Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

MASA MAGANG

DI SUSUN OLEH
ANIFAH, S.Psi

YAYASAN MENTARI INDONESIA JAYA


2020
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis
mampu menyelesaikan laporan pertanggung jawaban selama magang di Yayasan
Mentari Indonesia ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan gambaran tentang apa saja yang sudah penulis lakukan selama masa
magang ini, sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk proses selanjutnya.
Penulis tentunya tidak akan dapat menyelesaikan seluruh laporan ini tanpa
adanya bantuan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dengan segenap
syukur penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Orangtua dirumah yang selalu mendukung serta memberikan doa-doa terbaiknya
2. Teman-teman yang selalu bersedia menjadi tempat untuk berbagi dalam suka
maupun duka
3. Kucing-kucingku sayang, Pipo, Ucrit, Oyeng. Aku sayang kalian
4. Bapak H. Nurdjaya, S.H dan Ibu Rini Nuryaningsih, S.E., yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk bekerja di Yayasan Mentari
Indonesia Jaya.
5. Ibu Elza Puspa Mardiani, S.H., selaku Kepala Bagian Kepegawaian yang telah
memberikan arahan serta bimbingan selama ini
6. Ibu Azkiya Banata, S.Si., selaku Sekretaris Kelembagaan dan ISO serta rekan
seruangan yang telah banyak berbagi pengalaman
7. Ibu Ferina Amalia, S.H., selalu rekan HRD yang telah banyak membantu penulis
selama melakukan masa magang
8. Seluruh teman-teman Yayasan Mentari Indonesia Jaya
Penulis menyadari bahwa selama masa magang ini, penulis masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karenanya mohon bimbingan dan masukannya untuk menjadi
lebih baik kedepannya.

Bekasi, 07 September 2020

Anifah, S.Psi
Tes Psikologi sebagai alat Rekrutmen
Karyawan merupakan bagian vital dari sebuah perusahaan atau organisasi,
supaya dapat berjalan dengan baik, sebuah perusahaan atau organisasi hendaknya dapat
menerapkan prinsip ”the right man in the right place”. Dalam pengaplikasiannya,
menempatkan seseorang pada tempat yang tepat memerlukan proses rekrutmen yang
cukup panjang. Mulai dari proses screening surat lamaran, melakukan proses
pemanggilan, psikotes untuk menggali kompetensi yang dimiliki oleh kandidat, dan
diakhiri dengan wawancara. Rekrutmen sendiri bertujuan untuk memastikan bahwa
mereka yang masuk ke dalam perusahaan atau organisasi memiliki kapabilitas serta
motivasi yang diperlukan oleh perusahaan.
Untuk dapat menggali kompetensi yang memang dibutuhkan berdasarkan
jobdesc yang telah ditetapkan, maka dibutuhkan alat-alat yang memiliki validitas serta
reliabilitas yang andal. Untuk dapat dikatakan valid dan reliabel maka sebuah alat tes
haruslah telah terstandarisasi atau dengan kata lain alat tersebut haruslah sudah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Selain itu proses pengadministrasian alat tes dalam sebuah
proses rekrutmen juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Pemberian
instruksi yang tidak tepat akan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah tes. Hal lain yang
tidak kalah penting untuk diperhatikan dan dilakukan dengan sangat teliti adalah proses
skoring dan penginterpretasian dari hasil tes, karena hasil akhir inilah yang akan
menentukan seseorang untuk masuk ketahap selanjutkan atau tidak.
Alat tes psikologi yang dapat digunakan untuk menggali kompetensi psikologis
yang dibutuhkan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari aspek apa yang memang
kita butuhkan. Misalnya untuk menggali daya tangkap seseorang maka alat tes yang
dapat digunakan adalah atas tes Intelegensi, beberapa contohnya adalah CFIT, IST,
Binet, serta Wescler, dll. Untuk dapat menggali kepribadian seseorang maka alat tes
yang dapat digunakan adalah alat tes inventori dan grafis. Alat tes inventori disini
contohnya adalah DISC, PAPI KOSTICK, MMPI, EPPS, PAULI, KRAEPLIN, MBTI
dll. Sedangkan untuk tes grafis beberapa contohnya adalah WARTEGG, KHTP, HTP,
DAM, BAUM, RORSCHACH, dll. Jika ingin menggali minat seseorang makan dapat
menggunakan RMIB, jika bakat yang ingin digali maka dapat menggunakan TKD.
Berikut ini beberapa penjelasan rinci mengenai alat tes yang memang sering digunakan
dalam proses rekrutmen bidang industri dan organisasi :
1) Tes Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Beberapa alat yang dapat
digunakan untuk mengukur intelegensi antara lain sebagai berikut :

a) CFIT (Culture Fair Intellegent Test Scale)


Merupakan tes perseptual (non verbal) yang dibuat oleh Raymond B.
Cattel dan Karen S. Cattel yang kemudian diterbitkan oleh Institute of
Personality and Ability Testing (IPAT), Amerika tahun 1949. Di Indonesia
sendiri, CFIT diadopsi dan dikembangkan oleh Universitas Indonesia pada tahun
1975. Tujuan penggunaan tes CFIT secara umum adalah untuk mengukur IQ.
Terdapat 3 skala CFIT, yakni CFIT Skala 1 yang diperuntukkan bagi anak-anak
usia 4-8 tahun, CFIT Skala 2 yang diperuntukkan bagi anak usia 8-15 tahun,
serta CFIT skala 3 yang diperuntukkan bagi usia >15 tahun. Total waktu yang
diperlukan dalam setiap pengerjaan tes CFIT Skala 2 dan Skala 3 adalah 12,5
menit. Tes ini terdiri atas 4 subtes dengan waktu yang berbeda-beda dalam
setiap subtesnya.
No Persoalan Waktu Mengukur
1 Series 3 Sitematika Berpikir
menit Kemampuan berpikir runtut untuk memahami
rangkaian permasalahan yang
berkesinambungan
2 Classificatio 4 Ketajaman diferensiasi
n menit Kemampuan mengamati hal-hal detil secara
tajam dan berpikir kritis untuk
mengidentifikasi permasalahan
3 Matrices 3 Asosiasi
menit Kemampuan analisa untuk menghubungkan
dua atau leih permasalahan yang serupa
4 Condition 2,5 Pemahaman konsep
menit Kemampuan memahami prinsip untuk
diterapkan ke dalam situasi yang berbeda

b) IST (Intellegenz Structure Test)


Tes ini dibuat oleh Amthaeur yang diawali keinginan untuk menggali
dan mengukur intelegensi secara sendiri terlepas dari aspek kepribadian.
Pandangan ini didasari oleh teori faktor, yakni bahwa untuk mengukur IQ
seseorang diperlukan suatu rangkaian baterai test yang terdiri dari subtes-subtes.
Antara subtes satu dengan lainnya ada yang saling berhubungan karena
mengukur faktor yang sama, tapi ada juga yang tidak berhubungan karena
masing-masingnya mengukur faktor khusus. Sedangkan kemampuan seseorang
itu merupakan penjumlahan dari seluruh skor subtes-subtes. IST terdiri dari 9
subtes dengan total 176 soal, setiap subtes memiliki waktu pengerjaan serta
isntruksi yang berbeda-beda.
No Persoalan Waktu Mengukur
1 SE 6 Pembentukan keputusan, common
(Satzaergaenzung) menit sense (memanfaatkan pengalaman
masa lalu), penekanan pada praktis-
konkrit, pemaknaan realistas, dan
berpikir secara berdikari/mandiri.
2 WA 6 Kemampuan bahasa, perasaan empati,
(Wortauswahl) menit berpikir induktif menggunakan
bahasa, dan memahami pengertian
bahasa
3 AN (Analogie) 7 Kemampuan fleksibilitas dalam
menit berpikir, daya mengkombinasikan,
mendeteksi dan memindahkan
hubungan-hubungan, serta kejelsan
dan konsekuensi dalam berpikir
4 GE 8 Kemampuan untuk menyatakan
(Gemeinsamkeiten) menit pengertian akan sesuatu dalam bentuk
bahasa, membentuk suatu pengertian
atau mencari inti persoalan, serta
berpikir logis dalam bentuk bahasa
5 RA 10 Kemampuan berpikir praktis dalam
(Rechnaufgaben) menit berhitung, berpikir induktif,
reasioning, dan kemampuan
mengambil kesimpulan
6 ZR 10 Cara berpikir teoritis dengan hitungan,
(Zahlenreihen) menit berpikir induktif dengan angka-angka,
serta kelincahan dalam berpikir
7 FA 7 Kemampuan dalam membayangkan,
(Figurenauswahl) menit kemampuan mengkosntruksi (sintesa
dan analisa), berpikir konkrit
menyeluruh, serta memasukkan bagian
pada suatu keseluruhan.
8 WU 9 Daya bayang ruang, kemampuan tiga
(Wuerferlaufgaben) menit dimensi, analitis, serta kemampuan
konstruktif teknis.
9 ME (Merkaufgaben) 3+6 Kemampuan mengingat, konsentrasi
menit yang menetap dan daya tahan

2) Tes Kepribadian
Tes kepribadian adalah sebuah tes yang meneliti jenis dan karakter kepribadian
seseorang dalam berbagai aspek, termasuk aspek kognitif dan aspek emosi. Tes
kepribadian ini sering dipakai dalam tes rekrutmen karyawan, penjurusan sekolah,
dll. Dalam tes kepribadian,di kenal dua karakter tes, yaitu projectie character
(proyektif) dan non projective character (non proyektif). Tes non proyektif atau
biasa disebut juga tes inventori, merupakan alat tes kepribadian yang disusun
dengan tidak mempertimbangkan adanya proyeksi. Adapun perbedaan keduanya
adalah sebagai berikut :
 tes yang mengungkapkan aspek-aspek psikologis seseorang, dimana individu
memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk
mengungkapkan apa yang ada di bawah sadar, alatnya berupa kartu gambar atau
kertas. Contoh dari tes grafis adalah WARTEGG, TAT, RORSCHACH,
BAUM, DAP, HTP, dan sebagainya.
 tes non proyektif atau inventori merupakan jenis tes untuk mengukur
kepribadian seseorang dengan item tes yang bersifat pilihan dan cenderung
memaksa (force choice). Tes inventori adalah tes-tes yang terutama
menggunakan paper and pencil. Selain itu, tes inventori merupakan self-report
quetionnare, untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat,
sikap, dan nilai-nilai. Contoh dari tes ini adalah: MMPI, EPPS, PAPI KOSTIK,
DISC, dan sebagainya.

a) Tes Inventori
Alat tes atau alat ukur yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang disusun
secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang
seseorang. Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian
seperti minat, penyesuaian diri, motivasi dan prasangka.

1) DISC (Dominace, Influence, Steadiness, and Compliance)


Pada tahun 1926 William Moulton Martson mengembangkan teori
kepribadian yang pada akhirnya melahirkan DISC (Dominace, Influence,
Steadiness, dan Compliance). DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan
militer dan secara luas sebagai bagian dari proses penerimaan tentara Amerika
Serikat pada tahun-tahun menjelang perang dunia II. Setelah keandalannya
terbukti, barulah DISC digunakan digunakan untuk proses rekrutmen yang lebih
umum.Tujuan dari penggunaan tes DISC adalah untuk mengukur kepribadian
atau assesment tools yang bertujuan untuk mengukur perilaku kerja seseorang
yang didasarkan pada 4 tipe kepribadian, yakni : Dominance, Influence, Steady,
dan Compliance.
 Dominance
Individu ini suka tantangan, memberi keputusan yang cepat, berani
berkonflik, percaya diri dan memiliki visi yang besar untuk mengubah
lingkungannya, individu ini akan menjadi tipe yang baik bagi diri sendiri
maupun orang lain jika keadaan mendesak dan akan menjadi dominan,
kurang komunikatif dan kurang memiliki pendekatan emosional kepada
lingkungannya. Kelebihan : Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses,
memiliki daya juang yang tinggi dalam mencapai tujuan, pengambil resiko,
pemecah masalah, inisiatif, ambisius. Kekurangan : Agresif dalam kondisi
tertentu, temperamental, tidak menyukai rutinitas, sulit mempercayai orang
lain.

 Influence
Memiliki ciri suka berhubungan dengan orang lain, dapat berkomuniaksi
dan bekerja dengan orang lain dengan baik, selalu antusias dan semangat,
percaya kepada orang lain dan sangat menghargai orang lain. Individu ini
sering menajadi inspirasi untuk orang laindan sangat menghargai orang lain.
Individu ini sering menjadi inspirasi untuk orang disekitarnya dan selalu
nyaman ketika didalam kelompok. Individu ini tidak menyukai penolakan
dari lingkungan, terkadang ceroboh dan tidak rapi atau teliti. Kelebihan :
Senang bersosialisasi, optimis, persuasif, mudah percya dan antusias.
Kekurangan : Impulsif, emosional, orientasi pada hasil, terkadang hanya
ingin mendengar yang ingin dia dengar.

 Steadiness
Memiliki ciri-ciri sabar, tekun dan penuh perhatian. Pembawaannya
tenang dan pendiam, tidak mudah bosan terhadap pekerjaan rutin. Menyukai
ketenangan, tidak menyukai konflik dan menyukai lingkungan tidak banyak
perubahan, namun individu ini selektif dalam memilih teman, tidak
menyukai perubahan yang mendadak dan cenderung keras kepala jika sudah
memiliki pendirian. Kelebihan : sabar, pendengar yang baik, memiliki
ketertarikan pada masalah dan perasaan orang sekitarnya. Pekerja yang stabil
dengan konsentrasi yang kuat. Ia juga mampu menyelesaikan pekerjaan
hingga tuntas. Kekurangan : sulit berubah dan menghindari konflik.

 Compliance
Memiliki ciri menyukai hal yang berkaitan dengan detail, mengikuti
prosedur dan tangung jawab. Jika berada dalam kelompok, individu ini
memiliki banyak pertimbangan, kritis, menyukai kesempurnaan, memiliki
standar pekerjaan, dan akan serius untuk mewujudkannya. Namun kelompok
individu ini lambat dalam mengambil keputusan, kurang dapat menerima
kritik dan kurang dapat menerima perubahan lingkungan. Kelebihan : Patuh
pada peraturan, akurat, sistematis, selalu mencari fakta, memiliki daya
anamlitikal yang cukup tinggi, mementingkan adat dan etika. Kekurangan :
Kurang memiliki ambisi, terlalu kaku mengikuti prosedur dan peraturan.
Cenderung menyerah jika menemui konflik, sulit bekerja di bawah tekanan,
kurang dapat menyelesaikan konflik (cenderung menghindar).

2) PAPI KOSTICK
Saat ini, khususnya di Indonesia, tes papi kostick banyak digunakan dalam
lingkup HRD disuatu perusahaan atau organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes
kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi.
Dalam lingkup psikologi diketahui bahwa papi kostick mengukur role dan need
individu dalam kaitannya dengan situasi kerja, maka dengan mempelajari papi
kostick kita sebagai SDM yang berkontribusi dalm bidang psikologi dan diagnostik
akan dapat memperoleh banyak informasi mengenai profil individu baik dari segi
tipologi kepribadiannya, maupun dalam konteks pekerjaannya.
No Bidang Aspek Skor
1 Work Direction (N) Need to finish < 3 = menunda atau menhindari
(Arah Kerja) task : Kebutuhan pekerjaan
menyelesaikan 3-4 = berhati-hati atau ragu
tugas secara mandiri dalam bekerja
5-6 = cukup bertanggung jawan
pada pekerjaan
7-9 = tekun, tanggung jawab
tinggi
(G) Hard Intense 3-4 = bekerja untuk kesenangan
Worked : Peran saja, bukan hasil optimal
Kerja Keras 5-7 = kemauan bekerja keras
tinggi
8-9 = selalu bekerja keras
(A) Need to achieve 0-5 = ketidakpastian tujuan,
: Kebutuhan kepuasan dalam suatu pekrjaan,
Berprestasi tidak ada usaha lebih
6-9 = tujuan jelas, kebutuhan
sukses dan ambisi tinggi
2 Leadership (L) Leadership Role 5-9 = tingkat dimana seseorang
(Kepemimpinan) : Peran memproyeksikan dirinya sebagai
Kepemimpinan pemimpin, dimana ia mencoba
menggunakan orang lain untuk
mencapainya
4-0 = cenderugn tidak secara
aktif menggunakan orang lain
dalam bekerja
(P) Need to Control 5-9 = tingkat kebutuhan untuk
Other : Kebutuhan menerima tanggung jawan orang
mengatur orang lain lain, menjadi orang yang
bertanggung jawan
4-0 = menurunnya keinginan
untuk bertanggung jawab pada
pekerjaan dan tindakan orang
lain.
(I) Ease in decision 0-2 = ragu, menolak mengambil
making : Peran keputusan
membuat keputusan 3-4 = berhati-hati membuat
keputusan
5-7 = berhati-hati, lancar dan
mudah mengambil keputusan
8-9 = tidak ragu dalam
mengambil keputusan
3 Activity (T) Pace : Peran < 4 = melakukan segala sesuatu
(Aktivitas Kerja) sibuk menurut kemauannya sendiri
5-6 = tergolong aktif secara
internal dan mental
(V) Vigorous type : < 5 = cenderung pasif
Peran penuh 6-7 = aktif secara fisik,
semangat cenderung sportif
8-9 = tidak mudah menyerah
4 Social Nature (O) Need for < 3 = tidak suka hubungan
(Relasi Sosial) closeness and perorangan
affection : 3-4 = sadar akan hubungan
Kebutuhan perorangan, tapi tidak terlalu
kedekatan dan kasih tergantung
sayang 5-9 = sangat tergantung, butuh
penerimaan diri
(B) Need to belong 0-3 = selektif
to groups : 4-5 = butuh diterima, tapi tidak
kebutuhan diterima mudah dipengaruhi kelompok
dalam kelompok 6-9 = butuh disukai dan diakui,
mudah dipengaruhi
(S) Social Extension < 6 = perhatian rendah terhadap
: Peran hubungan hubungan sosial, kurang percaya
sosial orang lain
6-9 = kepercayaan tinggi dalam
hubungan sosail, suka interaksi
sosial
( X) Need to be < 2 = cenderung pemalu
Noticed : 2-3 = rendah hati, tulus
Kebutuhan untuk 4-5 = memiliki pola perilaku
diperhatikan yang unik
6-9 = membutuhkan perhatian
nyata
5 Work Style (C) Organized type : 0-2 = fleksibel, tidak teratur
(Gaya Kerja) Peran mengatur 3-5 = teratur tapi tidak tergolong
fleksibel
6-9 = keteraturan tinggi,
cenderung kaku
(D) Interest in 0-3 = menyadari kebutuhan akan
working with details lecermatan, tapi tidak berminat
: Peran bekerja bekerja detail
dengan hal-hal rinci 4-9 = minat tinggi untuk bekerja
secara detail
(R) Theoretical 0-4 = kurang perhatian, bersifat
Type : Peran orang praktis
yang teoritis 5-9 = nilai-nilai penalaran
tergolong tinggi
6 Temperament (Z) Need for change 0-2 = tidak suka berubah
(Sifat : Kebutuhan untuk 3-4 = tidak suka perubahan jika
temperamen) berubah dipaksa
5-6 = mudah menyesuaikan diri
7-9 = membuat perubahan yang
selektif, berfikir jauh kedepan
(E) Emotional < 2 = terbuka, cepat bereaksi,
resistant : Peran tidak normative
pengendalian emosi 2-3 = terbuka
4-6 = punya pendekatan
emosional seimbang, mampu
mengendalikan
>6 = sangat normative,
kebutuhan pengendalian diri
yang berlebihan
(K) Need to be 0-2 = menghindari masalah,
forceful : menollak untuk mengenali situasi
Kebutuhan untuk sebagai masalah
agresif 3-4 = suka lingkungan tenang,
menghindari konflik
5 = keras kepala
6-7 = agresi berhubungan dengan
kerja, dorongan semangat
bersaing
8-9 = agresif, cenderung
defensive
7 Followership (F) Need to support 6-9 = bersikap setia dan
(Posisi atasan authority : membantu, kemungkinan
bawahan) Kebutuhan bantuannya bersifat politis
membantu atasan 4-5 = setia terhadap perusahaan
2-3 = mengurus kepentingan
sendiri
< 2 = cnderung egois,
kemungkinan bisa memberontak
(W) Need for rules < 4 = berorientasi pada tujuan,
and supervision : mandiri
Kebutuhan 4-5 = kebutuhan akan
mengikuti aturan pengarahandan harapan yang
dan pengawasan dirumuskan untuknya
6-9 = meningkatnya orientasi
terhadap tugas dan membutuhkan
instruksi yang jelas

3) PAULI
Tes Pauli sebenarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes kraeplin
yang disusun oleh Emil Kraeplin. Pada 1938 Richard Pauli bersama Wilhelm
Arnold serta Vanmethod memperbaharui tes Kraeplin tadi sehingga dapat
meningkatkan check method yang sangat menguntungkan dan dapat dipercaya.
Metode ini disempurnakan sedemikian rupa oleh Rocard Pauli sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan data tentang kepribadian. Setelah Pauli
meninggal pada 1951, tes ini dinamakan tes Pauli.
Tes Pauli bertujua untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh daya tahan,
ketekunan, dan ketelitian. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan, sedangkan kemampuan merupakan
tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri
secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting. Aspek-aspek yang
di ukur oleh tes Pauli antara lain adalah sebagai berikut :
1. Energi psikis
Mengungkapkan besarnya potensi energi kerja, terutama ketika dibawah tekanan
2. Ketelitian dan tanggung jawab
Ketelitian dan tanggung jawab menunjukkan adanya kesediaan bertanggungjawab,
teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, kurang
waspada
3. Kehati-hatian
Menunjukkan adanya kecemasan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan, dan kemantapan
kerja terhadap pengaruh tekanan
4. Pengendalian perasaan
Menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri, keseimbangan dan sebaliknya
dapat berarti menggambarkan penuh temperamen, mudah terangsang, dan
cenderung egosentris
5. Dorongan berprestasi
Kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri
6. Vitalitas dan perencanaan
Menggambarkan kesediaan untuk mengarahkan diri, dan mengatur kemampuan
dalam mengatur tempo dan irama kerja.

b) Tes Proyektif
Tes yang membebaskan testee dalam memproyeksikan kepribadiannya melalui
sebuah objek. Bisa dalam bentuk gambar maupun penginterpretasian gambar secara
subjektf.

1) WZT ( Wartegg Zein Test)


Disebut juga Drawing Picture Completion, tes ini menggunakan
pendekatan psikologi Gestalt yakni bentuk pemeriksaan kepribadian dengan
menggunakan gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes, berupa kotak-
kotak kecil berjumlah delapan buah yang didalamnya terdapat stimulus-stimulus
yang berbeda.

Gambar yang dibuat kemudian dianalisis sesuai dengan sejumlah kriteria


tertentu. Tujuan penggunaan kotak dengan ukuran kecil/terbatas adalah untuk
membantu testee untuk memusatkan perhatian pada bidang yang terbatas dan
kemudian pada rangsang. Ukuran ini memungkinkan untuk melihat semua
gambar pada satu halaman dan dengan demikian mempermudah pemeriksa
untuk melakukan perbandingan. Kerangka hitam tebal dirancang untuk
membantu konsentrasi pikiran subjek pada rangsang. Efek kontras yanag kuat
antara frame dan permukaan gambar dengan jelas mengisolir gambar dan
menonjolkan rangsang dengan demikian memancing kecenderungan reaksi pada
subjek.

2) BAUM
Pohon dianggap sebagai makhluk hidup yang tumbuh ke “luar” artinya ia
tumbuh mulai dari akar di bawah tanah ini mengibaratkan sebagai sesuatu
kekuatan yang tidak tampak – (id). Tumbuh di atas tanah bersentuhan dengan
lingkungan, bila ada halangan (karena pengaruh alam atau dirusak manusia) ia
bisa terus tumbuh, ini mengibaratkan pertumbuhan ego. Gambar pohon menjadi
sempurna setelah ia memiliki dahan, ranting, bunga dan buah ini mengibaratkan
integrasi dari kepribadian. Menggambar pohon dianalogikan dengan
perkembangan kepribadian seseorang, gambar pohon mencerminkan pula
gambaran dan penyaluran impuls seseorang. Oleh karenanya, menggambar
pohon dapat digunakan untuk menggali aspek-aspek psikologis didalam diri
seseorang.

3) DAP
Dengan menggambar figur orang, dapat ditemukan hubungan yang lebih
dalam antara figur yang digambarkan dengan kualitas pribadi & motif-motif
menggambar. Termasuk tes proyeksi, karena didalam gambar orang ini, subjek
membukakan/ “memproyeksikan” keadaan batinnya, dorongannya, konflik dan
kecemasan serta kompensasinya. Hal-hal yang bisa di gali antara lain
temperamen, sikap subjek terhadap orang lain, harapan subjek bagaimana orang
lain memperlakukannya, serta pengalaman subjek tentang hubungan jiwa dan
raganya.
Kesesuaian
Selama 3 bulan masa magang kerja di Yayasan Mentari Indonesia Jaya, penulis
menemukan berbagai ketidaksesuaian alat yang selama ini digunakan (khususnya alat
tes psikologi) dengan standar alat tes yang sudah dibakukan. Berikut ini beberapa ulasan
dari berbagai alat tes tersebut yang telah penulis kumpulkan :
1. Alat tes Intelegensi
Mengukur IQ dilakukan dengan cara mengukur berbagai aspek psikologis yang
ada didalam diri seseorang, seperti aspek kemampuan umum, kemampuan, ruang,
spasial, klasifikasi, teoritis, praktis, mengingat, bahasa dll. Gabungan dari semua
aspek tersebut nantinya yang akan digunakan untuk melihat IQ seseorang. Hal ini
ada dalam setiap alat ukur intelegensi seperti Wescler, Binet, IST, maupun CFIT.
Pada alat tes yang digunakan dalam mengukur IQ yang sudah digunakan selama
ini, terdapat kontradiksi yang menimbulkan ketidakvalidan hasil IQ, yakni berupa
penggunaan tes pengetahuan umum saja dalam menentukan IQ.

2. Konstruk alat tes


Konstruk alat tes sangat penting untuk diperhatikan, karena hal ini juga akan
sangat berpengaruh terhadap kevalidan hasil pengukuran. Yang penulis temukan,
alat tes IQ yang saat ini ada (CFIT) kemungkinan besar tidak sesuai, selain tidak
sama dengan alat tes yang sudah dibakukan, konstruk soal juga sangat diragukan
kevalidannya. Hal ini terkait dengan tingkat kesukaran soal di nomor-nomor akhir.
Selain itu, penggunaan alat tes kejujuran juga dirasa tidak sesuai, karena alat tes
kejujuran yang saat ini digunakan tidak ada acuan bakunya, sehingga sangat
diragukan keandalannya.

3. Skoring alat tes


Skoring alat papi kostik yang saat ini digunakan masih kurang tepat, bagian
interpretasi sudah sesuai, akan tetapi pada bagian psikogram justru berpotensi
menimbulkan kesalahan interpretasi.

4. Kelengkapan alat tes


Menurut pengamatan penulis, masih ada beberapa alat tes yang perlu untuk
ditambah serta dikurangi, sehingga pada akhirnya nanti akan dapat membentuk
tools yang mampu untuk menggali kompetensi yang memang dibutuhkan secara
lebih rinci dan andal.

5. Psikogram
Penulis merasa perlu dibuat sebuah psikogram, yakni format hasil psikotes yang
digunakan untuk mempermudah pemetaan hasil.
Revisi Alat Tes
Rencana Susunan Alat Tes Psikologi
No Level Alat
1 SMA CFIT, Pauli, Grafis (Wartegg, BAUM, DAM),
Tes Bidang
2 S1 IST, Pauli, Papi Kostick, DISC, Grafis
(Wartegg, BAUM, DAM), Tes Bidang

Contoh Psikogram
PSIKOGRAM PEGAWAI AKADEMIK

N Skala
Kompetensi Uraian
o SK K C B SB
Kemampuan Berpikir
1 Kecerdasan Memahami situasi atau masalah dengan mengidentifikasi ke
umum dalam bagian -bagian atau membuat hubungan sebab akibat
antar situasi.
Efektivitas Personal
2 Motivasi Dorongan untuk mencapai hasil kerja yang optimal dan selalu
Berprestasi mencoba untuk melebihi standar kerja.
3 Pengembangan Kebutuhan untuk mengembangkan diri yang diawali introspeksi
Diri internal untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan
dengan tuntutan perkembangan perusahaan serta diikuti dengan
usaha-usaha mencari cara belajar yang efektif dan sistematis
4 Inisiatif Kemampuan untuk melakukan sesuatu tanpa diminta dengan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau
menghindari timbulnya masalah atau menciptakan peluang
baru.
5 Stabilitas Emosi Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan tindakan ketika
terjadi gangguan saat berada dalam situasi yang menekan, baik
dari orang lain atau pekerjaan.
6 Kepercayaan Kemampuan mengenal diri sebagai individu dan mempunyai
Diri perasaan positif terhadap kapasitasnya untuk menghadapi
masalah dalam segala situasi
7 Kepemimpinan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja
untuk mencapai target organisasi yang telah ditentukan
Efektivitas Interpersonal
8 Relasi Sosial Kemampuan membuka kontak sosial dan membina hubungan
yang aktif dan mempertahankan hubungan kerja atau jaringan
kontak untuk tujuan organisasi lebih lanjut bagi pencapaian
hasill kerja yang maksimal
9 Pelayanan Keinginan, perhatian dan tindakan nyata untuk membantu dan
melayani orang lain yang menerima hasil kerja (pelanggan)
untuk memenuhi kebutuhan mereka
Sikap Kerja
10 Tempo Kerja Kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan yang menjadi
tanggung jawabnya
11 Konsentrasi, Kepedulian untuk mencapai hasil dengan tetap memperlihatkan
dan ketelitian ketepatan proses kerja, dari segi isi maupun waktu pemenuhan
12 Ketahanan Kemampuan untuk bertahan dalam situasi kerja menekan, serta
Kerja menunjukkan efektivitas dan hasil kerja yang relatif stabil,
tanpa menjadi putus asa. Ulet dan optimis dalam menghadapi
perubahan atau ketidakpastian dimasa depan
Efektivitas Organisasi
13 Perencanaan/ Kemampuan menetapkan tujuan dan strategi rencana,
Pengorganisasia memonitor kemajuan hasil berdasarkan jadwal sambil terus
n melakukan berbagai perbaikan jika terjadi penyimpangan

KESIMPULAN Bekasi,................20...

DISARANKAN

TIDAK DISARANKAN RECRUITMENT


Kesimpulan
Proses rekrutmen di Yayasan Mentari Indonesia Jaya sudah bagus, tahap-tahap
seleksi yang dilakukan sudah cukup ketat serta adanya penggunaan instrumen psikologi
sebagai alat penggali kompetensi juga sangat patut untuk di apresiasi. Namun masih
diperlukan adanya penambahan dan pengurangan beberapa alat-alat tes yang saat ini
telah digunakan, supaya menjajadi lebih valid dan lebih andal dalam menggali
kompetensi para calon pegawai.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama melakukan
proses magang kerja, masih ada proses penginterpretasian yang belum sesuai. Hal ini
dapat membuat hasil tes menjadi tidak valid.
Kemudian untuk mempermudah dalam membaca hasil tes dari gabungan
beberapa alat tes psikologi yang nantinya akan digunakan, maka diperlukan skema
pemetaan skala hasil kompetensi yang telah tergali tersebut.

Saran
1. Melakukan penambahan serta pengurangan beberapa alat tes psikologi yang
memang diperlukan, berdasarkan pada matriks kompetensi yang telah disusun.
2. Meninjau ulang software alat tes yang saat ini digunakan, lakukan upgrading
software supaya lebih sesuai
3. Buat psikogram untuk calon pegawai, untuk mempermudah dalam membaca hasil
tes berdasarkan pada kompetensi yang ingin digali.

Anda mungkin juga menyukai