Anda di halaman 1dari 61

KONSEP INTELEGENSI DARI

BEBERAPA PENDEKATAN/TEORI
Vina Puspita
• Analisis Faktor
• Galton
• Teori 1 Faktor (Alfred Binet)
• Teori 2 Faktor (Spearman)
• Teori Multi Faktor/Faktor Ganda (Thorndike, thurstone)
• Model structure Intelellect (Guilford)
• Teori Hirarkis (Burt, Vernon)
• Teori dengan penekatan neurobiologis (Halstead)
• Teori ABC (Hebb)
• Fluid and Crystallized Intelegence (Cattel)
• Teori Intelegensi Ganda (Gardner)
• Teori Triarchic (Sternberg)
• Teori Perkembangan (Piaget, Lev Vygotsky )
• Francis Galton
- Galton pertama yang mengusulkan bahwa individu
memiliki kemampuan intelektual umum, kemampuan
tersebut ada, baik disetiap kemampuan mental individu
dan beberapa bakat khusus yang dimiliki
- Ketajaman sensori menentukan intelegensi
“informasi mengenai dunia luar hanya mampu kita
dapatkan melalui penginderaan kita. Semakin tajam indera
kita dalam mengenali perbedaan semakin besar penilaian
dan intelegensi yang dapat kita gunakan” (Galton, 1883)
Tokoh: Alfred Binet
• inteligensi bersifat monogenetik
 Berkembang dari satu faktor satuan: Faktor Umum (g)
• inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang
terus berkembang sejalan dengan kematangan seseorang
• Inteligen: diamati dari cara dan kemampuannya untuk
melakukan suatu tindakan dan mengubah arah tindakannya
itu jika perlu
 komponen Arah, Adaptasi, & Kritik dlm definisi
inteligensi

Teori Satu Faktor


Charles E. Spearman (1927)
- Penemu adanya dua faktor utama (Two factor
theories), tahun1904
- Membagi intelegensi menjadi dua faktor, yaitu
a. Faktor g, mencakup semua kegiatan intelektual
dan dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai
derajat tertentu (mewakili segi genetis)
b. faktor s, mencakup berbagai faktor khusus
tertentu yang relevan dengan tugas tertentu
(melalui latihan dan pendidikan)

Teori Dua Faktor


Rumus SPEARMAN

P=g+s
Keterangan
P= Performace
s1 s2 s3 s4 s4 G= general Ability
S= Specific ability

Lanjutan teori 2 faktor


• Aktivitas kognisi berasosiasi dengan faktor g adalah
- Eduksi relasi ( eduction of relation)  kemampuan
dalam menemukan hubungan dasar yang berlaku
antara dua hal
- Eduksi korelasi (eduction of correlation) 
menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan
dalam proses eduksi relasi sebelumnya kedalam situasi
baru

Istilah modern: enkoding (encoding), penyimpulan


(inference), & aplikasi (aplication)

Lanjutan teori 2 faktor


1. Edward Lee Thorndike (Motivator
Thorndike)
• Inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang
ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen
• inteligensi: 3 bentuk kemampuan
a. Kemampuan abstraksi : kemampuan untuk bekerja dgn
mengunakan gagasan dan simbol-simbol
b. Kemampuan mekanik: kemampuan bekerja mengunakan
alat-alat mekanik dan yang memerlukan aktifitas indera
gerak (sensory-motor)
c. Kemampuan sosial: kemampuan untuk menghadapi orang
lain di sekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif

Teori Multi Faktor/ Faktor


Ganda
2. Louis Leon Thurstone & Thelma Gwinn
Thurstone
- Mengembangkan teori faktor jamak (multiple factors)
- Faktor umum tidak ada, yang benar adalah bahwa
intelegensi terdiri dari sejumlah kemampuan mental
- Kemampuan mental dikelompokan dalam 6 faktor,
yaitu

