Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR

OLEH :

KELOMPOK 1

YUNITA AHMAD 105060306518

MUAFIAT KUSNADI 105060304318

HALIMATUN SADIA 105060305118

PROGRAM MAGISTER GURUAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2018
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta langit dan
bumi serta segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan kasih
sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa pula, shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman kejahilian menuju
zaman yang penuh dengan pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pihak (tidak dapat disebutkan satu per satu) yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Judul makalah kami adalah “ Teori Belajar
Behavioristik dan Implikasinya pada Pembelajaran di Sekolah Dasar ”.
Semoga pengangkatan serta pembahasan pada makalah kami dapat memberikan
pengetahuan dan manfaat yang banyak bagi kita semua. Aamiin ya robbal
‘alamiin.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin.

Makassar, 2018

Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
D. Metode Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik.................................................... 3


B. Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik........................................................ 4
C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Behavioristik............................................. 4
D. Kelebihan Teori Belajar Behavioristik..................................................... 5
E. Kekurangan Teori Belajar Behavioristik.................................................. 5
F. Implikasi Teori Belajar Behavioristik pada Pembelajaran di SD............. 6

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10

A. Simpulan.................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu aktivitas manusia yang sangat penting dan vital yang
terus-menerus akan dilakukan manusia selama hidupnya. Manusia tidak mampu
hidup sebagai manusia jika mereka tidak dididik atau diajar oleh manusia yang
lainnya. Bayi yang telah dilahirkan membawa beberapa naluri atau insting dan
potensi-potensi yang dibutuhkan atau diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan
tetapi, naluri dan potensi-potensi tersebut tidak akan berkembang baik tanpa ada
pengaruh dari luar, yaitu campur tanagan manusia yang lain. Dismaping kepandaian-
kepandaian yang bersifat jasmaniyah (skiil, motor ability), seperti merangkak, duduk,
berjalan, makan, dan lain sebagainya, manusia membutuhkan kepandaian-kepandaian
yang bersifat rohaniyah karena manusia adalah mahluk sosial budaya.
Untuk mengembangkan semua potensi yang telah dimiliki manusia, itu
membutuhkan teori yang sesuai dengan keadaannya. Teori pembelajaran harus
mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dan bagaimana menghasilkan
hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori
pembelajaran hanya membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal
tersebut.

Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar


yang baik agar para murid tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan
dalam hal menghadapi murid yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah
perilakunya dengan memberikan guruan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan guruan
dengan menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori
Behavioristik tersebut.
2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa pengertian teori belajar behavioristik ?
2. Apa ciri-ciri teori belajar behavioristik ?
3. Apa prinsip-prinsip teori belajar behavioristik ?
4. Apa kelebihan teori belajar behavioristik ?
5. Apa kekurangan teori belajar behavioristik ?
6. Bagaimana implikasi teori belajar behavioristik pada pembelajaran di
sekolah dasar ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisannya adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar behavioristik.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri teori belajar behavioristik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori belajar behavioristik.
4. Untuk mengetahui kelebihan teori belajar behavioristik.
5. Untuk mengetahui kekurangan teori belajar behavioristik.
6. Untuk mengetahui implikasi teori belajar behavioristik pada pembelajaran di
sekolah dasar.

D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan daftar pustaka melalui media elektronik
( internet ).
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah
laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori
Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner.
Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap pengembangan teori guruan dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-respon, mendudukan
orang yang belajar sebagai individu pasif. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Hukuman
kadang-kadang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak
benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang paling penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon.
Stimulus adalah segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Oleh karena itu, sesuatu yang diberikan oleh guru (stimulus) dan
sesuatu yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati, diukur, dan
dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan.
4

B. Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik

ciri-ciri teori belajar behavioristik antara lain :

1. Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis).


2. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
3. Menekankan pentingnya latihan.
4. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
5. Didalam memecahkan masalah  cirinya akan ada ''trial and error'' yaitu
mencoba dan mencoba.

C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Behavioristik

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia guruan ialah


(Harley & Davies, 1978 dalam Toeti, 1997) :
a. Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila si pelajar ikut
berpartisipasi secara aktif didalamnya,
b. Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur
berdasarkan urutan yang logis sehingga si pelajar mudah
mempelajarinya,
c. Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, sehingga
si pelajar dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah
benar atau belum,
d. Setiap kali si pelajar memberikan respons yang benar maka ia perlu
diberi penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh
yang lebih baik daripada penguatan negatif.
5

D. Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

Kelebihan teori belajar behavioristik antara lain :


1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi
belajar.
2. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk
sebelumnya. Jika anak yang sudah mahir dalam suatu bidang tertentu akan
lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang
berkesinambungan.
3. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus lainnya, dan
seterusnya sampai respon yang diinginkan muncul.
4. Dapat mengembangkan kemampuan yang membutuhkan praktek dan
kebiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya
tahan.

E. Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

Kekurangan teori belajar behavioristik antara lain :

1. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan


menghafalkan apa yang didengar dipandang sebagai cara belajar yang
efektif.
2. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa
baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar dan jeweran
yang justru berakibat buruk pada siswa.
3. Cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif dan menundukkan siswa sebagai individu yang pasif
4. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning) dan
hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
6

F. Implikasi Teori Belajar Behavioristik pada Pembelajaran di Sekolah Dasar

Implikasi teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung


dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang
dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, dan tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi,
sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau
kepada siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru
itulah yang harus dipahami oleh murid. Demikian halnya dalam proses belajar
mengajar, siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan
penguatan dari guru. Oleh karena itu, para guru mengembangkan kurikulum yang
terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran
yang harus dicapai oleh para siswa.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi
dan mengembangkan kemampuannya sendiri karena sistem pembelajaran tersebut
bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga
terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya siswa kurang mampu untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Pembiasaan dan
disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak
dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam
penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan
keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang
pantas diberi hadiah.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang
7

menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari


dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku
wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku
teks/buku wajib tersebut.
Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa
menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa
siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian
yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai
kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual.
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan tugas menghafal dengan
tuntutan murid nantinya maju ke depan dan diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang
tugas-tugas hafalan itu dan untuk menambah semangat murid, guru bisa memberikan
nilai bagi murid yang hafal lebih banyak dan murid yang kurang hafal guru bisa
memberikan teguran atau diberikan tugas-tugas agar bisa belajar lagi di rumah. Guru
juga bisa membuat kuis atau permainan agar murid bisa lebih semangat dalam
belajar, misalnya guru membuat beberapa kelompok dari murid yang ada kemudian
dari tiap kelompok wajib menunjuk satu anggotanya untuk memperagakan soal-soal
yang ada di atas sesuai perintah guru kemudian teman-temannya menjawab apa yang
diperagakan oleh temannya itu, apabila teman-temannya tidak bisa menjawab maka
bisa dijawab kelompok lain jadi jika mereka tidak bisa menjawab nilai akan diambil
kelompok lain, dengan begitu murid akan berusaha berfikir lebih keras untuk
mengingatnya.
Jika ada murid yang bertanya guru harus bisa menjawab dan menjelaskannya
hingga murid bener-benar mengerti, dan bila ada murid yang kurang mengerti atau
kurang aktif guru perlu memberikan pertanyaan-pertnyaan untuk memaksa murid
aktif di kalas. Sedangkan jika ada yang kurang memperhatikan atau mengabaikan
8

pelajaran guru, guru bisa memberikan hukuman agar murid jerah dan tidak berani
mengulanginya lagi sehingga lebih memperhatikan guru saat guru mengajar.
Evaluasi Hasil Belajar
Setelah guru melakukan langkah-langkah pembelajaran, guru hendaknya
melakukan evaluasi tentang bagaimana hasil belajar muridnya untuk mengetahui
seberapa jauh murid dapat mengetahui dan memahami pembelajaran yang telah
diberikan. Jika hasil evaluasi belajar murid dapat merespon dengan baik dan
menjadikan murid merasa nyaman dalam belajar, maka pembelajaran dianggap
berhasil, tetapi sebaliknya jika hasil evaluasi belajar murid tidak dapat merespon
dengan baik apa yang telah diberikan dan murid tidak bisa nyaman dalam belajar,
maka pembelajaran dianggap gagal yang berakibat murid kurang aktif  sehingga
mendapatkan hasil belajar atau nilai yang kurang memuaskan.
Aplikasi teori belajar behavioristik sangat cocok untuk perolehan kemampuan
yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya sehingga
model yang paling cocok adalah Drill and Practice, contohnya: dimanfaatkan di
guruan anak usia dini, TK untuk melatih kebiasaan baik, karena anak-anak sangat
mudah meniru perilaku yang ada dilingkungannya dan sangat suka dengan pujian dan
penghargaan. Sedangkan untuk guruan menengah dan guruan tinggi teori
behavioristik ini banyak digunakan antara lain untuk melatih percakapan bahasa
asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan
sebagainya.
Teori behavioristik cenderung mengarahkan murid untuk berfikir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Murid juga tidak dapat berimajinasi dan
berkreasi sehingga teori belajar behavioristik cenderung membatasi murid.
Pembelajaran behavioristik cenderung dikaitkan dengan penegakan disiplin,
kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan
sebagai kesalahan yang perlu hukuman, dan keberhasilan belajar atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Simpulan akhir dari makalah ini adalah :

1. Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah
laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
2. Ciri-ciri teori belajar behavioristik antara lain mementingkan pengaruh
lingkungan, mementingkan pembentukan kebiasaan, menekankan pentingnya
latihan, hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
10

diinginkan, dan didalam memecahkan masalah  cirinya akan ada ''trial and
error''.
3. Prinsip-prinsip teori belajar behavioristik antara lain proses belajar dapat
berhasil dengan baik apabila si pelajar ikut berpartisipasi secara aktif, materi
pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan
yang logis, tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, dan
setiap kali si pelajar memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi
penguatan.
4. Kelebihan teori belajar behavioristik antara lain membiasakan guru untuk
bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar, dengan melalui
pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya, dapat
mengganti stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya,dan cocok untuk
memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan.
5. kekurangan teori belajar behavioristik antara lain murid berperan sebagai
pendengar dalam proses pembelajaran, penggunaan hukuman sebagai salah
satu cara untuk mendisiplinkan siswa baik, cenderung mengarahkan siswa
untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, tidak produktif dan
menundukkan siswa sebagai individu yang pasif, dan pembelajaran siswa
yang berpusat pada guru.
6. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang
dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa
pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, dan tidak berubah.

B. Saran
11

Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para murid kita dengan baik
dengan metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik. Oleh karena itu, pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada agar kita
mampu menemukan kecocokan dalam penggunaan metode yang diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Hafid. 2014.“ Kelemahan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik


dan Humanistik ”. 17 Oktober 2018 dalam
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/kelemahan-dan-
kelebihan-teori-belajar-behavioristik-dan-humanistik/

Fahrisa, Novarina. 2015. “ Teori Pembelajaran Behavioristik ”. 17 Oktober 2018


dalam https://www.academia.edu/24449621/Teori_Belajar_Behavioristik
12

Joyo, Khoirudin. 2015. “ Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik ”.


17 Oktober 2018 dalam https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/teori-
behaviorisme/

Kurniaty, Betty. 2013. “ Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran ”.


17 Oktober 2018 dalam
https://bettykurniatytp.wordpress.com/2013/04/08/aplikasi-teori-belajar-
behavioristik-dalam-pembelajaran/

Lintang. 2013. “ Teori Pembelajaran Behavioristik ”. 17 Oktober 2018 dalam


http://alfallahu.blogspot.com/2013/04/teori-pembelajaran-behavioristik.html

Mahari, Ahmad. 2012. “Pengertian Teori Behavioristik dan Landasan Filosofinya”.


17 Oktober 2018 dalam https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/teori-
behaviorisme/

Safnowandi. 2012. “ Teori Behaviorisme”. 17 Oktober 2018 dalam


https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/teori-behaviorisme/

Sepda , Lia. 2012. “ Teori Belajar Behaviorisme ”. 17 Oktober 2018 dalam


http://alfallahu.blogspot.com/2013/04/teori-pembelajaran-behavioristik.html
Taufik, Ali. 2015. “ Ciri-ciri Teori Belajar Behaviorisme dan Teori Kognitif ”. 17
Oktober 2018 dalam http://www.alfiforever.com/2015/02/ciri-ciri-teori-
belajar-behaviorisme.html

Widi, Nugraha Dicky. 2015. “ Aplikasi Teori Behavioristik dalam Proses Belajar ”.
17 Oktober 2018 dalam
https://www.academia.edu/10042736/APLIKASI_TEORI_BEHAVIORISTI
K_DALAM_PROSES_BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai