Anda di halaman 1dari 43

WORKSHOP EFFECTIVE EMPLOYEE

SELECTION WITH PSYCHOTEST

Surabaya, 8th July 2018


RECRUITMENT SELECTION
Proses menarik dan Proses memilih individu paling
cocok diantara sekelompok
mengumpulkan pelamar kandidat yang melamar untuk
yang memiliki potensi menempati suatu jabatan di
dan/atau kompetensi perusahaan
untuk dipekerjakan
mengisi suatu jabatan
Quality
Quantity
“Right MAN in the right PLACE at the right TIME”
MUTUAL MATCHING PROCESS

COMPANY CANDIDATE

JOB
QUALIFICATION
Match!
REQUIREMENT
PROSES SELEKSI

awal akhir
Metode
seleksi • Medical Test
• Resume/CV
• Job offer
• Pre-liminary • Tes Tertulis
• Employment
interview • Psikotest
contract
• LGD
• Induction
• Interview
• In Basket/In
tray
• Presentasi
• Studi Kasus
Potensi VS Kompetensi

Behavioral assessment

Psychometrics assessment
TES INTELIGENSI
TIU 5
waktu : 8 menit

• Daya analisa sintesa

Kepekaan dalam mengamati, mengolah dan menguraikan masalah


(daya analisa) serta membuat kesimpulan
TIU 6
waktu : 5 menit

• Mengukur Logika Non Verbal


– kemampuan membuat alternative solusi permasalahan
– membayangkan benda atau bentuk benda tiga dimensi dan
memanipulasi bagian-bagian dari benda bayangan ini.
– Kemampuan ini dibutuhkan dalam bidang studi seperti stereometri/ilmu
ukur ruang.
NORMA TIU 5 NORMA TIU 6
Skor benar Stan 5 Klasifikasi TIU 5 TIU 6 KATEGORI
30 5 Sangat Tinggi/Baik 39 - 40 Sangat Tinggi
5
22-29 4 Tinggi/Baik 30 35 – 38
26 – 29 31 – 34 Baik/tinggi
14-21 3 Sedang/rata-rata 4
22 – 25 27 – 30
6-13 2 Kurang/rendah 17 – 21 23 – 26 Cukup/sedang
0-5 1 Sangat kurang/rendah 13 – 16 19 – 22 3
08 - 12 15 – 18
04 – 07 11 – 14 Kurang/rendah
3
00 – 03 07 – 10
Sangat kurang/sangat
03 – 06
1 rendah
00 - 02
12, 68 18, 83 MEAN
6, 67 5, 31 SD
TKD
TKD [Tes Kemampuan Dasar]
TKD terdiri dari 10 subtes yang mengukur 5 kemampuan mental primer menurut teori
Thurstone. Lima kemampuan mental primer tersebut kemudian dijabarkan ke dalam sepuluh
subtes TKD, yaitu:
1. Comprehension (Pengertian Umum)
2. Information (Menyelesaikan Kalimat)
3. Analogi Verbal
4. Logika (Pernyataan-Pernyataan)
5. Aritmatika (Hitungan)
6. Deret Angka
7. Sinonim (Melengkapi Kalimat)
8. Differences (Mencari Ketidaksamaan)
9. Completion (Menyusun Potongan Gambar)
10. Perception (Membedakan antara 2 gambar)
TKD [Tes Kemampuan Dasar]
INTELLIGENZ STRUKTUR
(IST-70)
Rudolph Amthauer
• Kesimpulan Amthauer  melalui pengukuran tes IST diperoleh bahwa faktor-faktor
intelektual yang diukur merupakan faktor yang bersifat spesifik (s factor)

• Tes ini dipandang sebagai suatu gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian-bagian
yg saling berhubungan secara bermakna (struktur). Dimana struktur inteligensi
tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk tuntutan
profesi/pekerjaan tertentu.
THURSTONE (S factors) : PRIMARY MENTAL ABILITIES (PMAs) – 1931

● Verbal Comprehension: the best measure is vocabulary, but this ability


is also involvedin reading comprehension and verbal analogies.
● Word Fluency: measured by such tests as anagramsor quickly naming words in
a given category (e.g., foodsbeginning with the letter S).
● Number: virtually synonymous with the speed and accuracy of simple
arithmetic computation.
● Space: such as the ability to visualize how a three-dimensional object would
appear if it was rotatedor partially disassembled.
● Associative Memory:skill at rote memorytasks such as learning to
associate pairs of unrelated items.
● Perceptual Speed: involved in simple clerical tasks suchas checking for
similarities and differences in visual details.
● Inductive Reasoning: the best measures of this factor involve finding a rule,as
in a number series completion test.
Subtest 1 : SE (Satzergaenzung) Subtest 2 : WA (Wortauswahl)
Waktu pengerjaan 6 menit Waktu pengerjaan 6 menit

1. Pembentukan pendapat 1. Menangkap inti makna atau pengertian


yang disampaikan dalam bahasa
2. Common sense
2. Berpikir dengan bahasa secara induktif
3. Penekanan pada “berpikir konkrit kepekaan menyelami perasaan
praktis” • Yang diukur: kecepatan subjek dalam
4. Sense of reality menangkap dan menyerap
• Yang diukur adalah “judgement” maksud/inti/makna pokok dari perintah
subjek, artinya apakah ia mampu atau intruksi dan informasi yang
disampaikan secara verbal oleh orang
melakukan penilaian terhadap
lain.
sesuatu secara mandiri
Subtest 3 : AN (Analogien) Subtest 4 : GE (Gemeinsamkeiten)
Waktu pengerjaan 7 menit Waktu pengerjaan 8 menit
1. Kemampuan menghubungkan atau 1. Kemampuan mengabstraksikan
menyusun kombinasi dengan bahasa
2. Fleksibilitas/kelincahan dan
2. Pembentukan pengertian atau
kemampuan berganti dalam berpikir
pemahaman
3. Kejelasan dan keteraturan logis dalam
berpikir 3. Berpikir logis dengan bahasa
• Yang diukur: proses berpikir yang
mencakup analisis, judgement dan • Yang diukur: kemampuan bernalar
pengambilan kesimpulan dari proses secara logis, menangkap inti masalah
berpikir yang mendalam.
• Jika jawaban no.1 salah,
• Jika skor rendah, kemungkinannya:
kemungkinannya: tidak mengerti
takut salah, kurang PD, kaku dalam
berpikir atau justru perhatiannya intruksi  jelaskan lagi intruksinya
mudah teralih dari inti permasalahan.
Subtest 5 : RA (Rechnaufgaben) Subtest 6 : ZR (Zahlenreihen)
Waktu pengerjaan 10 menit Waktu pengerjaan 10 menit

1. Berpikir secara praktis dengan berhitung 1. Berpikir teoritis dengan berhitung


2. Berpikir matematis, logis dan lugas 2. Berpikir induktif dengan angka-angka
3. Bernalar (reasoning) 3. Kelincahan, fleksibilitas dan kemampuan
4. Berpikir runtun dalam membuat berpikir dengan mengubah atau
kesimpulan menggantikan cara atau pendekatan
4. Komponen-komponen ritmis atau
berirama
• Secara umum subtes ini mengukur • Secara umum subtes ini mengukur
kemampuan memecahkan masalah kemampuan berhitung yang didasarkan
praktis dengan berhitung pada pendekatan analitis atas informasi
• Konsentrasi & aspek emosi  faktual dalam bentuk angka, sehingga
kemampuan mengolah data untuk ditemukan hubungan antara angka-
antisipasi keadaan  sabar dalam angka tersebut  berpikir lincah,
mencermati masalah sampai fleksibel dan mudah beralih dari satu
menghasilkan suatu kesimpulan cara ke cara yang lain.
Subtest 7 : FA (Figurenauswahl) Subtest 8 : WU(Wuerferlaufgaben)
Waktu pengerjaan 7 menit Waktu pengerjaan 9 menit
1. Kemampuan membayangkan  dua 1. Kemampuan membayangkan ruang
dimensi 2. Komponen-komponen teknis kontruktif
2. Kaya dalam membayangkan 
wilayah abstrak 3. Ada momen analitis
3. Berpikir visual menyeluruh 4. Tidak tergantung pendidikan konvensional
4. Komponen-komponen • Subtes ini mengukur kemampuan analitis
kontruksi/membangun yang disertai kemampuan membayangkan
5. Kreatif & inisiatif secara antisipatif pada perubahan keadaan
ruang
• Secara umum subtes ini mengukur • Ada fungsi kreativitas dan kemampuan
kemampuan imajinasi dan kreativitas menyusun/mengkontruksikan perubahan,
subjek yang dibantu kemampuan imajinasi dan fleksibilitas berpikir
membayangkan secara menyeluruh, • Jika no.1 salah, kemungkinan tidak
terintegritas.
mengerti intruksi
Subtest 9 : ME (Merkaufgaben)
Waktu pengerjaan 9 menit (3 menit untuk menghapal lembar
ME dan 6 menit untuk mengerjakan soal)
1. Kemampuan mengingat atau mecamkan
2. Kemampuan menyimpan atau mengingat kata-kata yang telah dipelajari
3. Menyimpan lama dalam ingatan
4. Daya ingat atau ingatan

