Anda di halaman 1dari 21

IST

(Intelligenz Struktur Test)


lOMoARcPSD|4257778

1. PENGANTAR
Tes atau pengukuran dalam psikologi merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur aspek-aspek psikologi yang merupakan representatif dari
individu. Ada banyak aspek psikologis yang dapat diukur melalui alat tes psikologis ini.
Alat tes psikologi yang digunakan pun tergantung pad aspek apa yang akan diukur dari
seorang individu. Contoh aspek psikologi yang dapat diukur melalui tes psikologi ialah
kecerdasan, kepribadian, bakat, tingkah laku, dan lain sebagainya.
Seperti yang telah disebutkan, salah satu aspek psikologis yang dapat diukur melalui
tes psikologis ialah kecerdasan. Kecerdasan atau intelegensi secara umum merupakan
kemampuan seorang individu dalam berpikir dan menyelesaikan suatu permasalahan.
Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan
menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya. Inteligensi dapat pula diartikan
sebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak, kemampuan untuk belajar, kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan. Cakupan inteligensi ini adalah yang paling lengkap, karena
menambahkan aspek penyesuaian terhadap lingkungan (Aiken, 1997). Sementara
Amthauer mendefinisikan intelegensi sebagai sebuah bagian khusus dalam keseluruhan
struktur kepribadian manusia. Intelegensi tidak hanya identik dengan proses intelektual,
melainkan erat kaitannya dengan kehidupan dorongan, kemampuan, dan perasaan.
Inteligensi hanya akan dapat dikenali atau dilihat melalui manifestasinya misalnya pada
hasil atau prestasi suatu tes.

1.1. Pengertian IST


Salah satu alat untuk mengukur intelegensi adalah IST (Intelligenz Structure
Test). IST merupakan salah satu tes psikologi yang digunakan untuk mengukur
tingkat kecerdasan seseorang. Intelligenz Structure Test (IST) berdasarkan pada teori
inteligensi yang menyatakan bahwa inteligensi merupakan suatu gestalt yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna (Wiratna, 1993)
dimana jika dilihat secara menyeluruh, tes ini memiliki bagian- bagian yang saling
berhubungan secara makna (struktur). Antara subtes satu dengan lainnya, ada yang
saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama (general factor atau group
factor), tetapi ada juga yang tidak berhubungan karena masing-masingnya mengukur

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

faktor khusus (special factor). Struktur kecerdasan tertentu merupakan keseluruhan


dari aspek yang ada dalam diri individu membentuk suatu pola kepribadian individu.

1.2. Tujuan IST


IST secara umum bertujuan untuk mengetahui pola kecerdasan individu
sehingga dapat memahami diri dan pengembangan pribadi dan dapat pula
merencanakan pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam
hidup individu.

1.3. Partisipan IST


IST 2000 R ini sendiri dapat digunakan untuk partisipan muda hingga dewasa.
Namun saai ini, di Jerman telah menentukan tes ini hanya digunakan untuk partisipan
dengan usia 15 tahun hingga 60 tahun.

1.4. Spesifikasi IST


IST dirancang untuk mengukur kemampuan verbal, numerical, dan spasial
yang dinilai dari 9 subtes. Berdasarkan pada model struktur kecerdasan, IST terdapat
7 aspek kecerdasan yang diukur pada tes ini, yaitu
1. Kecerdasan verbal, berupa melengkapi kalimat (SE), melengkapi kata-kata
(WA), persamaan kata (AN), sifat yang dimiliki bersama (GE)
2. Kecerdasan angka, berupa berhitung (RA), deret angka (ZR),
3. Kecerdasan figural, berupa memilih bentuk (FA), latihan balok (WU), latihan
symbol (ME)
4. Memory, berupa memori jangka pendek dengan dua kelompok tugas yaitu
figural dan verbal
5. Penalaran berpikir
6. Fluids intelligence (AP), berupa tes pengetahuan
7. Crystallized intelligence (office), berupa tes pengetahuan
Secara singkat, dasar dari tes ini mengukur kemampuan pada poin 1., 2., 3.,
dan 5. Dasar pengukuran tambahan adala memori (4). Sebagai tambahan juga, tes

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

pengetahuan merupakan kombinasi dari poin 1.,2., dan 3. Inidividu memerlukan


waktu pengejaan yang berbeda untuk setiap subtes.

1.5. Format IST

Nama Sub Tes Keterangan No.Soal Waktu


SE (Satzerganzung) Melengkapi 1-20 6 menit
kalimat
WA (Wortauswahl) Melengkapi 21-40 6 menit
Verbal
kata-kata
intelligence
AN (Analogian) Persamaan kata 41-60 7 menit
GE Sifat yang 61-76 8 menit
(Geneinsamkeiten) dimiliki bersama
RA Berhitung 77-96 10 menit
Numerical
(Rechhenaufgaben)
intelligence
ZR (Zahlenreihen) Deret Angka 97-116 10 menit
FA Memilih bentuk 117-136 7 menit

Figural- (Figurenauswahl)
WU Latihan balok 137-156 9 menit
spatial
(Wurfelaufgaben)
intelligence ME (Merkaufgaben) Latihan simbol 157-176 3 menit & 6
menit

2. SEJARAH IST
IST merupakan alat ukur intelegensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada
tahun 1953 dan menjadi populer di Frankfurt, Jerman. Kemudian IST terus berkembang
dan disempurnakan oleh beberapa tokoh Jerman seperti Berliner, Kiepmann, Beauducel,
dan Brocke hingga tahun 2000.
Dari jurnal yang kami peroleh dari Universitas Sumatera Utara, IST yang digunakan
di Indonesia merupakan hasil adaptasi yang dilakukan pada versi IST yang pertama oleh
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran pada tahun 1973 dan digunakan oleh Psikologi
Angkatan Darat.
Berdasarkan asumsi Amthaeur mengenai intelegensi yang telah dijelaskan pada
pengantar, maka beliau menyusun IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

“komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis; maksudnya bidang yang
dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang yang lain; kemampuan yang
dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan mempengaruhi kemampuan
yang lainnya.”

IST telah direvisi beberapa kali yaitu pada tahun 1973 (dikenal dengan nama IST-70)
dan pada tahun 1999 (IST 2000). IST paling terbaru adalah IST 2000R pada tahun 2007.
 Tes IST 1953
Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14
sampai dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada
tahun 1953.
 Tes IST 1955
Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia untuk
subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam penyusunan
norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada pengelompokan jenis
kelamin dan kelompok usia.
 Tes IST 1970
Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang menyarankan pengkoreksian
dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10 tahun, maka
disusunlah IST 70. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini memiliki
6 bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai bentuk parallel; yaitu A1 dan B2,
atau C3 dan D4. Dua bentuk lainnya untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan
khusus. Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun.
Disamping itu telah ditambah tabel kelompok dan pekerjaan. Namun demikian, pada
IST 70 terdapat kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata dan
menggunakan kalimat dalam subtes RA sehingga jika subjek gagal dalam subtes ini
dapat dimungkinkan karena tidak mampu mengerjakan soal hitungannya atau tidak
mengerti kalimatnya.
 Tes IST 2000
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal
hitungan.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

 Tes IST 2000-Revised


Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan subtes.
IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
o Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN,
GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
o Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural
o Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest
(tes pengetahuan)
o IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini
pertama kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat
(Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

3. RASIONALISASI IST
3.1. Rasionalisasi secara umum
Menurut Amthauer inteligensi hanya akan dapat dilihat melalui manifestasinya,
misalnya pada hasil dari suatu tes. Rasionalisasi atau fungsi dari IST itu sendiri
secara umum ialah mengukur tingkat intelegensi seorang individu. Namun,
pengukuran intelegensi oleh IST bukan merupakan pengukuran kecerdasan secara
umum saja. IST dirancang untuk mengukur kemampuan verbal, numerikal, dan
spasial. Ketiga kemampuan tersebut dinilai dari 9 subtes yang terdapat di dalam alat
ukur ini. Setiap subtes yang ada dalam IST saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan mereka mengukur faktor yang sama
(general factor atau group factor). Tetapi ada juga subtes yang memang tidak
berhubungan karena masing-masingnya mengukur faktor yang bersifat khusus
(special factor).
Alat tes ini disusun berdasarkan pandangan gestalt. Dimana ia memandang
kecerdasan sebagai sebuah gestalt atau secara keseluruhan, yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan secara makna (struktur). Hal ini juga menjelaskan
bahwa struktur intelegensi tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehingga
akan cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

3.2. Rasionalisasi Subtes IST


Berdasarkan yang telah dibahas sebelumnya, IST terdiri dari 9 subtes yang
total item tesnya berjumlah berjumlah 176 poin atau item. Secara umum, waktu untuk
menyelesaikan seluruh item dalam alat tes ini ialah selama 90 menit. Namun,
masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan
diadministrasikan secara manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD,
2009). Jika dibandingkan dengan alat ukur lain seperti SPM, alat tes ini memerlukan
waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan kesiapan mental dan fisik dari
partisipan.
Secara umum tes IST berfungsi mengukur komponen utama kecerdasan, yakni
kecerdasan verbal, numerikal, dan spasial. Namun, masing-masing subtes dalam IST
yakni kesembilan subtesnya juga memiliki pengukuran terhadap aspek yang lebih
spesifik, yaitu :
1. Satzerganzung (SE)  melengkapi kalimat.
Pada subtes ini yang diukur adalah masalah pengambilan keputusan, keinginan
berprestasi, penilaian atau pembentukan opini, common sense, penekanan pada
berpikir praktis dan konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara mandiri.
2. Wortauswahl (WA)  melengkapi kata-kata.
Pada subtes ini yang akan diukur ialah kemampuan menangkap inti atau makna
dari sesuatu yang disampaikan melalui bahasa, perasaan empati atau kemampuan
menyelami perasaan, berpikir induktif menggunakan bahasa.
3. Analogien (AN)  persamaan kata.
Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan fleksibilitas dalam berpikir,
kemampuan mengkombinasikan atau menghubungkan, kelincahan dalam
berubah dan berganti dalam berpikir, resistensi atau kemampuan untuk melawan
solusi masalah yang tidak pasti sehingga meliputi kejelasan dan kekonsekuenan
dalam berpikir.
4. Gemeinsamkeiten (GE)  sifat yang dimiliki bersama.
Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal,
menemukan ciri yang sama atau khas dari dua objek dan menyusun suatu

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

pengertian tentangnya. Kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu


dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau mencari inti persoalan,
serta memahami esensi pengertian suatu kata untuk dapat menemukan kesamaan
esensial dari beberapa kata.
5. Rechhenaufgaben (RA)  kemampuan berhitung.
Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir atau
memecahkan masalah praktis dalam berhitung, matematis, berpikir logis dan
lugas, penalaran, dan kemampuan berpikir runtut mengambil kesimpulan.
6. Zahlenreihen (ZR)  deret angka.
Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan,
maksudnya mengukur kemampuan berhitung yang didasarkan pada pendekatan
analisis atas informasi faktual berbentuk angka sehingga didapatkan suatu
kesimpulan (berpikir induktif dengan angka-angka), serta kelincahan dan irama
dalam berpikir.
7. Figurenauswahl (FA)  memilih bentuk.
Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam membayangkan, kemampuan
mengkonstruksi (sintesa dan analisa) sehingga dapat menggabungkan potongan
suatu objek visual dan menghasilkan suatu bentuk tertentu, serta memasukkan
bagian pada suatu keseluruhan (membayangkan menyeluruh).
8. Wurfelaufgaben (WU)  latihan balok.
Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan analisis yakni daya
bayang ruang, didalamnya terkandung kreativitas, kemampuan tiga dimensi,
imajinasi dan fleksibilitas berpikir, serta kemampuan konstruktif teknis dalam
menyusun perubahan.
9. Merkaufgaben (ME)  latihan simbol.
Subtes ini mengukur terutama daya ingat seseorang dalam waktu yang lama,
konsentrasi yang menetap, dan daya tahan.

4. ADMINISTRASI TES (Kelengkapan dan Pedoman Tes)


Alat tes kecerdasan IST terdiri dari 176 soal yang terbagi menjadi 9 subtes, seperti
yang telah dibahas sebelumnya yakni Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi kalimat,

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi kata-kata, Analogien (AN) yaitu persamaan kata,
Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama, Rechhenaufgaben (RA) yaitu
kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu deret angka, Figurenauswahl (FA) yaitu
memilih bentuk, Wurfelaufgaben (WU) yaitu latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu
latihan simbol. Pengerjaan tes IST ini membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit dan
dapat dilakukan secara individual maupun klasikal. Pembagian waktu untuk tiap subtes
berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut :
•SE 6 menit
•WA 6 menit
•AN 7 menit
•GE 8 menit
•RA 10 menit
•ZR 10 menit
•FA 7 menit
•WU 9 menit
•ME 3 + 6 menit

Persiapan:
- Menuliskan di pojok kanan atas papan tulis yang tersedia, contoh berikut:
No. pmr. : ___/Psi/SMAN 19/95
Tgl. Pmr. : 15 April 1995
- Menuliskan contoh jawaban di papan tulis sebagai berikut:
1) a b c d e
a b c d e
a b c d e
- Membagikan Lembar Jawaban IST kepada OP.
- Membacakan instruksi atau pedoman pengisian lembar jawaban pada OP dan setiap awal
subtes baru.
Catatan:
Setiap akan mulai memberikan instruksi untuk suatu kelompok soal (subtes),
pemeriksa hendaknya menuliskan atau menggambar contohnya di papan tulis.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Untuk instruksi dalam setiap subtesnya, antara lain dapat digambarkan dengan
contoh sebagai berikut :

Subtes 1 : Tes Pengetahuan Umum


Soal-soal 01 – 20 terdiri atas kalimat-kalimat.
Pada setiap kalimat terdapat satu kata yang hilang dan akan disediakan 5 (lima) kata
pilihan sebagai jawabannya.
Pilihlah kata yang tepat yang dapat menyempurnakan kalimat itu !
Contoh :
Seekor kuda mempunyai kesamaan terbanyak dengan seekor …………..
A. kucing B. bajing C. keledai D. lembu E. anjing
Jawaban yang benar adalah : C. keledai
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban C. keledai

Subtes 2 : Tes Kesamaan Kata


Berdasarkan lima pilihan kata
Empat pilihan dari lima pilihan yang tersedia kata itu terdapat suatu kesamaan.
Carilah satu kata yang tidak memiliki kesamaan dengan keempat kata yang lain.
Contoh:
A. meja
B. kursi
C. burung
D. lemari
E. tempat tidur
Meja, kursi, lemari, dan tempat tidur adalah perabot rumah, sedangkan “burung” bukanlah
perabot rumah yang tidak memiliki kesamaan dengan keempat kata yang lain.
Jawaban yang benar adalah : burung
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban C. burung

Subtes 3 : Tes Hubungan Kata

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Terdapat tiga kata.


Antara kata pertama dan kata kedua terdapat suatu hubungan tertentu.
Antara kata ketiga dan salah satu kata di antara kelima kata pilihan, terdapat hubungan
yang sama.Carilah kata itu.
Contoh:
Hutan : pohon = tembok : ?
A. batu bata
B. rumah
C. semen
D. putih
E. dinding
Hubungan antara hutan dan pohon adalah bahwa hutan terdiri atas pohon-pohon, maka
hubungan antara tembok dan salah satu kata pilihan adalah bahwa tembok terdiri atas batu
bata.

Subtes 4 : Tes Pengertian Kata


Berdasarkan dua kata.
Carilah satu perkataan yang meliputi pengertian kedua kata yang sediakan.
Tulislah perkataan itu pada kotak yang telah disediakan.
Contoh:
Ayam – itik
Kata “unggas” dapat meliputi pengertian kedua kata tersebut.
Oleh karena itu pada isian yang telah disediakan tulis kata “unggas”.

