Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 2
PENDIDIKAN KHUSUS
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia kepada kelompok sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah pengembangan
bakat dan kreativitas ini yang berjudul “ Pendekatan behavioristik dalam pengembanga bakat
dan kreativitas ” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam kita kirimkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini ditulis sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Pengembangan Bakat
dan Kreativitas. Dalam penyelesaian tugas ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Ibuk Prof. Dr. Hj Mega Iswari, M. Pd dan Ibuk Gaby Arnez, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Bakat dan Kreativitas telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang kelompok susun ini bisa menjadi sumber dan pedoman untuk
teman-teman dan orang yang membacanya dalam pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan
Bakat & Kreativitas. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sehingga baik penulis maupun pembaca mendapatkan
penambahan wawasan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John
B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan
unsur subyek tunggal psikologi.Behaviorsime merupakan aliran revolusioner, kuat
dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam, behaviorisme
lahirr sebagai reaksi terhadap instrospeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
1
2
B. Rumusan masalah
1. Pengertian pembelajaran ?
2. Bagaimanakah latar belakang behaviorisme ?
3. Bagaimanakah pendekatan behavioral untuk pembelajaran ?
4. Bagaimana analisis tentang teori behavioristik?
5. Bagaimanakah pengkondisian operan ?
6. Apa prinsip umum aplikasi teori behavioristik dalam pembelajaran ?
7. Bagaimana aplikasi teori behavioristik dalam pendidikan dan
pembelajaran?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang apa itu pembelajaran
2. Dapat mengetahui bagaimana latar belakang behaviorisme
3. Dapat mengetahui pendekatan behavioral untuk pembelajaran
4. Dapat mengetahui analisis dari teori behavioristic
5. Dapat mengetahui apa itu pengkondiasian operan
6. Dapat mengtahui apa itu prinsip umum aplikasi teori behavioristik
dalam pembelajaran
8. Dapat mengetahui bagaimana aplikasi teori behavioristik dalam
pendidikan dan pembelajaran
BAB II
ISI
A. Pengertian pembelajaran
Tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita
mewarisi beberapa kemampuan-kemampuan itu ada sejak lahir, tidak
dipelajari. Misalnya, kita tidak harus diajari untuk menelan makanan,
berteriak, atau berkedip saat silau. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia
tidak diwariskan begitu saja. Saat anak menggunakan computer dengan
cara baru, bekerja lebih keras memecahkan masalah, mengajukan
pertanyaan secara lebih baik, menjelaskan jawaban dengan cara yang logis,
atau mendengar dengan lebih perhatian, maka berarti dia sedang menjalani
proses belajar.
Cakupan pembelajaran itu luas, pembelajaran melibatkan perilaku
akademik dan non-akademik. Pembelajaran berlangsung di sekolah dan di
mana saja seputar dunia anak.
3
4
7
Bekhterev melakukan beberapa eksperimen inovativ tentang
hukuman, kontribusi utamanya adalah tulisan-tulisannya yang ekstensif,
yang memberikan pengetahuan lebih luas dan penerimaan refleksology pada
perilakuabnormal yang dilakukannya menunjukkan manfaat psikologi
objektif.
Bekhterev adalah sejawat sekaligus sering menjadi saingan Pavlov.
Karena mengenal psikologi Wundt, ia lebih sensitive terhadap isu-isu
yang menjadi pemikiran para psikolog daripada Pavlov. Sesuai
dengan itu, tulisan-tulisannya secara umum tentang refleksologi lebih
cepat diterima oleh psikolog daripada karya-Pavlov yang lebih sistematis.
8
Pengkondisian Klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu
organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam
pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti melihat seseorang)
diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan
menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Untuk
memahami teori pengkondisian klasik Pavlov (1927) kita harus memahami
dua tipe stimuli dan dua tipe respons:unconditioned stimulus (US),
unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned
response (CR).
