Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGANTAR REAL ESTAT

KAJIAN FENG SHUI TERHADAP EKSTERIOR BANGUNAN


STUDI KASUS : HOTEL SENSA, BANDUNG

NAMA: Giovani Yona Aristantama


NPM: 2017420047

DOSEN: Dr. Hartanto Budiyuwono, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4339/SK/BAN-PT/Akred/PT/XI/2017
dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4501/SK/BAN-
PT/Akred/S/XI/2019

BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................................3


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................4
2.1 Metode dalam Feng Shui ................................................................................................................4
2.1.1 Feng Shui Bentuk (Xingfa) ........................................................................................................4
2.1.2 Feng Shui Kompas (Liqi Pai) ....................................................................................................5
2.2 Hotel ...............................................................................................................................................6
BAB 3 ANALISIS .....................................................................................................................................8
3.1 Analisis Eksterior Sensa Hotel ........................................................................................................8
3.1.1 Analisis Lokasi dan Bentuk Tapak ............................................................................................8
3.1.2 Analisis Orientasi Hotel Sensa................................................................................................10
3.1.3 Analisis Jalur Kendaraan pada Hotel Sensa ...........................................................................11
3.1.4 Analisis Elemen Air pada Pintu Masuk Hotel Sensa ...............................................................12
3.1.5 Analisis Bentuk Massa dan Fasad Hotel Sensa ......................................................................12
BAB 4 KESIMPULAN ............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................................15

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Feng Shui sebenarnya sudah tidak asing di telinga masyarakat. Namun, yang menjadi maslah
adalah bahwa kebanyakan masyarkat masih belum benar dalam memahaminya. Sebenarnya, Feng Shui
memiliki teori dan prinsip sendiri seperti halnya dengna arsitektur. Penggunaan Feng Shui tidak sebatas
berbicara rumah tinggal saja, namun juga bangunan dengan fungsi publik seperti hotel. Hotel juga
sebenarnya dapat menerapkan teori dan prinsip deng shui dalam perancangannya. Dlama analisis ini,
akan ditelaah lebih lanjut mengenai hubungan feng shui dengan hotel Sensa, Bandung.

Hal yang mendasari analisis ini adalah, bentuk gubahan Sensa Hotel yang terbilang unik berbanding
terbalik dengan prinsip feng shui yang umumnya menggunakan bentuk geometrik persegi. Penelitian ini
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bentuk arsitektur terhadap aspek
feng shui. Dari semua metode feng shui yang ada, dipilihlah metode Feng Shui Aliran Bentuk. Hal ini
didasari oleh fungsi Hotel Sensa sendiri yang bersifat publik. Dalam penelitian ini tidak dilakukan dengan
metode Feng Shui Aliran Kompas, yang merupakan metode yang paling sering digunakn, karena metode
ini membutuhkan suatu perbandngan kesesuaian bangunan dengan pemilik atau penggunanya.Karena
fungsi Hotel Sensa adalah publik, pembahasan tidak bisa dilakukan dengan cara melalkukan
pembandingan bangunan dengan pemiliknya saja karena pengguna hotel bermacam macam dan tidak
terbatas pada pemilik hotel tersebut.

3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode dalam Feng Shui

Menurut Smith dan Stewart dalam bukunya yan gberjudul feng Shui A Practical Guide for Architect and
Designer, Feng Shui dapat dibagi menjadi 4 metode, yaitu :

2.1.1 Feng Shui Bentuk (Xingfa)

Merupakan metode Feng Shui pertama dan tertua yang fousnya pada topografi dan bentuk lahan
untuk menentukan lokasi terbaik dalam hal tinggal dan bekerja. Tujuan dari metode ini adalah
untuk menyelaraskan lingkungan dengan tempat tinggal ataupun tempat bekerja, agar terrbentuk
keseimbangan dan harmoni antara Yin dan Yang. Kontur dan bentuk lahan ini ini dikaitkan dengan
4 arah mata angin yang disimbolkan dengan 4 hewan. Utara dengan Kura–kura hitam, Timur
dengan Naga Hijau, Selatan dengan Burung Phoenix Merah dan Barat dengan Macan Putih.