Yang diukur:
• Apakah ingatan subjek dapat dipercaya atau tidak
• Berkaitan dengan perhatian dan konsentrasi
• Ingatan yang tajam atau tumpul
Strategi Implementasi
• Fungsi Inteligensi Umum : Lihat IQ
• Fungsi struktur Inteligensi : Lihat WS tiap sub
– > 100 : kekuatan
– < 100 : kelemahan
• Lihat profil 4 pertama subtest, diagram seperti apa, jika W : berpikir praktis, jika M :
berpikir teoritis
• Fleksibilitas berpikir & kemantapan berpikir (konsentrasi)  AN + ZR > GE + RA
• Kemampuan berhitung : RA & ZR
• Daya ingat & konsentrasi : ME
Strategi Implementasi
• Kreativitas : FA, WU
• Ketelitian : RA
• Daya analisis : AN, WU
• Pengambilan keputusan : SE, AN, WU, ZR, RA
• Kemampuan berbahasa : WA, GE
TES SIKAP KERJA & KEPRIBADIAN
KRAEPLIN
• Emile Kraepelin adalah seorang psikiater Jerman yang hidup
antara tahun 1856 – 1926 dan pernah menjadi murid Wilhelm
Wundt.
• Awal tahun 1880, ia bekerja pada laboratorium Wundt dalam
usaha memecahkan problem waktu reaksi.
• Dari sinilah dasar-dasar pemikiran Wundt berpengaruh
kepadanya, terutama mengenai perbedaan khas faktor-faktor
sensori motorik sebagai dasar untuk mengenali gangguan
psikiatrik
• Sebagai tes bakat, tes Kraepelin dimaksudkan untuk mengukur
maximum performance seseorang. Oleh karenanya, tekanan
skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil tes secara
obyektif, bukan pada arti proyektifnya.
• Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajegan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
• Ketelitian
Jumlah kesalahan 15 lajur, lajur yang diperiksa adalah:
Lajur ke-6 sampai dengan lajur ke-10 (atau 5 awal)
Lajur ke-26 sampai dengan lajur ke-30 (atau 5 tengah)
Lajur ke-41 sampai dengan lajur ke-45 (atau 5 akhir)

• Keajegan
Jumlah tertinggi – Jumlah terendah
INTERPRETASI
• Interpretasi hasil dapat mencakup:
 Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo kerja.
 Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja.
 Keajekan, bisa mengindikasikan stabilitas emosi.
 Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi
menekan.
• Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik, jika
dalam rentang waktu yang lama, dalam situasi menekan (stresfull)
mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan stabil.
DUA JENIS KRAEPLIN
• Kraeplin pada awalnya diadaptasi di Indonesia dengan bentuk
yang lebih besar, pengerjaannya 30 detik per lajur
• UGM kemudian mengembangkan Kraeplin dalam bentuk yang
lebih kecil dengan pengerjaan 15 detik. Kraeplin ini
menggunakan prinsip dan teori yang sama dengan Kraeplin
besar.
PAULI
Pendahuluan
• Tes pauli sebenarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes
Kraepelin yang disusun oleh Emil Kraepelin, untuk diagnosa gangguan otak
yaitu alzheimer dan dementia pada akhir abad 19.

• Pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli & Dr. Wilhelm Arnold serta Prof. Dr.
Vanmethod memperbaharui tes Kraepelin tersebut sehingga dapat
meningkatkan suatu “check method” yang sangat menguntungkan dan
dapat dipercaya.

• Richard Pauli membuat tes tersebut sebagai tes yang distandarisasikan,


dan setelah Pauli meninggal pada tahun 1951, tes yang distandarisasikan
tersebut dinamakan tes Pauli.
SKORING
1. Menghitung Garis
• Cari 20 buah garis yang dibuat subjek (jumlah garis harus 20, termasuk
garis berhenti)
• Lingkari tiap garis sebagai penanda (garis subjek jangan ditimpa)

2. Mencari Parit
• Cari lajur yang terlewat dan buat coretan ke bawah sepanjang lajur
tersebut
• Jika terdapat parit masukkan jumlah parit dikotak “P” pada software
grafik pauli sesuai dengan letak lajur dimana parit tersebut berada
• Parit tidak dimasukkan dalam menghitung jumlah
SKORING
3. Mencari Kesalahan Perhitungan
• Jumlah kesalahan 10 lajur, lajur yang diperiksa adalah lajur:
• Lajur ke-13 sampai dengan lajur ke-20
• Lajur ke-39 sampai dengan lajur ke-40
• Jika ada penjumlahan yang salah hitung berilah tanda “x”
• Jumlah salah dimasukkan kedalam kotak “salah” di software grafik pauli
4. Mencari Pembetulan
• Dari lajur yang diperiksa ketelitiannya, cari perhitungan yang dibetulkan
• Jika ada penjumlahan yang dibetulkan berilah tanda “√”
• Jumlah pembetulan dimasukkan kedalam kotak “dibetulkan” di software
grafik pauli
SKORING
5. Mencari Lubang
• Dari lajur yang diperiksa ketelitiannya, cari perhitungan yang dibetulkan
• Jika ada penjumlahan yang terlewat berilah tanda “o”
• Jika terdapat lubang masukkan jumlah lubang pada kotak “L” di
software grafik pauli sesuai dengan letak lubang tersebut berada

6. Menghitung jumlah tiap 3 menit


• Jumlah 3 menit pertama: Hitung jumlah lajur kelipatan 50 pada kolom
sebelum garis ke-1. Masukan jumlah tersebut pada kotak pertama (di
software grafik pauli), dan hitung jumlah yang berada di atas garis ke-1,
masukkan hasilnya pada kotak di bawah kotak pertama tadi.
SKORING
• Jumlah 3 menit ke-2: Hitung jumlah lajur kelipatan 50 pada kolom
sebelum garis ke-2. Masukan jumlah tersebut pada kotak kedua (di
software grafik pauli), dan hitung jumlah yang berada di atas garis
ke-3, masukkan hasilnya pada kotak di bawah kotak kedua tadi.
• Lakukan hal yang sama untuk 20 garis yang dibuat subjek, hingga
20 kotak terisi.

Setelah seluruh langkah di input ke dalam software grafik pauli,


secara otomatis akan muncul hasil perhitungan rata-rata, jumlah,
salah, dibetulkan, penyimpangan, tinggi, tempat puncak dan
grafiknya.
INTERPRETASI
• Jumlah () • Pembetulan (Dib)
– Kecepatan dan kecekatan kerja
• Kualitas dan ketelitian kerja
– Kesediaan dan kesigapan kerja
• Kritik diri
– Usaha dalam mengawali kerja
– Spontanitas
• Kesalahan (Sa) • Penyimpangan (Si)
– Kualitas dan ketelitian kerja • Kemantapan kerja
– Menunjukkan kesalahan motorik (konsentrasi) • Pertimbangan antara sumber
dan kesalahan antara unsur intelektual dan daya dan emosi atau antara
emosional perasaan dan kemauan
– Bila banyak : ingin selalu cepat • Menunjukkan perimbangan
– Bila sedikit : terlalu memperhatikan hal-hal antara emosi dan kendali rasio
kecil
ARMY SERIES TEST

Pendahuluan
• Psikotes Army Alpha adalah sebuah tes psikologi yang
dikembangkan oleh seorang psikolog Amerika bernama Arthur
Sinton Otis, Ph.D
• Otis mengembangkan tes Army Alpha pada tahun 1917
• Pada awalnya tes ini dikembangkan oleh Otis untuk didedikasikan
kepada US.Army (Angkatan Militer Amerika)
• Tes ini pernah dipakai untuk merekrut 1,7 juta tentara Amerika
pada Perang Dunia I
ARMY BETA EXAMINATION (Test 4)
• Adalah tes non verbal bagian dari ARMY ALPHA Series
• ARMY BETA memiliki 7 seri tes (test 1 sampai test 7 yang
berbeda2)
• Digunakan untuk mengases subjek buta huruf, tidak
berpendidikan atau tidak berbahasa (tidak bisa berbahasa
indonesia misalnya)
• Waktu 2 menit (untuk test 4)
Grade & Interpertasi Army Alpha Beta (test 4)
Skor Norma/Grade INTERPERTASI
96-120 5 (sangat tinggi) Cepat dalam bekerja, cekatan, mampu menyelesaikan pekerjaan administratif
dengan baik, fokus, mampu mengontrol diri, memahami instruksi dan mampu
memecahkan persoalan sederhana
81-95 4 (tinggi/baik) Cekatan, teliti, mampu menyelesaikan pekerjaan administratif rutin, tidak mudah
bosan, memahami instruksi
61-80 3 (cukup/sedang) Tipe pekerja administratif/pekerjaan rutin, mampu bekerja sesuai instruksi
36-60 2 (rendah/kurang) Masih mampu untuk level pelaksana dengan pekerjaan sederhana dengan
bimbingan, membutuhkan alur kerja dan instruksi yang jelas
0-35 1 (sangat rendah) Kecerdasaran kurang, kurang mampu dalam bekerja, ingatan kurang, tidak
paham instruksi, lambat dalam bekerja
PTP SERIES
• Tes Pemeriksaan Teknis Pasti atau disingkat tes PTP merupakan baterai tes yang
disusun untuk mengukur bakat teknik seseorang, terutama bakat teknik untuk
tenaga terdidik (skilled), seperti para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bagian
Teknik.
Tes ini terdiri dari 9 sub tes antara lain:

• Subtes 1: balok
• Subtes 2: papan
• Subtes 3: hitungan
• Subtes 4: pengamatan
• Subtes 5: kubus
• Subtes 6: bacaan
• Subtes 7: pengertian
• Subtes 8: katrol
• Subtes 9: kawat.
• Dalam pelaksaan tes PTP secara klasikal, perlu ditekankan beberapa hal
berikut:

1. Tes terdiri dari bermacam-macam subtes yang berbeda dengan cara


pengerjaan dan batas waktu yang berbeda.
2. Pengerjaan tes dilakukan secara bersamaan, baik saat memulai maupun
mengakhiri.
3. Memastikan material yang dipakai sudah memadai.
4. Beberapa material yang diperlukan antara lain: buku soal, lembar
jawaban, 2 helai kertas kosong, 6 pola bergambar geometris, 4 kawat
lemas, pensil, penghapus, tang (pembengkok kawat), dan stop watch
Subtes 1 (Balok)
• Tugas : menghitung jumlah balok

• Tujuan : mengukur ketajaman pengamatan ruang

• Materi : buku soal, lembar jawaban, pensil, penghapus, stopwatch

• Pada subtes ini, testee diminta untuk menghitung jumlah balok. Jumlah
soal pada subtes ini adalah 15 butir, dengan waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan subtes ini selama 3 menit.
Subtes 2 (Papan)
• Tugas : memilih potongan yang berhuruf, yang tersedia di bawah garis hitam
tebal, untuk mengisi lingkaran atau lingkaran-lingkaran kecil.

• Tujuan : melihat sistematika kerja dan ketajaman pengamatan.

• Materi : buku soal, lembar jawab, pensil, penghapus, stopwatch.

• Pada subtes ini, tugas testee adalah mengisi potongan papan dari A sampai
T menggantikan lingkaran kecil (jumlah papan yang dipilih untuk mengisi
sesuai dengan jumlah lingkaran yang digantikan). Penggunaan papan dapat
lebih dari satu kali. Jumlah soal untuk diselesaikan sebanyak 24 butir,
dengan waktu yang disediakan selama 8 menit.
Subtes 5 (Kubus)
• Tugas : memilih potongan kertas yang dapat dijadikan kubus

• Tujuan : Mengukur ketajaman ruang 3 dimensi

• Materi : buku soal, lembar jawaban, pensil, penghapus, stopwatch

• Pada subtes ini, testee diminta untuk menentukan dapat atau tidaknya
pola potongan-potongan kertas dijadikan kubus, dengan memilih B (benar,
dapat dijadikan kubus) atau S (salah, tidak dapat dijadikan kubus). Subtes
ini mencakup 22 soal dengan batas waktu selama 6 menit.

Anda mungkin juga menyukai