Anda di halaman 1dari 6

INTELLIGENZ STRUCTURE TEST

Tes IST (Intelligenz Struktur Test) adalah salah satu tes psikologi untuk mengukur
tingkat intelegensi seseorang. Tes IST merupakan salah satu tes yang digunakan untuk
mengukur inteligensi individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt,
Jerman pada tahun 1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan
struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes.
Intelegensi hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya pada
hasil atau prestasi suatu tes.
Hipotesis kerja Amthauer merupakan pandangan bahwa dalam suatu keterikatan
tertentu, kemampuan-kemampuan intelektual menunjukkan suatu struktur tertentu dan
struktur itu mengikuti suatu hirarkhi tertentu pula. Tes IST juga dapat dipandang sebagai
suatu tes kesesuaian kemampuan atau tes bakat. Adapun hipotesis kerja Amthauer
adalah sebagai berikut “Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis;
maksudnya bidang yang dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang
yang lain; kemampuan yang dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan
mempengaruhi kemampuan yang lainnya.”
Tes IST versi Indonesia (baca: Bandung) merupakan suatu bentuk adaptasi dari aslinya,
yaitu dari Jerman. Kemampuan atau aspek intelektual menunjukkan kekuatannya,
kelemahannya, cara berpikir, dan corak berpikir. Cara melihat kekuatan dan atau
kelemahan hasil tes adalah dengan memperhatikan grafik kerja dan nilai standartwrt
(SW) atau weighted Scores yang merupakan s factor dari setiap subtes. Nilai di atas 100
menunjukkan kekuatan, dan di bawah 100 menunjukkan kelemahan.
Untuk memahami tes IST dari Rudolf Amthauer ini, ada baiknya membandingkannya
terlebih dahulu dengan Tes WB dari Wechsler yang sudah dikenal. Pandangan Rudolf
Amthauer perihal inteligensi berbeda dengan pandangan dari Wechsler. Hal ini yang
melatarbelakangi konstruksi tesnya menjadi berbeda pula. Di samping adanya
perbedaan, terdapat pula persamaannya.
Persamaannya adalah kedua-duanya memandang inteligensi sebagai suatu bagian dari
keseluruhan kepribadian individu. Sedangkan perbedaannya adalah Wechsler berusaha
konsekuen dengan pandangannya dalam mengkonstruksi tesnya, ia sekaligus berusaha
untuk dapat menggali dan mengukur aspek inteligensi (taraf dan aspek-aspek
inteligensi) serta kepribadian. Sedangkan Amthauer ingin menggali dan mengukur
inteligensi secara tersendiri, terlepas dari aspek kepribadian, namun dalam hal ini tidak
berhasil sepenuhnya, karena hasil dari testee, yakni inteligensi itu tidak terlepas
sepenuhnya dari factor-faktor lain, misalnya motivasi, ambisi, mood, dan sebagainya
yang merupakan aspek kepribadian.

Sejarah Perkembangan Tes IST (Intelligenz Struktur Test)


Tes IST merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi
individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun
1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari
kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi
hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau
prestasi suatu tes.

IST_Psikologi UINSA 1
Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST
dengan hipotesis kerja sebagai berikut:
“Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis; maksudnya bidang yang
dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang yang lain; kemampuan
yang dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan mempengaruhi
kemampuan yang lainnya.”
Pandangan Amthaeur pada dasarnya didasari oleh teori faktor, baik itu teori
bifaktor, teori multifaktor, model struktur inteligensi Guilford dan teori hirarki faktor.
Berdasarkan teori faktor, untuk mengukur inteligensi seseorang diperlukan suatu
rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes. Antara subtes satu dengan lainnya,
ada yang saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama (general factor atau
group factor), tapi ada juga yang tidak berhubungan karena masing-masingnya
mengukur faktor khusus (special factor). Sedangkan kemampuan seseorang itu
merupakan penjumlahan dari seluruh skor subtes-subtes. Maka Amthauer menyusun IST
sebagai baterai tes yang terdiri dari 9 subtes (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST
UNPAD, 2009).
Karakteristik dari baterai tes Amthauer menunjukkan adanya suatu interkorelasi
yang rendah antar subtesnya (r=0.25) dan korelasi antara subtes dengan jumlah
(keseluruhan subtes) yang rendah pula (r=0.60).
Semenjak diciptakan, IST terus dikembangkan oleh Amthauer dengan bantuan
dari para koleganya, berikut adalah perkembangan tes IST dari tahun 1953 hingga tahun
2000-an.
 Tes IST 1953
Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14 sampai
dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada tahun 1953.
 Tes IST 1955
Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia untuk
subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam penyusunan norma
bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada pengelompokan jenis kelamin dan
kelompok usia.
 Tes IST 1970
Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang menyarankan pengkoreksian
dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10 tahun, maka
disusunlah IST 70. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini memiliki 6
bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai bentuk parallel; yaitu A1 dan B2, atau
C3 dan D4. Dua bentuk lainnya untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan khusus.
Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping
itu telah ditambah tabel kelompok dan pekerjaan. Namun demikian, pada IST 70 terdapat
kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata dan menggunakan kalimat
dalam subtes RA sehingga jika subjek gagal dalam subtes ini dapat dimungkinkan karena
tidak mampu mengerjakan soal hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.
 Tes IST 2000
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal hitungan.
 Tes IST 2000-Revised
Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan subtes.
IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE,
RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
2. Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural

IST_Psikologi UINSA 2
3. Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest
(tes pengetahuan)
IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama kali
digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat (Polhaupessy, dalam
Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

1. Nama
Nama tes : Intelligenz Structure Test (IST)

2. Bentuk Tes
Bentuk buku dengan ukuran kwarto di dalam nya terdiri dari soal-soal yang terhimpun
dalam sub tes tertentu. IST terdiri dari 9 sub tes: SE, WA, AN, GE, ME, RA, ZR, FA, dan WU
Untuk sub tes 6-7-8 = tes 3A
Total soal terdiri dari 176 soal

3. Aspek Yang Diukur


Beberapa aspek yang diukur dalam IST meliputi
Nama
No Singkat Nama Subtes Kemampuan yang diukur
Subtes
1 Kemampuan pengambilan keputusan, akal
SE Satzerganzung
sehat, berpikir konkret-praktis
2 Rasa Bahasa, kemampuan menghayati
masalah Bahasa, perasaan empati, berpikir
WA Wortauswahl induktif dengan menggunakan Bahasa,
memahami pengertian, menangkap makna
yang disampaikan melalui bahasa
3 Kemampuan mengkombinasi, fleksibilitas
AN Analogien berpikir, berpikir logis, menangkap hubungan
logis antara beberapa masalah
4 Kemampuan abstraksi, pembentukan
GE Gemeinsamkeiten pengertian, kemampuan menyatakan
pengertian melalui rumusan Bahasa
5 Berpikir induktif-praktis, hitungan,
RA Rechenaufgaben
kemampuan berhitung
6 ZR Zahlen Reihen Berpikir teoritis, penggunaan hitungan
7 Kemampuan membayangkan, melakukan
FA Form Auswahl analisis-sintesis, responsive, berpikir
konstruktif
8 Daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi,
WU Wurfel Aufgaben
daya analysis
9 Mengukur daya ingatan, konsentrasi menetap,
ME Merk Aufgaben konsentrasi lama, ketahanan ingatan jangka
pendek (short term memory)

4. Penyajian

IST_Psikologi UINSA 3
Penyajian tes dapat secara individual maupun secara kelompok. Dalam penyajian
kelompok seyogyanya setiap 1 tester maksimum menangani 30 orang.

5. Waktu pengerjaan tes


Total waktu tidak terbatas, hanya biasanya disediakan waktu sekitar 90 menit untuk
mengerjakan soal ditambah waktu untuk memberikan penjelasan

Halaman
No Nama Subtes Jumlah soal Waktu
soal
1 ZE-Satzerganzung 20 soal
Hal 1 6 menit
(Melengkapi Kalimat) 1 – 20
2 WA-Wortauswahl 20 soal
Hal 3 6 menit
(Melengkapi kata-kata) 21 – 40
3 AN-Analogien 20 soal
Hal 5 7 menit
(Persamaan Kata) 41 – 60
4 GE-Gemeinsamkeiten
16 soal
(Sifat yang dimiliki Hal 7 8 menit
61 – 76
bersama)
5 RA-Rechenaufgaben 19 soal
Hal 9 10 menit
(Berhitung) 77 – 96
6 ZR-Zahlen Reihen 19 soal
Hal 11 10 menit
(Deret angka) 97 – 116
7 FA-Form Auswahl 19 soal
Hal 13 7 menit
(Memiliki bentuk) 117 – 136
8 WU-Wurfel Aufgaben 19 soal
Hal 15 9 menit
(Latihan balok) 137 – 156
9 ME-Merk Aufgaben 9 menit
(Latihan symbol) 19 soal
Hal 17
-Mempelajari 157 - 176 3 menit
-Memproduksi 6 menit

6. Tujuan
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang
saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu.

7. Cara pemberian skor (scoring)


skoring
(1) Jawaban yang benar mendapatkan point 1 (kecuali untuk sub tes 04 (GE) ada
panduan nilai tersendiri.
(2) Tulislah jumlah jawaban yang benar di tempat yang tersedia pada setiap sub tes
(3) Jumlah jawaban yang benar merupakan “raw score” dibandingkan dengan norma
yang ada kemudian akan menghasilkan “weighted score”.
(4) Nilai “weighted score” setiap sub tes merupakan titik awal grafik

IST_Psikologi UINSA 4
(5) Jumlah total setiap sub tes (raw score) bila dibandingkan dengan norma akan
menghasilkan nilai/taraf intelegensi (weighted score)
(6) Taraf inteligensi ini bila dibandingkan dengan norma umum akan menunjukkan
kelompok taraf inteligensi tertentu (cerdas, kurang, dan lainnya)

8. Norma
Norma umum Inteligensi yang berlaku untuk skala SE, WA, AN, GE, ME, RA, ZR, FA,
dan WU
Skor Kategori
<80 Rendah sekali
81 – 94 Rendah
95 – 99 Sedang (rata-rata bawah)
100 – 104 Cukup (rata-rata)
105 – 118 Tinggi
>119 Sangat Tinggi

Setelah diperoleh skor kasar, kemudian dikonversikan menjadi skor bobot. Atas dasar
skor bobot itu dibuatlah grafik:
(1) Profil M : struktur kemampuan teoritik (rendah, tinggi, rendah, tinggi, dst)
(2) Profil W : struktur kemampuan praktis (tinggi, rendah, tinggi, rendah, dst)

9. Petunjuk atau Instruksi


Sub tes 1
Soal-soal No. 01 – 20 terdiri atas kalimat-kalimat. Pada setiap kalimat satu kata hilang
dan disediakan 5 (lima) kata pilihan sebagai penggantinya. Pilihlah kata yang tepat
yang dapat menyempurnakan kalimat itu !

Sub tes 2
Soal-soal No. 21 – 40 terdiri atas kata-kata. Ditentukan 5 kata. Pada 4 dari 5 kata ini
terdapat suatu kesamaan. Carilah kata kelima yang tidak memiliki kesamaan dengan
keempat kata itu.

Sub tes 3
Soal-soal 41 – 60 terdiri atas kata-kata. Ditentukan 3 (tiga) kata. Antara kata pertama
dan kata kedua terdapat suatu hubungan yang tertentu. Antara kata ketiga dan salah
satu diantara lima kata pilihan harus pula terdapat hubungan yang sama itu. Carilah
kata itu !

Sub tes 4
Soal-soal No. 61 – 76 terdiri atas kata-kata. Ditentukan dua kata. Carilah satu
perkataan yang meliputi pengertian kedua kata tadi. Tulislah perkataan itu pada pada
lembar jawaban di belakang nomor soal yang sesuai

Sub tes 5
Soal-soal No. 77 – 96 terdiri dari soal hitungan. Persoalan berikutnya adalah soal-soal
hitungan. Perhatikan cara menjawab di atas lembar jawaban !. Pada lembar jawaban

IST_Psikologi UINSA 5
lihatlah pada kolom 05. Pada kolom ini terdiri atas angka-angka 1 sampai 9 dan 0.
Untuk menunjukkan jawaban suatu soal, maka coretlah angka-angka yang terdapat di
dalam jawaban. Keurutan angka jawaban tidak perlu dihiraukan.

Sub tes 6
Soal-soal No. 97 – 116. Pada persoalan berikut akan diberikan deret angka. Setiap
deret tersusun menurut suatu aturan tertentu dan dapat dilanjutkan menurut aturan
itu. Carilah untuk setiap deret angka berikutnya dan coretlah jawaban saudara pada
lembar jawaban di belakang nomor soal yang sesuai.

Sub tes 7
Soal-soal No. 117 – 137.
Pada persoalan berikutnya, setiap soal memperlihatkan sesuatu bentuk tertentu yang
terpotong menjadi beberapa bagian. Carilah di antara bentuk-bentuk yang ditentukan
(a, b, c, d, e) bentuk yang dapat dibangun dengan cara menyusun potongan-potongan
itu sedemikian rupa, sehingga tidak ada kelebihan sudut atau ruang diantaranya.
Carilah bentuk-bentuk itu dan coretlah huruf yang menunjukkan bentuk tadi pada
lembar jawaban di belakang nomor soal yang sesuai.

Sub tes 8
Soal-soal No. 137 – 156
Ditentukan 5 (lima) buah kubus a, b, c, d, e. pada tiap-tiap kubus terdapat enam tanda
yang berlainan pada setiap sisinya. Tiga dari tanda itu dapat dilihat. Kubus-kubus
yang ditentukan itu (a, b, c, d, e) ialah kubus-kubus yang berbeda, artinya kubus-
kubus itu dapat mempunyai tanda-tanda yang sama, akan tetapi susunannya
berlainan, setiap soal memperlihatkan salah satu kubus yang ditentukan di dalam
kedudukan yang berbeda. Carilah kubus yang dimaksudkan itu dan coretkanlah
jawaban saudara pada lembar jawaban di belakang nomor yang sesuai. Kubus itu
dapat diputar, dapat digulingkan atau dapat diputar dan digulingkan dalam pikiran
saudara oleh karena itu mungkin akan terlihat suatu tanda yang baru.

Sub tes 9
Soal-soal No. 157 – 176
Pada persoalan berikutnya, terdapat sejumlah pertanyaan mengenai kata-kata yang
telah saudara hafalkan tadi. Coretlah jawaban saudara pada lembaran jawaban di
belakang nomor soal yang sesuai.

IST_Psikologi UINSA 6

Anda mungkin juga menyukai