OLEH :
KELOMPOK 8
KELAS M.62
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu dengan
pendidikan dapat diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan
bangsa sehingga terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk
menuju kejayaan, keluar dari kebodohan dan kemiskinan. Dengan
demikian pendidikan mutlakn dilaksanakan, ditumbuhkan dan
dikembangkan.
1
Selain itu selama ini peran serta masyarakat terutama orang tua
siswa dalam penyelenggaraan pendidikan hanya terbatas pada
dukungan dana, padahal peran serta mereka sangat penting di dalam
proses-proses pendidikan antara lain pengambilan keputusan,
pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas (Wildan Najin Fiddin,
2008:1). Jadi untuk memajukan pendidikan, peran serta masyarakat
sangat dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterkaitan manajemen berbasis sekolah (MBS)
dengan pengambilan keputusan?
2. Apa saja ruang lingkup keterkaitan manajemen berbasis sekolah
(MBS) dalam pengambilan keputusan?
3. Apa tujuan keterkaitan manajemen berbasis sekolah (MBS)
dengan pengambilan keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keterkaitan manajemen berbasis
sekolah (MBS) dengan pengambilan keputusan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup keterkaitan manajemen berbasis
sekolah (MBS) dalam pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui tujuan keterkaitan manajemen berbasis
sekolah (MBS) dalam pengambilan keputusan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keputusan yang dapat pergunakan oleh kepala sekolah terlebih
dahulu harus dapat mengkaji dan mempertimbangkan mengenai
tujuan pengambilan keputusan, identifikasi masalah, faktor-faktor
intra maupun ekstra sekolah, serta sarana-sarana pengambilan
keputusan.
4
pengertian tersebut nampak bahwa pengambia keputusan
bukanlah merupakan kegiatan yang sepele atau mudah. Keputusan
lahir dari suatu proses panjang dan rumit, di mana di dalamnya
terjadi diskusi intensif, brain storming yang mendalam diiringi
analisis yang tajam dan interdisipliner. Fokus pengambilan
keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi
dengan memperoleh informasi seakurat mungkin sehingga dapat
menuntaskan permasalahan. Dalam implementasi MBS juga
dihadapi beberapa masalah seperti berbagai pihak terkait harus
bekerja lebih banyak daripada sebelumnya, kurang efisien (dalam
jangka pendek karena salah satu tujuan MBS adalah terjadinya
efisiensi pendidikan), kinerja kepala sekolah yang tidak merata,
5
merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan dan
merupakan pedoman untuk mengevaluasi hasilnya.
6
2) Penentu keputusan (Staff)
2. Masalah
5. Tujuan
7
c. Orientasi;
d. Alternatif-alternatif tandingan;
e.Tindakan
f. Waktu
1. Rational Model
Model ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas
sasaran maupun tingkat ketidakpastian teknis rendah. Pilihan
dipermudah oleh kinerja program dan standar operasional yang
disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah
dipelajari sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
2. Political Model
Model ini dipergunakan ketika tujuan diperebutkan oleh
berbagai kelompok kepentingan dan kepastian teknis tinggi dalam
kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar
menawar antara Pemain yang mengejar kepentingan mereka dan
manipulasi instrumen pangaruh yang tersedia.
3. Anarchy Model
Model ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau
konfliksitas saran maupun tingkat ketidakpastian teknik tinggi.
Keputusan terjadi melalui peluang dan waktu ketika ada masalah,
partisipan dan pilihan tepat serta solusi dilekatkan terhadap
persoalan dan persoalan dipilih oleh partisipan yang memiliki waktu
dan energi untuk melakukan hal tersebut.
4. Process Model
Model seperti ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau
konfliksi sasaran rendah sedangkan ketidakpastian teknisnya
8
tinggi. Ketika tujuan atau sasaran bersifat strategis dan jelas tetapi
metode teknis untuk mencapainya tidak pasti, pengambilan
keputusan menjadi proses dinamis yang ditandai dengan banyak
interupsi dan iterasi.
a. Manajemen Puncak
Manajemen puncak yaitu yang berkaitan dengan
perencanaan yang bersifat strategis;
b. Manajemen Menengah
Manajemen menengah ini menangani masalah pengawasan dan
kegiatan lebih banyak bersifat administratif;
c. Manajemen Tingkat Bawahan
Manajemen ini juga disebut sebagai manajemen operasional
yaitu yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hart.
2. Keputusan berdasarkan lingkungan
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi lingkungan.
1) Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi
jawaban atau hasil.
2) Keputusan yang akan diambil didukung oleh formasi atau data
yang lengkap sehingga hasil dari setiap tindakan yang dilakukan
dapat diramalkan secara akurat.
3) Pengambilan keputusan harus mengetahui secara pasti apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
9
C. Tujuan keterkaitan manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan
pengambilan keputusan
10
sumber daya lain untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh
sekolah yang bersangkutan. Terdapat empat tujuan MBS tersebut
yaitu:
1. meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia.
2. Partisipatif yakni meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
3. Akutabiltas yaitu meningkatkan pertanggungjawaban sekolah
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang
pendidikan yang akan dicapai.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan
adalah pengambilan keputusan. Seorang pimpinan sebagian besar
waktu perhatiannya, maupun pikirannya dipergunakan untuk mengkaji
proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi jabatan
seseorang dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan
keputusan menjadi tugas utama yang harus dilakukan. Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan akan
berpengaruh besar terhadap kelangsungan organisasi sekolah.
B. Saran
Kepada masyarakat, kepala sekolah, agar dapat memberikan
sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan baik yang tergabung
dalam organisasi perusahaan, dewan pendidikan, komite sekolah atau
lembaga-lembaga swadaya masyrakat dan sebagainya sehingga
percepatan pertumbuhan dan perkembangan dunia pendidikan di
Indonesia akan nampak dan membuahkan hasil yang juga untuk
masyarakat itu sendiri
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Robbins , Stephen P dan Timothy A.Judge. (2009). Organizational
Behavior. New Jersey: Pearson Education.
http://ejournal.pengambilan keputusan yang efektif bandung
alfabeta.ac.id/index.php/elhikmah/article/view/2243. Diakses pada
tanggal 20 Februari 2020
14