9
Misalnya, lagu bisa jadi merupakan hal netral bagi murid sebelum murid
bergabung dengan murid lain untuk menyanyikannya dengan diiringi oleh
perasaan yang positif. Anak-anak akan merasa takut di kelas jika mereka
mengasosiasikan kelas dengan teguran, dan karenanya teguran atau kritik
menjadi CS untuk rasa takut. Pengkondisian klasik juga dapat terjadi dalam
kecemasan menghadapi ujian. Misalnya, anak gagal dalam ujian dan
ditegur, dan ini menghasilkan kegelisahan; setelah itu, anak
mengasosiasikan ujian dengan kecemasan, sehingga menjadi CS untuk
kecemasan.
Beberapa problem kesehatan anak mungkin juga mengandung
pengkondisian klasik.Keluhan fisik tertentu asma, sakit kepala, borok,
tekanan darah tinggi, mungkin berhubungan dengan pengkondisian
klasik.Kita biasanya mengatakan bahwa problem kesehatan itu disebabkan
oleh stress. Tetapi, sering kali yang terjadi adalah bahwa stimuli tertentu,
seperti teguran keras dari orang tua atau guru, merupakan conditioned
stimuli untuk respons psikologis. Dari waktu ke waktu, frekuensi respons
psikologis bisa menghasilkan respons problem kesehatan.Teguran guru
yang terus menerus terhadap murid bisa menyebabkan murid sakit kepala,
otot kaku, dan sebagainya.Segala sesuatu yang diasosiaskan dengan guru,
seperti latihan soal di kelas dan pekerjaan rumah, mungkin memicu stress
anak dan karenanya menimbulkan bisul atau respons fisiologis lainnya.
Generalisasi, Diskriminasi, dan Pelenyapan. Dalam mempelajari
respons anjing terhadap berbagai stimuli, Pavlov membunyikan bel
sebelum memberi bubur daging kepada anjing. Dipadukan dengan US
(daging), bel itu menjadi CS dan membuat anjing mengeluarkan air liur.
Setelah beberapa waktu, Pavlov menemukan bahwa anjing itu juga
merespons suara lain, seperti peluit. Semakin mirip suara itu dengan suara
bel, semakin kuat respons si anjing.
10
Generalisasi dalam pengkondisian klasik asli untuk menghasilkan
respons yang sama. Misalkan murid dimarahi karena ujan biologinya buruk.
Saat murid itu mulai bersiap untuk ujian kimia., dia juga menjadi gugup
karena dua mata pelajaran itu saling berkaitan. Jadi, murid itu
menggeneralisasikan satu ujian mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya.
Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika
organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli
lainnya.Untuk menghasilkan diskriminasi, Pavlov memberi makan anjing
setelah bel berbunyi dan tidak memberi makan setelah membunyikan suara
lainnya.Akibatnya, anjing itu hanya merespons suara bel. Dalam kasus
murid yang ikuti ujian di kelas, dia begitu gugup saat menempuh ujian
pelajaran bahasa inggris atau sejarah karena dua mata pelajaran itu jauh
berbeda dengan mata pelajaran kimia dan biologi.
11
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para
pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang
paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik.
Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran
berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak
pada konsep hubungan stimulus- respons serta mementingkan faktor-faktor
penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang
menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner. Prinsip-prinsip teori
behaviorisme yang banyak dipakai didunia pendidikan ialah (Harley &
Davies, 1978 dalam Toeti, 1997).
E. Pengkondisian operan
kucing itu semakin sedikit melakukan gerakan acak, sampai dia akhirnya
bisa langsung menginjak pijakan itu untuk membuka pintu.
13
Hukum efek (law effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang
diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti
hasil negative akan diperlemah. Pengkondisian Operan Skinner.
Pengkondisian operan, di mana konsekuensi perilaku akan menyebabkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi, merupakan inti dari
behaviorisme Skinner (1938).
Oleh karena teori ini berawal dari adanya percobaan sang tokoh
behavioristik terhadapbinatang, maka dalam konteks pembelajaran ada
beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan. Menurut Mukinan (1997:
23), beberapa prinsip tersebut adalah:
1. Teori ini beranggapan bahwa yang dinamakan belajar adalah
perubahantingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika
yangbersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu.
2. Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar
adalah adanya stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati.
Sedangkan apa yang terjadi di antaranya dianggap tidak penting karena
tidak dapat diamati.
14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brennan, F. James. Sejarah dan Sistem Psikologi Edisi Ke Enam. Jakarta: Raja