Subtes 5 : Tes Aritmatika


Tes berikutnya adalah soal-soal hitungan.
Contoh:
Sebatang pensil harganya 25 rupiah. Berapakah harga 3 batang ?
Jawabannya adalah : 75
Cara menjawabnya adalah dengan memilih angka jawaban.
0 1 2 3 4 56 78 9

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Subtes 6 : Tes Deret Angka


Pada tes berikut akan diberikan deret angka.
Setiap deret tersusun menurut suatu pola tertentu dan dapat dilanjutkan menurut pola
tersebut.
Carilah angka berikutnya untuk setiap deret, dan tulis jawaban saudara pada kotak yang
telah disediakan.
Contoh:
9 7 10 8 11 9 12 ?
Pada deret ini polanya berganti-ganti harus dikurangi dengan 2 dan setelah itu ditambah
dengan 3.
Jawabannya adalah : 10
Tulis jawaban pada titik-titik yang disediakan.

Subtes 7 – Tes Potongan Gambar


Pada tes berikutnya, setiap soal akan memperlihatkan suatu bentuk tertentu yang terpotong
menjadi beberapa bagian.
Carilah diantara bentuk-bentuk yang terdapat dalam pilihan (a, b, c, d, e), sebuah bentuk
yang dapat dibentuk dengan cara menyusun potongan-potongan yang terdapat dalam soal.

Jika potongan-potongan pada contoh di atas disusun (digabungkan), maka akan


menghasilkan bentuk B.
Oleh karena itu, pada kertas jawaban pilih jawaban “B”.

Subtes 8 – Tes Kemampuang Ruang

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Terdapat sebuah kubus dengan tanda yang terlihat pada ketiga sisi nya. Kubus tersebut
dapat diputar, dapat digulingkan, maupun diputar dan digulingkan dalam pikiran saudara.
Carilah 1 (satu) dari 5 (lima) pilihan kubus yang memiliki tanda yang sama dengan kubus
yang terdapat pada soal.

Contoh ini memperlihatkan kubus E dengan kedudukan yang berbeda.


Untuk mendapatkan bentuk tersebut kita perlu memutar kubus tadi ke kanan dua kali
kemudian digulingkan ke depan satu kali, sehingga sisi kubus yang bertanda dua segiempat
hitam terletak di depan dan tanda titik terletak di sudut kanan atas, seperti kubus E.
Oleh karena itu, pilih jawaban “E”.

Subtes 9 : Tes Menghafal Cepat


Anda akan diberikan selembar kertas yang berisi kata-kata yang perlu saudara hafalkan
dalam waktu 3 menit.
Setelah 3 menit, kertas tersebut akan diambil kembali oleh pengawas.
Yaitu seperti contoh :
BUNGA : melati, kamboja, lavender, anggrek, bougenville
PERKAKAS : gergaji, pisau, dongkrak, tang, obeng
BUAH : ceremai, strawberry, rambutan, zaitun, nenas
NEGARA : indonesia, ekuador, filipina, honduras, Vietnam
KOTA : quebec, ujung pandang, wamena, yogyakarta, jepara
Contoh :
Kata yang mempunyai huruf permulaan Q adalah suatu……………
A. bunga B. perkakas C. buah D. negara E. kota

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Quebec adalah termasuk dalam jenis Kota, sehingga jawaban yang benar adalah Kota.
Oleh karena itu pilih jawaban E. Kota.

