SECARA DARING
(PRAKTIKUM)
SHOFIA MAWADDAH
1
KATA PENGANTAR
efisien.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
V METODE WAWANCARA .............................................................. 35
A. Pengertian Metode Wawancara ............................................. 35
B. Tujuan dan Jenis Wawancara ................................................ 36
C. Tahapan Penyusunan Panduan Wawancara ......................... 37
D. Mengembangkan Instrumen Pedoman Wawancara .............. 37
E. Pengumpulan Data Secara Jarak Jauh .................................. 41
BAB VI PANDUAN PEMBUATAN GOOGLE FORM ........................ 42
A. Pengertian Google Form ........................................................ 42
B. Kegunaan Google Form ......................................................... 42
C. Cara Membuat Google Form .................................................. 42
4
BAB I PEMBUATAN INSTRUMEN NON TES
5
reabilitas sehingga dapat bermanfaat sebagai kegiatan
pendukung dalam keseluruhan dan keutuhan layanan
bimbingan konseling.
3. Menyusun dan mengembangkan instrumen assesmen untuk
keperluan bimbingan dan konseling
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki kreativitas dalam
menyusun instrumen baru ataupun mengadaptasi instrumen
yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi instrumen
yang valid dan reliabel.
4. Mengadministrasikan assesmen untuk mengungkap masalah-
masalah konseli
Mahaiswa diharapkan dapat bertanggungjawab terhadap
keseluruhan proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi hingga pengendalian dalam
pengadministrasian assesmen secara daring.
5. Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan
bimbingan dan konseling
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki kesediaan untuk
mengakses data dari berbagai dokumen seperti himpunan data,
sehingga pemahaman terhadap konseli dapat diperoleh secara
utuh.
6. Menggunakan hasil assesmen dalam pelayanan bimbingan
konseling dengan tepat
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki kearifan dalam
memberikan informasi dan menggunakan hasil assesmen
hanya untuk kepentingan konseli semata.
7. Menampilkan tanggungjawab profesional dalam praktik
assesmen
6
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki integritas dan mematuhi
kode etik dalam praktik assesmen.
B. Pengertian Instrumen
Instrumen dalam proses asesmen adalah alat bantu yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan mengungkapkan berbagai
fenomena, informasi atau kondisi sebenarnya yang terjadi (Milfayetty,
2011b). Tujuan penggunaan instrumen dalam proses asesmen adalah
agar asesmen dapat dilakukan secara sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Beberapa contoh bentuk instrumen asesmen non-tes dalam
Bimbingan dan Konseling, misalnya, survei, skala sikap, daftar cek
masalah, checklist pengamatan, pedoman wawancara, dan sosiometri.
Selanjutnya, perlu dipahami bahwa tidak semua jenis instrumen
cocok digunakan untuk semua jenis asesmen. Pemilihan instrumen
yang akan digunakan akan sangat bergantung pada data seperti apa
yang ingin diperoleh dan permasalahan seperti apa yang ingin dijawab
melalui proses asesmen tersebut.
7
Instrumen
Jenis
No Metode yang Tujuan Pengukuran
Data
dibutuhkan
a. Memperoleh informasi yang
bersifat faktual
b. Mengetahui keadaan diri atau
1 Survei Kuantitatif Kuesioner keadaan di luar diri responden
c. Mengetahui kondisi atau
kejadian di masa lalu atau
sedang terjadi
a. Memperoleh informasi yang
bersifat pendapat, persepsi
sikap, dan perasaan
responden
2 Skala Sikap Kuantitatif Skala Likert b. Mengetahui keadaan diri dan
keadaan di luar diri responden
c. Mengetahui kondisi atau
kejadian di masa lalu atau
sedang terjadi
a. Mengetahui perilaku yang
meliputi banyak aspek yang
sudah diketahui jenis objek
pengamatannya dan yang
tidak memerlukan penjelasan
Check list
Kuantitatif b. Mengetahui proses kejadian
Pengamatan
yang melibatkan banyak
aspek yang dapat diduga
Pengamatan
3 kemunculannya serta tidak
(Observasi)
memerlukan penjelasan
urutan kejadian
a. Mengetahui perilaku yang baru
diketahui kerangka garis
Pedoman besarnya saja
Kualitatif
pengamatan b. Mengetahui proses kejadian
yang baru diketahui kerangka
garis besarnya saja
a. Memperoleh informasi
mengenai keadaan faktual
responden secara mendalam
b. Mengetahui penjelasan
Pedoman
4 Wawancara Kualitatif mengenai keadaan diri dan
wawancara
keadaan di luar diri responden
c. Mengetahui kondisi atau
kejadian di masa lalu atau
sedang terjadi
8
D. Langkah-langkah Pembuatan Instrumen
Djaali dan Muljono (2008) menjelaskan bahwa dalam proses
pembuatan instrumen, terdapat 12 langkah yang harus dilalui, yaitu
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan utama penggunaan instrumen.
2. Mengidentifikasi variabel yang akan diukur.
3. Menentukan instrumen yang akan digunakan
4. Menjabarkan dimensi dan indikator tingkah laku yang
menggambarkan konstruk teoritis setiap variabel yang akan
diukur.
5. Menyusun kisi-kisi (blueprint) yang berisikan rangkuman
rancangan penyusunan butir instrumen sesuai dengan konstruk
teoritis setiap variable yang akan diukur.
6. Penulisan item-item instrumen
7. Mengembangkan panduan pengadministrasian, penskoran dan
penafsiran skor instrumen.
8. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh peneliti
sendiri dan oleh pendapat ahli di bidangnya.
9. Melakukan uji coba terhadap instrumen yang telah
dikembangkan yang bertujuan untuk mengetahui; (a) apakah
instrumen tersebut dapat diadministrasikan; (b) apakah setiap
butir instrumen yang telah dibuat dapat dipahami oleh subjek
penelitian; (c) mengetahui validitas; (d) mengetahui reliabilitas.
10. Perbaikan instrumen sesuai dengan hasil uji coba.
11. Penyusunan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk
memperoleh data yang akan digunakan.
9
E. Pengumpulan Data Jarak Jauh
Pengambilan data yang dilakukan secara jarak jauh mengikuti
kaidah dan aturan sesuai dengan penelitian secara tradisional pada
umumnya. Adapun pertimbangan untuk menggunakan teknik
pengumpulan data secara jarak jauh (contoh: menggunakan telepon,
panggilan video, platform online dan e-mail) dilakukan untuk alasan
efisiensi waktu, biaya dan keamanan (Mann & Stewart, 2000; Oltmann,
2016)
Beberapa perbedaan pokok antara pengumpulan data secara
jarak jauh dan langsung adalah terletak pada sarana yang digunakan,
cara penyampaian kepada responden serta cara mendapatkan
responden. Dalam pengumpulan data jarak jauh, sarana yang
digunakan adalah komputer yang tersambung dengan Internet atau
telepon. Cara pengambilan data dapat menggunakan platform online,
website atau panggilan telepon dan video. Sedangkan cara
mendapatkan responden dengan menggunakan teknik sampling yang
benar dan pemanfaatan nomor kontak atau e-mail pribadi.
10
BAB II METODE SURVEI
11
B. Tujuan dan Jenis Metode Survei
Adapun tujuan dari metode survei, yaitu
1. Memperoleh gambaran umum yang bermanfaat untuk membuat
perencanaan dan kebijakan publik (sensus).
2. Menerangkan atau menjelaskan keadaan (mempelajari suatu
fenomena).
3. Mengungkapkan fakta dan data diri individu atau sampel
populasi.
Ada beberapa kategori survei dilihat dari proses
pelaksanaannya dan perlakuan terhadap sampel, yaitu:
1. Survei Sekali Waktu (Cross-sectional Survei). Data hanya
dikumpulkan untuk waktu tertentu saja dengan tujuan
menggambarkan kondisi populasi.
2. Survei Rentang Waktu (Longitudinal Survei). Survei dilakukan
berulang untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena
dari waktu ke waktu.
3. Survei Tracking/Trend. Survei dilakukan pada populasi yang
sama namun dengan sampel berbeda untuk mengetahui
kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.
4. Survei Panel. Survei dilakukan terhadap sampel yang sama
untuk memahami suatu fenomena dari waktu ke waktu.
5. Survei Cohort. Survei dilakukan pada sekelompok populasi
yang spesifik untuk mengetahui perkembangan suatu fenomena
dari waktu ke waktu.
12
C. Tahapan Metode Survei
Secara umum survei dilakukan dalam beberapa tahapan seperti
pada gambar 2.1. di bawah ini:
13
Tabel 1. Contoh Format Kisi-Kisi Metode Survei
Total
No Dimensi Unsur-unsur Data Nomer Aitem
Aitem
Nama, nomor induk,
kelas, jenis kelamin,
Identitas tempat dan tanggal lahir, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
1 10
responden alamat, suku, agama, 8, 9, 10
hobi dan anak ke berapa
di dalam keluarga
Nilai ulangan, nilai
kegiatan ekstrakulikuler,
2 Prestasi Belajar nilai ujian akhir, nilai yang 11, 12, 13, 14,15 5
menonjon dan nilai yang
kurang menonjol
Total 15
14
Misal : “Menurut pendapat Anda, apakah tantangan yang
paling sering dihadapi saat belajar matematika?”
15
Apakah yang dimaksud “di sini” adalah bangunan, rumah
atau yang lain? Arti kata “di sini” harus dijelaskan dan
konsisten.
c. Hindari pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu
tujuan atau pengertian.
Misal : “Jelaskan bagaimana perasaan Anda belajar di
sekolah ini dan rencana Anda selanjutnya?. Lebih baik
pertanyaan ini dipisah menjadi, “Jelaskan perasaan Anda
belajar di sekolah ini” dan, “Jelaskan rencana Anda ke
depan”.
d. Hindari pertanyaan yang mengandung arahan atau
sugesti jawaban.
Misal : “Pada jam istirahat, apakah Anda pergi ke kantin
atau ke tempat lain?”. Sebagai gantinya bisa
menanyakan pertanyaan yanglebih netral, “Apa yang
Anda lakukan saat jam istirahat?”
e. Pertanyaan harus berlaku untuk semua respoden.
Misal : “Sebutkan rencana pilihan program studi Anda ke
Perguruan Tinggi?” Ternyata dia berencana tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Seharusnya
ditanyakan terlebih dahulu “Apakah Anda berencana
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi?” Kalau
jawabannya “Ya” lalu ditanyakan “rencana program studi
pilihan”
16
a. Apakah terdapat pertanyaan tertentu yang perlu dihilangkan.
Pertanyaan tertentu mungkin tidak relevan untuk responden
yang diteliti, oleh karena itu perlu dihilangkan.
b. Apakah terdapat pertanyaan tertentu yang perlu ditambahkan.
Pertanyaan tertentu mungkin terlupa atau muncul pernyataan
yang relevan yang perlu ditambahkan.
c. Apakah setiap pertanyaan sudah dapat dimengerti dengan baik
oleh responden dan dipahami dengan mudah.
d. Apakah urutan pertanyaan perlu diubah.
e. Apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan
mengubah pilihan kata yang digunakan.
Untuk penentuan jumlah responden pretest tidak ada patokan
pasti dan tergantung pada homogenitas responden.
Untuk pretest biasanya sebanyak 30 - 50 orang sudah mencukupi
dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan
responden yang akan sesungguhnya diteliti.
17
ini memiliki kekurangan, yaitu besar kemungkinan kuesioner
tidak dikembalikan oleh responden.
3. Kuesioner dikirim melalui email. Peneliti dapat memanfaatkan
aplikasi yang tersedia seperti Google Form atau Survey
Monkey, lalu kemudian melampirkan link formulir online tersebut
ke email yang akan dikirim. Atau peneliti dapat menjadikan file
kuesioner sebagai lampiran dalam bentuk Ms. Word atau Ms.
Excel agar mudah diisi.
18
III METODE SKALA SIKAP
19
2. Skala Likert digunakan untuk mengukur kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek, yang
jenjangnya bisa tersusun atas beberapa tingkat
persetujuan.
Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri
dari 5 pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju
(SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS). 5 pilihan tersebut
diantaranya adalah :
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Ragu-ragu (RG)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setu (STS)
Selain gradasi Persetujuan, dapat juga digunakan pada
beberapa jenis gradasi tentang sikap dan pendapat. Seperti :
1. Sangat Suka
2. Suka
3. Netral
4. Tidak Suka
5. Sangat Tidak Suka
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
1. Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4),
ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik
(1)
2. Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2),
ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/
baik (5).
20
C. Tahapan Penyusunan Skala Sikap
Adapun tahapan dalam penyusunan instrumen skala sikap,
yaitu:
1. Menyusun Kisi-kisi
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
mendefinisikan variabel secara operasional. Variabel yang telah
ditentukan dipecah ke dalam beberapa sub variabel yang lebih kecil
atau dimensi dari variabel yang akan diukur. Selanjutnya
mendefinisikan indikator perilaku setiap dimensi yang kemudian
dituangkan ke dalam kisi-kisi skala sikap Likert (Suryabrata, 2000).
Berikut contoh format kisi-kisi untuk metode skala sikap Likert:
21
Tabel 3.1. Format Kisi-kisi Skala Sikap Likert
Indikator Pernyataan Komponen Sikap Total
No Dimensi
perilaku Aitem Favourable Unfavourable Aitem
Pernyataan
Indikator Favourable 1
perilaku 1 Pernyataan
1 Dimensi 1 1, 4 2 3
Unfavourable 1
Indikator Pernyataan
perilaku 2 Favourable 2
Indikator Pernyataan
perilaku 1 Favourable 1
2 Dimensi 2 3 5 2
Indikator Pernyataan
perilaku 2 Unfavourable 1
Total Aitem 5
22
c. Hindari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari
satu arti.
Contoh: Penampilan dosen pengampu mata kuliah
asesmen BK teknik non-tes sangat menarik.
Kata penampilan memiliki makna ganda, yaitu dapat
diartikan sebagai penampilan fisik dan dapat pula
penampilan pengajaran.
d. Hindari pernyataan yang tidak relevan dengan obyek
psikologis yang sedang dibahas.
Contoh: Saya tidak menyukai sikap dosen pengampu mata
kuliah asesmen BK teknik non-tes.
Sikap dosen tidak termasuk ke dalam dimensi ataupun
indikator yang sedang diukur.
e. Hindari pernyatan yang cenderung didukung atau ditolak
semua orang.
Contoh: Belajar asesmen BK teknik non-tes sama seperti
belajar metode pengukuran dalam penelitian.
Sebagian besar responden mungkin akan menjawab setuju
terhadap pernyatan di atas.
f. Pilih pernyataan dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan
langsung.
Contoh: Saya mampu mengerjakan soal ujian mata kuliah
asesmen BK teknik non-tes dengan baik.
g. Pernyataan harus pendek, tidak lebih dari 20 kata.
Contoh: Saya bisa memahami materi mata kuliah asesmen
BK teknik non-tes dengan mudah.
h. Setiap pernyataan harus memuat hanya satu topik pikiran.
Contoh: Cara mengajar yang diberikan tidak menarik.
23
i. Hindari pernyatan dengan kata-kata selalu, semua, tidak
pernah, dan tidak.
Contoh: Dosen mata kuliah asesmen BK teknik non-tes
selalu datang tepat waktu.
j. Kata-kata hanya, cuma, dan kata lainnya dengan arti mirip
harus digunakan dengan hati-hati.
Contoh: Hanya mahasiswa yang pintar saja yang bisa
mendapatkan nilai A pada mata kuliah ini.
k. Bila memungkinkan, pernyataan disampaikan dalam bentuk
kalimat sederhana, tidak dalam bentuk kalimat kompleks.
Contoh: Belajar asesmen BK teknik non-tes tidak ada
gunanya untuk saya.
l. Hindari menggunakan kata-kata dalam pernyataan yang
mungkin tidak dimengerti oleh semua target responden.
Contoh: Saya menyukai semua mata kuliah yang ada di
jurusan PPB/BK.
Singkatan PPB/BK belum tentu dimengerti oleh semua
orang kecuali arti singkatan ini telah dijelaskan pada
pernyataan sebelumnya.
m. Hindari menggunakan kalimat negatif ganda.
Contoh: Tidak adanya umpan balik yang diberikan pada
tugas kelompok, menurunkan semangat belajar saya.
Setelah butir-butir pernyataan tersusun, langkah selanjutnya
adalah mengkonsultasikan pada ahli atau kalibrasi ahli untuk
direview.
24
3. Pretest atau Uji Coba
Uji coba instrumen dilakukan sebelum kuesioner skala sikap
diberikan kepada responden. Tujuan dari uji coba instrumen ini
adalah untuk menghindari pernyataan yang kurang jelas
maksudnya, menghilangkan kata-kata yang sulit dijawab, serta
mempertimbangkan penambahan dan pengurangan item
berdasarkan hasil perhitungan validitas dan reliabilitasnya.
Untuk penentuan jumlah responden uji coba tidak ada patokan
pasti dan tergantung pada homogenitas responden. Untuk uji
coba biasanya sebanyak 30 - 50 orang sudah mencukupi dan dipilih
responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden
yang akan sesungguhnya diteliti.
a. Uji Validitas Skala Likert
Uji Validitas skala likert menggunakan uji validitas Pearson
Product Moment. Pada prinsipnya, uji ini mengkorelasikan
atau membandingkan antara masing-masing skor aitem
dengan skor total yang diperoleh dari jawaban responden.
Perhitungan uji validitas ini dapat menggunakan bantuan
SPSS.
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji ini, yaitu:
1) Jika nilai r hitung > r tabel, maka aitem soal dinyatakan
valid.
2) Jika nilai r hitung < r tabel, maka aitem soal dinyatakan
tidak valid.
25
b. Uji Reliabilitas Skala Likert
Uji Reabilitas skala likert menggunakan uji reliabilitas Alpha
Cronbach. Perhitungan nilai angka Alpha Cronbach dapat
dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS.
Adapun dasar pengambilan keputusan, yaitu:
1) Jika nilai r hitung > 0.6, maka dapat kuesioner skala
dinyatakan reliabel.
2) Jika nilai r hitung < 0.6, maka kuesioner skala dinyatakan
tidak reliabel
26
IV METODE OBSERVASI
27
Kegiatan observasi dapat dilaksanakan dalam berbagai situasi
seperti kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi/kerja kelompok,
tanya jawab, ataupun melakukan pengamatan lewat film/video.
28
bertanggung jawab terhadap hasil dari objek yang sedang
diteliti.
2. Observasi Non-Partisipatif
Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik observasi
partisipatif, dimana observer tidak ikut terlibat dalam kegiatan
observasi, melainkan hanya sebagai pengamat dari luar yang
menilai atau melihat dari jauh.
29
1. Menyusun Kisi-kisi
Adapun format kisi-kisi yang dapat digunakan untuk menyusun
panduan observasi, yaitu:
a. Lembar Ceklis
Lembar ceklis berisikan daftar perilaku yang ingin diamati
berdasarkan hasil penjabaran dimensi variabel yang
hendak diukur.
30
Adapun format yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
Pengamatan
No Indikator Perilaku Responden 1 Responden 2 Responden 3
A B C A B C A B C
Merespon saat
1 v v v
dipanggil Namanya
Mengerti satu
2 v v v
instruksi gurunya
Mengingat nama
3 v v v
temannya
Keterangan:
A, B, dan C adalah kategori kemunculan perilaku yang
telah disepakati sebelumnya. Kategori dapat disesuaikan
dengan perilaku yang sedang diamati.
A: Bisa
B: Bisa dengan bantuan
C: Tidak bisa
31
Sebagai contoh: Kategori kadang-kadang di cek jika
kemunculan perilaku sebanyak 2 kali, dan kategori sedang
di cek jika kemunculan perilaku lebih dari 5 kali).
Berikut adalah format lembar skala jenjang:
Nama :
Tanggal :
Lokasi :
Kadang-
No Indikator Perilaku Tidak Pernah Selalu
kadang
Meminta maaf saat
1 V
berbuat salah
Mengucapkan terima
2 kasih saat dibantu V
temannya
Menawarkan bantuan
3 V
kepada temannya
32
Indikator Interval Waktu
No Keterangan
Perilaku 9.00 9.05 9.10 9.15 9.20 9.25
Memukul
Memukul
1 KD TA S TA S KD anto, sani
temannya
dan toni
Meneriaki Meneriaki
2 KD KD TA TA S KD
temannya anto dan toni
Keterangan:
TA: Tidak ada
KD: Kadang-kadang (Kemunculan < 2 kali)
S: Sering (Kemunculan > 2 kali)
33
E. Pengumpulan Data Secara Jarak Jauh
Metode observasi dapat dilakukan secara jarak jauh dengan
merekam kegiatan atau peristiwa yang ingin diamati. Selanjutnya
observer melakukan pengamatan berdasarkan hasil rekaman
tersebut.
Kekurangan dari pengumpulan data secara jarak jauh adalah
metode observasi yang dapat dilakukan sifatnya terbatas, yaitu
hanya metode observasi non-partisipatoris dimana observer tidak
terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh responden.
Dalam praktikum mata kuliah Asesmen BK Teknik Non-Tes
secara daring ini, metode observasi akan dilakukan dengan
mengamati perilaku dari film atau video.
34
V METODE WAWANCARA
35
Disarankan bagi peneliti untuk membuat pedoman wawancara
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur merupakan
perpaduan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur
dimana peneliti memiliki pedoman wawancara yang telah disusun,
dan saat melakukan wawancara dapat menyesuaikan pertanyaan
lanjutan secara bebas. Sehingga wawancara menjadi lebih hidup,
bebas, dan berkembang, namun tetap mengarah pada pokok topik
yang ingin digali.
36
C. Tahapan Penyusunan Panduan Wawancara
Adapun tahapan penyusunan panduan wawancara, yaitu:
3. Penentuan masalah yang akan diamati
4. Identifikasi aspek-aspek pengukuran dari variabel yang
akan diamati
5. Pembuatan kisi-kisi pedoman wawancara
6. Penyusunan pedoman wawancara berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat
7. Uji coba instrumen pedoman wawancara
8. Perbaikan pedoman wawancara berdasarkan hasil uji
coba
37
9. Menyusun Kisi-kisi
Di bawah ini adalah contoh format kisi-kisi untuk membuat
pedoman wawancara.
Indikator Total
No Dimensi Pertanyaan
Perilaku Aitem
Jenis Pertanyaan 1
Perundungan
1 Perundungan 3
Penyebab Pertanyaan 2
Dampak Pertanyaan 3
Strategi Pencegahan Pertanyaan 4
2 2
Penanganan Penanganan Pertanyaan 5
Total Aitem 5
38
Pedoman Wawancara
Wawancara ke :
Tujuan :
Nama Responden :
Tanggal :
Lokasi :
Nama Pewawancara :
No Pertanyaan Jawaban
Bagaimana pendapat Anda mengenai kasus
perundungan yang terjadi baru-baru ini?
1 a. Bentuk perundungan yang terjadi
b. Pelakunya
c. Korbannya
Menurut pengamatan Anda, mengapa hal ini
bisa terjadi?
2
a. Akar masalah
b. Faktor penyebab
Menurut pendapat Anda, apa dampak dari
kasus perundungan ini?
a. Bagi korban
3 b. Bagi pelaku
c. Bagi pihak guru
d. Bagi pihak orang tua
e. Bagi pihak sekolah
Kesimpulan/ Catatan:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
39
10. Menulis Aitem Pertanyaan
Rahardjo dan Gudnanto menjelaskan bahwa hal-hal yang
perlu diperhatikan saat menulis aitem pertanyaan wawancara, yaitu:
a. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah
dipahami.
b. Hindari istilah-istilah yang bersifat teknis. Misalnya:
Bagaimana pendapat Anda mengenai need of
achievement siswa Anda?. Sebaiknya kalimat disusun
menjadi, Bagaimana pendapat Anda mengenai
keinginan berprestasi siswa Anda?
c. Hindari pernyataan yang sifatnya sugestif atau
memberikan indikasi mengenai jawaban ideal yang
diharapkan. Misalnya: Apa siswa Anda sering berkelahi
di kelas?. Sebaiknya pertanyaan disusun menjadi,
Bagaimana pergaulan siswa-siswa Anda di kelas?.
40
b. Relevan
Pedoman wawancara dikatakan relevan apabila
informasi yang diperoleh saat wawancara sesuai
dengan tujuan dan topik yang ditentukan dalam kisi-kisi
pedoman wawancara yang telah di susun.
c. Tidak mengandung bias
Pedoman wawancara dikatakan tidak mengandung bias
apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak
bersifat sugestif, mengarahkan, menghakimi,
memberikan kemungkinan jawaban yang sempit atau
tertutup serta tidak mengandung unsur praduga.
d. Komunikatif
Pedoman wawancara dikatakan komunikatif apabila
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mudah dan cepat
dimengerti oleh responden.
41
BAB VI PANDUAN PEMBUATAN GOOGLE FORM
42
2. Langkah 2: Membuat Form Baru
Terdapat beberapa cara untuk membuat formulir baru, yaitu:
43
b. Dari drive.google.com, klik New > Lainnya. Di samping
Google Forms, arahkan ke Panah kanan dan klik Blank
form or From a template.
44
f. Gunakan kotak dropdown di bawah isian pertanyaan
untuk memilih jenis pertanyaan, seperti pilihan ganda,
kotak centang, jawaban singkat, dan lainnya.
45
3. Langkah 3: Menyebarkan Google Form
Jika Google Form sudah selesai dibuat, terdapat beberapa
cara untuk menyebarkan atau mengirimkannya kepada
responden. Diantaranya yaitu dengan mengirimkannya melalui
email, menyalin dan menempelkan tautan dalam pesan chat,
menyematkannya di situs web atau berbagi tautan di media
sosial. Cara mengirimkan Google Form, yaitu:
a. Dikanan atas, klik Kirim.
b. (Opsional) Untuk mengumpulkan alamat email: Jika
pendengar formulir terbatas pada organisasi Anda,
periksa secara otomatis kumpulkan alamat email
organisasi responden Anda. Jika Anda
mendistribusikan formulir secara eksternal, periksa
Kumpulkan alamat email.
46
e. Link-Klik Link ‘insert link’. Anda dapat mempersingkat
URL. Klik Salin dan tempel tautan ke obrolan,
percakapan, atau email.
f. Konten situs web-Klik kode Embed. Anda dapat
menentukan dimensi bingkai sebaris. Klik Copy dan
paste HTML ke dalam website atau blog Anda.
g. Untuk mengirimkan Forms Anda pada disosial media
yang Anda miliki Anda tinggal Klik salah satu ikon media
sosial.
47
d. Untuk melihat data secara individual, klik tab
“Individual”
e. Klik logo Spreadsheet di kanan atas untuk
mendownload hasil data formulir yang terkumpul
dalam bentuk spreadsheet
48
DAFTAR PUSTAKA
Kusaeri, K., Sutini, S., Suparto, S., & Wardah, F. (2019). The validity
and inter-rater reliability of project assessment in
mathematics learning. Beta: Jurnal Tadris Matematika, 12(1),
1-13.
49
Rahardjo, S & Gudnanto. (2016). Pemahaman Individu: Teknik Non
Tes. Jakarta: Prenadamedia Group.
50