COMPANY CANDIDATE
JOB
QUALIFICATION
Match!
REQUIREMENT
PROSES SELEKSI
awal akhir
Metode
seleksi • Medical Test
• Resume/CV
• Job offer
• Pre-liminary • Tes Tertulis
• Employment
interview • Psikotest
contract
• LGD
• Induction
• Interview
• In Basket/In
tray
• Presentasi
• Studi Kasus
Potensi VS Kompetensi
Behavioral assessment
Psychometrics assessment
TES INTELIGENSI
TIU 5
waktu : 8 menit
• Tes ini dipandang sebagai suatu gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian-bagian
yg saling berhubungan secara bermakna (struktur). Dimana struktur inteligensi
tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk tuntutan
profesi/pekerjaan tertentu.
THURSTONE (S factors) : PRIMARY MENTAL ABILITIES (PMAs) – 1931
Yang diukur:
• Apakah ingatan subjek dapat dipercaya atau tidak
• Berkaitan dengan perhatian dan konsentrasi
• Ingatan yang tajam atau tumpul
Strategi Implementasi
• Fungsi Inteligensi Umum : Lihat IQ
• Fungsi struktur Inteligensi : Lihat WS tiap sub
– > 100 : kekuatan
– < 100 : kelemahan
• Lihat profil 4 pertama subtest, diagram seperti apa, jika W : berpikir praktis, jika M :
berpikir teoritis
• Fleksibilitas berpikir & kemantapan berpikir (konsentrasi) AN + ZR > GE + RA
• Kemampuan berhitung : RA & ZR
• Daya ingat & konsentrasi : ME
Strategi Implementasi
• Kreativitas : FA, WU
• Ketelitian : RA
• Daya analisis : AN, WU
• Pengambilan keputusan : SE, AN, WU, ZR, RA
• Kemampuan berbahasa : WA, GE
TES SIKAP KERJA & KEPRIBADIAN
KRAEPLIN
• Emile Kraepelin adalah seorang psikiater Jerman yang hidup
antara tahun 1856 – 1926 dan pernah menjadi murid Wilhelm
Wundt.
• Awal tahun 1880, ia bekerja pada laboratorium Wundt dalam
usaha memecahkan problem waktu reaksi.
• Dari sinilah dasar-dasar pemikiran Wundt berpengaruh
kepadanya, terutama mengenai perbedaan khas faktor-faktor
sensori motorik sebagai dasar untuk mengenali gangguan
psikiatrik
• Sebagai tes bakat, tes Kraepelin dimaksudkan untuk mengukur
maximum performance seseorang. Oleh karenanya, tekanan
skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil tes secara
obyektif, bukan pada arti proyektifnya.
• Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajegan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
• Ketelitian
Jumlah kesalahan 15 lajur, lajur yang diperiksa adalah:
Lajur ke-6 sampai dengan lajur ke-10 (atau 5 awal)
Lajur ke-26 sampai dengan lajur ke-30 (atau 5 tengah)
Lajur ke-41 sampai dengan lajur ke-45 (atau 5 akhir)
• Keajegan
Jumlah tertinggi – Jumlah terendah
INTERPRETASI
• Interpretasi hasil dapat mencakup:
Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo kerja.
Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja.
Keajekan, bisa mengindikasikan stabilitas emosi.
Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi
menekan.
• Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik, jika
dalam rentang waktu yang lama, dalam situasi menekan (stresfull)
mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan stabil.
DUA JENIS KRAEPLIN
• Kraeplin pada awalnya diadaptasi di Indonesia dengan bentuk
yang lebih besar, pengerjaannya 30 detik per lajur
• UGM kemudian mengembangkan Kraeplin dalam bentuk yang
lebih kecil dengan pengerjaan 15 detik. Kraeplin ini
menggunakan prinsip dan teori yang sama dengan Kraeplin
besar.
PAULI
Pendahuluan
• Tes pauli sebenarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes
Kraepelin yang disusun oleh Emil Kraepelin, untuk diagnosa gangguan otak
yaitu alzheimer dan dementia pada akhir abad 19.
• Pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli & Dr. Wilhelm Arnold serta Prof. Dr.
Vanmethod memperbaharui tes Kraepelin tersebut sehingga dapat
meningkatkan suatu “check method” yang sangat menguntungkan dan
dapat dipercaya.
2. Mencari Parit
• Cari lajur yang terlewat dan buat coretan ke bawah sepanjang lajur
tersebut
• Jika terdapat parit masukkan jumlah parit dikotak “P” pada software
grafik pauli sesuai dengan letak lajur dimana parit tersebut berada
• Parit tidak dimasukkan dalam menghitung jumlah
SKORING
3. Mencari Kesalahan Perhitungan
• Jumlah kesalahan 10 lajur, lajur yang diperiksa adalah lajur:
• Lajur ke-13 sampai dengan lajur ke-20
• Lajur ke-39 sampai dengan lajur ke-40
• Jika ada penjumlahan yang salah hitung berilah tanda “x”
• Jumlah salah dimasukkan kedalam kotak “salah” di software grafik pauli
4. Mencari Pembetulan
• Dari lajur yang diperiksa ketelitiannya, cari perhitungan yang dibetulkan
• Jika ada penjumlahan yang dibetulkan berilah tanda “√”
• Jumlah pembetulan dimasukkan kedalam kotak “dibetulkan” di software
grafik pauli
SKORING
5. Mencari Lubang
• Dari lajur yang diperiksa ketelitiannya, cari perhitungan yang dibetulkan
• Jika ada penjumlahan yang terlewat berilah tanda “o”
• Jika terdapat lubang masukkan jumlah lubang pada kotak “L” di
software grafik pauli sesuai dengan letak lubang tersebut berada
Pendahuluan
• Psikotes Army Alpha adalah sebuah tes psikologi yang
dikembangkan oleh seorang psikolog Amerika bernama Arthur
Sinton Otis, Ph.D
• Otis mengembangkan tes Army Alpha pada tahun 1917
• Pada awalnya tes ini dikembangkan oleh Otis untuk didedikasikan
kepada US.Army (Angkatan Militer Amerika)
• Tes ini pernah dipakai untuk merekrut 1,7 juta tentara Amerika
pada Perang Dunia I
ARMY BETA EXAMINATION (Test 4)
• Adalah tes non verbal bagian dari ARMY ALPHA Series
• ARMY BETA memiliki 7 seri tes (test 1 sampai test 7 yang
berbeda2)
• Digunakan untuk mengases subjek buta huruf, tidak
berpendidikan atau tidak berbahasa (tidak bisa berbahasa
indonesia misalnya)
• Waktu 2 menit (untuk test 4)
Grade & Interpertasi Army Alpha Beta (test 4)
Skor Norma/Grade INTERPERTASI
96-120 5 (sangat tinggi) Cepat dalam bekerja, cekatan, mampu menyelesaikan pekerjaan administratif
dengan baik, fokus, mampu mengontrol diri, memahami instruksi dan mampu
memecahkan persoalan sederhana
81-95 4 (tinggi/baik) Cekatan, teliti, mampu menyelesaikan pekerjaan administratif rutin, tidak mudah
bosan, memahami instruksi
61-80 3 (cukup/sedang) Tipe pekerja administratif/pekerjaan rutin, mampu bekerja sesuai instruksi
36-60 2 (rendah/kurang) Masih mampu untuk level pelaksana dengan pekerjaan sederhana dengan
bimbingan, membutuhkan alur kerja dan instruksi yang jelas
0-35 1 (sangat rendah) Kecerdasaran kurang, kurang mampu dalam bekerja, ingatan kurang, tidak
paham instruksi, lambat dalam bekerja
PTP SERIES
• Tes Pemeriksaan Teknis Pasti atau disingkat tes PTP merupakan baterai tes yang
disusun untuk mengukur bakat teknik seseorang, terutama bakat teknik untuk
tenaga terdidik (skilled), seperti para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bagian
Teknik.
Tes ini terdiri dari 9 sub tes antara lain:
• Subtes 1: balok
• Subtes 2: papan
• Subtes 3: hitungan
• Subtes 4: pengamatan
• Subtes 5: kubus
• Subtes 6: bacaan
• Subtes 7: pengertian
• Subtes 8: katrol
• Subtes 9: kawat.
• Dalam pelaksaan tes PTP secara klasikal, perlu ditekankan beberapa hal
berikut:
• Pada subtes ini, testee diminta untuk menghitung jumlah balok. Jumlah
soal pada subtes ini adalah 15 butir, dengan waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan subtes ini selama 3 menit.
Subtes 2 (Papan)
• Tugas : memilih potongan yang berhuruf, yang tersedia di bawah garis hitam
tebal, untuk mengisi lingkaran atau lingkaran-lingkaran kecil.
• Pada subtes ini, tugas testee adalah mengisi potongan papan dari A sampai
T menggantikan lingkaran kecil (jumlah papan yang dipilih untuk mengisi
sesuai dengan jumlah lingkaran yang digantikan). Penggunaan papan dapat
lebih dari satu kali. Jumlah soal untuk diselesaikan sebanyak 24 butir,
dengan waktu yang disediakan selama 8 menit.
Subtes 5 (Kubus)
• Tugas : memilih potongan kertas yang dapat dijadikan kubus
• Pada subtes ini, testee diminta untuk menentukan dapat atau tidaknya
pola potongan-potongan kertas dijadikan kubus, dengan memilih B (benar,
dapat dijadikan kubus) atau S (salah, tidak dapat dijadikan kubus). Subtes
ini mencakup 22 soal dengan batas waktu selama 6 menit.