Selain berhubungan dengan arah mata angin, keempat symbol hewan ini juga memiliki hubungan
dengan musim, warna serta chi yin dan yang. Kura-kura hitam melambangkan utara, musim dingin,
warna hitam, dan chi yin. Di area utara, terdapat tradisi yang menggunakan cangkang kura-kura
sebagai alat mediasi meramal.. Oleh karena itu kura-kura digunakan sebagai lambang dari arah
utara. Kisahnya, di Cina area Utara ini menghalau angin dingin dari Artik dan membantu melawan
serangan dari Utara.
Naga Hijau melambangkan timur, musim semi, nuansa warna hijau dan chi yang. Area Naga Hijau
ini memiliki puncak yang lebih tinggi dari area Macan Putih.
Burung Phoenix merah melambangkan selatan, musim panas, nuansa warna merah dan chi yang.
Karen aburung lebih banyak dijumpai pada tempat yang beriklim hangat. Secara umum area
Burung Phoenix Merah harus lebih rendah dari area utara, timur dan barat. Area ini juga dapat
berupa dataran tanah namun bisa pula berupa air.
Lalu macan putih yang melambangkan barat, musim gugur, warna putih dan chi yin. Macam
kebanyakan berasal dari wilayah timur. Area Macan Putih memiliki puncak yang lebih rendah dan
4
lebih Panjang dari area Naga Hijau. Dalam konteks perkotaan, keempat lambing ini dapat
diinterpretasikan oleh keberadaan Gedung-gedung di sekitar lahan. Sedangkan area Selatan
dengan lambing Phoenix merah dapat diartikan dengan jalan. Jalan merupakan salah satu
perwujudan dari aliran chi. Jalan memiliki peran yang penting dalm feng shui karena dapat
menghentikan chi yang memancar dari gunung.

2.1.2 Feng Shui Kompas (Liqi Pai)

Metode ini membahasa orientasi muka atau fasad bangunan dan membandingkannya dengan
arah mata angin yang cocok dengan masing-masing inf=divide yang ditentukan berdasarkan
tanggal lahir sesorang. Metode ini merupakan metode yang sering digunakan. Metode kompas
menggunakan kompas yang terbagi dalam 9-36 bagian yang disebut dengan lo p’an. Tiap individu
memiliki arah keberuntungan masing-masing yang ditentukan berdasarkan waktu kelahiran
mereka. Metode dini menggunakan pa kua dan lo shu. Pa kua merupakan suatu map yang
digunakan untuk menganalisis kualitas energi pada suatu ruang. Dapat juga digunakan untuk
mengetahui bagaimana suatu ruang dapat mempengaruhi hidup sesorang.

5
2.2 Hotel

Dalam Bahasa Yunani, Hotel berarti “Hoesteis” yang berarti ememberi tempat perlindungan pada
pengunjung yang memberi upah kepada pemiliknya. Berdasarkan beberapa ahli, hote memiliki pengertian
seagai berikut :

a. Hotel merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk akomodasi serta
menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel dan ditujukan untuk umum dengan
memenuhi syarat kenyamanan dan bertujuan komersil (SK Menteri perhubungan No.
241/11/1970).

b. Hotel merupakan bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap, makanan dan
minuman serta fasilitas lain yang diperlukan dan dikelola secara professional untuk memperoleh
keuntungan (Rumeko, 2002:2)

c. Hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola pemiliknya dengan menyediakan pelayanan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelaynan yang
dierima tanpa adanya perjanjian khusus (Sulastiyono, 2011:5).

d. Hotel merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan
jasa kamar, menyediiakan makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran
(lawson, 1976:27).

Menurut Tarmonzi (2002), penentuan jenis hotel terlepas dari kebutuhan pelanggan dari ciri khas yang
dimiliki wisatawan. Jenis hotel dapat diilihat dari lokasi hotel tersebit dibangun dan dikelompokan dalam
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1) City Hotel

Terletak diperkotaan, digunakan untuk tinggal sementara dalam waktu singkat. Digunakan juga
untuk transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pebisnis yang memanfaatkan pelaynan bisnis
dan fasilitas yang disediakan hotel tersebut.

