Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kecerdasan logika merupakan kemapuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat
matematis. Kecerdasan logika ini biasa juga disebut dengan kecerdasan
logika matematika “Logic Smart”. Secara Bahasa, logika berasal dari kata
logos “Bahasa Yunani” yang artinya kata, ucapan, pikiran. Kecerdasan
logika dikenalkan oleh Prof. Howard Garner, kecerdasan logika
matematika sering dipandang dan dihargai lebih tinggi dari jenis-jenis
kecerdasan lainnya. Kecerdasan ini dicirikan sebagai kemampuan yang
dimiliki otak kiri.
Kecerdasan logika-matematika adalah kemampuan anak dalam
berpikirlogis, yaitu berpikir induktif-deduktif, mengamati sesuatu, dan
menyimpulkan menjadi suatu keterkaitan yang dapat dimengerti dan
menggunakan informasi tersebut untuk mendekati permasalahan serta
mencari solusi yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kecerdasan logika?
2. Apa saja komponen kecerdasan logika?
3. Bagaimana system neurologis kecerdasan logika?
4. Bagaimana karakteristik kecerdasan logika?
5. Bagaimana ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan logika?
6. Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan logika?
7. Apa saja ragam pembelajaran berdasarkan kecerdasan logika?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan logika

1
2. Untuk mengetahui komponen kecerdasan logika
3. Untuk mengetahui system neurologis kecerdasan logika
4. Untuk mengetahui karakteristik kecerdasan logika?
5. Untuk mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan logika?
6. Untuk mengetahui cara mengembangkan kecerdasan logika?

7. Untuk mengetahui ragam pembelajaran berdasarkan kecerdasan


logika?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Logika


Istilah kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru. Ilmu tentang
kecerdasan pun berkembang dengan berjalannya dan berkembangnya ilmu
pengetahuan. Dari berbagai disiplin ilmu banya berbagai ahli yang
melakukan penelitian tentang otak manusia secara fisik maupun
potensinya (Winataputra, 2007: 5.3).
Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar. Secara
Bahasa, logika berasal dari kata “logos” (Bahasa Yunani), yang artinya
kata, ucapan, pikiran. Kemudian pengertian itu berkembang menjadi ilmu
pengetahuan. Logika dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan
argument-argumen, yang mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip
untuk menunjukkan keabsahan (sah atau tidaknya) suatu argument,
khususnya yang dikembangkan melaui penggunaan metode-metode
matematika dan symbol-simbol matematika dengan tujuan untuk
menghindari makna ganda dari Bahasa yang biasa kita gunakan sehari-
hari.
Kecerdasan logika di perkenakan oleh Prof. Howard Garner, yaitu
seorang psikolog dan professor utama di Cognition and Education,
Harvard Graduate Scool of Education dan juga professor di bidang
neurology, boston University Scool of Medicine.
Prof. Howard Gardner mengatakan bahwa tida boleh menganggap
tinggi atau rendahnya kecerdasan seperti halnya tekanan darah manusia,
dan tes-tes kecerdasan bukanlah alat ukur yang mutlak (Winataputra,
2007: 5.3).
Kecerdasan logika didefinisikan sebagai kemapuan menggunakan
angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kemampuan ini,

3
meliputi kemapuan menyelesaikan masalah, mengembangkan masalah,
dan menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran, cerdas secara
matematis-logis berarti cerdas angka dan cerdas hokum logika berpikir
penalaran (Amstrong, dalam Musfiroh, 2008: 3).
Kecerdasan logika adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau
menghitung, seperti kemampuan dalam mengamati masalah logis, ilmiah
dan matematis. Kecerdasan logika menjadikan anak mempunyai
kemampuan dalam mengenali pola-pola suatu kejadian dan susunannya,
mereka senang bermain dengan angka, ingin mengetahui bagaimana cara
kerja suatu benda (Winataputra, 2007: 5.6).
Menurut Prasetyo & Andriani 2009: 50, kecerdasan logika adalah
kapasitas untuk menggunakan angka, berfikir logis untuk menganalisa
permasalahan atau kasus dan juga melakukan perhitungan matematis.
Kecerdasan logika adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika.
Kecerdasan logika ini menunjukkan tentang sensitivitas terhadap dan
kemampuan mendeteksi, pola-pola logic. Selain itu juga kecerdasan ini
melibatkan keterampilan mengolah angka atau mempelajari angka
mengelompokkan membuat hipotesa dana tau kemahiran menggunakan
logika atau akal sehat. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan,
pemrograman computer, ahli matematik dan saintis. Kecerdasan logika
pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah
secara logis menemukan dan menciptakan rumus-rumus atau pola
matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah (Nugraha & Neny,
2003). Teori yang menunjang kecerdasan logika antaranya adalah :
a. Teori Bronfenberenner
Yang menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai bakat cara
belajar kemapuan kognitif yang berbeda-beda dan kemampuan
masing-masing individu tergantung pada latar belakang social,
budaya dimana mereka dibesarkan.
b. Teori Gardner

4
Teori Gardner atau Gardner’s Theory of Multiple Intelligences.
Gardner membagi aspek kecerdasan menjadi 8 yang salah satunya
adalah kecerdasan logika, selain kecerdasan logika ini yang termasuk
dalam multiple intelligences/kecerdasan majemuk yaitu word smart
(kecerdasan linguistic), logic smart (kecerdasan logika matematika),
body smart (kecerdasan fisik), picture smart (kecerdasan visual
spasial), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart
(kecerdasan interpersonal), music smart (kecerdasan musical) dan
nature smart (kecerdasan naturalis). Kecerdasan ini dapat saja
dimiliki individu hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu
kecerdasan ini tidak berdiri sendiri, kadang bercampur dengan
kecerdasan yang lain.

B. Komponen Kecerdasan Logika


Komponen utama dari kecerdasan logika meliputi pernyataan serta
dalil seperti “jika-maka” da sebab-akibat, fungsi logis, abstraksi-abstraksi
dan kepekaan pada pola-pola dan hubungan logis.
Proses yang khas dari kecerdasan logika meliputi:
a. Kategorisasi, yaitu penyusunan didasarkan dari kategori,
penggolongan didasarkan dari kriteria tertentu;
b. Klasifikasi, yaitu penggolongan berdasarkan dari kaidah atau standar
tertentu;
c. Pengambilan kesimpulan;
d. Generalisasi, yaitu penyimpulan umum dari suatu kejadian, hal, atau
data;
e. Penghitungan, yaitu kegiatan numerical;
f. Pengujian hipotesis, yaitu memeriksa dan mencoba untuk
mengetahui kebenaran dari perkiraan dugaan.
Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan untuk mempertanyakan hal-
hal yang mengundang rasa ingin tahu atau yang biasa disebut dengan
heuristic. Kecerdasan ini meliputi kemampuan menemukan alternative

5
solusi dari suatu masalah dan kemampuan dalam menemukan ciri khusus
sesuatu dari kegiatan mengamati.

C. System Neurologis Kecerdasan Logika


Kecerdasan logika ini memiliki wilayah primer di hamisfer kiri
bagian depan atau lobus frontal dan hemisfer kanan bagian atas atau
pariental. Lobus frontal pada otak sering dipandang sebagai area
akademik atau kognitif. Lobus ini bertugas, antara lain berfikir, membuat
perencanaan, memecahkan masalah, dan melaukan penilaian. Lobus
frontal pada hemisfer kiri memiliki tugas kalkulasi dan perhitungan rumit.
Lobus pariental adalah pusat sensorik. Dengan rasa, seseorang dapat
merasakan tangan, kaki, kepala serta mengetahui posisi dari dalam
ruangan, seperti kanan-kiri, depan-belakang. Inilah yang menjadi dasar
pengertian lokasi yang sangat diperlukan dalam berhitung, penulisan
bilangan, dan bentuk geometri (Markam, 2003).

D. Karakteristik Kecerdasan Logika


Karakteristik Logic Matic diantaranya adalah (Winataputra, dkk
2007: 5.6) :
a. Kemampuan dalam memecahkan masalah,
b. Pandai berhitung dan bermain angka,
c. Bekerja dalam konsep abstrak,
d. Mampu menghubungkan rantai-rantai rasio,
e. Senang melaksanakan eksperimentasi terkendali,
f. Senang silogisme,

E. Ciri-Ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Logika


Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan logika sebagai berikut
(dalam Musfiroh, 2008: 3.8) :
a. Anak memiliki kepekaan terhadap angka,
b. Anak tertarik dan terlibat dengan computer atau kalkulator,

6
c. Anak sering mengaukan pertanyaan sebab-akibat suatu fenomena,
d. Anak menyukai permainan yang menggunakan logika, strategi, dan
permikiran,
e. Anak dapat menjelaskan masalah-masalah ringan secara logis,
f. Anak dapat membuat perkiraan suatu akibat dan memikirkan
eksperimen sederhana untuk membuktikan dugaan,
g. Anak menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang
membutuhkan kemampuan konstruksi,
h. Anak suka menyusun secara serial, kategori, dan hierarkial,
i. Anak mudah memahami penjelasan dan mudah mencerna fenomena
yang dilihat yang terkait dengan logika,
j. Anak suka melihat buku yang membuat gambar-gambar pengetahuan
alam, teknologi, transportasi.

F. Cara Mengembangkan Kecerdasan Logika


Beberapa langkah untuk mengembangkan kecerdasan logika sebagai
berikut (Prasetyo & Andriani, 2009: 52) :
a. Sering berlatih berfikir secara logis baik induktif maupun deduksi,
b. Jangan alergi terhadap matematika,
c. Belajar untuk mengenai pola tertentu,
d. Berlatih menjadi seorang problem solver,
Pada umumnya anak-anak mempunyai minat yang sangat besar
terhadap angka. Dimana-mana berbagai angka sering ditemukan si sekitar
lingkungan kehidupan anak. Misalnya: mata uang, jam dinding, kalender,
dll. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari angka merupakan bagian
yang sangat penting. Matematika pada saat inilah yang tepat untuk
diperkenalkan kepada anak (Siswanto, 2008: 46).

G. Ragam Pembelajaran Berdasarkan Kecerdasan Logika

7
Berikut ini merupakan ragam pembelajaran kecerdasan jamak dan
tematic integrated berdasarkan kecerdasan logika-matematika (Armstrong,
2009).

Kecerdasan Matematika Sains Membaca Menulis IPS


Logika- Pelajari Buat Membaca Menulis Buat garis
Matematika formula hipotesis buku tentang sebuah waktu
matematika untuk logika dan Bahasa terkenal
yang menjabat pengemba matematika berbasis pada penemuan
sebagai dasar ngan baru di balik penemuan
penemuan penemuan penemuan terkenal

8
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kecerdasan logika ini menunjukkan tentang sensitivitas terhadap dan
kemampuan mendeteksi, pola-pola logic. Selain itu juga kecerdasan ini
melibatkan keterampilan mengolah angka atau mempelajari angka
mengelompokkan membuat hipotesa dana tau kemahiran menggunakan
logika atau akal sehat. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan,
pemrograman computer, ahli matematik dan saintis. Kecerdasan logika
pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah
secara logis menemukan dan menciptakan rumus-rumus atau pola
matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.
Pada umumnya anak-anak mempunyai minat yang sangat besar
terhadap angka. Dimana-mana berbagai angka sering ditemukan si sekitar
lingkungan kehidupan anak. Misalnya: mata uang, jam dinding, kalender,
dll. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari angka merupakan bagian
yang sangat penting. Matematika pada saat inilah yang tepat untuk
diperkenalkan kepada anak.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hermita, Neni. 2017. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak di SD.


Yogyakarta: Penerbit DEEPUBLISH.

Winarso, Widodo. 2018. Implikasi Tingkat Kecerdasan Logika Matematika Siswa


Terhadap Pemecahan Masalah Matematika. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.

Wahdini, R. Marmawi, dan Yuniarni. 2014. Peningkatan Kecerdasan Logika


Matematika Melalui Media Kantong Ajaib Usia 4-5 Tahun Di Paud
Sejahtera. Pontianak: FKIP UNTAN.

10

Anda mungkin juga menyukai