Di Susun Oleh :
Nama :Shandy Yuda Putra Pratama
Kelas :X.10
Nis :18283
SMA NEGERI 1 SOPPENG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik,hidayah
serta inayah kami sehingga kami dapat meyelesaikan karya tulisyang berjudul “KERAJAAN
SINGASARI” secara lancar.
Para peserta didik yang beriman, Karya tulis ini di susun agar dapat mengetahui tentang sejarah
Kerajaan Singasari, dan sebagai tugas PENELITIAN SEJARAH. Dengan mempelajari karya tulis ini
diharapkan dapat memahami, mengetahui tentang salah satu peniggalan sejarah Kerajaan Singasari.
Karya tulis ini telah disusun sesuai dengan standar yang ada sehingga dapat memahami dengan mudah.
Oleh karena itu, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi peserta didik, kritik, dan saran kami
harapkan demi penyempurnan karya tulis kami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A.KESIMPULAN...........................................................................................3
B.SARAN.........................................................................................................3
C.DAFTAR PUSTAKA.................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kerajaan Singaasari atau sering pula ditulis Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur
yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di
daerah Singosari, Malang.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh
Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang
akuwu (bupati). Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan besar diJawa
Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh kerajaan Singasari ini setelah berhasil mengalahan
Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222M. Kerajaan Singasari mencapai
puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maha rajad hiraja
Kertanegara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
-Untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah yang benar
-Untuk memberi sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoritis maupun praktis
D. Manfaat Penelitian
BAB II
“KERAJAAN SINGASARI”
A.Letak Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari terletak di daerah Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur. Letak Kerajaan Singasari dapat dibuktikan dengan beberapa peninggalan benda
bersejarah yang ditemukan di daerah Malang, seperti Candi Singasari dan patung atau Arca
Dwarapala. Menurut Kitab Pararaton, Kerajaan Singasari awalnya merupakan wilayah bawahan dari
Kerajaan Kediri.
Namun, pada 1253, Raja Singasari, Wisnuwardhana mengganti nama ibu kota dari Kutaraja
menjadi Singasari. Oleh sebab itu, nama Singasari menjadi jauh lebih terkenal dibanding Tumapel.
Saat ini, Singasari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Malang bagian utara.
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah
Kerajaan Tumapel. Menurut Nagara kretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1 2 2 2, i b u
k o t a K e r a j a a n T um a p e l b e r n a m a kutaraja
Kitab Pararaton dan Negarakertagama ditulis pada masa kerajaan Majapahit dan menceritakan
sejarah Singhasari dan Majapahit serta silsilah dinasti Rajasa yang merupakan dinasti berkuasa di
kedua kerajaan. Raden Wijaya, pendiri Majapahit adalah menantu dari Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.
2.Prasasi masa Singhasari seperti prasasti Padang Roco
Sebagai mana kerjaan Hindu Buddha lainya, Singhasari juga meninggalkan prasasti. Prasasi
Padang Roco dipahat pada arca yang diberikan raja Kertanegara dari Singhasari kepada raja di
kerajaan Melayu Dharmasraya. Prasati ini memberi informasi tentang hubungan Singhasari dengan
kerajaan lain di Nusantara. Prasasti Padang Roco adalah salah satu peninggalan Kerajaan
Dharmasraya yang pernah berdiri di Sumatera Barat pada abad ke-12. Prasasti ini ditemukan di
kompleks percandian Padangroco di Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya,
Sumatera Barat.
Candi Singasari adalah tempat perabuan raja Kertanegara. Candi ini adalah candi Buddha, yang
dilihat dari empat raja pelindung dalam agama Buddha atau Catur Maharaja. Candi ini memberi
gambaran tentang kehidupan keagamaan di Singasari.
Ada beberapa peninggalan candi singasari, yaitu:
1.Candi Kangenan
Candi Kangenan adalah peristirahatan terakhir untuk Ken Arok, pendiri Kerajaan
Singasari. Candi Sumberawan terletak diDesa Toyomarto, Kecamatan Singasari, Malang. Candi ini
memiliki kaki juga badan berbentuk stupa, dan tidak dilengkapi dengan tangga seperti
pada candi pada umumnya.
2.Candi Kidal
4.Candi Jago
Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-
13, terletak di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, tepatnya 22 km ke arah timur dari Kota
Malang. Karena letaknya di Desa Tumpang, candi ini sering juga disebut Candi Tumpang.
C.Kehidupan Politik Kerajaan Singasari
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok
menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-
daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial
masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa
Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari
pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
a. Politik dalam negeri
1) Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh
Aragani.
2) Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja
Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3) Memperkuat angkatan perang.
b. Politik luar negeri
1) Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan
posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2) Menguasai Bali.
3) Menguasai Jawa Barat.
4) Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi
Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai
Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog,
dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung
Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran
Tantrayana).
Dalam melakukan pemberontakan, Jayakatwang dibantu oleh Arya Wiraraja, Bupati Sumenep.
Arya Wiraraja yang memberitahu Jayakatwang waktu yang tepat untuk menyerang Kerajaan Singasari,
yaitu sekitar pertengahan Mei dan Juni 1292. Pasalnya, saat itu, kondisi internal Kerajaan Singasari cukup
lemah karena hampir semua tentaranya dikerahkan oleh Raja Kertanegara untuk melakukan perluasan
wilayah. Dalam pemberontakannya, Jayakatwang melakukan serangan dari dua arah, yakni utara dan
selatan. Untuk menahan serangan dari arah utara, Raja Kertanegara memerintahkan menantunya, Raden
Wijaya, yang nantinya dikenal sebagai pendiri Majapahit. Namun, saat Raden Wijaya sedang mengejar
pasukan Kediri yang terus bergerak mundur, Jayakatwang segera menyerbu keraton dari arah selatan.
Raja Kertanegara pun tewas dalam pemberontakan ini, sedangkan Raden Wijaya berhasil melarikan diri,
sehingga Jayakatwang berhasil menguasai seluruh istana yang ada. Tewasnya Raja Kertanegara menandai
runtuhnya Kerajaan Singasari, dan Jayakatwang berusaha mendirikan kembali Kerajaan Kediri. Akan
tetapi, kekuasaan Jayakatwang tidak berlangsung lama, karena ia mendapat serangan balik dari Raden
Wijaya. Raden Wijaya kemudian mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Majapahit pada 1293 di
Mojokerto.
1.Candi Kangenan
2.Candi Jago
3.Candi Kidal
3.Jadi secara politik, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun dan Ken Arok
menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya.Dan pada
masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh dapat
dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
4.Jadi secara sosial budaya,Singasari diliputi suasana yang aman dan damai. Bahkan, kehidupan
religius mereka sudah maju sejak zaman Ken Arok. Hal ini karena di Kerajaan Singasari
berkembang ajaran Tantrayana (Syiwa Buddha) dengan kitab suci Tantra.
5.Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari.Untuk kehidupan ekonomi saat zaman Kerajaan
Singosari tergolong cukup maju. Karena letaknya yang sangat strategis yaitu berada di lembah
sungai Brantas, hal ini menjadikan tanah yang ada di kawasan tersebut menjadi sangat subur.
6. Penyebab runtuhnya kerajaan Singasari ironisnya terjadi pada masa kejayaannya dibawah raja
Kertanegara. Sang raja dan jajarannya yang lebih sibuk melakukan ekspansi di luar jawa lengah
karena adanya pemberontakan oleh Jayakatwang dari Kediri, salah satu wilayah
terdekat kerajaan tersebut.
B.Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Singasari di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib
mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati
yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara
budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berartikita
ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita Bersama-samamenjaga
dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita.
C.Daftar Pustaka
Kerajaan Singasari (2018) https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singasari diakses pada 31 Oktober 2018
R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Proyek
Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
Kartodirdjo, Sartono, Djoened Poesponogoro, Marwasti, dan Notosusanto, Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia
II, Balai Pustaka: Jakarta, 1977.