Anda di halaman 1dari 18

Mata kuliah ini menjelaskan hubungan perwujudan arsitektur dengan

orientasi, tata letak, anatomi bangunan, struktur, dan symbol yang


dipengaruhi oleh faktor – faktor meliputi kosmologi, budaya, tradisi, sistem
sosial dan kekerabatan, iklim dan topografi, material, dan teknologi.
Diharapkan mahasiswa tertarik dan mempunyai minat untuk mendalami nilai
budaya, kearifan lokal, menggali dan mengenali karya arsitektur warisan para
leluhur.

Mampu menyusun konsep rancangan arsitektur yang mengintegrasikan hasil kajian


aspek perilaku, lingkungan, teknis, dan nilai-nilai yang terkait dengan arsitektur
Mampu mengkomunikasikan pemikiran dan hasil rancangan dalam bentuk grafis,
tulisan, dan model yang komunikatif dengan teknik manual maupun digital
Kontrak Kuliah

 Pelaksanaan kuliah Tepat waktu


 Tiap pertemuan menggunakan VCALL minimal 30
menit
 Dilaksanakan 14 kali pertemuan
PERSENTASE PENILAIAN

15% 20%
PRESENSI UTS

30%
35% UAS
TUGAS
Secara etimologis kata Verna berasal dari bahasa latin yang artinya home born
slave (Nuttgents,1993). Kata Vernakular juga berasal dari vernaculus (latin)
berarti asli (native). Dalam ilmu bahasa (Linguistik),bahasa vernakular
mengacu pada penggunaan bahasa untuk waktu, tempat atau kelompok
lokal/tertentu. Dalam kebudayaan khususnya arsitektur,terminologi tersebut
merujuk pada jenis kebudayaan atau arsitektur yang berlaku ditempat
tertentu/lokal (tidak meniru dari tempat lain).

Dengan demikian kebudayaan vernakular dapat diartikan sebagai kebudayaan


asli yang dimilki oleh suatu masyarakat yang tumbuh dari kondisi sosial serta
masih bersifat sederhana (Humble), merujuk pada karya manusia/penduduk
biasa (under priviledged,common people), dianut secara berkesinambungan
beberapa generasi, yang mencakup arsitektur, bahasa, seni dan musik
Dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan, topik Arsitektur
Vernakular dapat dikatakan masih relatif muda. Istilah vernakular
sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Bernard Rudofsky tahun
1964 melalui pameran yang bertema Architecture without
Architects di Museum of Modern Art (MoMA).Term vernacular ini
sendiri berasal dari kata verna (dari bahasa Latin) yang artinya
domestic, indigenous, native slave, atau home-born slave, dan
dipilih oleh Rudofsky untuk mengklasifikasikan arsitektur lokal
(umumnya berupa hunian) yang ditemukannya di berbagai
belahan dunia.
Dari sinilah selanjutnya dalam berbagai literatur kontemporer
makna yang paling populer bagi arsitektur vernakular adalah
arsitektur tanpa arsitek. Perdebatan mengenai pengertian atau
definisi arsitektur vernakular diawali oleh Rapoport dalam
bukunya “House Form and Culture” tahun 1969. Perdebatan ini
terus berlangsung hingga tahun 1990, ketika Rapoport menulis
artikel berjudul “Defining Vernacular Design” dan sampai saat ini
diperkirakan perdebatan itu belum memperoleh hasil yang
memuaskan. Namun demikian, pengertian ini masih sebatas
„kategorisasi‟ dalam ranah arsitektur dan baru pada tahun 1970-
an hal-hal menyangkut vernakular ini mulai dipertimbangkan
sebagai bagian dalam desain arsitektur meskipun terdapat
banyak sekali sudut pandang dalam “melihat” hakikat vernakular
ini.
Berkaitan dengan pengertian arsitektur vernakular, terdapat
beberapa pendapat ahli,

antara lain Brunskill ([ed.] 2000, hal. 27-28) yang menyatakan


bahwa arsitektur vernakular adalah sebuah bangunan yang
didesain oleh seorang amatir yang tidak pernah dilatih untuk
mendesain.

Pendapat lain dikemukakan oleh Oliver ([ed], 1997) yang


menyatakan bahwa arsitektur vernakular sangat berkait-an
dengan konteks lingkungan dan sumber daya alam setempat
yang diolah dan dibangun dengan teknologi tradisional.
Allsopp (1976, hal. 6) berpendapat bahwa arsitektur vernakular
adalah sebuah cara mendesain yang umum diperoleh/ditemu-kan
pada arsitektur rakyat.

Papanek (1995) menyatakan bahwa arsitektur vernaku-lar adalah


anonymous, indigenous, naïve, naif, premitive, rude, popular
spontane-ous, local or folk based.

Ladd (2003) menyatakan bahwa definisi yang paling murni dari


arsitektur vernakular adalah sangat sederhana, yaitu arsitektur
tanpa arsitek.
Lloyd, (dalam Oliver [ed] 1997) menjelaskan arsitektur vernakular
sebagai bangunan rakyat yang tumbuh sebagai respon atas
kebutuhan dasar dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan
setempat.

Singh (2008, hal. 10) menyatakan bahwa rumah vernakular


terlahir dari material dan teknologi lokal, sangat responsif
terhadap kondisi iklim, serta merefleksikan kebiasaan dan cara
hidup masyarakatnya.

Sementara Davies & Jokiniemi (2008, hal. 405) menjelaskan


bahwa arsitektur vernakular umumnya beradadi pedesaan yang
dibangun meng-gunakan bentuk, metode, dan material dari
daerah setempat; disebut juga rural architecture.
Beragamnya pendapat ahli tentang pengertian arsitektur
vernakular dapat di-pahami karena arsitektur vernakular
memang telah ada sebelum dikembangkannya ilmu arsitektur
dan juga jumlahnya yang sangat banyak tersebar di seluruh
permukaan bumi.

Setiap tempat memiliki karya arsitektur vernakular (atau apapun


istilah yang digunakan: folk architecture, domestic architecture,
dll) dan masing-masing karya tersebut memiliki karakteristik dan
keunikan masingmasing yang berbeda antara satu lokasi dengan
lokasi lainnya. Penekanan pada perbedaanperbedaan inilah
yang kadang menyebabkan munculnya definisi/pengertian yang
juga berbeda. Meskipun demikian, secara umum seluruh
pengertian yang dikemukakan para ahli merujuk pada obyek
yang sama, yaitu arsitektur yang dibangun oleh masyarakat di
suatu tempat yang tidak memiliki pendidikan desain secara
formal. Dilihat dari fungsinya, umumnya berupa tempat tinggal
atau hunian.
Penekanan pada perbedaan-perbedaan inilah yang kadang
menyebabkan munculnya definisi/pengertian yang juga berbeda.
Meskipun demikian, secara umum seluruh pengertian yang
dikemukakan para ahli merujuk pada obyek yang sama, yaitu
arsitektur yang dibangun oleh masyarakat di suatu tempat yang
tidak memiliki pendidikan desain secara formal. Dilihat dari
fungsinya, umumnya berupa tempat tinggal atau hunian.
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang
berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan
kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari bahasa Latin,
yaitu vernacullus yang berarti lokal, domestik, asli, pribumi. Pembentukan
arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan
mengakar.

Arsitektur vernakular memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah:


1.Menggunakan bahan lokal
2.Menggunakan pengetahuan lokal
3.Menggunakan teknik yang sederhana
4.Merupakan produk masyarakat lokal
5.Berkaitan dengan budaya
Menurut Oliver (1997), dalam arsitektur vernakular terdapat saling pengaruh
antara unsur alam dengan budaya masyarakatnya. Dalam pembentukan setting
lingkungan terdapat beberapa unsur yang dapat dijadikan pendekatan, antara
lain:
1.Iklim
2.Lokasi, pantai, padang pasir, hutan, dataran rendah, lembah, dsb
3.Bencana alam yang kerap melanda
4.Populasi penduduk
5.Tempat bermukim
• Berdasarkan teori arsitektur vernakular, penduduk asli menyusun bangunan
tanpa campur tangan profesional.
• Kendati demikian, saat ini sudah banyak arsitek yang merancang karyanya
dengan mengadopsi gaya arsitektur vernakular.
• Gaya arsitektur vernakular sendiri secara orisinal menyesuaikan dengan
kondisi alam dan keunikan budaya setempat.
• Selain itu, penduduk asli menyusun bangunan hanya dengan menggunakan
teknik dan bahan bangunan yang ada di lingkungan sekitar.
• Bangunan yang disusun (biasanya tempat tinggal) sangat bergantung
kepada kemampuan desain dan kebutuhan penduduk asli tersebut.
SUMBER : DARI BERBAGAI SUMBER

Anda mungkin juga menyukai