Anda di halaman 1dari 3

Intelligence Structure Test (IST)

A. Latar Belakang IST


Alat tes psikologi digunakan untuk menggali aspek psikologis seseorang, oleh karena
itu prosedur dan alat yang digunakan dalam tes psikologi sebenarnya bergantung pada aspek
psikologi dan perilaku yang perlu diperiksa. Berdasarkan aspek psikologi yang diukur,
instrumen psikologi dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain tes kecerdasan,
tes bakat, tes kepribadian, dan tes minat. Salah satu alat pengujian yang disebutkan di atas
adalah tes inteligensi. Tes inteligensi memiliki manfaat yang sangat besar dalam dunia
pendidikan. Inteligensi sendiri diartikan sebagai kemampuan berpikir abstrak, kemampuan
belajar, dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Kecerdasan ini paling
komprehensif karena menambahkan aspek adaptasi lingkungan.
Tes inteligensi digunakan untuk mengklasifikasikan kemampuan akademik siswa. Tes
inteligensi berfungsi sebagai seleksi awal bagi anak yang ditempatkan pada kelompok
sekolah tertentu. Anak tunagrahita atau bahkan anak dengan kecerdasan tinggi dapat
ditempatkan di kelas khusus. Anak tunagrahita sering kali memiliki IQ di bawah 70 skala
Weschler dan ditempatkan di sekolah luar biasa (SLB), sedangkan anak normal bersekolah di
sekolah biasa dan anak yang memiliki kecerdasan tinggi (jenius/berbakat/skill) ditempatkan
di kelas yang lebih tinggi untuk mendapat program pengayaan atau percepatan. Tes
inteligensi juga berguna untuk mendiagnosa faktor-faktor penyebab kegagalan di sekolah.
Orang tua dan guru mungkin mendapatkan anak yang mengalami kesukaran belajar dan
prestasi akademiknya rendah. Anak yang demikian, perlu dites inteligensinya untuk
memastikan kapasitas kemampuannya. Kesukaran belajar dan prestasi akademik yang
rendah dapat disebabkan oleh inteligensi atau faktor lain misalnya motivasi, keterbatasn
fisik, kondisi psikis, lingkungan yang kurang mendukung, maupun dukungan dari orang
tuanya.
Dalam penerapan umumnya, tes inteligensi jelas dapat digunakan untuk penyaringan
masuk sekolah dan seleksi pekerjaan. Kemampuan intelektual selalu menjadi faktor
pertimbangan diterima atau tidaknya seseorang. Biasanya juga diikuti dengan hasil belajar
yang diperoleh. Kemampuan intelektual dikatakan mempengaruhi pemikiran logis,
kemampuan analitis, dan kemampuan pemecahan masalah dalam pekerjaan. Namun
kecerdasan saja mungkin tidak cukup jika tidak didukung oleh faktor non-intelektual seperti
bakat, minat, motivasi, gaya kerja, dan kepribadian.

B. Sejarah dan Perkembangan IST


1. Tahun 1953
Bentuk tes IST pertama yang diciptakan oleh Rudolf Amthauer. Proses penyusunan
normanya diambil dari sekitar 4000 objek. Tes hanya digunakan untuk individu di
rentang usia 14 hingga 60 tahun.
2. Tahun 1955
Pada tahap perkembangan pertama ini, rentang usia awal untuk subjek tes ini
diperluas menjadi awal 13 tahun dan sudah mulai ada pengelompokan jenis kelamin
dan kelompok usia.
3. Tahun 1970
Terdapat penyaranan oleh pengguna untuk melakukan pengoreksian dengan mesin
serta pengembangan tes. Rentang usia awalnya menjadi 12 tahun. Adapun
penambahan tabel kelompok dan jenis pekerjaan. Tes IST ditahun 1970 masih
memiliki banyak kekurangan, salah satunya adalah penyebaran bidang tak merata
dan kalimatnya yang susah dipahami.
4. Tahun 2000
Ditahun ini merupakan pengoreksian dari perkembangan IST tahun 1970, dengan
tidak ada soal kalimat pada tes hitungannya.
5. Tahun 2000-versi revisi
Dalam versi ini ada beberapa perkembangan dan penambahan subtes dan tes IST
dapat digunakan oleh para partisipan muda hingga dewasa. Namun, saat ini Jerman
telah membatasi tes ini hanya untuk partisipan di rentang usia 15 hingga 60 tahun
saja.

C. Prosedur dan Skoring Tes


Tes IST terdiri dari 9 subtes yang tiap subtesnya memiliki instruksi dan waktu
pengerjaan yang berbeda-beda karena setiap subtes digunakan untuk mengukur aspek yang
berbeda. Penyajian tes IST ini membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit, dapat dilakukan
secara individual maupun klasikal. Tes IST ini membutuhkan seorang tester yang memiliki
keterampilan dalam menyajikan tes dan proses skoring serta interpretasi yang memakan
waktu. Proses penilaian dalam IST melibatkan pemberian skor 1 untuk jawaban benar dan
skor 0 untuk jawaban salah pada setiap tes kecuali tes GE yang menggunakan panduan
penilaian tersendiri, yaitu skor 2, 1 dan 0. Dengan menghitung skor yang diperoleh di setiap
subtes, akan didapatkan perkiraan skor pada setiap tes IST. Setelah menambahkan perkiraan
skor dari 9 subtes, maka akan ditemukan skor total. Standar tes IST diperlukan untuk
mengubah skor total menjadi weighted score untuk menghasilkan nilai inteligensi seseorang
dalam bentuk numerik, dan jika nilai kecerdasan ini dibandingkan dengan norma-norma
kelompoknya, maka akan diketahui jenis kecerdasan orang tersebut, yaitu:

1. Tinggi sekali,yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar 119 keatas.
2. Tinggi, yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 105 sampai
dengan 118.
3. Cukup, yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 100 sampai
dengan 104.
4. Sedang, yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 95 sampai
dengan 99.
5. Rendah, yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 81 sampai
dengan 94.
6. Rendah sekali, yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar 80 kebawah.

D. Bentuk Tes IST


Intelligenz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain:
1. Satzerganzung (SE) yaitu tes melengkapi kalimat, untuk mengungkap kemampuan
pengambilan keputusan, mengukur keinginan berprestasi, kemampuan memahami
realitas, pembentukan pendapat/penilaian, common sense, berpikir kongkrit praktis
dan kemandirian dalam berpikir.
2. Wortauswahl (WA) yaitu tes melengkapi kata-kata, untuk mengungkap kemampuan
menangkap inti kandungan makna/pengertian dari sesuatu yang disampaikan
melalui bahasa, berpikir induktif dengan menggunakan bahasa, kemampuan empati
atau menyelami perasaan.
3. Analogien (AN) yaitu tes persamaan kata, untuk mengungkap kemampuan
fleksibilitas dalam berpikir, kemampuan mengkombinasikan atau menghubung-
hubungkan, kelincahan dan kemampuan untuk berubah dan berganti dalam berpikir,
resistensi atau kemampuan untuk melawan solusi masalah yang tidak pasti (kira-kira)
4. Gemeinsamkeiten (GE) yaitu tes sifat yang dimiliki bersama, untuk mengukur
kemampuan menemukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek dalam upaya
menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari dua objek tersebut,
kemampuan memahami esensi pengertian suatu kata untuk kemudian dapat
menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata.
5. Rechhenaufgaben (RA) yaitu tes kemampuan berhitung, untuk mengukur
kemampuan menemukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek dalam upaya
menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari dua objek tersebut,
kemampuan memahami esensi pengertian suatu kata untuk kemudian dapat
menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata.
6. Zahlenreihen (ZR) yaitu tes deret angka, untuk mengukur kemampuan menemukan
ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek dalam upaya menyusun suatu
pengertian yang mencakup kekhasan dari dua objek tersebut, kemampuan
memahami esensi pengertian suatu kata untuk kemudian dapat menemukan
kesamaan esensial dari beberapa kata. Adanya kemampuan mengikuti komponen
ritmis/irama dalam berpikir.
7. Figurenauswahl (FA) yaitu tes memilih bentuk, untuk mengungkap kemampuan
membayangkan, dengan menggabung-gabungkan potongan suatu objek visual
secara konstruktif sehingan menghasilkan suatu bentuk tertentu, adanya
kemampuan membayangkan secara menyeluruh (gestalt)
8. Wurfelaufgaben (WU) yaitu tes latihan balok, untuk mengukur kemampuan analisis
yang disertai kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secara
antisipasif. Dalam kemampuan ini terdapat peran kreativitas, kemampuan menyusun
atau mengkonstruksi perubahan, imajinasi dan fleksibilitas berpikir
9. Merkaufgaben (ME) yaitu tes latihan simbol, untuk mengungkap kemampuan
memperhatikan atauk mencamkan, kemampuan menyimpan atau mengingat dalam
waktu lama, dengan kata lain sub tes ini mengukur daya ingat seseorang.

Referensi:

Student, M. T., Kumar, R. R., Omments, R. E. C., Prajapati, A., Blockchain, T.-A., Ml, A. I.,
Randive, P. S. N., Chaudhari, S., Barde, S., Devices, E., Mittal, S., Schmidt, M. W. M., Id, S. N. A.,
PREISER, W. F. E., OSTROFF, E., Choudhary, R., Bit-cell, M., In, S. S., Fullfillment, P., … Fellowship, W.
(2021). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造
分析 Title. Frontiers in Neuroscience, 14(1), 1–13.

Anda mungkin juga menyukai