Anda di halaman 1dari 3

Studi Dasar Pemikiran Islam

Muhammad Husain Abdullah

Bab III (AQIDAH)

Naluri beragama (gharizah at-tadayyun)ad/ fitrah manusia.

Fitah ini mendorong : munculnya pertanyaan manusia ttg Penciptanya.

Namun terkadang ada manusia yang salah memahami hakikat Pencipta dg mendeskripsikan dengan
sebagaimana makhluk (benda, matahari, api dsb).

Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul untuk menyampaikanpetunjuk kepada manusia ttg
hakikat AL-KHALIQ yang sebenarnya

Aqidah secara bahasa : kata kerja (fi’il) ‘aqada : menyimpulkan/mengikat/transaksi dll.

Istilah : pemikiran yang menyeluruh ttg alam semesta,kehidupan, manusia dst..

Menguraikan al-uqdatul kubra (pertanyaan manusia) tentang :

1. Siapa yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaannya?


2. Untuk apa semua itu diciptakan?
3. Akan kemana semua itu akan kembali?

Jika manusia telah menemukan jawaban yg memuaskan, maka ia telah sampai pada akidah.

Akidah dikatakan benar apabila memenuhi syarat:

1. Harus sesuai dg fitrah manusia, menentramkan jiwa manusia, serta memenuhi naluri beragama.
2. Harus sesuai dg akal (atas pembuktian yg bisa menunjukkan kebenaran atas apa yg ia yakini)

Aqidah Islamiyyah

Mampu memecahkan al-uqdatul kubra

Aqidah islam mampu memberikan jawaban atas pertanyaan manusia, karena islam mempunyai
penjelasannya sebagaimana apa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
TQS. AL-BAQARAH : 285 dan hadist riwayat Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan An-Nasa-i

Rukun iman

Iman adalah keyakinan yang bermakna pembenaran yang bersifat pasti, yang sesuai dengan fakta, seta
berdasarkan bukti.

Dalil aqidah ada dua:

1. Dalil aqli : suatu pembuktian yang bisa dibuktikan dengan akal untuk mencapai sebuah pembenaran yang
bersifat pasti pada salah satu rukun dari rukun-rukun akidah.
2. Dalil sam’I (naqli) : suatu berita yang bersifat pasti yang memberitakan kita tentang rukun-rukun akidah.
Contohnya : ayat-ayat al-qur’an

Rukun-rukun akidah yg dapat dibuktikan dengan dalil ‘aqli ada 3:

Iman kepada Allah, iman kepada Al-qur’an yang berasal dari Allah dan iman bahwa Rasulullah adalah
utusan Allah.

Iman kepada Allah

“hendaklah manusia memperhatikan dari apa yang dia ciptakan” QS. Ath-thariq : 5

“apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit ditinggikan, gunung
bagaimana dia ditegakkan?” QS.Al-Ghasyiah :17-19

Allah memerintahkan Rasulullah saw agar beliau mengajak umat manusia memperhatikan hal itu,
mendorng manusia agar melakukan penelitian dan memperhatikan apa yg ada disekitarnya. QS.AL-
ANKABUT :20

Manusia melakukan proses berpikir

Sampai pd kesimpulan : segala sesuatu berasal dari Allah

Iman kepada Allah akan tercapai melalui jalan akal, sedangkan keimanan pada sifat-sifat Allah dan
asmaul-husna dapat dicapai melalui jalan naqli, yakni wahyu Allah (QS.al-Hasyr :23-24).

Iman kepada Kitab Samawi, termasuk Al-Qur’an

a. Keimanan bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah


Adanya 3 kemungkinan hingga terdapat tuduhan bahwa Al-Qur;an disadur oleh Rasulullah dari seorang
pemuda Nasrani bersama Jabr, ditolak oleh Allah berdasarkan pd firmanNya “Padahal bahasa orang yang
mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa a’jamiy (non arab). Sedangkan
Al-Qur’an merupakan bahasa arab yang jelas” (QS. An-Nahl: 103)

b. Keimanan kepada kitab samawi lainnya dapat dibuktikan berdasarkan pada Al-Qur’an (QS. Al-
Isra :55, QS.Ali Imran : 3-4, QS. Al-A’la : 18-19)

Iman Kepada Para Rasul, termasuk Rasulullah

Dalil yang menunjukkan bahwa Muhammad saw adalah Rasul adalah dalil aqli, sebab terbuktinya Al-
Qur’an secara aqli. Adapun keimanan kepada para Rasul dan Nabi adalah naqli bukan aqli.

Anda mungkin juga menyukai