Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta
globalisasi yang sangat pesat, menurut kami senantiasa dinamis dan mampu mengimbangi
perkembangan tersebut. Yang kita harapkan kita mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan, juga memiliki sikap serta kepribadian yang berkarakter, berlandaskan pada
ketekunan dan moral.Untuk membentuk kita menjadi berkarakter, kita membuat makalah
sejarah mengenai Kerajaan Singhasari.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada Ibu Titi Sulastri, S.Pd sebagai pembimbing pelajaran
sejarah Indonesia.

Kami menyadari bahwa dapat dalam penyusunan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi lebih baik
sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.

Semoga bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan

Bojonegoro, Januari 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ 1

Daftar Isi .................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses berdirinya Kerajaan Singasari ............................................................. 5


B. Sumber Sejarah Kerajaan Singasari .............................................................. 6
C. Raja Kerajaan Singasari .............................................................................. 7
D. Bukti Peninggalan Sejarah Kerajaan Singasari................................................ 9
E. Kehidupan Politik ...................................................................................... 15
F. Kehidupan Ekonomi .................................................................................. 17
G. Kehidupan Sosial dan Budaya ..................................................................... 17
H. Kehidupan Agama ..................................................................................... 18
I. Faktor Kemajuan dan Kemunduran .............................................................. 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 20
B. Saran........................................................................................................ 20

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah
sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222.
Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang

Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara


yang didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah
Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan.
Dari daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah
kerajaa besar di Jawa Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh kerajaan
Singasari ini setelah berhasil mengalahan Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di
dekat Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika
dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja
Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.

Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak
buah Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta
pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat
dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang
kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari
adalah Kertanegara.

B. Rumusan Masalah

1. Proses berdirinya kerajaan singasari


2. Sumber sejarah dan peninggalan sejarah kerajaan Singasari
3. Raja Kerajaan Singasari
4. Kehidupan politik kerajaan Singasari
5. Kehidupan Ekonomi kerajaan Singasari
6. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Singasari
7. Faktor kemajuan dan kemunduran kerajaan Singasari

C. Tujuan

1. Menambah pengetahuan tentang kerajaan singasari


2. Mengetahui bagaimana kehidupan di Kerajaan Singasari
3. Memperdalam cerita sejarah tentang kerajaan Singasari
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Berdirinya Kerajaan Singasari


Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada
istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken
Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja
Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.Ken Arok

Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana,
semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222,
para pendeta Hindu kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan
gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah
Kerajaan Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok
menimbulkan kemarahan raja Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan
besar untuk menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa Ganter
pada 1222. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu wilayah
kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.

Setelah berakhirnya kerajaan Kediri, kemudian berkembang Kerajaan Singhasari.


Pusat kerajaan Singhasari kira-kira terletak di dekat Kota Malang, Jawa Timur. Kerajaan
ini didirikan oleh Ken Arok. Ken Arok berhasil tampil sebagai raja, walaupun ia berasal
dari kalangan rakyat biasa. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang
petani dari Desa Pangkur, di sebelah timur Gunung Kawi, daerah Malang. Ibunya
bernama Ken Endok.

Ken Arok tewas dibunuh seorang pengalasan pada tahun 1227 atas perintah
Anusapati. Anusapati adalah anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes (anak tiri Ken
Arok).

Ken Arok lalu didharmakan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Syiwa dan
Buddha. Adapun Anusapati kemudian memerintah Singasari selama 21 tahun (1224
1248).
Pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati menimbulkan dendam putra Ken Arok dan
Ken Umang, yaitu Tohjoyo. Ia berusaha membalas kematian ayahnya dan berhasil
membunuh Anusapati pada tahun 1248, ketika keduanya tengah menyabung ayam.
Anuspati didharmakan di Candi Kidal.

Tohjoyo naik takhta menjadi Raja Singasari, namun hanya untuk beberapa bulan.
Sebabnya adalah Ranggawuni, putra Anusapati, menyerang Keraton Singasari dibantu
para pengikutnya untuk membalas kematian ayahnya. Dalam serangan tersebut, Tohjoyo
berhasil melarikan diri, namun kemudian meninggal akibat luka-luka yang dideritanya di
Katung Lumbung.

Ranggawuni naik takhta menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardhana dan memerintah dari tahun 1248 1268. Ia berusaha menghentikan
usaha-usaha balas dendam dengan memberi jabatan-jabatan tertentu. Salah satunya
adalah mengangkat Mahisa Cempaka, putra Mahisa Wongatelang (Mahisa Wongateleng
adalah putra Ken Arok dan Ken Dedes), menjadi Ratu Angabahaya dengan gelar
Narasinghamurti. Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat anaknya yang bernama
Kertanegara menjadi raja muda (Yuwaraja).

Wisnuwardhana meninggal pada tahun 1268 dan didharmakan sebagai Syiwa di


Waleri dan sebagai Buddha Amoghapasa di Jajagu atau candi Jago. Tidak lama
kemudian, Mahisa Cempaka juga meninggal dan didharmakan di Kumeper.

B. Sumber Sejarah Kerajaan Singosari


Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singosari berasal dari:
a. Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.
b. Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan
erat dengan raja-raja Singasari.
c. Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.

C. Raja Kerajaan Singasari


Ada beberapa versi tentang silsilah raja pada kerajaan Singasari, yaitu :
a. Versi Pararaton
1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
b. Versi Nagarakretagama
1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)
Berikut merupakan uraian tentang para raja.

1. Ken Arok
Setelah menjadi Akuwu Tumapel, Ken Arok memberontak pada Kediri yang pada
waktu itu diperintah Raja Kertajaya, Pada tahun 1222 M, datanglah para pendeta dari
Kediri untuk meminta perlindungan Ken Arok karena tindakan yang sewenang-
wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok menerima dengan senang hati dan bersedia
menyusun kekuatan untuk menyerang Kediri. Dalam sebuah peperangan di Desa
Ganter, Ken Arok berhasil mengalahkan semua prajurit Kediri beserta rajanya.
Setelah mengalahkan Kediri, Ken Arok segera menyatukan Tumapel dan bekas
Kerajaan Kediri. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Singasari dan menobatkan diri
sebagai raja. Setelah menjadiraja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhattara
Sang Amurwabhumi. Ia menjadi raja pertama di Singasari dan merupakan pendiri
Dinasti Rajasa atau Dinasti Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok merupakan cikal
bakal raja-raja di Kerajaan Singasari dan KerajaanMajaphit. Ken Arok hanya
memerintah selama lima tahun (1222-1227 M). Pada tahun 1227, M ia dibunuh oleh
seseorang atas perintah Anusapati, putra Ken Kedes dengan Tunggul Ametung Ken
Arok didharmakan di Kagenengan.

2. Anusapati
Setelah membunuh Ken Arok, Anusapati atau Anusanatha segera menduduki
takhta Kerajaan Singasari. Anusapati memerintah di Kerajaan Singasari cukup lama,
yaitu pada kurun waktu tahun 1227-1248 M. Pada masa pemerintahannya tidak
banyak hal yang dapat diketahui. Kerajaan Singasari semula aman dan tenteram,
tetapi kemudian Raja Anusapati menjadi sasaran pembunuhan. Anusapati berhasil
dibunuh oleh Tohjaya yang ingin membalas dendam kematian ayahnya (Ken Arok).
Jenazah Anusapati dimakamkan di Candi Kidal (sebelah tenggara Malang). Tohjaya
adalah anak Ken Arok dengan selirnya yang bernama Ken Umang.

3. Tohjaya
Setelah berhasil membunuh Anusapati pada tahun 1248 M, Tohjaya naik takhta di
Kerajaan Singasari. Masa pemerintahan Tohjaya atas Kerajaan Singasari hanya
berlangsung beberapa bulan saja. Pada tahun 1248 M, terjadi pemberontakan yang
dilakukan oleh Ranggawuni (anak Anusapati) dengan Mahesa Cempaka (anak
Mahesa Wongateleng atau cucu Ken Arok dengan Ken Dedes). Dalam pemberontakan
itu, Tohjaya terluka parah dan kemudian melarikan diri ke Katangkubang. Karena
luka yang dideritanya, Tohjaya akhirnya meninggal dan dicandikan di Katangkubang.

4. Ranggawuni
Setelah mengalahkan Tohjaya, Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari
dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Ia memerintah tahun 1248-1268 M dan
didampingi oleh Mahesa Cempaka. Selama masa pemerintahannya, Kerajaan
Singasari aman dan tenteram . Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana menobatkan
putranya yang bernama Kertanegara sebagai raja muda di Daha yang memerintah
seluruh daerah Kediri. Dengan cara tersebut, Wisnuwardhana dapat mendidik
putranya agar memerintah dengan baik dan meyakinkan keluarga bahwa raja yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, perebutan kekuasaan dapat dihindarkan jika ia
meninggal. Pada tahun 1268 M, Raja Wisnuwardhana meninggal dan didarmakandi
Waleri sebagai Syiwa dan Jayaghu (Candi Jago) sebagai Buddha Amoghapasa.
Sementara itu, Mahesa Cempaka meninggal pada tan 1269 M dan dimakamkan di
Candi Kumitir sebagai Syiwa.

5. Kertanegara
Kertanegara adalah Raja Singasari terbesar. Raja Kertanegara dikenal sebagai
seorang penganut agama Syiwa dan Buddha (Buddha Tantrayana). Raja Kertanegara
bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara dan memerintah pada tahun 1268-1292
M. Raja Kertanegara terkenal dengan gagasannya untuk memperluas daerah
kekuasaan Singasari hingga meliputi seluruh pulau di wilayah Indonesia.

D. Bukti dan Peninggalan sejarah

1. Candi Singosari
Peninggalan Kerajaan Singosari yang pertama adalah sebuah candi yang terletak
di Kec, Singosari, Malang Jawa Timur, tepatnya berada di lembah antara
Gunung Arjuna dan Gunung Tengger. Candi yang dinamai Candi Singosari ini
berdasarkan tulisan dalam Prasasti Gadjah Mada (1351 M) yang terdapat di
halaman kompeksnya disebut merupakan tempat pendarmaan raja-raja Kerajaan
Singosari.

2. Candi Jago

Candi Jago adalah sebuah candi peninggalan Kerajaan Singosari yang terletak di Kec.
Tumpang, Malang Jawa Timur. Candi yang terbuat dari batu andesit yang disusun
menyerupai teras punden berundak-undak ini dikenal punya keunikan. Keunikan
tersebut terletak pada bagian atas candi yang terpenggal dan hanya tersisa sebagian
saja. Berdasarkan mitos yang berkembang, terpenggalnya atap candi ini disebabkan
karena sambaran petir.

Berdasarkan pendapat para ahli, candi Jago didirikan pada masa pemerintahan
Kertanegara. Candi ini didirikan sebagai bentuk perhormatan pada raja
Wisnuwardhana (ayah Kertanegara) yang meninggal di tahun 1268.
3. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan adalah sebuah candi berbentuk stupa yang terletak di Desa
Toyomarto, Kec. Singosari, Malang Jawa Timur (berada 5 km dari Candi Singosari).
Pada masanya dulu, candi ini sering digunakan umat Budha sebagai tempat ibadah.
Dibangun pada sekitar abad ke 14 M, candi peninggalan Singosari ini berada di dekat
sebuah telaga berair bening. Pemandangan sekitarnya yang indah membuat candi ini
menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Malang.

4. Candi Jawi
Candi peninggalan Kerajaan Singosari selanjutnya terletak di Desa Candi Wates,
Kec. Prigen, Pasuruan - Jawa Timur. Candi yang berada tepat di kaki Gunung
Welirang ini pada masa silam dikenal sebagai tempat penyimpanan abu mendiang raja
Singosari terakhir, Prabu Kertanegara. Beberapa relief pahatan juga ditemukan di
dinding candi ini, hanya saja sebagian dari relief tersebut tak bisa lagi terbaca karena
sudah lapuk termakan usia.

5. Candi Kidal

Candi Kidal adalah candi peninggalan kerajaan Singosari yang terletak di Desa
Rejokidal, Kec. Tumpang, Malang Jawa Timur. Candi yang diperkirakan dibangun
pada pertengahan abad ke 13 M ini merupakan wujud penghormatan untuk jasa besar
Anusapati yang telah memerintah selama 20 tahun lamanya (1227 - 1248).

6. Arca Drawapala
Arca Drawapala adalah sebuah patung monster besar yang pada masa silam berfungsi
sebagai pertanda masuk atau patung selamat datang saat hendak memasuki wilayah
Kotaraja. Akan tetapi, letak wilayah Kotaraja hingga saat ini masih belum diketahui
secara pasti

7. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah sebuah prasasti yang berupa lempengan-lempengan


tembaga peninggalan Kerajaan Kediri, tepatnya dari masa pemerintahan Kertanegara
tahun 1255. Prasasti ini terdiri dari 10 lempeng yang masing-masing menjelaskan
perihal yang berbeda.

8. Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri adalah sebuah manuskrip kuno yang dipahat pada bagian belakang
Arca Manjusri. Prasasti yang bertarikh 1343 ini pada mulanya ditemukan di sekitar
reruntuhan Candi Jago, namun kini ia dipindahkan ke Museum Nasional, Jakarta.
Prasasti Manjusri menjelaskan tentang penghormatan pada keluarga kerajaan dengan
isi teks sebagai berikut:

Dalam kerajaan yang dikuasai oleh Ibu Yang Mulia Rajapatni maka Adityawarman
itu, yang berasal dari keluarganya, yang berakal murni dan bertindak selaku menteri
wreddaraja, telah mendirikan di pulau Jawa, di dalam Jinalayapura, sebuah candi yang
ajaib- dengan harapan agar dapat membimbing ibunya, ayahnya dan sahabatnya ke
kenikmatan Nirwana.

9. Prasasti Singhasari
Prasasti Singosari merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Singosari yang
ditemukan di Desa Singosari, Malang Jawa Timur. Bertarikh tahun 1351 M, prasasti
yang ditulis dalam Aksara Jawa ini sekarang disimpan di Museum Gajah. Maksud
dari pembuatan prasasti ini diduga sebagai peringatan pembangunan sebuah candi
pemakaman (caitya).

10. Prasasti Wurare

Prasasti Wurare merupakan prasasti yang dibuat untuk memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare. Manuskrip pada prasasti bertarikh
1289 M ini dipahatkan pada sebuah arca yang melambangkan penghormatan Raja
Kertanegara.

E. Kehidupan Politik

Kertanegara memerintah Singhasari dari tahun 1268 hingga tahun 1292. Ia


merupakan raja terbesar kerajaan Singhasari. Setelah naik tahta, ia bergelar Sri
Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Ia memiliki gagasan besar di bidang politik da
terkenal sebagai raja yang memiliki cita-cita meluaskan denah kekuasaan hingga
meliputi seluruh Nusantara.

1. Penataan di Dalam Negeri


Penataan di dalam negeri yang dilakukan Kertanegara untuk mewujudkan cita-
citanya, antara lain sebagai berikut :

a. Untuk memperlancar pemerintahannya, Kertanegara dibantu oleh tiga orang


mahamenteri dengan pangkat i hino, i sirikan, dan i halu. Tugas mereka adalah
mengatur dan meneruskan perintah raja melalui tiga menteri pelaksana dengan
pangkat rakryan apatih, rakryan demung, dan rakryan kanuruhan.
b. Mahapatih Raganatha digantikan oleh Aragani karena dipandang kurang
mendukung gagasan raja. Agar tidak kecewa, Raganatha diangkat menjadi
adhyaka (wakil raja) di Tumapel.
c. Banyak Wide yang dianggap masih mempunyai hubungan erat dengan Kediri
diasingkan dan diangkat menjadi Bupati Sumenep (Madura) dengan gelar Arya
Wiraraja.
d. Angkatan perang, baik prajurit darat maupun armada laut diperkuat
persenjataannya.
e. Pemberontakan yang terjadi di dalam negeri ditumpas, misalnya pemberontakan
Bhayaraja (1270) dan pemberontakan Mahesa Rangkah (1280).
f. Lawan politiknya diajak bekerja sama, misalnya Jayakatwang, keturunan Raja
Kediri, diangkat menjadi raja kecil di Kediri. Bahkan, putranya Ardharaja
dijadikan menantu.
g. Raden Wijaya, keturunan Mahesa Campaka juga dijadikan menantu.
h. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari para pemuka agama, diangkatlah
seorang pemimpin agama Buddha dan seorang pendeta mahabrahma untuk
mendampingi raja.

2. Ekspansi ke Luar Negeri

Untuk mendukung terwujudnya cita-cita, Kertanegara melakukan tindakan


ekspansi ke luar negeri sebagai berikut :

a. Setelah armada lautnya kuat, Kertanegara mulai melebarkan kekuasaan ke luar


Jawa. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan ekspedisi ke Melayu
(Pamalayu) untuk menghidupkan lagi Kerajaan Melayu (di Jambi) agar dapat
menyaingi dan melemahkan Kerajaan Sriwijaya. Hal itu sebenarnya dimaksudkan
untuk mencegah atau menahan gerakan ekspansi prajurit Mongol di bawah
pimpinan Kaisar Kubhilai Khan.
b. Pada tahun 1284 Kertanegara mengirimkan ekspedisi ke Bali dan berhasil
menanamkan pengaruh dan kekuasaannya di sana.
c. Pada tahun 1286 Kertanegara mengirimkan sebuah Patung Amoghapasa beserta
14 pengiringnya kepada Raja Melayu, yaitu Mauliwarmadewa. Hal itu
dimaksudkan untuk mempererat dan memperkuat pertahanan Singasari Melayu.
d. Pada tahun 1289 Jawa Barat berhasil ditundukkan, menyusul Pahang di Malaya
dan Tanjungpura di Kalimantan yang berhasil dikuasai. Daerah itu sangat strategis
untuk menghadang ekspansi tentara Mongol.
e. Menjalin persahabatan dengan raja-raja di Semenanjung Malaka dan Indocina
dengan cara menikahkan putri Kertanegara dengan raja di Indocina. Dengan cara
itu, kukuhlah persahabatan SingasariIndocina.

F. Kehidupan Ekonomi

Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi
keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi,
berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai
Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan
pada sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah
sehingga menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-
tempat yang strategis untuk lalu lintas perdagangan.

Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas
perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian,
perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan
Singasari.

G. Kehidupan Sosial dan Budaya

1. Kehidupan Sosial

Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, berusaha meningkatkan


kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah daerah yang bergabung dengan
Tumapel. Namun pada masa pemerintahan Anusapati, kehidupan kehidupan sosial
masyarakat kurang mendapat perhatian, karena ia larut dalam kegemarannya
menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya
mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan
masyarakatnya.

2. Kehidupan Budaya
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari
peninggalan candi-candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi
hasil peninggalan Singasari, di antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan
Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan Kerajaan
Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari
Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam
wujud Patung Joko Dolog di temuakan di dekat Surabaya, dan patung
Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke
Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.

Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog


maupun patung Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut
agama Budha beraliran Tantrayana ( Tantriisme ).

H. Kehidupan Agama

Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindhu maupun Budha


berkembang dengan baik. Catatan sejarah yang lain Kitab Nagarakertagama mencatat
Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama Hindu dan Budha dan kehidupan
beragama Kertanagara memang luarbiasa mampu menguasai ajaran Hindu-Budha
dengan sempurna . Pada masa ini terjadi Sinkretisme antara Hindhu & Budha,
menjadi bentuk Syiwa-Budha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran Tantrayana.
Kertanegara adalah penganut aliran Tantrayana

I. Faktor Kemajuan dan Kemunduran

1. Faktor Kemajuan

a. Melaksanakan Politik dalam negeri untuk menstabilkan pemerintahan, antara


lain:
Memecat Mapatih Raganatha
Mengangkat Banyak Wide
Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari
perselisihan Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri
Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.
Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.
Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap
dengan segala persenjataannya.
Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah
tahun 1280.
Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk
mendampingi raja.

b. Melaksanakan Politik luar negeri antara lain :


Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh
Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singasari.
Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-
lawan politik Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.

2. Faktor Kemunduran

Hal yang menyebabkan mundurnya kerajaan Singasari yakni, pada tahun 1292
M, Jayakatwang (Raja kecil di Kediri) melakukan pemberontakan. Ternyata
Singasari dapat dikalahkan dan Kertanegara dapat dibunuh. Ini terjadi karena
sebagian besar pasukan dikirim untuk melakukan Ekspedisi Pamalayu. Sebagian
keluarga di istana melarikan diri yang kelak akan mendirikan Majapahit.
Akhirnya, Jakatwang naik takhta menjadi Raja Singasari. Pada saat penyerangan
tersebut, Raden Wijaya, menantu Kertanegara dapat meloloskan diri ke Madura
dan mendapat pertolongan dari Bupati Sumenep, Arya Wiraraja.

Bertepatan dengan selesainya persiapan untuk menyerang Kediri, pasukan


Kubilai Khan datang menyerang Singasari. Mereka mengira Singasari masih
dipimpin oleh Kertanegara yang telah menghinanya. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang segera bergabung dengan pasukan Kubilai
Khan untuk menyerang Singasari. Dengan mudah, pasukan gabungan antara
tentara Mongol dengan pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan Singasari.
Setelah berhasil mengalahkan Singasari disertai tewasnya Jayakatwang, pasukan
tentara Mongol berpesta merayakan kemenangannya. Namun tanpa diketahui
Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol. Pasukan Mongol hancur dan
sisanya pulang ke negerinya. Pada tahun 1293 M, Raden Wijaya mendirikan
Kerajaan Majapahit yang terkenal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait
dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan
nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan
angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di
bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-
Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara
sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari,
Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan
Tumapel-Singasari pun berakhir.

B. Saran

Pelajarilah lebih dalam tentang kerajaan kerajaan pada jaman dahulu, karena banyak
sekali cerita sejarah yang belum kita ketahui

Anda mungkin juga menyukai