5. LANGKAH SKORING DAN INTERPRETASI


5.1. Skoring
Proses skoring dalam IST adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan
nilai 0 untuk jawaban salah pada masing-masing subtes. Kecuali pada sub tes GE
digunakan panduan nilai tersendiri yaitu skor 2, 1, dan 0 karena subtes ini berbentuk
isian singkat maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang
diberikan oleh subjek. Dengan menghitung skor yang diperoleh pada masing-masing
subtes akan diperoleh skor kasar pada setiap subtes IST. Dengan menjumlahkan skor
kasar dari seluruh subtes akan diperoleh skor total.
Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score
(RW). Nilai ini belum dapat diinterpretasikan sesuai dengan norma yang digunakan.
Nilai RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized
Score (SW). Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya,
yaitu interpretasi. Adapun norma yang digunakan adalah sesuai dengan kelompok
umur subjek.
Norma tes IST diperlukan untuk mengubah skor kasar maupun skor total ke
dalam weighted score yang akan menghasilkan nilai inteligensi seseorang dalam
bentuk angka, dan apabila nilai inteligensi ini dibandingkan dengan norma kelompok
akan diketahui kategori inteligensi dari seorang individu, yaitu :
a. Very Superior yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebesar 119 keatas.
b. Tinggi yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebesar diantara 105 sampai
dengan 118.
c. Cukup yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebesar antara 100 sampai
dengan 104.
d. Sedang yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebesar diantara 95 sampai
dengan 99.
e. Rendah yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 81 sampai
dengan 94.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

f. Rendah sekali yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar 80 kebawah.

5.2. Software Koreksi IST

1. Isikan identitas testee

2. Inputkan jawaban testee sesuai kolom yang disediakan

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

3. Lihat hasil skoring tes IST yang muncul secara otomatis

5.3. Interpretasi
Setelah skoring dilakukan dan diperoleh nilai standardized score, maka tahap
interpretasi dapat dilakukan. Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan
perhitungan untuk semuanya dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan
(Amthauer dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). Interpretasi yang dapat dilakukan
dari tes IST berdasarkan hasil skoring adalah sebagai berikut :
1. Taraf kecerdasan
Taraf kecerdasan diperoleh dari total SW. Nilai ini dapat diterjemahkan menjadi
Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan perkembangan individu
melalui pendidikan dan pekerjaan yang ditempuhnya. Nilai ini perlu dihubungkan
dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan nilai oleh kelompok orang
seusianya.
2. Dimensi Festigung-Flexibilität
Dimensi Festigung-Flexibilität menggambarkan corak atau pola berpikir yang
dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang
ekstrim, keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub
Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil
perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub
seiring bertambahnya usia. Cara menentukan apakah seorang subjek memiliki
kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai
GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nilai GE+RA lebih besar maka subjek memiliki
kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek
memiliki kecenderungan Flexibilitat.
3. Profil M-W
Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau praktis-
konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat dilihat
dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik
menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M
(verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W
(praktis-konkrit).

6. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN


6.1 Keunggulan Alat Tes
- Pengadministrasiannya tidak begitu sukar karena instruksi pengerjaan sudah
terkandung di dalam buku tes.
- Dipandang sebagai gestalt, sehingga bagian-bagiannya saling berhubungan hingga
dapat mengukur tingkat intelegensi.
- IST 2000 R telah mengalami pengembangan subtes dan subtesnya lebih, sehingga
kemampuannya meningkat.

6.2. Kekurangan Alat Tes


- Proses skoring IST biasa dilakukan secara manual yang membutuhkan banyak tenaga
dan waktu. Karena dalam prosesnya sangat mengandalkan ketelitian dan kecermatan
dari pemeriksa.
- Kerahasiaan yang sulit dikontrol.
- Validitas dan reliabilitas yang masih dipertanyakan.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

7. ETIKA TES
1. Kerahasian hasil tes
Hasil tes hanya dapat disampaikan ke orang lain apabila :
a. Ada izin dari yang bersangkutan
b. Ada tanda-tanda yang jelas bahwa hasil tes tersebut menunjukkan gejala yang
membahayakan dirinya atau orang lain.
2. Keamanan tes
Merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara professional. Dengan
demikian maka tes tidak dapat digunakan diluar batas-batas yang ditentukan oleh
profesionalisme pekerjaan guru. Dengan demikian maka sitiap pendidik harus dapat
menjamin kemempuan tes, baik sebelum maupun sesudah digunakan.
3. Interpretasi hasil tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan tes adalah proses
interpretasi hasil tes secara salah. Karena itu meka interpretasi tes harus diikuti
tanggung jawab professional.
4. Penggunaan tes
Tes hasil belajar harus digunakan secara patut atau sebagaimana mestinya. Bila tes
merupakan tes baku, maka tes tersebut harus dialksanakan menurut ketentuan yang
berlaku bagi pelaksana tes baku tersebut. Psikolog menggunakan tes, menafsirkan hasil
tes dengan cara dan tujuan yang tepat sesuai dengan cara penggunaan alat tes dan tujuan
dari alat tes tersebut.

8. PENTINGNYA MEMPELAJARI IST BAGI MAHASISWA PSIKOLOGI


Sesuai dengan kegunaan tes ini adalah untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang
dan juga kini tes ini sangat familiar digunakan oleh biro-biro psikologi. Selain itu tes ini
juga digunakan untuk memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan
pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu. Maka
pentingnya kita mahasiswa psikologi mempelajari IST adalah sebagai kemampuan dasar
atau bekal untuk mengukur tingkat intelegensi, merencanakan pendidikan dan karier serta
membantu pengambilan keputusan pada seseorang.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Selain itu, jika kita mengkaji secara umum saja, kita akan menemukan bahwa sangat
penting untuk mempelajari kecerdasan atau intelegensi sebagai salah satu aspek psikologis
individu. Apalagi alat ukurnya, tentu lebih dari sekedar sangat penting. Salah satu
keterampilan yang harus dimiliki seorang psikolog ialah melakukan diagnosa psikologis.
Bagaimana mungkin suatu diagnosa dilakukan jika kita tidak mengerti ciri apa yang
muncul dan memiliki data atau informasi untuk dianalisis ? lalu bagaimana sebuah
informasi atau data bisa muncul jika ia tidak dicari ? bagaimana data atau informasi
mengenai proses mental atau aspek psikologis bisa muncul jika ia tidak diukur dengan
sesuatu yang bersifat konkrit ? ya, tentu sangat penting untuk memahami IST sebagai salah
satu alat tes yang mengukur tingkat intelegensi seseorang. Karena sebagai seorang
psikolog yang bertugas untuk membantu seseorang mengembangkan potensinya dan
membantu seseorang mengatasi kelemahannya, tentu sangat penting untuk melakukan
pengamatan, pengukuran psikologis, dan diagnosa, supaya kita dapat menentukan langkah
atau tindakan selanjutnya dalam rangka membantu individu mengembangkan dirinya untuk
menjadi lebih baik lagi.

9. KESIMPULAN
IST merupakan salah satu jenis alat tes kecerdasan yang dikembangkan oleh Rudolf
Amthauer 1953 di Frankfurt Jerman. Amthauer sendiri mendefinisikan intelegensi sebagai
sebuah bagian khusus dalam keseluruhan struktur kepribadian manusia. Intelegensi tidak
hanya identik dengan proses intelektual, melainkan erat kaitannya dengan kehidupan
dorongan, kemampuan, dan perasaan. Ia juga mengemukakan bahwa inteligensi hanya
akan dapat dikenali atau dilihat melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi
suatu tes. Alat tes ini kemudian dikembangkan lagi oleh beberapa tokoh diantaranya
Berliner, Kiepmann, Beauducel, dan Brocke.
Alat tes yang disusun berdasarkan prinsip gestalt ini telah mengalami beberapa kali
revisi atau pengembangan dari IST 1953 menjadi IST 1955, kemudian dikembangkan lagi
pada tahun 1973 menjadi IST-70, dikembangkan lagi menjadi IST 2000, dan versi
terbarunya ialah IST 2000-R. Pengembangan atau revisi pada alat tes ini dilakukan baik
pada subtesnya maupun pada rentang usia subjek yang dapat dites oleh alat ini. Alat ini
secara umum berfungsi untuk mengukur tingkat intelegensi dan pola kecerdasan individu