2) Residential Hotel

Umumnya terletak di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota. Biasanya berada
di daerah yang tenang karena diperuntukann untuk masyarkat yang ingin tinggal dalam jangka
waktu yang cukup lama. Hotel ini dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk
seluruh anggota keluarga.

3) Resort Hotel

Merupakan hotel yang berada di daerah pegunungan atau di tepi pantai, danau atau aliran sungai.
Hotel ini diperuntukan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari libur dan juga sebagai tempat
berekreasi.

6
4) Motel (Motor Hotel)

Berada di pinggiran atau sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar
lainnya atau berada di pinggiran jalan raya dekat pintu gerbang atau batass kota. Biasanya
diperuntukan sebagai tempat istirahat sementara bagi pelanggan yang sedang melakukan
perjalanan menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.

Berdasarkan system bintang, hotel juga dapat dibedakan. Hal ini termuat dalam Keputusan Direktorat
Jenderal Pariwisata No 14/UI/2002 mengenai Pelaksanaan Usaha dan Penggolangan Hotel. Hotel dapat
dibedakan berdasarkan kelengkapan fasilitas, kondisi bangunan, peraltan, pengelolaan dan mutu
pelayanan.

Jenis Hotel Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1


Kamar tidur Min. 100 Min. 100 Min. 50 Min. 20 Min. 15
Restoran Min. 4 Min. 3 Min. 1 Min. 1 Min. 1
Bar Min. 1 Min. 1 Min. 1 Min. 1 Min. 1
Min. 1 Min. 1 Min. 1
Function room Wajib pre- Wajib pre- Wajib pre-
function room function room function room
Sarana Wajib kolam Wajib kolam Wajib kolam Wajib kolam
Dianjurkan ada
Rekreasi dan renang, plus renang, plus 2 renang, plus 2 renang, plus 1
kolam renang
olahraga 2 saran lain saran lain saran lain saran lain
Ruang Sewa Min. 3 ruang Min. 3 ruang Min. 1 ruang Min. 1 ruang Min. 1 ruang

Lobby-Lounge Wajib Wajib Wajib


Taman Wajib Perlu Perlu Perlu Perlu

Dimensi Kamar Tidur

1. Standar Min 26 m2 Min 24 m2 Min 24 m2 Min 22 m2 Min 20 m2


Min 52 m2 Min 48 m2 Min 48 m2 Min 44 m2
2. Suite -
Min 5 buah Min 4 buah Min 3 buah Min 2 buah

Tujuan umum dari penggolongan kelas hotel adalah:

a. Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal) di bidang usaha
perhotelan.

b. Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelyanan yang akan diperoleh ,
sesuai dengan golongan kelasnya.

c. Agar tercipta persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.

d. Agar tercipta keseimbangan natara permintaan (demand) dan penwaran (supply) dalam
usaha akomodasi hotel.

7
BAB 3 ANALISIS

3.1 Analisis Eksterior Sensa Hotel

3.1.1 Analisis Lokasi dan Bentuk Tapak

Jika melihat dari bentukan tapak Hotel Sensa, tapaknya memiliki elemen air karena bentuknya
yang tidak beraturan. Pada bangunan yang memiliki fungsi bisnis seperti hotel, elemen air dari
bentuk tapak kurang menguntungkan karena memberikan ekspresi bahwa uang yang dihasilkan
seperti dihanyutkan oleh air.

Area kura-kura hitam dari Hotel Sensa adalaah berupa Gedung mall Cihampelas walk yang berada
tepat dibelakang Hotel Sensa. Namun, karena Hotel Sensa merupakan Gedung yang paling tinggi
di kawasan tapak, kualitas area utara menjadi jurang baik. Hotel tidak memiliki sandaran yang lebih
besar dan tinggi daripada bangunan hotel.

8
Menurut teori Feng Shui aliran bentuk, area burung Phoenix Merah merupakan ruang terbuka yang
memiliki ketinggian lebih rendah dari area lainnya. Area Selatan pada dai Hottel Sensa hanya
berupa jalur sirkulasi bagi kendaraan. Jika di;ihat dari ketinggian tanah, kualitas area ini sudah baik
karena ketinggian tanah lebih rendah dari bangunan hotel.

Karakteristik Area dengan lambang Macan Putih mewakili energi Yin yang pasif. Tetapi area
Macan Putih yang berada di tapak ini berupa ruang penerima mall yang kualitas ruangnya aktif
dan ramai. Oleh karena itu kualitas area ini menjadi kurang baik. Namun, di area tersebut terdapat
pohon besar yang dapat menjadi peneduh. Energi Yang / aktif pada area ini dapat diseimbangkan
dengan energi Yin dari kedua pohon tersebut.

Area timur dengan lambing Naga Hijau memiliki energi Yang, yang bersifat aktif. Pada tapak ini,
area ini berupa jalur sirkulasi kendaraan menuju gedung parkir Cihampeplas Walk. Namun
meskipun area ini memiliki kualitas ruang yang baik, jika dilihat dari ketinggian tanahnya, area ini
lebih rendah dibanding area Macan Putih di barat dan area Phoenix Merah di selatan. Posisi ini
dapat membuat chi sulit tetangkap masuk ke dalam bangunan karena chi bergerak berlawanan
jarum jam sehingga Naga Hijau berfungsi sebagai penangkap chi dan dilanjutkan ke area Kura-
kura Hitam lalu ke area Macan Putih.

9
3.1.2 Analisis Orientasi Hotel Sensa

Arah hadap suatu bangunan dapat menggabarkan energi yang ada pada bangunan. Energi akan
berpengaruh pada usaha dan aktivitas yang terjadi pada banugnan tersebut. Berdasarkan teori
Feng Shui aliran bentuk, Hotel Sensa memiliki orientasi yang baik kerna pintu utama tidak
menghadap hal-hal yang dapat memberikan dapk energi yang buruk seperti halnya jalan dengan
bentuk T, bukit, atau tanah yang tinggi.

Tepat didepan pintu masuk, terdapat dinding yang memisahkan jalan dan area drop off. Menurut
prinsip feng Shui, keberadaan penghalang dalam wujud apapun di depan pintu masuk adalah tidak
baik, karena dapat menghalangi chi untuk masuk ke dalam bangunan Meskipun dinding
penghalang diberi lubang, chi tetap tidak dapat masuk dengan baik ke dalam bangunan.

10
3.1.3 Analisis Jalur Kendaraan pada Hotel Sensa

Jalan yang berada di depan Hotel Sensa merupakan jalan penghubung menuju Gedung
parkir.Kualitas ruang yang terjadi pada area ini yaitu aktif, ditandai dengan banyaknya kendaraan
atau pengunjung yang melintas melalui jalan tersebut. Jalan yang sibuk dan ramai pada bangunan
komersial seperi Hotel Sensa, merpakan hal yang baik bagi keberlangsungan bisnis tersebut.
Jalan yang sibuk dan ramai dapat menghasilkan energi yang baik di sekitar suatu bisnis.

Letak Hotel Sensa tepat berada di jalan menikung jalur kendaraan dari pintu masuk tapak menuju
Gedung parkir. Hal ini sebenarnya baik, karena bangunan seakan dilingkup oleh jalan tersebut
sehingga dapat memberikan kemudahan dalam mengumppulkan chi masuk ke dalam bangunan.

Level lantai Hotel Sensa memiliki ketinggian tanah yang lebih tinggi dari jalan di depannya. Karena
perbedaan ketinggian tanah antara bangunan dan jalan tidak terlalu jauh, chi tidakmengalami
kesulitan untuk masuk ke dalam bangunan melalui pintu masuk utama.

