Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

“KERAJAAN TARUMANEGARA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
KELAS X.11
Aldi Alfaridzi Zainal (01)
Muhammad Fathir (12)
Nuramelia Mustakin (16)
Nurqaida Tasrik (17)
Zhalsabila Azzahra (36)

SMA NEGERI 4 MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan susunan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca dalam proses
pembelajaran sejarah.
Walaupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, tetapi penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan
ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan, penyusunan,
hingga penerbitan makalah ini.

Makassar, 14 Januari 2022

Tim Penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... I
Daftar Isi................................................................................................................ II
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Makalah........................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Asal Usul Berdirinya Kerajaan Tarumanegara.........................................3
B. Lokasi Kerajaan Tarumanegara................................................................4
C. Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara................................................. 5
D. Keadaan Masyarakat dalam Bidang Politik, Ekonomi
dan Sosial Budaya......................................................................................... 8
E. Proses Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara...........................................10
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14

II
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan. Pada sistem
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
datu/datuk atau ratu/raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan
gelar prabu, raja, atau maharaja.
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun-temurun. System
pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha. Salah satunya Kerajaan Tarumanegara yang terletak di Jawa Barat
yang tepatnya di dekat Sungai Citarum.
B. Rumusan Masalah
1. Darimana asal usul Kerajaan Tarumanegara?
2. Dimanakah lokasi Kerajaan Tarumanegara?
3. Apa sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara?
4. Bagaimana keadaan masyarakat pada bidang politik, ekonomi dan sosial
budaya?
5. Bagaimana proses keruntuhan Kerajaan Tarumanegara?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui bagaimana awal berdirinya Kerajaan Tarumanegara
2. Untuk mengetahui dimana lokasi Kerajaan Tarumanegara
3. Untuk mengetahui apa sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
4. Untuk mengetahui keadaan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, dan
sosial budaya pada masa Kerajaan Tarumanegara
5. Untuk mengetahui bagaimana proses keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara berdiri sekitar abad ke-4 atau tepatnya 358 M.


Eksistensinya terjaga hingga abad ke-7 masehi. Kerajaan Tarumanegara
terletak di Jawa Barat tepatnya di dekat Sungai Citarum. Pendiri Kerajaan
Tarumanegara adalah Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari India.
Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari Salankayana, India, hijrah ke
Nusantara. Lantas ia bertandang ke Kerajaan Salakanagara dan mendapatkan
sambutan dari Raja Dewawarman VIII. Kemudian, ia dinikahkan dengan
salah satu putri raja.
Jayasingawarman kemudian membuka wilayah yang diperkirakan
terletak di sekitar Bekasi. Ia mendirikan Kerajaan bernama Taruma pada 358
masehi dan kini dikenal sebagai Tarumanagara atau Tarumanegara. Raja
Jayasingawarman bertahta selama 24 tahun (358-382M). Sepeninggalannya,
tahta dilanjutkan oleh keturunannya.
Selama berdiri, kerajaan Tarumanegara tercatat pernah dipimpin oleh
12 orang raja, yakni:
1. Jayasingawarman (358-382 M)
2. Dharmayawarman (382-395 M)
3. Purnawarman (395-434 M)
4. Wisnuwarman (434-455 M)
5. Indrawarman (455-515 M)
6. Candrawarman (515-535 M)

3
7. Suryawarman (535-561 M)
8. Kertawarman (561-628 M)
9. Sudhawarman (628-639 M)
10. Hariwangsawarman (639-640 M)
11. Nagajayawarman (640-666 M)
12. Linggawarman (666-669 M)
B. Lokasi Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat tepatnya di dekat
Sungai Citarum. Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Maharesi
Jayasingawarman yang berasal dari India. Kala itu dia datang ke nusantara
karena kekacauan dan penjajahan oleh pasukan Raja Samudragupta
dari Kerajaan Magada.

4
C. Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara
1) Sumber Sejarah Dari Dalam Negeri
A. Prasasti Ciareteun

Prasasti Ciareteun yang ditemukan di Ciampea, Bogor


memiliki ukiran laba-laba dan tapak kaki serta puisi yang ditulis
dengan huruf Palawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti tersebut berisi
puisi tentang Purnawarman.
B. Prasasti Pasir Koleangkak atau Jambu

Prasasti Pasir Koleangkak atau Prasasti Jambu yang


ditemukan di sebelah barat kota Bogor. Prasasti Jambu berisikan
pujian atas kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja
Purnawarman.
C. Prasasti Kebon Kopi

5
Ditemukan di kampung Muara Hilir, Cibungbulang yang
berisi dua kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah
Airawati, yakni gajah kendaraan Dewa Wisnu.
D. Prasasti Cidanghyang Tugu

Prasasti Cidanghyang ditemukan di daerah Tugu,


kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti Tugu merupakan
prasasti batu berbentuk lonjong dipenuhi dengan tulisan dengan
huruf palawa dan berbahasa sansekerta. Prasasti Tugu banyak
menerangkan beberapa hal penting yang diketahui dari kerajaan
Tarumanegara seperti:
a. Menyebut Kali Bekasi dengan sebutan Chandrabaga.
Chandrabaga sendiri adalah sungai terkenal di Punjab India.
b. Telah mengenal penanggalan dengan keterangan bulan phalguna
dan caitra yang tafsirkan sebagai bulan Februari dan April.
c. Mengadakan upacara keselamatan oleh kaum Brahmana dengan
hadiah 1000 ekor sapi dari Raja

6
E. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Sukamakmur


Jonggol. Prasasti Pasir Awi juga mencantumkan telapak kaki sang
raja Purnawarman penguasa Tarumanegara. Pada prasasti ini juga
ditemukan gambar ranting pohon yang dipadukan dengan telapak
kaki penguasa Tarumanegara.
F. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten adalah salah satu sumber sejarah


kerajaan Tarumanegara yang tulisannya belum Terbaca. Prasasti
Muara Cianten ditemukan di Bogor memiliki kesamaan dengan
prasasti Ciaruteun yaitu terdapat telapak kaki.
G. Prasasti Cidanghiang atau Lebak

7
Prasasti Cidanghiyang yang biasa disebut prasasti Lebak
berhasil ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang,
kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini berisi
dua baris syair yang mengagungkan raja Purnawarman penguasa
Tarumanegara.
2) Sumber Sejarah Dari Luar Negeri
Selain dari prasasti batu dari dalam negeri keberadaan kerajaan
Tarumanegara juga diketahui dari berita asing dari dinasti T-ang yang
berasal dari Fa-Hien menemukan daerah pantai utara pulau jawa bagian
barat menemukan kerajaan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Sumber
berita lain yang membuktikan berdirinya Kerajaan Tarumanagara berasal
dari berita Cina, berupa catatan perjalanan Fa-Hien (penjelajah dari Cina)
dalam bentuk buku dengan judul "Fa-Kuo-Chi" menyebutkan bahwa pada
awal abad ke-5 M, di Ye-Po-Ti banyak orang Brahmana dan animisme.
Pada tahun 414 M Fa-Hien datang ke tanah Jawa untuk membuat catatan
sejarah kerajaan To-lo-mo (Kerajaan Tarumanagara), dan singgah di Ye-
Po-Ti selama 5 bulan. Selain itu, berita Dinasti Sui menuliskan bahwa pada
tahun 528 dan 535, utusan To-lo-mo telah datang dari sebelah selatan.
Berita Dinasti Tang menuliskan bahwa pada tahun 666 dan 669 utusan To-
lo-mo telah datang. Dari berita tersebut dapat diketahui bahwa Kerajaan
Tarumanagara berkembang antara tahun 400-600 M, yang pada saat itu
masa kepemimpinan Raja Purnawarman dengan wilayah kekuasaan hampir
seluruh Jawa Barat.
D. Keadaan Masyarakat dalam Bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
1) Bidang politk
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358 M di tepi sungai Gomati. Pada tahun
397 M, Purnawarman membangun ibu kota Kerajaan baru di Sundapura.
Raja Purnawarman adalah raja ketiga yang memiliki kekuasaan besar,
sangat berpengaruh dan memiliki beragam kebijakan. Kekuasaan raja
dilambangkan dengan cap telapak kaki seperti yang terdapat pada prasasti

8
Ciaruteun, Jambu dan Cianteun. Sebagai perbandingan, di India cap
telapak kaki itu melambangkan kekuasaan. Dalam interpretasi yang lain,
Purnawarman dilambangkan sebagai dewa Wisnu yang merupakan
penguasa dan pelindung rakyat. Purnawarman diketahui banyak
menundukkan daerah musuh-musuhnya. Pada masa pemerintahan
Suryawarman, kekuasaan raja-raja daerah dikembalikan sebagai hadiah
kesetiaannya terhadap Tarumanegara. Pengembalian kekuasaan diberikan
kepada Rakeyan Juru Pengembat, yang merupakan wakil raja didaerah
tersebut. Apakah ini disebut otonomi daerah di era sekarang? belum ada
yang pasti. Menurut Pustaka Nusantara, kekuasaan Purnawarman meliputi
48 raja daerah yang membentang dari Salanagara atau Rajatapura (di
daerah teluk Lada Pandeglang) hingga Purwalingga (sekarang
Purbalingga). Hingga akhir kekuasaannya, Tarumanegara hanya memiiki
dua belas orang raja. Kedua belas orang raja itu adalah:
1. Jayasingawarman (358 – 382)
2. Dharmawarman (382 – 395)
3.Purnawarman (395 – 434)
4. Wisnuwarman (434 – 455)
5. Indrawarman (455 – 515)
6. Candrawarman (515 – 535)
7. Suryawarman (535 – 561)
8. Kertawarman (561 – 628)
9. Sudhawarman (628 – 639)
10. Hariwangsawarman (639 – 640)
11. Nagajayawarman (640 – 666)
12. Linggawarman (666 – 669)
2) Bidang ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara didasarkan pada
bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pada abad V M, aspek
kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan
perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula

9
badak, perak, dan kulit penyu. Dari prasasti tugu, kita bisa mengetahui
bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan bidang pertanian.
3) Bidang sosial budaya
Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, mempengaruhi
kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara. Pengaruh ini berupa sistem
dewa dewi, bahasa dan sastra, mitologi dan upacara. Mitologi Hindu yang
banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara adalah airawata.
Misalnya yang terdapat pada prasasti Telapak Gajah. Gajah tunggangan
Batara Indra itu dijadikan nama gajah perang milik Purnawarman. Bahkan,
bendera kerajaan Tarumanegara berlukiskan rangkaian bunga teratai diatas
kepala gajah.
Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga
menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang
diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada
tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai
dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau
sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu saluran tersebut dibuat untuk
menghadapi bencana banjir dan melindungi petani. Proyek ini dikerjakan
secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari.
E. Proses Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara disebut-sebut sebagai salah satu kerajaan
Hindu tertua di Nusantara. Didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada abad ke-4 Masehi, Tarumanegara menguasai
wilayah di Jawa bagian barat (Sunda), termasuk Banten dan Jakarta dalam
sejarah masa silam. Dengan kata lain, Kerajaan Tarumanegara merupakan
cikal-bakal berdirinya kerajaan-kerajaan di Parahyangan, seperti Kerajaan
Sunda, Kerajaan Galuh, serta Kerajaan Pajajaran. Jayasingawarma
menjadi raja dari tahun 358 sampai 382 M, kemudian dilanjutkan oleh
putranya, Darmayawarman, yang berkuasa hingga 395 M.
Puncak masa jaya Tarumanegara terjadi pada era Maharaja
Purnawarman (395-434 M) yang meneruskan takhta ayahnya yakni

10
Darmayawarman. Sejarah keemasan Tarumanegara tercatat dalam
berbagai prasasti yakni Prasasti Tugu, Prasasti Lebak, Prasasti Ciaruteun,
dan Prasasti Jambu.. Purnawarman melakukan banyak gebrakan untuk
membawa Kerajaan Tarumanegara ke gerbang kemajuan. Salah satu
terobosan yang dilakukannya adalah terkait dengan pengelolaan sungai
yang ditujukan untuk pengairan maupun antisipasi bencana banjir.
Dalam Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa (1989:201) yang
disusun oleh Tim Penggarapan Naskah Pangeran Wangsakerta, terungkap
bahwa salah satu proyek terbesar Purnawarman adalah program
pengerukan Sungai Citarum yang dilakukan pada 419 M. Namun,
sepeninggal Purnawarman yang wafat pada 434 M, Kerajaan
Tarumanegara mulai mengalami kemunduran sebelum akhirnya tamat.
Penyebab Keruntuhan Tarumanegara
Dalam Tarumanagara: Latar Sejarah dan Peninggalannya (1991),
Hasan Djafar menerangkan, mulai muncul benih-benih perpecahan di
Kerajaan Tarumanegara pada era pemerintahan Kertawarman (561-628 M).
Beberapa negeri taklukan tidak percaya dengan kemampuan Raja
Kertawarman dalam memimpin pemerintahan dan mengelola wilayah
kekuasaan Tarumanegara yang amat luas. Munculnya beberapa kerajaan
pesaing juga menjadi salah satu faktor penyebab kemunduran Kerajaan
Tarumanegara. Ancaman mulai datang dari Kerajaan Kalingga di Jawa
Tengah, Kerajaan seperti Sriwijaya di Sumatera, dan beberapa kerajaan di
Nusantara lainnya.
Kerajaan Tarumanegara akhirnya bubar setelah wafatnya Raja
Linggawarman (666-669 M). Linggawarman tidak memiliki anak laki-laki,
melainkan dua anak perempuan yang bernama Manasih dan Subakancana.
Pada 669 M, takhta Tarumanegara diwariskan kepada menantu
Linggawarman yakni Tarusbawa yang tidak lain adalah suami Manasih. Di
sinilah riwayat Kerajaan Tarumanegara benar-benar tamat. Setahun setelah
naik takhta, Tarusbawa justru memindahkan pusat pemerintahan dan
mengubah nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda pada 670 M.

11
Situasi ini dimanfaatkan oleh Wretikandayun untuk melepaskan
wilayahnya dari cengkeraman Tarumanegara. Wretikandayun adalah
pemimpin Kerajaan Kendan sejak 612 M. Kerajaan Kendan saat itu
merupakan salah satu wilayah taklukan Tarumanegara.
Tahun 670 M, atau bertepatan dengan didirikannya Kerajaan
Sunda oleh Tarusbawa, Wretikandayun juga mendeklarasikan
terbentuknya Kerajaan Galuh di tanah Pasundan. Herlina Lubis dan
kawan-kawan melaluii penelitian berjudul “Rekonstruksi Kerajaan Galuh
Abad VII-XV" dalam jurnal Paramita (Volume 26, 2016) menerangkan,
Kerajaan Sunda berpusat di Bogor, sedangkan Kerajaan Galuh beribukota
di Ciamis.
Nantinya, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dipersatukan oleh
Jayadéwata dengan gelar Sri Baduga Maharaja (1482-1521). Pada masa
Sri Baduga Maharaja, gabungan Kerajaan Sunda dan Galuh dikenal
dengan nama Kerajaan Pajajaran.

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di
Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan
peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu
Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara
artinya kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang
merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada
muara Citarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya
dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan
Kerajaan Tarumanegara.
Kita dapat mengambil pelajaran dari salah satu raja Kerajaan
Tarumanegara yaitu kebijakan dari Raja Purnawarman karena mempunyai
watak dan sifat yang baik dan cerdas, buktinya ia memerintahkan untuk
menggali sungai gomati dan cadrabhaga yang digunakan untuk membuat
saluran irigasi untuk rakyatnya.
B. Saran
Penulis menyarankan sebagai pelajar kita seharusnya mempelajari dan
tidak melupakan sejarah bangsa kita. Serta berusaha menjaga dan
melestarikan peninggalan sejarah yang ada agar dapat diteruskan ke generasi-
generasi selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.suara.com/news/2021/09/06/193529/sejarah-kerajaan-tarumanegara-
beserta-peninggalannya?page=2
https://www.yousosial.com/2020/05/sumber-sejarah-kerajaan-tarumanegara.html
https://tirto.id/sejarah-runtuhnya-kerajaan-tarumanegara-sebab-peninggalan-raja-
gawm
https://gokemedia.com/raja-purnawarman-memerintahkan-untuk-menggali-
saluran-sepanjang-11-km-yang-diberi-nama-gomati-berita-tersebut-ada-dalam-
prasasti/
https://soalfismat.com/kerajaan-tarumanegara

14

Anda mungkin juga menyukai