Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR KARAKTERISTIK DAN ASUMSI TEORI BEHAVIORISME

(Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajar dan Pembelajaran)

Dosen pengampu : M. Pemberdi Intasir ,M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 4

Nurul Azmi 2203030037

Nurmeiza 2203030043

Dwi Apprela Angraini 2203030047

Ly Yeni Samosir 2203030051

Sarah Deriska Pranita 2203030053

Aulia Rahma 2203030057

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

JURUSAN PENDIDKAN BIOLOGI

TANJUNG PINANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan pertolongannya
kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok mata kuliah belajar dan pembelajaran.
Makalah ini berisi tentang teori behaviorisme. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat
menambah ilmu dan pengetahuan kita dalam mempelajari belajar dan pembelajaran.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak kekurangan dan kekhilafan,
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
Kami telah berupaya dengan segala kemampuan sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, kami dengan segala kekurangan ini membutuhkan kritik dan sarannya
guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanjung pinang, 4 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
C. TUJUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. PENGERTIAN TEORI DAN KONSEP BEHAVIORISME ............................................ 2
B.KARAKTERISTIK BEHAVIORISME ............................................................................. 4
C.TOKOH DALAM TEORI BEHAVIORISME .................................................................. 4
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 14
B. SARAN ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang


menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai
integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya
tujuan pendidikan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak
telah ditemukan teori belajar yang pada dasarnya menitik beratkan ketercapaian
perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu teori dan konsep behaviorisme ?


2. Apa saja karakteristik behavorisme ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori behaviorisme ?
4. Apa tujuan behavioristme terhadap pembelajaran?
5. Apa kelemahan dan kelebihan dari teori behaviorisme?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori dan konsep behaviorisme
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik behavorisme
3. Untuk mengetahui tokoh teori Behaviorisme
4. Untuk mengetahui tujuan behaviorisme terhadap pembelajaran
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan teori behaviorisme

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI DAN KONSEP BEHAVIORISME

Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori


pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan
lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat
dipelajari secara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari
seluruh keadaan mental.
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah
filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan
organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara
ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau pikiran. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada
perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan
proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Menurut teori belajar tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dikatakan
sudah mengalami proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus yang berupa proses dan materi pembelajaran
dengan respon atau tanggapan yang diberikan oleh pebelajar.
Misalnya, seorang pelajar belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-
kegiatan sosial di masyarakat, seperti; ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemilu, kerja
bakti,randa dan lainnya.
konsep filosofi behaviorisme, yang diantaranya adalah :

1. Pendidikan adalah suatu proses untuk pembentukan perilaku. Tertuang

secara jelas dalam Tujuan pendidikan nasional

Menurut para behavioris, manusia diprogram untuk bertindak dalam cara-cara

tertentu oleh lingkungannya. Jika benar akan diberi hadiah oleh alam dan bila

salah akan dihukum oleh alam. Tindakan yang diberi hadiah cenderung diulang,

2
3

sedangkan yang dihukum cenderung dihilangkan. Oleh sebab itu, perilaku dapat
dibentuk dengan memanipulasi proses penghargaan dan hukuman tersebut. Tugas dari
pendidikan adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang mengarah pada perilaku
yang diinginkan. Sekolah dipandang sebagai cara untuk merancang suatu
budaya.Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, UU No. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas Menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadfi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

2. Proses belajar Behavioristik mengutamakan tentang bagaimana memberikan


stimulus yang tepat dan pembentukan kebiasaan melalui proses latihan dan
pengulangan untuk menghasilkan respon yangdiiharapkan.

Proses pencarian stimulus yang tepat ini tertuang secara jelas dalam sebuah kebijakan
yang dinamakan kurikulum. Kurikulum di artikan sebagai program pendidikan yang
disediakan sekolah atau lembaga pendidikan bagi siswa. Berdasarkan program tersebut
siswa melakukan berbagai macam kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan
dan pertumbuhan sesuai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum penganut
behavioris mengutamakan proses pembentukan kebiasaan melalui proses latihan dan
pengulangan.Kurikulum ini sangat cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang
masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi, suka meniru dan
senang dengan bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Kurikulum behavioris juga masih diterapkan dalam ilmu-ilmu yang membutuhkan
unsur kecepatan, reflek, daya tahan dan sebagainya contohnya seperti menari,
mengetik, menggunakan komputer dan sebagainya

3.Peran guru adalah untuk menciptakan lingkungan yang efektif


Elemen utama pendidikan yang telah hilang di kebanyakan lingkungan adalah
penghargaan yang positif. Pendidikan tradisional yang mempunyai guru yang
tradisional pula, masih sering menggunakan bentuk terapi kontrol yang negatif seperti
hukuman. Seiring dengan kemajuan dunia pendidikan, guru diharapkan mampu
memberikan sebuah stimulus yang sesuai dengan kondisi anak dan kondisi lingkungan
4

yang ada saat ini. Seorang guru yang mempunyai kualifikasi keilmuan dan pedagogis
yang cukup tentunya mampu memberikan stimulus yang tepat agar bisa menimbulkan
respon yang positif dari siswa.

B.KARAKTERISTIK BEHAVIORISME

1) Mementingkan pengaruh lingkungan


2) Mementingkan bagian-bagian ( elementalistik )
3) Mementingkan peranan reaksi.
4) Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar.
5) Mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu,
6) Mementingkan pembentukan kebiasaan, dan
7) dalam pemecahan problem, ciri khasnya “trial and error”.

C.TOKOH DALAM TEORI BEHAVIORISME

1. Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike


Menurut Thorndike dasar dari belajar adalah Trial dan Error atau secara
aslinya disebut sebagai learning by selecting and connecting. Thorndike
mengajukan pengertian tersebut dari eksperimennya dengan Puzzle Box. Atas dasar
pengamatannya terhadap bermacam-macam percobaan. Thomdike sampai pada
kesimpulan bahwa hewan itu menunjukkan adanya penyesuaian diri sedemikian
rupa sebelum hewan itu dapat melepaskan diri dari puzzle box. Selanjutnya
dikemukakan bahwa perilaku dari semua hewan percobaan itu sama, yaitu apabila
hewan percobaan, dalam hal ini kucing yang digunakan dan dihadapkan pada
masalah, ia dalam keadaan discomfort dan dalam memecahkan masalahnya
menggunakan trial dan error
Dalam eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam hukum
yang sering disebut dengan hukum primer dalam belajar.
a) Hukum Kesiapan (Law of Readiness) Apabila suatu ikatan siap untuk berbuat,
perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak siap maka akan
menimbulkan ketidakpuasan ketidaksenangan terganggu. Prinsip pertama teori
koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection)
antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.
b) Hukum Latihan (Law of Exercise)
5

Artinya bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin


bertambah erat, jika sering dipakai dan akan semakin berkurang apabila tidak
digunakan. Prinsip Law of Exercise adalah koneksi antara kondisi (yang
merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena
latihan- latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak
dilanjutkan atau dihentikan.
c) Hukum Akibat (Law of Effect)
Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respons cenderung diperkuat bila
akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak
memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya
koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat
menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi.
Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung
dihentikan dan tidak akan diulangi.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan


respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan tindakan. Dari definisi
belajar tersebut maka menurut Thomdike perubahan tingkah laku dari kegiatan
belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit
yaitu yang tidak dapat diamati.

2. Teori Belajar Menurut Ivan Petrovich Pavlov


Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. la dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 in menjadi direktur
departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai
penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai
6

pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika Karya


tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses
yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Teori ini didasarkan atas reaksi
sistem tak terkontrol didalam diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol
oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari
luar.
Untuk memahami teori pengkondisian klasik oleh Pavlov harus memahami
dua tipe stimuli dan dua tipe respon: Uncontioned stimulus. Unconditioned respon.
Conditioned stimulus, Conditioned respon.Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov
terhadap seekor anjingmenghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
a) Law of Respondent Conditioning
Yakni, hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus
dihadirkan secara stimulan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer),
maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
b) Law of Respondent Extinction
Yaitu, hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat
melalui respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Teori Belajar Menurut Watson


Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah
Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang
dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia
mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses
belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu
diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam
benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah
seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
Watson adalah seseorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar
disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat
7

berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat
diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka akan dapat
diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi setelah sesorang
melakukan tindak belajar. Para tokoh behavioristik cenderung untuk tidak
memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati, seperti
perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar, walaupun demikian
mereka tetap mengakui hal itu penting.

4. Teori Belajar Menurut Clark Hull


Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi
yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi,
semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup
manusia. Oleh sebab itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan
pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam
seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul dapat
bermacam-macam bentuknya.

5. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie


Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variable
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun
ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau
pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskan
bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara,
oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.
Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan
menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan
respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang
perana penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat
akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang.

6. Teori Belajar Menurut Burrhus Frederic Skinner


8

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan


pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938,
Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam
perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning.
Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun
1946 dalam masalah "The Experimental an Analysis of Behavior", Hasil konferensi
dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang
disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian, 1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris
dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku
dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol
tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam
lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel
daripada conditioning klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara
searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen Kelas
menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain
dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat.
Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang. Beberapa prinsip Skinner antara lain:
1) Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan,jika
bebar diberi penguat.
2) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3) Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4) Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan
perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.
5) dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
6) Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
7) Dalam pembelajaran digunakan shaping
9

Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar.


namun, ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie,
yaitu:

a. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat


sementara.
b. Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian
dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama.
c. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan
buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat
mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih
buruk dari pada kesalahan yang diperbuatnya.
7. Teori Belajar Menurut Robert Gagne

Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal


dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi
pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika, la kemudian
mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain
pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak
dipakai untuk mendisain software instruksional.

Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk


merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan
kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus
mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang
paling sederhana dilanjutkanpada yanglebih kompleks (belajar SR, rangkaian SR,
asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang
lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar
tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

8. Teori Belajar Menurut Albert Bandura

Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare alberta berkebangsaan


Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif
sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen
Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang
dewasa disekitarnya. Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:

1) Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.


2) Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3) Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,
keakuratan umpan balik
4) Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

10
11

Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai
prinsip prinsip sebgai berikut:
1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara
mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditinu jika model atau panutan tersebut
disukai
dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura dilihat dalam
kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu memahami
terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan bagaimana
memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang
digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.

D. Tujuan pembelajaran Teori Behaviorisme

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan


pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas "mimetic", yang menuntut siswa
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada
keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian
keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku/teks/ buku wajib dengan
penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks buku wajib
tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
12

Evaluasi menekankan pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntu satu jawaban
benar. Maksudnya, bila siswa menjawab secara "benar sesuai dengan keinginan
guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugasnya belajarnya.
Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan
pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori
ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.

Adapun tujuan pembelajaran teori behaviorisme antara lain:

1.Berkomunikasi atau transfer perilaku adalah penggambar pengetahuan dan


kecakapan peserta didik, tidak mempertimbagka proses mental.

2.Pengajaran adalah untuk memeproleh keinginan respon dari peserta didik yang
dimunculkan dari stimulus.

3.Peserta didik harus mengenali bagaimana mendapatka respon sebaik mungkin


pada kondisi respon diciptakan

4.Peserta didik memperoleh kecakapan berbeda.

E. Kelebihan dan kekurangan Teori Behaviorisme

Kekurangan: Siswa menjadi terbiasa diberikan stimulus. Dalam hal ini, jika
stimulus ditiadakan, atau guru tidak memberikan stimulus, maka tidak akan ada
respons, suatu proses pembelajaran tidak berlangsung dengan baik. Dengan adanya
stimulus, menjadikan siswanya ketergantungan untuk diberikan stimulus oleh
gurunya. Karena dalam hal ini, pembelajaran siswa terpusat pada guru. Hingga
akhirnya, hanya berorientasi pada hasil yang bisa diukur saja.

Kelebihan:

Dengan adanya stimulus respon sebanyak-banyaknya dalam suatu proses


pembelajaran, maka suatu proses pembelajaran tersebut menjadikan siswanya
13

aktif dalam kegiatan belajar. Siswanya menjadi termotivasi untuk mengerjakan


suatu tugas yang diberikan oleh guru jika dalam pemberian stimulusnya, siswa
diberikan suatu reward. Dalam hal ini juga, dengan adanya stimulus, dapat
melatih kecepatan, kelenturan atau fleksibilitas, spontanitas, refleks, dan daya
tahan.
14

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi
dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan
organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap
sebagai perilaku. Tujuan pembelajaran teori behaviorisme ialah Berkomunikasi
atau transfer perilaku adalah penggambar pengetahuan dan kecakapan peserta
didik, tidak mempertimbagka proses mental,Pengajaran adalah untuk memeproleh
keinginan respon dari peserta didik yang dimunculkan dari stimulus,Peserta didik
harus mengenali bagaimana mendapatka respon sebaik mungkin pada kondisi
respon diciptakan,Peserta didik memperoleh kecakapan berbeda.

B. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M. (2021). Teori Belajar dan Peran Guru Pada Pendidikan di Era Revolusi Industri
4.0. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
Ullfiani Rahman. (2014) , Memahami Psikologi dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi, 1-175.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/viewFile/94/94

https://id.scribd.com/doc/315905491/Konsep-Dasar-Teori-Belajar-Behaviorisme-Babas

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6470535/teori-behaviorisme-pengertian-tokoh-
dan-prinsip

15

Anda mungkin juga menyukai