11
3.1.4 Analisis Elemen Air pada Pintu Masuk Hotel Sensa

Peletetakan elemen air pada suatu banaugnan sesuai dengan prinsip feng shui akan memberikan
dampak yang positif terhadap bangunan dan akativitas di dalamnya. Pada bagian depan pintu
masuk hotel, terdapat elemen air berupa kolam yang berukuran tidak terlalu besar. Kondisi kolam
tersebut baik dan bersih, sesuai dengan prinsip Feng shui yang mengharuskan kolam selalu bersih
dan dikelola dengan baik. Kondisi air yang kotor serta tidak terawatt akan menjadi sumber energi
yin yang memiliki efek buruk bagi bangunan. Kolam termasuk ke dalam tipe air yang membawa
kedamaian dan sentimental. Tipe air diangga bagus jika diletakan di deapn bangunan. Namun, jika
dalam konteks Hotel Sensa, orientasi bangunan menghadap selatan yang memiliki elemen api.
Peletakan elemen air berupa kolam pada area api kurang baik, karena air mematikan api.

3.1.5 Analisis Bentuk Massa dan Fasad Hotel Sensa

Hotel terdiri dari dua bentuk massa oval yang berfungsi sebagai kamar, yang disatukan oleh massa
penghubung ditengah yang berfungsi sebagai area servis dan transportasi vertikal. Bentuk massa
bangunan hotel lantai 5 keatas berbentuk seperti kup-kupu dan memiliki bentuk oval sehingga
tidak dapat dijumpai sudut lancip. Sedangkan dari lantai dasa sampai lantai 3 merupakan
perpaduan bentuk bujur sangkar dengan kombinasi bentuk melengkung. Sudut sudut lancip pada
bangunan dibuat lebih seamless dengan kesan melengkung, sehingga bangunan tidak memiliki
sudut lancip yang menusuk. Jika dilihat dari Feng Shui, bentuk massa bangunan yang dinamis
menyebabkan aliran chi di sekitar bangunan dapat bergerak dengan lancer karena sesuai dengan
kenyataan bahwa chi selalu bergerak secara dinamis.

12
Penggunaan warna putih pada bangunan membuat bangunan memiliki energi Logam. Hal ini dapat
diseimbangkan dengan penggunaan kaca pada fasad bangunan yang melamangkan elemen air.
Sedangkan pada sisi barat terdapat bagian dinding yang menggunakan warna oranye yang
mewakilil elemen tanah. Dapat disimpulkan, dari selubung bangunanya, Hotel Sensa memili empat
lemen, yaitu Tanah, Logam, Air dan Api. Dari keempar elemen ini terjadi siklus produksi. Api
menghasilkan Tanah(debu). Tanah menghasilkan Logam dan Logam menghasilkan Air. Namun
karena tidak ada elemen kayu, membuat Air memadamkan Api, maka dari itu dibutuhkan
penambahan elemen kayu untuk menyeimbangkan energi pada bangunan.

13
BAB 4 KESIMPULAN

1. Secara keseluruhan, desain eksterior Hotel Sensa masih banyak yang belum sesuai dengan teori
prinsip Feng Shui Aliran Bentuk. Walupun ada beberapa bagian yang memang tidak dapat dirubah
mengikuti prinsip Feng Shui yang ada seperti posisi kontur Macan Putih yang lebih tinggi dari area
naga hijau karena akan sulit untuk merubah kondisi tapak. Namun demikian ada pula beberapa
bagian yang bisa diperbaharui dengan mengikuti prinsip Feng Shui seperti keberadaan dinding
penghalang di depan pintu masuk utama. Dinding tersebut dapat dihilangkan sehingga chi tidak
terhambat dan dapat memasuki bangunan hotel.

2. Meskipun belum memiliki prinsip feng shui yang baik dalam halnya eksteror bangunan, Hotel
Sensa tetap memiliki tingkat okupansi yang terhitung baik meskipun berj=kurangnya jumlah
wisatawan yang dating ke Bandung. Kondisi ini menjadi contoh bahwa feng shui bukan menjadi
factor utama dari keberhasilan bisnis, seperti halnya Hotel Sensa. Keberhasilan suatu bisnis hotel
dipengaruhi oleh banyak factor yang mungkin lebih dominion jika dibandingkan dengan prinsip
feng shui.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Adiwijaya, Ellen. 2018. “Kajian Feng Shui Aliran Bentuk pada Desain Eksterior dan Interior Sensa
Hotel”. Skripsi. Fakultas Teknik, Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai