IST terdiri dari 176 soal yang terbagi menjadi 9 sub tes. Proses skoring dalam IST
adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada
masing-masing subtes kecuali pada sub tes GE menggunakan panduan nilai tersendiri
yaitu skor 2, 1 dan 0. Dengan menghitung skor yang diperoleh pada masing-masing
subtes akan diperoleh Skor Kasar pada setiap sub tes IST. Dengan menjumlahkan skor
kasar dari 9 sub tes akan diperoleh Skor Total.
Tes IST terus dikembangkan oleh Amthauer dengan bantuan dari para koleganya,
berikut adalah perkembangan tes IST dari tahun 1953 hingga 2000-an.
a. IST 1953
IST yang pertama ini pada awalnya hanya diperuntukan untuk usia 14 sampai dengan
60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada tahun 1953.
b. IST 1955
IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 range untuk subjek
diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam penyusunan norma
bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada pengelompokan jenis kelamin
dan kelompok usia.
c. IST 70
IST 70 disusun berdasarkan permintan dan tuntutan pengguna yang menyarankan
pengkoreksian dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10
tahun. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini memiliki 6 bentuk,
setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai bentuk parallel; yaitu A1 dan B2, atau C3
dan D4. Dua bentuk lainnya untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan khusus.
Pada IST 70,range kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping
itu telah ditambah table kelompok dan pekerjaan. Namun demikian, pada IST 70
terdapat kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata dan menggunkan
kalimat dalam subtes RA sehingga Universitas Sumatera Utara jika subjek gagal
dalam subtes ini dapat dimungkinkan karena tidak mampu mengerjakan soal
hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.
d. IST 2000
IST 2000 tidak mengandung soal kalimat pada soal hitungan sebagai koreksi dari IST
70.
e. IST 2000-Revised
IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan subtes. IST
ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut :
1) Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes :
Satzergänzung (SE), Analogien (AN), Gemeinsamkeiten (GE), Rechenaufgaben (RE),
Zahlenreihen (ZR), Rechenzeichen (RZ), Figurenauswahl (FA), Würfelaufgaben
(WÜ), dan Matrizen (MA)
2) Modul Merkaufgaben; terdiri dari subtes Merkaufgaben Verbal dan Merkaufgaben
Figural
3) Erweiterungmodul (Modul "menguji pengetahuan"); terdiri dari subtes Wissentest
(tes pengetahuan) Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan alat ukur inteligensi
terstruktur yang disusun oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953). Adaptasi dilakukan
kepada IST-70. IST terbagi dalam sembilan subtes dengan total 176 item dan waktu
penyelesaian 72 menit. Kecuali subtes GE (Gemeinsamkeiten / Pengelompokan Kata)
yang memiliki kata kunci khusus dengan ketentuan penilaian dengan rentang antara 0
sampai 2 tergantung dengan jawaban yang diberikan subjek, sedangkan subtes lain
hanya memiliki jawaban benar atau salah. Skor inteligensi diperoleh dengan cara
menjumlahkan skor masing – masing subtes dan mengkonversikan skor total
keseluruhan yang masih berupa raw score ke dalam nilai atau taraf inteligensi
(weighted score) dengan membandingkan dengan norma. Taraf inteligensi ini bila
dibandingkan dengan norma umum akan menunjukkan kelompok taraf inteligensi
tertentu.
1.2 Tujuan
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian
yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu.
Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW);
nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW yang
sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score (SW). Nilai SW
inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi dan norma.
1.10 Interpretasi
1. Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan
perkembangan individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu
dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok
seusianya.
2. Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität menggambarkan corak
berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua
kutub yang ekstrim, Keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula.
Kutub Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub
Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini
merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin mantap ke
salah satu kutub seiring bertambahnya usia. Cara menentukan seseorang subjek
apakah memiliki kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan
membandingkan nilai GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar
maka subjek memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih
besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat.
3. Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau
praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat
dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik
menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M
(verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W
(praktis-konkrit).