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

sehingga dapat digunakan untuk memahami, mengembangkan, dan mengambil tindakan


tertentu bagi seorang individu.
IST terdiri dari 176 items atau soal yang dapat biasanya membutuhkan waktu
pelaksanaan sekitar 90 menit dengan pembagian waktu yang berbeda pada tiap subtesnya.
Alat tes ini memiliki 9 subtes yang mengukur 3 komponen kecerdasan, yakni kecerdasan
verbal, kecerdasan numerikal, dan kecerdasan figural atau spasial. Kesembilan subtes itu
antara lain :
• Satzerganzung (SE)  melengkapi kalimat  6 menit
• Wortauswahl (WA)  melengkapi kata-kata  6 menit
• Analogien (AN)  persamaan kata  7 menit
• Gemeinsamkeiten (GE)  sifat yang dimiliki bersama  8 menit
• Rechhenaufgaben (RA)  kemampuan berhitung  10 menit
• Zahlenreihen (SR)  deret angka  10 menit
• Figurenauswahl (FA)  memilih bentuk  7 menit
• Wurfelaufgaben (WU)  latihan balok  9 menit
• Merkaufgaben (ME)  latihan simbol  3 + 6 menit
Proses skoring dalam IST adalah dengan memberikan nilai 1 untuk jawaban benar
dan nilai 0 untuk jawaban salah pada masing-masing subtes. Kecuali pada sub tes GE
digunakan panduan nilai tersendiri yaitu skor 2, 1, dan 0. Jika skor kasar masing-masing
subtes dijumlahkan akan diperoleh skor total. Total nilai benar yang sesuai dengan kunci
jawaban merupakan Raw Score (RW). Nilai RW yang sudah dibandingkan dengan norma
yang sesuai dengan umur subjek disebut dengan Standardized Score (SW). Nilai SW inilah
yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi. Norma tes IST
diperlukan untuk mengubah skor kasar maupun skor total ke dalam weighted score yang
akan menghasilkan nilai inteligensi seseorang dalam bentuk angka. Ada 6 golongan nilai
intelegensi ini yakni very superior (119 keatas), tinggi (105 - 118), cukup (100 – 104),
sedang (95 – 99), rendah (81 – 94), rendah sekali (80 kebawah). Sedangkan untuk proses
interpretasinya dapat dilakukan dalam tiga kategori berdasarkan skor yang diperoleh baik
secara keseluruhan maupun per subtes yakni taraf kecerdasan (IQ), dimensi Festigung-
Flexibilität, Profil M-W.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)


lOMoARcPSD|4257778

Sama seperti alat tes lainnya, IST juga memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan. Keunggulannya antara lain terletak pada kemudahan dalam administrasinya,
penggunaan prinsip gestalt, dan telah mengalami beberapa kali revisi sehingga
kemampuannya meningkat. Sedangkan kelemahannya ialah memerlukan waktu yang
cukup lama dan kesiapan mental dan fisik yang cukup, kerahasiaannya sulit dikontrol, dan
validitas serta reliabilitasnya yang masih sering dipertanyakan. Selain itu terdapat juga
etika dalam kerahasiaan hasil tes ini, keamanan, interpretasi, dan penggunaan alat serta
hasil dari tes IST.
Memahami alat tes IST sebagai alat untuk mengukur tingkat intelegensi seorang
individu merupakan hal yang penting sebagai mahasiswa psikologi. Bagaimana tidak ? kita
sebagai mahasiswa psikologi yang bergelut dengan proses mental dan perilaku manusia
tentu tidak diragukan lagi harus memahami IST sebagai salah satu alat tes psikologi yang
membantu kita dalam melakukan pengukuran psikologis dan membuat diagnosa
psikologis. Sehingga penting untuk memahami hal ini sebagai dasar dari membuat suatu
diagnosa dan langkah selanjutnya dalam rangka pengembangan atau pun penanganan
seorang individu. Intelegensi sebagai salah satu aspek psikologis saja tentu sangat penting
untuk kita pelajari, apalagi alat ukur intelegensi yang membantu kita mengerti kondisi
psikologis seseorang, membantu kita melakukan diagnosa, dan menentukan tindakan
selanjutnya sebagai seorang psikolog yang memang memiliki tugas untuk itu.

Downloaded by Arjal Setiawan (arjal.setiawan@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai