PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Intelegensi atau kecerdasan intelektual adalah salah satu
kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari
proses –proes kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. merupakan salah
satu konsep yang dipelajari dalam psikologi . Pada hakekatnya semua
orang sudah merasa memahami makna intelegensi. Intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah , berpikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Ada anak yang mempunyai
intelegensi tinggi, sedang dan rendah.
Perkembangan paling mencengangkan dalam bidang psikologi
kognitif bukanlah teori tertentu atau penemuan eksprimental, namun
sebuah tren umum .Kognisi adalah kegiatan atau proses memperoleh
pengetahuan termasuk kesadaran , perasaan dsb atau usaha menggali
sesuatu melalui pengalaman sendiri. Proses pengenalan , dan penafsiran
lingkungan oleh seseorang hasil pemerolehan pengetahuan.
Metakognisi merupakan pengetahuan dan kesadaran seseorang
tentang kognisinya sendiri,kesadaran tentang apapun yang berhubungan
dengan diri mereka sendiri .seseorang memilki kesadaran metakognitif
biasanya dapat memulai pemikirannya dengan merancang, memantau dan
menilai apa yang dipelajari,jika tidak terpenuhi maka dapat berdampak
pada pemikiran yang kurang sistematis atau kurang runtut pada
mahasiswa. serta mempunyai tiga macam fungsi esensial yaiu
merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi proses kognisi agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi intelegensi,kognisi dan metakognisi
2. Teori tentang intelegensi
3. Ciri- ciri dari setiap jenis intelegensi
4. Fungsi Kognisi
5. Hubungan kognisi dengan bidan lain
6. Macam Metakognisi
7. Peran metakognisi dalam proses belajar
C. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi intelegensi, kognisi dan metakognisi
2. Memahami Teori tentang intelegensi
3. Mengetahui Ciri- ciri dari setiap jenis intelegensi
4. Mengetahui Fungsi Kognisi
5. Mengetahui Hubungan kognisi dengan bidan lain
6. Mengetahui Macam Metakognisi
7. Mengetahui Peran metakognisi dalam proses belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Intelengensi
3
Pandangan yang lebih representatif yang menggambarkan perbedaan-
perbedaan individual adalah pandangan Thurstone ( 1938 dalam Stenberg, 1985 )
menurut dia intelegensi terdiri dari faktor jamak ( multiple factors ) yang
mencakup tujuh kemampuan mental utama ( primary mental abilities ), yaitu :
4
Pakar lain yang mengembangkan konsep tentang intelegensi adalah
Guilford ( 1971 dalam Khatena ,1992 ), yang terkenal teorinya dengan
istilah Struktur Intelek ( Structure of Intelect/ SOI ). Teori ini tampaknya
merupakan perluasan komprehensif atas teori faktor jamak ( multiple
factors theory) Thurstone .
Teori SOI Guilford mengemukakan bahwa intelegensi memiliki 180
kemampuan ( semula 150 kemampuan ). Teori ini sering juga disebut
tiga dimensi , yaitu ; operasi, produk dan isi.
1. Dimensi operasi , mencakup lima aspek yang terlibat dalam
pemrosesan informasi , yaitu (1) kognisi , yang berfungsi
menyimpan, dan mengeluarkan informasi dari otak, (2) operasi
produk konvergen yang bersifat tunggal dan konvensional, (3)
operasi produk divergen yang mencakup berbagai alternatif dan
variasi ide yang tidak biasa ,(4) memori yang berfungsi untuk
menyimpan dan memprduksikan kembali (mengingat ) informasi ,
(5) evaluasi, yang melakukan perbandingan dan penilaian kriteria
tertentu
2. Dimensi produk, memiliki enam bentuk organisasional produk
dalam informasi yang di proses individu, meliputi : (1) unit yaitu
item tunggal informasi, (2) kelas yaitu kelompok item informasi
yang memiliki sifat- sifat sama ,(3) relasi yaitu keterkaitan antara
item informasi yang memiliki kesamaan, (4) sistem yaitu koleksi
item informasi merupakan suatu kompleksitas yang saling
berhubungan, (5) transformasi yaitu perubahan atau modifikasi
informasi, ( 6 ) implikasi yaitu penerapan informasi
3. Dimensi isi atau konten, semula terdiri dari lima aspek yatu ; (1)
visual ( penglihatan ) ,(2) pendengaran (audiotori), (3) simbolik yaitu
informasi dalam bentuk simbol atau lambang misalnya kata- kata
angka, not musik, ( 4 ) semantik, yang memberikan makna tertentu
pada suatu informasi , (5) perilaku , yang mengarahkan dalam
bentuk perilaku. Kemudian perkembangan selanjutnya funsi figural (
5
gambar- gambar ) dilepaskan dari fungsi audiotoris. Jadi aspek
keenam dalam isi atau konten adalah figural ( Khatena , 1992 dalam
Semiawan , 1997 )
Dengan demikian seluruh aspek struktur intelek dari Guildford
meliputi 6x 5x6 = 180 aspek
Pakar lain yaitu Raymond B, Cattell ( 1963 dalam Azwar, 1996 )
menyatakan bahwa kemampuan mental dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu : intelegensi crystallized ( gc ) yang
merefleksikan adanya pengaruh pengalaman, pendidikan dan
kebudayaan dalam diri seseorang . Selanjutnya dijelaskan bahwa
intelegensi critalized akan meningkatkan kadarnya dalam diri
seseorang seiring bertambahnya pengalaman, sedangkan
intelengensi fluid lebihmerupakan kemampuan bawaan yang
diperoleh sejak kelahiran dan lepas dari pengaru pendidikan,dan
pengalaman. Intelegensi fluid cenderung tidak berubah setelah usia
14 tahun / 15 tahun, sedangkan intelegensi frestalized masih dapat
berkembang sampai usia 30- 40 tahun bahkan lebih (aswar. 1996)
(Garnier 1893,1993) mengajukan teori intelegensi yang bersifat
jamak. Yang membahas kemampuan otak manusia dan sensivitasnya
terhadap beragam budaya manusia. Gender mengelompokkan
intelegensi ke dalam tujuh kelompok :
1. Intelegensi liquistik yaitu kemampuan menggunakan bahasa
dalam memahami bacaan
2. Intelegensi logika matematika yaitu kemampuan memahami dan
menggunakan logika matematika dan ilmu pengetahuan
3. Intelegensi spasial yaitu kemampuan membentuk suatu model
mental dan masalah spesial meliputi menggerakkan dan
mengopersaionalkan nya sesuai dengan model tersebut.
4. Intelegensi musik yaitu kemampuan menggunakan bahasa musik
6
5. Intelegensi kinestik tubuh yaitu kemampuan memecahkan atau
melihat masalah dengan cara menggunakan bagian- bagian
badan atau seuruh badan.
6. Intelegensi interpersional yaitu kemampuan memahami orang
lain dan memotivasi mereka dan kemampuan mengetahui
bagaimana bekerja sendiri atau bekerjasama dengan orang lain.
7. Intelegensi intepersonal yaitu kemapuan yang berkaitan dengan
cara melihat kedalam diri dan kapsitas untu membentuk model
yang akurat dan jujur mengenai diri sendiri yang dapat
digunakan menjalani hidup secara efektif.
Selanjutnya gender menambah dua jenis intelegensi yaitu
1. Intelegensi natural yaitu mengenal flora, fauna dan mencintai
alam seperti biologi dan fisika
2. Intelegensi spiritual yaitu kemampuan menghayati suatu
agama, kepercayaan, menghayati adanya Tuhan yang maha
Esa.
Sejalan dengan berkembangnya teori tentang intelegensi
berkembang pula definisi tentang intelegensi. Menurut
Stenberg ( 1997 dalam SoetarlinaSukardji 1998 ) berdasarkan
survei yang diadakan 1921 , pada umumnya intelegensi
berkaitan dengan :
1. Kemampuan tingkat tinggi ( seperti penalaran abstrak,
representasi mental, pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan )
2. Kemampuan belajar
3. Adaptasi untuk memenuhi tuntutan lingkungan.
7
menentukan dalam intelegensi terlihat jelas dalam kasus
retardasi mental ( Sukardji 1998 ) survei tahun 1986
menyimpulkan bahwa unsur yang penting dalam devinisi
intelegensi menyempit dengan menekankan unsur adaptasi
tetapi dalam realitasnya manusia tidak hanya beradaptasi
dengan lingkungan, tetapi memilih juga lingkungan , dan
kadang- kadang membetuk lingkungan,.
B. KOGNISI
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pembahasan tentang
intelegensi terdapat dua pendekatan yaitu psikometri dan kognisi atau
pemrosesan informasi, demikian pula pembahasan proses mental terdapat
beberapa pendekatan diantaranya pendekatan perilaku yang dikemukakan
kaum Bhaviorismen dan pendekatan kognisi atau pemrosesan informasi
Kognisi adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuan ,mencari
pemahaman terhadap cara manusia berpikir.
Pendekatan kognisi menurut Darlene V Howard (1983)
mengemukakan pandangan dari pendekatan kognisi dapat dikemukakan
sebagai :
1. Pendekatan kognisi lebih menekankan cara mengetahui (Knowin)
dan bukan cara memberikan respon ( responding ) pendekatan ini
memiliki kecenderungan untuk menemukan cara ilmiah dalam
upaya memperoleh penguasaan ( Askuiston ) dan pengaplikasian
(aplication) pengetahuan ini berarti penekanan pendekatan ,
8
kognitif bukan terletak pada hubungan stimulus respons tetapi pada
yang terjadi dalam proses mental tersebut .atau dengan kata lain
lebih banyak mempergunakan pikiran (Min) dan bukan dengan
tindakan garis miring perbuatan( BHaviord ). Dscertes mengatakan
: CoG ito Ergo Sum ( Saya berpikir karena itu saya ada ) dan bukan
saya berbuat / bertindak maka saya ada.
2. Pendekatan kognisi lebih menekankan pada struktur mental /
pengaturan / pengorganisasian . Penekanan tentang fungsi
pengaturan ini dijelaskan oleh J-an Piaget yang telah memberikan
kontribusinya dalam pengertian perkembangan manusia khususnya
perkembangan kognisi, Piaget mengatakan bahwa semua makhluk
hidup dilahirkan dengan keahlian yang berbeda yaitu keahlian
untuk mengatur pengalaman dan keahlian ini merupakan faktor
pendorong ( Inpetus ) dalam perkembangan kognisi.
3. Pendekatan kognisi mempersepsikan individu sebagai makhluk
yang aktif konstruktif berencana dan bukan makhluk yang passif.
Menerima stimulus dari lingkungan para ahli teori kognisi
memandang indvidu sebagai pelaku aktif dalam proses
pemerolehan dan aplikasi pengetahuan. lebih Lanjut mereka
berpendapat bahwa manusia harus melakukan analisis tentang
srategi yang digunakan dalam berpikir mengingat memahami dan
juga dalam menghasilkan bahasa ( Producing Langduage)
4. Selanjutnya menurut Hoard (1983) selain bahwa kognisi memiliki
3 ciri sebagian telah diuraikan diatas teori kognisi yang dapat juga
disebut sebagai teori pemrosesan informasi memiliki 3 asumsi
sebagai berikut:
Asumsi yang menyatakan bahwa antara stimulus dan
respon terdapat rangkaian tahapan pemrosesan yang tiap
tahapnya melakukan jumlah waktu yang pasti.
Asumsi yang menyatakan bahwa jika stimulus diproses
melalui tahapan tersebut maka bentuk dan isi stimulus
9
diasumsikan telah melalui sejumlah tahapan perubahan atau
transformasi.
Asumsi yang nyatakan bahwa setiap tahapan dari sistem
pemrosesan memiliki kapasitas terbatas dalam arti adanya
batasan jumlah pemrosesan yang dilakukan secara
berkesinambungan. Menurut pendekatan pemrosesan
informasi ini penentuan rangkaian terhadap yang
membentuk suatu kognisi dan penentuan sifat dari
perubahan atau transformasi yang terjadi pada tahap
tersebut sangat penting untuk dapat memahami sifat kognisi
manusia.
C. METAKOGNISI
1. Pengertian metakognisi ( metakomponen )
Metakognisi jelas berhubungan dengan kognisi istilah meta berasal
dari bahasa Yunani artinya lebih tinggi “( bandingkan dengan
metafisik, metaemptiris, metafora, metaetika, dan lain- lain )
metakognisi secara etimologis artinya sesuatu yang lebih tinggi dari
atau dari diatas kognisi termasuk pengetahuan tentang kognisi itu
sendiri.pantas kalu Baker dan Brown ( 1984 ) dalam (Hamilton dan
Ghatala 1994) merukjuk pada adanya dua macam tipe metakognisi
yaitu :
a. Pengetahuan tentang kognisi
10
b. Pengaturan kognisi
11
pengetahuan metakognitif melibatkan usaha meotoring dan refleksi
pikiran seseorang. Ini termasuk pengetahuan faktual seperti
pengetahuan tentang tugas tujuan ataudiri sendiri. Dan
pengetahuan tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan
prosedur khusus untuk memecahkan suatu masalah sedangkan
aktifitas metakognitif yaitu terjadi pada saat siswa secara sadar
mengelola strategi pemikiran pada saat memecahkan masalah
untuk mencapai tujuan .
12
mereka sendiri dan bagaimana proses itu bekerja . Secara Harfiah
metakognisi berarti kognisi tentang kognisi atau pengetahuan
tentang pengetahuan . pengetahuan tersebut digunakan untuk
memonitor dan mengatur proses kognisi yaitu penalaran,
pemahaman, pemecahan masalah, pembelajararn dan lain
sebagainya.
Metakognisi meliputi tiga macam pengetahuan, yaitu :
a. Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan yang dapat
dinyatakan ,biasanya secara verbal ,melalui ceramah , buku,
tulisan, pertukaran kata- kata , braille, bahasa sandi , notasi
matematika dan sebagainya.
b. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan “ mengenal
cara melakukan sesuatu, seperti membagi pecahan atau
memberihkan karburator , pengetahuan prosedural harus
didemonstrasikan
c. Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan mengenai
mengapa dan kapan melakukan pengetahuan deklaratif
ataupun prosedural.
Pengetahuan mtakognisi untuk mengatur kegiatan berpikir
dan belajar
Terdapat tiga macam keterampilan yang esensial dalam
metakognisi yaitu :
a. Perencanaan menentukan beberapa banyak waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan suatu tugas, strtegi
mana yang digunakan bagaimana memulai suatu tugas,
sumber daya apay yang dilibatkan, instruksi yang mana
harus diikuti , apa yang digunakan unutk menyeleksi
dan hal apa yang harus di berikan secara penuh ( intens,
dan lain sebagainya )
b. Monitor adalah kesadaran on line tentang mengapa saya
melakukan monitoring memerlukan pertanyaan apakah
13
ini masuk akal apakah saya mencoba melakukan terlalu
cepat, apakah saya telah cukup belajar
c. Evaluasi meliputi membuat penilaian tentang proses
dan hasil berpikir dan belajar. Apakah saya akan
mengubah strategi, apakah saya memerlukan bantuan,
apakah tugas- tugas akademik,(makalah, gambar,
model, syair atau puisi ,perencanaan dan lain
sebagainya ) sudah selesai dikerjakan.
Temuan yang nyaris senada diberikan melalui hasil
studi .Studi ini menemukan bahwa efikasi diri dan
metakognisi berperan dalam memengaruhi permance
belajar yang ditampilan oleh individu .hal yang menarik
adalah bahwa peran metakognisi dalam
memaksimalkan hasil belajar lebih besar dari efikasi
diri. Hal ini berarti yakin untuk bisa sukses dan
mendapatkan hasil yang lebih maksimal saja. Tidak
cukup jika tidak diimbangi oleh metakognisi dalam
proses belajar sementara itu metakognisi sendiri
berpengaruh terhadap efikasi diri akademis semakin
bagus kemampuan metakognisi yang dimiliki maka
akan semakin tinggi efikasi diri akademis yang dimliki
individu. Hal ini tentu juga sangat membantu individu
mendapatkan persentase akademis yang maksimal .
2. Peran metakognisi dalam proses belajar
Metakognisi dipengaruhi oleh usia , mental individu di
dalam usia perkembangannya anak membutuhkan komunikasi
yang baik dan lancar dalam menerjemahkan semua keinginan dan
kebutuhannya terhadap orang lain. Di sisi lain komunikasi ini juga
membantu anak mendapatkan umpan balik dari orang lain. Yang
berguna memantaunya memahami kemampuan kognisinya ini
sendiri. Menurut studi Cmokofa 2014 anak bisa mendapatkan
14
bantuan dari orang lain untuk meningkatkan metakognisinya
bahkan sedari dini
Metakognisi memainkan peranan yang penting bagi
individu khususnya siswa mudah mendapatkan pemahaman yang
maksimal dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar yang juga
maksimal. Secara teori telah disebutkan bahwa metakognisi
membantu individu dalam mengawasi apakah dirinya berproses di
jalur yang benar atau tidak. Hal ini sangat membantu siswa dalam
mendapatkan umpan balik secara pribadi mengenai progres
belajarnya. Studi Mirsay dkk 2012 menyebutkan hal senada bahwa
usaha pencapaian target belajar akan lebih kuat dalam membantu
mahasiswa mendapatkan IPK yang tinggi. Namun metakognisi
memberikan dorongan lebih besar untuk mendapatkan nilai IPK
yang lebih maksimal.
Studi menarik yang dilakukan oleh Pishghadam dan Khjafi
2013 menemukan besarnya peran metakognisi dalam penguasaan
bahasa asing. Studi mereka ini menjelaskan bahwa meskipun
intelegensi memiliki perananan yang besar bagi individu dalam
menguasai bahasa asing namun peran metakognisi lebih kuat
artinya proses memonitoring sebagai bagian dari metakognisi yang
dilakukan individu dalam penguasaan bahasa asing.menjadi lebih
berperan dibandingkan intelegensi itu sendiri. Yang pasif
menerima stimulus dari lingkungan. Para ahli teori kognisi
memandang individu sebagai pelaku aktif dalam proses
memperoleh dan aplikasi pengetahuan lebih lanjut mereka
berpendapat bahwa manusia harus melakkan analisis tentang
strategi yang digunakan dalam berpikir, mengingat, memahami,
dan juga dalam menghasilkan bahasa .
Selanjutnya menurut Hoard 1983 selain bahwa kognisi
memiliki 3 ciri sebagai telah diuraikan di atas teori kognisi juga
disebut sebagai teori pemrosesan informasi memiliki 3 asumsi sbb:
15
Pertama
Kedua
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
amati.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
( INTELEGENSI, KOGNISI DAN METAKOGNISI )
KELOMPOK VIII
FATMAWATI 19.1302.125
PERTIWI 19.1302.154
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Psikologi
Pendidikan yang berjudul “ INTELEGENSI, KOGNISI DAN
METAKOGNISI ini dengan baik tanpa hambatan.
Terimakasih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Intelegensi.....................................................................................3
B. Kognisi...........................................................................................8
C. Metakognitis..................................................................................10
A. Kesimpulan ...................................................................................17
B. Saran ............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii