsi tempat pengaduan rakyat pada raja. Sebagai ruang publik,
simbolis alun-alun, sekaligus kewibawaan penguasa setempat alun-alun adalah tempat pertemuan rakyat untuk bercakap-
(penguasa pribumi).
cakap, berdiskusi, melakukan pesta rakyat dll. Bahkan istilah
Periode zaman kemerdekaan, banyak alun-alun yang
‘plaza’ yang saat ini menjadi ikon modernitas di setiap kota
berubah bentuk, seperti terjadi di alun-alun Malang. Faktor
merupakan alun-alun yang sudah berubah bentuk dan
pendorong pertumbuhan ini macam-macam diantaranya
mengalami pergeseran makna.
kebijakan pemerintah, aktivitas masyarakat, perdagangan dan
Pencapaian (Dadang Ahdiat, 1993). Jo Santoso dalam Pergeseran signifikan terhadap eksistensi alun-alun pasca
Arsitektur Kota Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa (2008), kolonialisme mulai merusak alun-alun sebagai ciri khas kota-
menjelaskan betapa pentingnya alun-alun karena menyangkut kota di Jawa. Pada awal abad ke 20, terjadi ‘westernisasi’
beberapa aspek. Pertama, alun-alun melambangkan kota-kota di Nusantara yang menghilangkan kebudayaan
ditegakkannya suatu sistem kekuasaan atas suatu wilayah
‘Indisch’ – berkembang subur di Nusantara pada abad ke 19 –
tertentu, sekaligus menggambarkan tujuan dari harmonisasi
digantikan oleh kebudayaan Barat modern yang dibawa oleh
antara dunia nyata (mikrokosmos) dan universum
para pendatang baru. Sejak awal abad ke 20 inilah mulai
(makrokosmos). Kedua, berfungsi sebagai tempat perayaan
kelihatan rusaknya alun-alun sebagai ciri khas kota-kota di
ritual atau keagamaan. Ketiga, tempat mempertunjukkan
Jawa”. Sesudah kemerdekaan Indonesia, eksistensi alun-alun
kekuasaan militer yang bersifat profan dan merupakan
instrumen kekuasaan dalam mempraktikkan kekuasaan sakral di kota-kota di Indonesia semakin terpuruk. Banyak
basket, ada pula yang sekarang difungsikan sebagai taman dilakukan identifikasi kriteria perancangan, komponen
kota. Bahkan banyak yang sekarang tidak jelas fungsinya, perancangan, dan indikator perancangan alun-alun agar
karena pusat kotanya sudah bergeser ke lain lokasi. Yang perancang dapat menilai seberapa buruk kondisi fisik alun-
paling tragis lagi ada alun-alun kota yang diincar investor alun, dan menitikberatkan tujuan perancangan sesuai dengan
untuk dibeli karena letaknya yang strategis di pusat kota. nilai indikator yang paling lemah. Kriteria perancangan
Semuanya ini sebagai akibat belum adanya suatu konsensus merupakan kondisi ideal hasil perancangan, sementara
budaya yang jelas secara nasional, untuk bisa dipakai sebagai komponen perancangan adalah hal-hal yang perlu dirancang,
pegangan dalam menangani alun-alun yang ada sekarang, dan indikator adalah penjelasan lebih detail dari kriteria
sehingga wajar kalau timbul kebingungan dalam menangani perancangan. Adapun kriteria dan indikator perancangan
pembangunan nya. Jadi seperti apa yang dilihat sekarang alun-alun adalah sebagai berikut:
pada alun-alun kota, ingin meninggalkan pola tradisional, 1. Kenyamanan: memiliki ruang yang dapat membuat
tetapi belum menemukan struktur-struktur baru yang mantap. pengguna ruang nyaman dan merasa terpenuhi setiap
Sesudah jaman pasca kolonial ini alun-alun kelihatan seperti kebutuhan psikologis ataupun kebutuhan lainnya. Indikator
untuk terpenuhinya kriteria kenyamanan adalah adanya
‘hidup segan matipun enggan’.
kenyamanan fisik, kebebasan dal menggunakan ruang,
5.2.4 Rekomendasi Kriteria Pengembangan Alun-Alun
adanya kenyamanan psikologis, dan terlindung dari iklim
Kesuksesan ruang publik pada dasarnya tergantung pada yang mengganggu.
bagaimana ruang tersebut memiliki karakter, serta mampu 2. Keselamatan: pengguna ruang merasa terlindungi baik dari
menilai potensi, kendala, dan limitasi ruang. Dalam bencana alami, kecelakaan, ataupun konflik. Indikator untuk
perancangan alun-alun terdapat beberapa faktor yang perlu terpenuhinya kriteria keselamatan adalah tidak adanya hasil
dipertimbangkan tergantung pada konteks ruangnya. Perlu rancangan dan benda-benda atau street furniture yang
mengancam keselamatan.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
3. Keamanan: pengguna ruang merasa aman dalam furniture (penerangan, tempat duduk, tempat sampah,
melaksanakan aktivitasnya, baik merasa aman dari telepon umum, tanda dan rambu, jalur pejalan, ramp
kriminalitas ataupun vandalisme. Indikator untuk dan/tangga, bollard atau pembatras ruang), fasilitas umum
terpenuhinya kriteria keamanan adalah tidak adanya
seperti wc umum dan telepon umum, pedagang kaki lima,
aktivitas negatif seperti kriminalitas ataupun vandalisme,
tempat parkir, aktivitas pasif, dan aktivitas aktif. Di bawah ini
adanya aksesibilitas terhadap fasilitas umum pelayanan
merupakan keterkaitan komponen terhadap kriteria
darurat (klinik, pos polisi, dan pemadam kebakaran).
perancangan alun-alun:
4. Aksesibilitas: ruang perancangan harus mudah dicapai tanpa
adanya hambatan. Hal ini juga termasuk kemudahan dalam
orientasi, pemaknaan, dan permeabilitas ruang. Indikator Tabel 5. 3 Keterkaitan Komponen terhadap
untuk terpenuhinya kriteria aksesibilitas adalah ruang harus Kriteria Perancangan Alun-alun
mudah diakses secara fisik, terlihat secara visual, dan
Komponen Keselamatan Keamanan Kenyamanan Citra Akses
terbuka untuk digunakan oleh berbagai kalangan atau
Vegetasi
kategori pengguna (lansia, anak-anak, dan penyandang
Penutup permukaan
disabilitas). Street Furniture
sense of place sehingga ruang tersebut memiliki ciri atau Tempat duduk
WC umum
Telepon umum
PKL
Tempat parkir
Aktivitas aktif
Aktivitas pasif
menjadi pertimbangan mendasari perencanaan dan Studi Joardar dan Neill (1978) terhadap 10 plaza di Vancouver,
perancangan sebuah civic center/urban plaza. Kanada mengindikasikan bahwa plaza yang mendapatkan nilai
1. Lokasi tinggi dari pengunjung adalah yang diberi komentar mengenai
Lokasi terbaik adalah lokasi yang mengundang beragam bentuk, warna, dan tekstur dari beragam elemen lansekap –
pengguna. Tempat yang dikelilingi kegiatan yang berbeda – pohon, semak, air mancur, patung/benda seni, artikulasi ruang,
komersial, pendidikan, wisata, pemerintahan, peribadatan – sudut, dan perubahan level lahan.
berpotensi untuk didatangi pengunjung yang beragam latar 4. Kegunaan dan Aktifitas
belakang.
Pengguna ruang kota didefinisikan sebagai orang-orang yang
2. Ukuran
melewati ruang ini atau meluangkan waktu beberapa waktu
Ukuran ruang alun-alun sulit untuk diatur karena kerap berada dalam ruang tersebut. Sebuah plaza yang sukses adalah
berhubungan dengan kepemilikan lahan aset pemerintah yang mendorong pengunjung untuk berdiam lama didalamnya.
setempat. Namun, Lynch (1971) menyatakan ukuran ruang Namun, pengunjung yang sekedar berjalan-jalan melalui ruang
terbuka 20 m hingga 40 meter masih merupakan sebuah ruang tersebut juga menjadi penting sebagai penikmat beragam
yang intim. Gehl menawarkan dimensi 70 sampai 100 meter kegiatan yang terjadi di dalamnya.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Plaza menjadi tempat populer untuk bertemu atau menjadi Sebuah plaza, atau alun-alun, harus ditangkap sebagai sebuah
tempat antara bagi pengguna yang memiliki kegiatan rutin di ruang yang jelas batasnya dan pada waktu yang sama dapat
sekitar plaza tersebut, seperti bekerja, bersekolah, atau tujuan diakses oleh masyarakat yang berlalu lalang disekelilingnya.
lain. Semakin mudah sebuah plaza dilihat atau ditemukan maka Bahkan, keberadaan jalur pedestrian di sekitar atau disekeliling
akan semakin memungkinkan dikunjungi. Semakin jauh jarak alun-alun merupakan hal esensial dalam keberhasilan sebuah
pandang untuk menemukan plaza ini, akan semakin jauh pula alun-alun.
area layanan dari ruang plaza tersebut, apalagi bila, misalnya 8. Sub Space
plaza tersebut terhubung dengan transisi moda transportasi.
Sebuah plaza biasa berupa sebuah hamparan area yang datar
6. Iklim Mikro yang luas dan kosong. Luas tersebut yang memungkinkan dapat
Sebuah plaza dibuat untuk menampung kegiatan-kegiatan yang menampung pengunjung yang banyak. Namun di sisi lain, ruang
diam (berdiri dan duduk), serta karena posisinya di tengah yang terlalu luas mengintimidasi pengunjung yang datang
beragam kegiatan disekelilingnya memiliki potensi untuk sendiri atau dalam kelompok kecil. Untuk itu, perlu disediakan
berkontribusi positif (atau negatif) terhadap kualitas lingkungan juga sub-space, ruang-ruang dengan skala yang lebih kecil dan
disekitarnya. Untuk itu perancangan sebuah plaza perlu intim.
mempertimbangkan dan mengelola sinar matahari, temperatur, 9. Sirkulasi
silau akibat pantulan cahaya, angin, dan kenyamanan secara
Pemanfaatan utama dari ruang-ruang seperti alun-alun/plaza
umum.
adalah oleh pejalan kaki yang masuk dan keluar dari satu
kegiatan ke kegiatan lain di sekitar/sekeliling alun-alun. Oleh
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
karenanya, pola sirkulasi dan aksesibilitas harus sebuah ruang kota yang menawarkan keragaman dan
mempertimbangkan pergerakan-pergerakan tersebut. Karakter komplekasitas visual, dengan pohon, semak yang tidak biasa,
pejalan kaki dari berbagai latar belakang, termasuk difabel berwarna warni.
harus mendapat perhatian yang sama. 12. Perubahan Ketinggian Permukaan Lantai
10. Area Duduk Perubahan level permukaan lantai dapat memberikan efek
Penyediaan area duduk adalah sebuah hal yang kerap estetis dan psikologis terhadap pengunjung. Dengan
terlupakan dalam perancangan sebuah alun-alun. Padahal, pertimbangan yang hati-hati perubahan ketinggian dapat
pengunjung akan melakukan kegiatan duduk tersebut dengan memperjelas bentuk ruang dan meningkatkan tingkat keintiman
beragam tujuan dan cara, serta dapat dilakukan oleh ruang.
pengunjung sendiri maupun dalam jumlah banyak (dalam 13. Benda Seni untuk Publik
kelompok). Oleh karenanya, beragam elemen taman perlu
Benda seni memberikan nilai tambah pada ruang publik. Namun
dirancang untuk memungkinkan menjadi area duduk. Area
pemilihan benda seni harus dilakukan secara berhati-hati agar
duduk dapat disediakan dalam bentuk kursi taman, tangga, bak
mencapai tujuan yang diinginkan. Kriteria pemilihan benda seni
tanaman, atau bahkan perbedaan ketinggian.
antara lain:
11. Penanaman Vegetasi
a. Menciptakan perasaan gembira, menyenangkan, dan
Keragaman dan kualitas tekstural, warna, pengelompokan, aura, keingintahuan terhadap kehidupan kota;
dan efek terhadap sensori manusia dapat memberikan
b. Menstimulasi permainan, kreatifitas, dan imajinasi dengan
kontribusi tidak terhingga bagi penggunaan sebuah plaza. Studi mengangkat legenda, metafora, mitos, atau sejarah dalam
menunjukkan bahwa pengunjung lebih tertarik masuk ke
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
Studi-studi menunjukkan bahwa pergerakan manusia cenderung Papan-papan informasi perlu disediakan untuk memberikan
memilih jarak terdekat. Oleh karenanya, dengan semangat arahan pada pengunjung mengenai informasi tempat, arah,
meminimalkan terlalu banyaknya permukaan perkerasan, maka informasi edukatif, serta tata cara pemanfaatan ruang.
perancangan perlu mempertimbangkan penempatan perkerasan
18. Pemeliharaan dan Amenitas
tersebut agar efisien. Perkerasan diadakan di area-area yang
Ruang publik seperti alun-alun akan mendapatkan perhatian dan
akan dilalui kegiatan manusia.
penghargaan yang tinggi dari pengunjung bila terlihat dipelihara
15. Makanan
dengan baik. Pengunjung akan merasa bertanggung jawab
Studi menunjukkan bahwa ruang-ruang publik yang untuk menjaga bila pengelola ruang publik menunjukkan
menyediakan makan lebih mengundang pengunjung. Tidak kepedulian tinggi secara konsisten. Pembentukan pengelola
hanya makanan akan mengundang makanan, namun juga yang rutin memelihara alun-alun akan dapat menjaga dan
konsesi dari penjualan makanan merupakan bisnis meningkatkan kualitas alun-alun.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
5. Planter: Adanya tanaman perdu atau semak rendah dapat 7. Public art: Karya seni dapat menjadikan sebuah tempat
menambah warna, tekstur, dan sisi menarik dari streetscape, menjadi terdefinisi identitas lokalnya, dan dapat
juga dapat menunjukkan hirarki ruang. menunjukkan ekspresi ruang yang berbeda-beda. Karya seni
6. Street furnishing: Furnitur jalan harus konsisten dan tidak hanya dapat ditunjukkan dengan landmark atau patung,
terkoordinasi dalam rancangan, termasuk didalamnya tapi juga dengan desain tiang lampu, penutup manhole, tree
material, warna, dan gaya arsitektural. Furnitur jalan grate, dan yang lainnya.
diantaranya adalah penerangan, tempat sampah, tempat
duduk, penanda, dan parkir sepeda.
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
seperti kebakaran atau peristiwa alam. Keamanan atau security faktor tersebut, pemeliharaan ruang publik juga menjadi faktor
adalah persepsi akan perlindungan bahaya, sedangkan yang penting. Pengunjung cenderung hati-hati untuk
keselamatan atau safety adalah perlindungan secara riil dari mengunjungi ruang publik yang terdapat vandalisme dan yang
bahaya1. kerap menjadi tempat tidur tuna wisma.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Maruthaveeran dan Sebagai langkah penanganan cepat terhadap bahaya kebakaran
Konijnendijk van den Bosch (2014) menyimpulkan bahwa ataupun bencana alam seperti gempa, maka sebuah ruang
penerangan merupakan faktor yang paling penting terkait publik perlu mempersiapkan evacuation zone dengan rute yang
keselamatan. Faktor lainnya adalah keterbukaan ruang-ruang jelas tertera pada sistem penanda. Jalan-jalan utama ruang
publik yang tidak terlalu tertutup dengan pemilihan tanaman publik juga harus memiliki lebar yang cukup untuk
yang tepat. Dengan begitu, pengunjung secara psikologis mengakomodasi mobil pemadam kebakaran atau mobil
merasa memiliki ruang teritori dan ruang visual yang lebih ambulans. Selain itu, tiap titik segmen perlu dilengkapi dengan
besar. Sedangkan terkait dengan keamanan, diperlukan sarana pemadam kebakaran seperti hydrant, titik keran air, dan
teknologi bantuan seperti kamera CCTV dan alarm. Ruang-ruang fire hose.
publik juga perlu dirancang tidak terlalu ‘mengumpulkan’ orang
5.5 Pengelolaan Air Bersih dan Kotor
di dalam satu tempat terlalu banyak. Apabila di dalam sebuah
Dalam perencanaan ruang terbuka hijau hal lain yang perlu
ruang terdapat orang terlalu banyak, maka setiap orang akan
dipertimbangkan adalah aspek sistem penyediaan dan distribusi
terbentuk self-securitization dan bersikap curiga akan orang
air bersih serta sistem pembuangan air kotor. Air bersih dapat
lainnya yang mungkin saja sebagai pelaku kejahatan. Selain dua
disalurkan baik dari PDAM ataupun air tanah. Sumber air dari
1
http://membacaruang.com/persepsi-ruang-publik-dan- PDAM disalurkan melalui pipa saluran kota menuju taman
kriminalitas/
1 Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-Alun
Parungpanjang Kabupaten Bogor
melalui valve utama dan meteran air taman, kemudian disalurkan langsung ke septictank, sementara grey water yang
ditampung di reservoir air bersih. Sedangkan sumber air dari berasal dari closet, washtafel, urinoir, dan floordrain dapat
dialirkan melalui instalasi pipa menuju sewage treatment
tanah didapat dengan menggunakan pompa sumur dalam.
plant. Di dalam sewage treatment plant limbah diproses
Pompa deepwell bekerja secara otomatis dan manual
menggunakan bakteri Nitrosomonas dan Pseudomonas dengan
berdasarkan sinyal electrode yang terpasang di ground tank.
beberapa tahapan. Tahap pertama adalah primary clarifier,
Apabila air yang didapat dari pemompaan sumur memiliki
yaitu pemisahan padatan dan pengendapan. Tahap kedua
kualitas kurang baik, maka digunakan raw water tank sebagai
adalah rotor disk, yaitu proses pengolahan biologis oleh
penampungan air dari tanah dan clean water tank sebagai
biomassa yang tumbuh di media rotor. Tahap ketiga adalah
penampuan air yang sudah difitrasi. Air yang sudah baik
final clarifier, yaitu pengendapan padatan tersuspensi. Air yang
kualitasnya ini disalurkan kembali ke tiap titik taman
sudah memenuhi mutu air baku dapat dibuang ke saluran
menggunakan sistem tekan, yaitu dengan pompa booster.
kota dengan terlebih dahulu diberi injeksi desinfektan untuk
Terkait dengan sistem pembuangan air kotor, perlu dipisahkan membunuh mikroorganisme pengganggu. Sebagian air yang
antara sistem buangan air kotor dan air hujan. Pembuangan lebih bersih dapat ditampung di ground tank dengan terlebih
air hujan dapat menggunakan sump pit yang berada di titik dahulu melalui proses back wash dengan filter pasir dan
paling rendah dari taman. Sistem pemipaan air hujan terpisah karbon. Air ini dapat kemudian digunakan untuk menyiram
dari sistem air bersih untuk menghindari aliran-balik yang tanaman atau flush toilet.
masuk ke dalam pipa saluran lain jika pipa air hujan
tersumbat. Air hujan yang ditampung dibak sump pit dibuang
ke saluran kota dengan menggunakan pompa tanpa sudut.