Lanjutan teori multi faktor/ faktor ganda


1. Verbal Comprehension (V), pemahaman tentang hubungan
kata, kosa kata dan penguasaan komunikasi lisan, diukur oleh
perbendaharaan kata, pemahaman baca dan analogi verbal
2. Number (N), kecepatan dan kecermatan dalam penggunaan
fungsi-fungsi hitung dasar
3. Spatial Relation (S), kemampuan untuk mengenali berbagai
hubungan dalam bentuk visual, diukur melalui manipulasi
lambang geometris
4. Word Fluency (W), kemampuan mencerna kata-kata dengan
cepat, diukur melalui respon cepat kata-kata
5. Memory (M), kemampuan mengingat gambar-gambar, pesan-
pesan, angka-angka dan bentuk pola-pola, diukur melalui
kata-kata yang saling berhubungan
6. Reasoning (R), kemampuan mengambil kesimpulan dari
beberapa contoh, aturan, dan pronsip. diperoleh melalui tes
berbagai analogi atau seri melengkapi kalimat atau pola
tertentu

Lanjutan Teori Multi Faktor/ Faktor Ganda


J.P Guildford (1897-1987)
- Guilford menjelaskan kreativitas manusia yang disebutnya
sebagai Model Struktur Intelek (Structure of Intellect)
- Teori inteligensi yang dikemukakan menekankan multiple
cognitive abilities atau kemampuan kognitif majemuk.

Structure of Intellect
• Melalui penelitian yang dilakukan ia menemukan tiga
komponen inteligensi yaitu:
(1) Operasi inteligensi, mencakup: kognitif, memori,
berpikir divergen, berpikir konvergen dan
evaluasi
(2) Isi inteligensi, Isi inteligensi mencakup: figural,
symbol, semantic, dan perilaku
(3) Produk inteligens terdiri dari: unit, klas, relasi,
system, transformasi, dan implikasi.

Lanjutan Structure of Intellect


a. Operasi Mental (Proses Befikir)

- Cognition (proses
penemuan - Convergent Production
informasi/pengenalan (berfikir memusat atau
kembali suatu informasi). hanya satu kemungkinan
-Memory jawaban/alternatif).
-Divergent Production
- Evaluation (mengambil
(berfikir melebar atau
banyak kemungkinan keputusan tentang apakah
jawaban/ alternatif). suatu itu baik, akurat, atau
memadai).
B. Content (Isi yang Dipikirkan)

- Figural (Visual, Auditory dan kinestetik)


- Word Meaning (semantic)  isi yang memiliki
makna, disajikan secara lisan
- Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-
kata atau angka).
- Behavioral iinformasi mengenai perilaku, sikap,
kebutuhan orang lain, dsb)
C. Product (Hasil Berfikir)
- Unit (aitem tunggal - Sistem (kompleksitas
informasi). bagian saling
berhubungan)
- Kelas (kelompok item yang - Transformasi (perubahan,
memiliki sifat-sifat yang modifikasi, atau redefinisi
sama)ex: 1 set segitiga
informasi, ex: koreksi atas
- Relasi (keterkaitan antar pelafalan yg salah
informasi/hal)ex: dua jenis - Implikasi (informasi yang
nada pada oktaf yang merupakan saran dari
berbeda informasi item lain)ex:
guntur setelah muncul kilat.
• Jadi, 5x4x6= 120 faktor
• Tahun 1982, Guilford memisahkan konten auditory dari
figural jadi, 5x5x6= 150 faktor
• Selanjutnya faktor kinestetik juga dikeluarkan  5x6x6=
180 faktor
• Dalam model ini, Guilford menjelaskan bahwa
kreativitas manusia pada dasarnya berkaitan dengan
proses berpikir konvergen dan divergen
• Konvergen adalah cara berfikir untuk memberikan satu-
satunya jawaban yang benar.
• Sedangkan berpikir divergen adalah proses berfikir yang
memberikan serangkaian alternatif jawaban yang
beraneka ragam.
• Kemampuan berfikir divergen dikaitkan
dengan kreativitas ditunjukkan oleh beberapa
karakteristik berikut:
- Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan
sejumlah besar ide-ide atau solusi masalah dalam
waktu singkat.
- Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara
bersamaan mengusulkan berbagai pendekatan untuk
masalah tertentu.
- Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi
hal baru, ide-ide asli.
- Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan
sistematisasi dan mengatur rincian ide di kepala dan
membawanya keluar.
• Tes inteligensi tidak dirancang untuk mengukur hal ini,
tetapi tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur
proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang
diberikan
Cyril Burt (1946)
• Faktor-faktor kemampuan merupakan suatu kumpulan
yang terorganisasikan secara hirarkis
• Kemampuan mental terdiri dari beberapa faktor yang
berada pada tingkatan-tingkatan berbeda:
- Faktor umum (general)
- Faktor kelompok besar (broad group)
- Faktor kelompok kecil (narrow group)
- Faktor spesifik (spesific)

Teori Hirarkis
• Model tingkat mental hirarkisnya diurutkan berdasarkan
kompleksitas kognitifnya.
• Tingkat mental terendah hingga tertinggi:
 Kemampuan penginderaan (sensory) dasar dan proses
penggerak (movement), yaitu s & m
 Proses persepsi atau proses pengamatan dan gerakan
terkoordinasikan (perceptual process & coordinated
movement), yaitu P & C
 Proses asosiasi yg melibatkan ingatan (memory) &
pembentukan kebiasaan (habit), yaitu M & H
 Proses relational / R
 Inteligensi umum/ I
Philip Ewart Vernon (1950)

• Model hirarkisnya dari tingkat terendah hingga tertinggi:


– Faktor spesifik
– Faktor kelompok minor
– Faktor kelompok mayor: verbal educational (v:ed) &
practical-mechanical (k:m)
– Faktor umum/ general
g

v:ed k:m
C. Halstead (1961)
• Terdapat sejumlah fungsi otak yang berkaitan dengan inteligensi dan
relatif bebas dari aspek-aspek kebudayaan – inteligensi biologis
• 4 faktor inteligensi:
a. Sentral integratif
Yaitu kemampuan utk mengorganisasikan pengalaman
(pengalaman individu dan hasil belajarnya pengalaman-
pengamalan baru.
b. Abstraksi (Faktor A)
Yaitu kemampuan mengelompokkan sesuatu dgn cara yg
berbeda-beda, serta melihat persamaan dan perbedaan diantara
benda-benda, konsep-konsep dan peristiwa peristiwa.

Teori dgn Pendekatan


Neurobiologis
c. Kekuatan (Power/Faktor P)
Yaitu kekuatan atau tenaga otak untuk
mengendalikan afeksi, sehingga kemampuan-
kemampuan rasional dan intelektual dapat tumbuh
dan berkembang.
d. Terarah (Directional)
Yaitu kemampuan utk memberikan arah bagi
kemampuan-kemampuan individu.
Donald Olding Hebb – Teori ABC

Intelegensi dibedakan menjadi:


1. Intelegensi A
 Kemampuan dasar individu untuk belajar dari lingkungan
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut
 Ditentukan oleh kompleksitas dan kelenturan sistem saraf
pusat yang dipengaruhi gen.
 Individu yang lebih banyak dibekali oleh intelegensi A,
cenderung memiliki kesiapan perkembangan mental yang
lebih baik. Hal ini didapatkan dari rangsangan lingkungan
sosial yang baik juga.

Teori ABC
2 Intelegensi B
 Kemampuan yang diperlihatkan individu dalam bentuk
perilaku yang dapat diamati secara langsung.
 Tidak berasal dari gen yg di bawa sejak lahir dan tidak
juga dari hasil interaksi dengan lingkungan sosial.
 Merupakan kerjasama antara keadaan alamiah individu
dengan pola asuh yang diterimanya, atau antara potensi
genetik dengan stimulus lingkungan sosial
3. Intelegensi C
 Ukuran terhadap intelegensi B yg diperoleh dari tes IQ.
Bukan representasi total dari intelegensi B, krn tes IQ
hanya mengukur sebagian dari intelegensi individu.
Raymond Bernard Cattell (1963)
Kemampuan mental:
1. Fluid intelligence (gf)
 Merupakan faktor bawaan biologis
 Penting artinya untuk keberhasilan melakukan tugas-tugas
yang menuntut kemampuan adaptasi atau penyesuaian-
penyesuaian pada situasi baru
 Cenderung tidak berubah setelah usia 14 atau 15 tahun
 Contoh tes yang mengukur fluid Intelegence adalah subtes
block design dan coding (WISC-R), RPM
• Crystallized intelligence (Gc)
- Berkaitan dengan kemampuan mengemukakan
pengalaman-pengalaman yang telah dipelajari sebelumnya
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
- Kemampuan ini mencakup kemampuan dalam
menggunakan informasi umum untuk mempertimbangkan
sesuatu dan memecahkan masalah.
- Oleh sebab itu, crystallized intelligence merupakan hasil
belajar yang dipengaruhi oleh pendidikan dan kebudayaan
- Masih dapat terus berkembang hingga usia 30-40 tahunan
atau lebih
- Contoh tes yang mengukur crystallized Intelegence adalah
subtes vocabulary dan information (WISC-R)
Howard Gardner
• Teori inteligensi yang dikembangkan oleh Gardner
dikenal dengan istilah Multiple Intelligences.
• Mengatakan Semua anak cerdas, tidak ada yang bodoh
apalagi idiot. Tetapi masyarakat hanya memandang dan
mendewakan dua kecerdasan saja, yaitu kecerdasan
bahasa dan logika-matematis.
• Teori ini dikembangkan berdasarkan keyakinan Gardner
bahwa inteligensi tidak hanya ditentukan oleh suatu
faktor yang dikenal dengan general intelligence atau
faktor g, akan tetapi terdiri dari sejumlah faktor.

Teori Intelegensi Ganda


• Manusia belajar dan menunjukkan kecerdasan dalam
berbagai cara. Bagian otak yang berbeda menunjukkan
indikator kecerdasan yang berbeda pula. Cakupan
kemampuan yang luas ini disebutnya sebagai Multiple
Intelligence (MI).
Gardner mengidentifikasi tujuh jenis kecerdasan, yaitu:

• Kecerdasan Linguistik,
• Kecerdasan Musikal,
• Kecerdasan Logis-Matematis,
• Kecerdasan spasial ,
• Kecerdasan Kinestetik (Tubuh),
• Kecerdasan Interpersonal,
• Kecerdasan Intrapersonal,
MULTIPLE
INTELEGENCE
 Kecerdasan musik,
Kemampuan untuk menyusun, dan menciptakan
irama/melodi. Dapat menggunakan alat musik atau sekedar
mendengarkan dan memiliki ketajaman dlm mendengarkan
karya musik

 Kecerdasan logika-matematika,
Memiliki kemampuan dlm penalaran, mengurutkan, berpikir
dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis,
memecahkan masalah ebentuk logika simbolis dan
matematika abstrak
 Kecerdasan Gerakan Badan atau Kinestetik
Kemampuan mengendalikan gerak tubuh dan
ketrampilan dalam menangani benda. Memiliki
kecerdasan dalam merakit model, menjahit atau
bertukang. Mereka menikmati olahraga jalan kaki,
menari, berlari, berkemah dan berenang.
 Kecerdasan Bahasa
Kemampuan untuk mengolah kata. Dapat
beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur atau
mengajar dgn cukup efektif, baik dalam berkomunikasi
 Kecerdasan Visual Spasial atau Ruang
Kemampuan dalam menggambar, mencerap, mengubah
dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia
visual-spasial. Dpt menggambarkan sesuatu dgn hidup,
melukis dan mudah menyesuaikan orientasi dlm ruang
tiga dimensi
 Kecerdasan Antarpribadi atau Sosial,
Kemampuan memahami, berinteraksi & bekerjasama
dgn oranglain. Kemampuan tanggap thd suasana hati,
tempramen, motif orang lain. Memilik rasa belaskasihan
dan tanggungjawab sosial yg tinggi
 Kecerdasan Intrapribadi
Mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan
berbagai macam emosi & menggunakan pemahamannya
utk memperkaya & membimbing diri sendiri. Peka
suasana hati dan kemampuan diri

Gardner (1998) menambahkan tiga kandidat tentatif


untuk daftar intelegensinya, yaitu naturalis, spiritual dan
eksistensial
Tokoh: Robert J. Sternberg – Teori Triarchic
Ada tiga aspek intelegensi
1. Intelegensi kontekstual (contextual)
 Perilaku yang melibatkan penyesuaian atau
adaptasi pada lingkungan budaya tertentu 
bersifat relatif menurut individu dan menurut
keadaan sosial-budaya tempat individu berada
 Menyeleksi lingkungan yang sesuai  sesuai
dengan kebutuhan/potensi
 Membentuk lingkungan (shaping)  agar sesuai
dengan kebutuhan/minat individu

Teori Triarchic
2. Intelegensi Pengalaman (experiental)
 Kemampuan individu dalam memberikan respon
terhadap situasi baru secara otomatis dan tanpa
kesukaran  intelegen kreatif
3. Intelegensi Komponensial (component)
 Menekankan pentingnya efektifitas pengolahan
informasi (pendekatan kognitif)
• Intelegensi Komponensial terdiri dari tiga komponen, yaitu
1. Metakomponen (metacomponent)
Merupakan proses kendali tingkat tinggi yang digunakan
dalam perencanaan pelaksanaan (bersifat eksekutif),
pemantauan, dan evaluasi terhadap performansi seseorang
dalam mengerjakan suatu tugas (mengenali sifat masalah,
memilih strategi pemecahannya dan memastikan masalah
telah terselesaikan)
2. Komponen Performansi (performance components)
Merupakan proses-proses tingkat rendah yang digunakan
dalam melaksanakan berbagai strategi untuk melakukan
suatu performansi  melakukan tugas/menyelesaikan
masalah
3. Komponen Penerimaan Pengetahuan (knowledge-
acquisition components)
 Yaitu proses-proses yang terlibat untuk
mempelajari informasi yang baru dan
penyimpanannya dalam memori
• Dalam pendekatan ini, studi intelegensi dipusatkan pada
masalah perkembangan intelegensi secara kuantitatif
dalam kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan
biologis individu.

Teori Perkembangan
Jean Piaget
• Piaget memakai istilah scheme. Scheme adalah pola
tingkah laku yang dapat diulang

• Scheme berhubungan dengan :


a. Refleks refleks pembawaan: misalnya bernapas,
makan, minum.
b. Scheme mental ; misalnya scheme of classification,
scheme of operation. (pola tingkah laku yang masih
sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang
dapat diamati).

• Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai


skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema skema.
Individu dapat memahami, dan memberikan respons
terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata
ini.
• Dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian
(adaptasi)
• Organisasi kecenderungan individu untuk menyatukan
berbagai skema menjadi satu sistem yang koheren
(berkait dan menjadi kesatuan)
• Adaptasi  kecenderungan bawaan manusia untuk
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya
Ada dua macam adaptasi, yaitu
a. Asimilasi  merubah lingkungan agar sesuai dengan
diri sendiri (dengan skema yang ada pada diri kita) ex.
Makanan keras dikunyah kemudian ditelan
b. Akomodasi  merubah diri (skema yang ada pada diri)
agar sesuai dengan lingkungan yang ada. Dapat lebih
menyukai lingkungannya. Pada akomodasi ini terjadi
penembahan skema baru. Skema lain tidak hilang,
tambahan skema baru inilah menurut Piaget sebagai
perkembangan kognisi
• Tahap perkembangan Kognitif
1. Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 12 tahun sampai
dewasa)
Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
• Sensorimotor berarti tahu benda itu seperti apa
&atau suaranya spt apa, tahu bagaimana
memanipulasi objek, anak memahami lingkungan
dengan menggunakan penginderaan (sensori) dan
berbagai macam gerakan (motorik).
• Perkembangan kognitif atau tingkah laku
intelektual tampak dalam bentuk aktivitas
motorik anak sebagai reaksi stimulasi
sensoriknya.
• Intelegensi anak pada saat ini masih bersifat
primitif.Anak memenuhi rasa ingin tahunya
dengan mempelajari lingkungan secara praktis,
sebagai contoh : anak mengenal benda dengan
cara melihat,meraba, menyentuh, mengenggam,
memegang, memasukkan ke mulut, menjilat,
menggigit, membuangatau melemparkannya.
• Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentrik,
benda benda yang dianggap terbatas pada benda-
benda yang dilihat saja, dan oleh karenanya dunia
psikologik mereka masih terbatas pada dunia
fisik.
• Menjelang akhir tahap ini, anak mulai
mengembangkan konsep tentang permanensi
objek; dengan kata lain anak mulai menyadari
bahwa sesuatu objek akan tetap ada sekalipun
hilang dari pandangan mereka.
Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)
• Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk
melihat dari sudut pandang orang lain.
• Berpikir kompleksif (complexive thinking)  loncat dari satu
gagasan ke gagasan lain
• Berpikir intuitif  memungkinkan anak memahami berbagai
tugas dan situasi yang kompleks
• Kecenderungan menempatkan sifat-sifat manusia pada benda
mati  Anak belajar menggunakan dan merepresentasikan
objek dengan gambaran dan kata kata.
• Ketidakmampuan dalam melakukan tugas-tugas yang
menuntut pengarahan dan koordinasi pikiran  membutuhkan
petunjuk luar untuk membimbingnya
Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Bentuk-bentuk operasi nyata
- Konversi  suatu transformasi atau perubahan dapat
terjadi secara bolak-balik (jika suatu operasi
menyebabkan perunbahan maka dapat dikembalikan ke
semula)
- Klasifikasi mampu melihat berbagai hubungan yang
terjadi diantara berbagai benda sehingga dapat melakukan
penggolongan menurut jenis dan tingkatan
Periode operasional formal (usia 12 tahun keatas)
• Masa remaja
• Mampu berpikir hipotetik dan menguji secara sistematis berbagai
penjelasan mengenai kejadian-kejadian tertentu
• Dapat menemukan penyelesaian dalam permasalahan
• Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia
• Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta,
bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam
bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya.
Lev Vygotsky (1896-1934)

• Yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan


bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam
konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang
yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir.
• Orang-orang inilah yang sangat berperan dalam
membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-
benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan
membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan
dan sebagainya. Dengan kata lain, orang dewasa menjadi
perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.
• Bahasa memberi anak sebuah alat baru sehingga memberi
kesempatan baru kepada anak untuk melakukan berbagai
hal, untuk menata informasi dengan menggunakan
simbol-simbol.
• Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran
lewat penemuan individual, sedangkan Vygotsky lebih
banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-
anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak
• Belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri
inteligensi manusia.
• Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai Zone of
Proximal Development (ZPD).  Dengan pertolongan
orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami
lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya
belajar sendiri.
• ZPD memberi makna baru terhadap „kecerdasan‟. Belajar
melakukan sesuatu dan belajar berpikir terbantu dengan
berinteraksi dengan orang dewasa.
• Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan
dimensi sosio-kultural yang penting sebagai dimensi
psikologis. ZPD adalah jarak antara tingkat
perkembangan actual dengan tingkat perkembangan
potensial.
• Tingkat perkembangan yang dimaksud terdiri atas empat
tahap.
• Pertama, more dependence to others stage, yakni tahapan
di mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari
pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang tua,
guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul
model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam
mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.
• Kedua, less dependence external assistence stage, di
mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak
mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih
kepada self assistance, lebih banyak anak membantu
dirinya sendiri.
• Ketiga, Internalization and automatization stage, di mana
kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis.
Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri dapat
muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang
lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak
pada tahap ini belum mencapai kematangan yang
sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam
upaya mencapai kapasitas diri yang matang.
• Keempat, De-automatization stage, di mana kinerja anak
mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan
emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang.
• Anak-anak sering terlihat berbicara sendiri dan mengatur
dirinya sendiri ketika ia berbuat sesuatu atau bermain 
private speech.
• Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala
sesuatu dalam konteks sosial dengan orang lain dan
bahasa membantu proses ini dalam banyak hal.
• Lambat laun, anak semakin menjauhkan diri dari
ketergantungannya kepada orang dewasa dan menuju
kemandirian bertindak dan berpikir.
• Pergeseran dari berpikir dan berbicara nyaring sambil
melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa
suara disebut internalisasi.
• Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang
relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar
dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak
memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan,
berfikir dan menyelesaikan masalah.
• Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai
”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan alat-alat itu
berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak
oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua selama
pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan
orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah
berpikir setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota
lain dalam kebudayaannya.
Vygotsky membedakan proses mental menjadi 2, yaitu :
• Elementary. Masa praverbal, yaitu selama anak belum
menguasai verbal, pada saat itu anak berhubungan dengan
lingkungan menggunakan bahasa tubuh.
• Higher. Masa setelah anak dapat berbicara. Pada masa
ini, anak akan berhubungan dengan lingkungan secara
verbal.
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai