Anda di halaman 1dari 39

RESUME TES INTELIGENSI, BAKAT & MINAT

(IST,FACT & RMIB)

Disusun untuk memenuhi tugas individu matakuliah Psikodiagnostik, Intelegensi, Bakat, Minat

Dosen Pembimbing :
Ibu Dr. Risatianti Kolopaking M.SI

Disusun Oleh :
Adinda Hasya Putri
11190700000032
Kelas :
6E

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyusun tugas ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu, Dr. Risatianti Kolopaking M.Si., yang telah memberikan arahan dan kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulisan tugas ini yang berjudul,
“RESUME TES INTELIGENSI, BAKAT & MINAT (IST,FACT & RMIB)” dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas individu mata kuliah Intelegensi, Minat, Bakat (IMB), Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Harapan penulis dengan tersusunnya resume ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Namun, sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan dan
keterbatasan pengetahuan, penulis mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis engharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan demi perbaikan dalam penyusunan makalah kedepannya.

Jakarta, 10 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I (Sejarah Alat Tes) ......................................................................................................... 4

A. Intelegent Structure Test ................................................................................................... 4

B. RMIB ................................................................................................................................ 8
C. FACT .............................................................................................................................. 11

BAB II (Instruksi Alat Tes) .................................................................................................... 14

A. Intelegent Structure Test .................................................................................................. 14

B. RMIB .............................................................................................................................. 20
C. FACT .............................................................................................................................. 22

BAB III ( Skoring) ........................................................................................................................... 32

A. Intelegent Structure Test ................................................................................................ 32


B. FACT ............................................................................................................................ 35
C. RMIB ............................................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

SEJARAH ALAT TES

A. Intelegent Structure Test


Intelligenz Struktur Test (IST) adalah salah satu tes psikologis yang dapatmengukur
inteligensi. IST disusun oleh Rudolf Amthaueur di Jerman padatahun 1973 (Van Der Ven,
1992) lalu diadaptasi oleh Universitas Padjajaran Bandung untuk penggunaannya di
Indonesia. IST banyak digunakan di Indonesia untuk seleksi penempatan di dunia kerja
maupun pendidikan karena IST yang terdiri dari sembilan sub tes tidak hanya
menghasilkan skor IQ tetapi juga dapat mengetahui minat dan bakat seseorang yang dapat
dilihat dari skor setiap sub tes pada IST yang kemudian digunakan untuk membentuk profil
kecerdasan praktis.
Pandangan Amthauer pada dasarnya didasari oleh teori faktor, baik itu teori
bifaktor, teori multifaktor, model struktur intelegensi Guilford dan teori hirarki faktor.
Berdasarkan teori faktor, untuk mengukur intelegensi seseorang diperlukan suatu
rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes. Antara subtes satu dengan lainnya,
ada yang saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama (general factor atau group
factor), tapi ada juga yang tidak berhubungan karena masing-masingnya mengukur faktor
khusus (special factor). Sedangkan kemampuan seseorang itu merupakan penjumlahan dari
seluruh skor subtes-subtes. Maka Amthauer menyusun IST sebagai baterai tes yang terdiri
dari 9 subtes.
IST disusun berdasarkan teori Thurstone tentang kemampuan mental dasar
(primary mental abilities). Kemampuan mental dasar terdiri dari tujuh faktor yaitu faktor
verbal (V), number (N), perceptual (P), spasial (S), word fluency (W), memory (M), dan
reasoning (R) yang menghasilkan multiple intelligence. Adapun kecerdasan yang
dihasilkan dari penggunaan IST adalah kecerdasan verbal, angka, figural, dan ingatan
(LPSP3 UI, 2012).
Semenjak diciptakan, IST terus dikembangkan oleh Amthauer dengan bantuan dari
para koleganya, berikut adalah perkembangan tes IST dari tahun 1953 hingga tahun 2000-
an.

4
1. Tes IST 1953
Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu
usia 14 sampai dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000
subjek pada tahun 1953.
2. Tes IST 1955
Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang
usia untuk subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam
penyusunan norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada
pengelompokan jenis kelamin dan kelompok usia.
3. Tes IST 1970
Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang menyarankan
pengkoreksian dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih
dari 10 tahun, maka disusunlah IST 70. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak
perubahan, tes ini memiliki 6 bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes
sebagai bentuk parallel; yaitu A1 dan B2, atau C3 dan D4. Dua bentuk lainnya
untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan khusus. Pada IST 70, rentang
kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping itu telah
ditambah tabel kelompok dan pekerjaan. Namun demikian, pada IST 70
terdapat kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata dan
menggunakan kalimat dalam subtes RA sehingga jika subjek gagal dalam
subtes ini dapat dimungkinkan karena tidak mampu mengerjakan soal
hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.
4. Tes IST 2000
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada
soal hitungan.
5. Tes IST 2000-Revised
Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga
penambahan subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
1) Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes :
SE, AN, GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
2) Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural

5
3) Erweiterung Modul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes
Wissentest (tes pengetahuan)

Tes IST mengukur sembilan aspek, diantaranya adalah :

1. Satzerganzung (SE) → Melengkapi Kalimat Pada subtes SE, aspek yang diukur
adalah masalah pengambilan keputusan, keinginan berprestasi, penilaian atau
pembentukan opini, common sense, penekanan pada berpikir praktis dan konkrit
pemaknaan realitas, dan berpikir secara mandiri.
2. Wortauswahl (WA) → Melengkapi Kata-kata Pada subtes WA, yang akan diukur
ialah kemampuan menangkap inti atau makna dari sesuatu yang disampaikan
melalui bahasa, perasaan empati atau kemampuan menyelami perasaan, berpikir
induktif menggunakan bahasa. WA juga mengukur common sense (logika
berpikir), cara berpikir kongkrit praktis, sense of reality, judgement, mandiri dalam
berpikir, pembentukan keputusan. Yang dimaksud dengan “judgement,” adalah
artinya apakah testee mampu menilai arti apakah ia mandiri, atau apakah ia salah
kaprah.
3. Analogien (AN) → Persamaan Kata Pada subtes AN, aspek yang diukur ialah
kemampuan fleksibilitas dalam berpikir, kemampuan mengkombinasikan atau
menghubungkan, kelincahan dalam berubah dan berganti dalam berpikir, resistensi
atau kemampuan untuk melawan solusi masalah yang tidak pasti sehingga meliputi
kejelasan dan kekonsenkuenan dalam berpikir.
4. Gemeinsamkeiten (GE) → Sifat yang Dimiliki Bersama Pada subtes GE, aspek
yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal, menemukan ciri yang sama
atau khas dari dua objek dan menyusun suatu pengertian tentangnya. Kemampuan
untuk menyatakan pengertian akan sesuatu dalam bentuk Bahasa, membentuk suatu
pengertian atau mencari inti persoalan, serta memahami esensi pengertian suatu
kata untuk dapat menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata.
5. Rechenaufgaben (RA) → Kemampuan Berhitung Aspek yang diukur pada RA
adalah kemampuan berpikir atau memecahkan masalah praktis dalam berhitung,
matematis, berpikir logis, dan lugas penalaran, dan kemampuan berpikir runtut
mengambil kesimpulan.

6
6. Zahlenreihen (ZR) → Deret Angka Aspek yang diukur pada aspek ZR adalah
bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan. Maksudnya mengukur
kemampuan berhitung testee yang didasarkan pada pendekatan analisis atas
informasi faktual berbentuk angka sehingga didapatkan suatu kesimpulan (berpikir
induktif dengan angka angka), serta kelincahan dan irama dalam berpikir.
7. Figurenauswahl (FA) → Memilih Bentuk FA mengukur kemampuan testee dalam
membayangkan, kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan Analisa) sehingga dapat
menggabungkan potongan suatu objek visual dan menghasilkan suatu bentuk
tertentu, serta memasukkan bagian pada suatu keseluruhan (membayangkan
menyeluruh).
8. Würfelaufgaben (WU) → Latihan Balok Aspek yang diukur pada WU adalah
kemampuan analisis yakni daya bayang ruang, didalamnya terkandung kreativitas,
kemampuan tiga dimensi, imajinasi dan fleksibilitas berpikir, serta kemampuan
konstruktif teknis dalam menyusun perubahan.
9. Merkaufgaben (ME) → Latihan Simbol Subtes ME pada IST Tes mengukur
kemampuan daya ingat seseorang, fokus, perhatian, konsentrasi yang menetap, dan
daya tahan.

Berikut adalah kaitan aspek-aspek pada IST Test:

1. Kemampuan berpikir komprehensif : FA dan GE.


2. Cara berpikir kaku : GE dan RA > AN dan ZR. Sebaliknya, jika GE dan RA < AN
dan ZR bisa jadi kemampuan berpikir testee adalah fleksibel.
3. Kemampuan berhitung : RA dan ZR.
4. Kreatifitas : AN dan WU.
5. Kemampuan analisa : AN dan WU
6. Kemampuan pengambilan keputusan : SE, AN, WU, ZR, dan RA.
7. Kemampuan berbahasa : WA dan GE

IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama kali
digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat. Tes IST secara umum
bertujuan untuk mengetahui pola kecerdasan individu sehingga dapat memahami diri dan

7
pengembangan 7 pribadi. IST Test dapat pula membantu dalam merencanakan pendidikan
dan karier, serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.

B. RMIB
RMIB merupakan kependekan dari Rothwell Miller Interest Blank. Tes ini
dikembangkan oleh Rothwell pada tahun 1947, dengan 9 kategori dari jenis-jenis pekerjaan
yang ada. Kemudian di tahun 1958, tes ini diperluas oleh Kenneth Miller menjadi 12
kategori pekerjaan. Sejak saat itu tes ini menjadi Tes Interest Rothwell-Miller yang
kemudian dikenal sebagai tes Rothwell Miller Interest Blank (RMIB).

RMIB merupakan alat test yang dinilai mampu untuk mengungkap minat dan atau
kecenderungan rasa suka atau tidak suka akan suatu kegiatan ataupun pekerjaan yang
dimiliki individu. RMIB memberikan kesempatan pada individu memberikan gambaran
mengenai keinginan atau apa yang disukai individu berkaitan dengan pekerjaan ataupun
aktivitas yang dijalaninya. Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa
setiap orang memiliki konsep-konsep stereotip terhadap jenis-jenis pekerjaan yang ada dan
kemudian memilih pekerjaan yang sesuai dengan ide-ide tersebut. Prinsip dasar RMIB ini
berusaha memberikan gambaran mengenai persepsi, penilaian, rasa suka dan tidak suka
akan suatu aktivitas maupun mengenai pekerjaan–pekerjaan tertentu. Dengan
kecenderungan rasa suka/tidak suka akan suatu bidang pekerjaan atau aktivitas tertentu, tes
RMIB mampu untuk mengungkapkan jenis pekerjaan dan juga minat yang ada dalam diri
individu.

Pada awalnya, Rothwell mengemukakan 9 jenis pekerjaan melalui self report tentang rasa
suka atau tidak suka pada bidang pekerjaan ataupun aktivitas tertentu. Tes ini lebih lanjut
kemudian dikembangkan oleh Miller menjadi 12 pekerjaan. Berikut ini adalah ke 12 pekerjaan
yang ada pada test RMIB :

1. Outdoor (OUT)
Outdoor merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas di luar
ruangan, atau aktivitas lapangan ataupun aktivitas yang memungkinkan untuk
melakukan kegiatan di luar ruangan, yang membutuhkan mobilitas dan bergerak dari
satu tempat ke tempat lainnya.
2. Mechanical (ME)

8
Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang menggunakan mesin, peralatan mesin, alat
gerak mekanik. Menyukai kegiatan yang mempelajari prinsip mekanik dan
pengoperasiannya dan juga memanipulasi, memanfaatkan dan memodifikasi,
memperbaiki ataupun memfungsikan berbagai peralatan. Tes ini juga berusaha untuk
bisa melihat seberapa besar keinginan dan kemauan individu untuk terlibat dan
mengembangkan kontribusinya untuk menggunakan alat guna mengasilkan produk
tertentu.
3. Computational (COMP)
Berupaya untuk mendeteksi rasa suka atau tidak suka seseorang berhubungan
dengan angka, operasi hitungan, analisa berhubungan dengan angka, melakukan
manipulasi, forecasting yang berhubungan dengan angka. Individu menikmati bekerja
dengan angka .
4. Scientific (SCL) Merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan analisa,
penyelidikan, penelitian, eksperiman dan berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan. Individu menunjukkan kemauan, kontribusi, komitmen untuk
mengembangkan dan bekerja dengan angka. Ia tidak segan berkreasi dan memaknakan
data numerik.
5. Personal Contact (PERS)
Mengidentifikasi minat pada pekerjaan yagn berhubungan dengan manusia,
hubungan interpersonal, melakukan pendektan personal, menjalin diskusi, dan juga
hubungan dengan relasi personal, minat di bidang ini melibatkan dorongan untuk
menjalin hubungan dan melakukan pendekatan pada orang.
6. Aesthetic (AESTH)
Mengidentifikasi rasa suka akan pekerjaan yang berhubungan dengan seni, baik
sebagai penikmat seni atau orang yang memproduksi seni atau berhubungan dengan
kreasi seni, memanipulasi, menggunakan alat maupun melakukan aktivitas yang
bersifat memproduksi musik, seni ataupun menjadi ahli atau penikmat seni yang
menghayati aspek estetika.
7. Literary (LIT)
Merupakan upaya untuk identifikasi pekerjaan yang berkaitan dengan membaca
buku, membaca, mengarang, aktivitas yang berhubungan dengan kata, kalimat, dan

9
segala bentuk kegiatan literature, seperti menulis, mengarang, dan sebagainya. Baik
sebagai penikmat yang cerdas, menunjukkan kemauan untuk bisa terlibat.
8. Musical (MUS)
Mengidentifikasi aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan
dengan music, beik dalam bentuk menyeleksi music, hingga melakukan aktivitas
seperti memainkan alat music, menciptakan lagu, instrumentalia. Bisa juga digunakan
untuk identifikasi seberapa besar komitmen dan kesungguhannya dalam menunjukkan
kontribusi dalam menjalankan aktivitas berhubungan dengan musik.
9. Social Service (SOS)
Menyangkut minat yang berhubungan dengan aktivitas yang berkaitan dengan
kehidupan sosial, pelayanan masyarakat, berbagai bentuk layanan pada penduduk
dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau memberikan jalan keluar
mengenai masalah sosial. Menunjukkan kepedulian dan kontribusi dan kemauan untuk
memperhatikan, memikirkan membantu dan juga mendukung kehidupan sesama
manusia yang lebih baik.
10. Clerical (CLER)
Berhubungan dengan minat untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tugas –
tugas rutin,tugas yang membutuhkan kecekatan dan ketrampilan tanga, memanipulasi
dan merekayasa objek dengan mengandalkan kecermatan, konsistensi dan kerapihan
pada objek yang memutuhkan perhatian pada unsur detil.
11. Practical (PRAC)
Menyangkut rasa suka atau tidak suka akan pekerjaan yang sifatnya praktis,
membutuhkan keahlian, dan keterampilan untuk membuat suatu objek tertentu.
Menyangkut kemampuan memproduksi, memanipulasi ataupun memodifikasi objek
atau benda.
12. Medical (MED)
Mengidentifikasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengobatan, penyembuhan, dan
juga perawatan secara medis ataupun yang berhubungan dengan Kesehatan.
Menunjukkan perhatian, keterlibatan, kontribusi dan waktu untuk melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan

10
C. FACT
FACT disusun oleh J. C. Flanagan, seorang professor psikologi pada Universitas
Pittsburgh. Tes ini dikembangkan dalam usaha untuk mendapatkan suatu system klasifi
kasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-tugas
tertentu. Penggunaan tes ini adalah sebagai;
(a) alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja dan perencanaan program
latihan dalam rangka konseling pekerjaan
(b) alat seleksi dan penempatan karyawan.

FACT merupakan seperangkat tes yang terdiri atas 14 tes yang dapat diperguanakan
secara keseluruhan atau sebagian-sebagian. Ke-empat belas tes yang asli adalah;
Inspection, coding, memory, preci sion, assembly, scales, coordination, judgment and
comprehension, arithmetic, patterns, components, tables, mechanics, expression.

Terdapat subtes dalam FACT, diantaranya sebagai berikut :

 Inspection
Mengukur kemampuan seseorang untuk meneliti adanya
ketidaksempurnaan dari sebuah benda secara tepat dan teliti.
 Coding.
Mengukur kemampuan untuk memahami kode-kode yang diberikan,
kemudian menggunakan kode itu dalam tugas yang sesungguhnya.
 Memory
Mengingat kembali kode yang telah dipelajari dalam coding.
 Precission
Mengukur kecepatan dan ketepatan untuk membuat tingkat-tingkat kecil
dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan bersama-sama.
 Assembly
Untuk mengukur kemampuan seseorang di dalam melihat sesuatu bentuk
benda apabila bagian-bagian benda itu disusun sesuai dengan instruksi.
 Scales
Mengukur kecepatan dan ketelitian untuk membaca scala dan grafik.
 Coordination

11
Yaitu koordinasi gerakan tangan dan lengan dan untuk mengadakan kontrol
terhadap gerakan yang terus menerus mengikuti suatu arah.
 Judgment and Comprehension
Mengukur sesuatu melalui yang dibaca, kemudian untuk berfikir secara
logis dan mengadakan penilaian secara praktis.
 Arithmatic
Mengukur kecakapan bekerja dengan angka-angka secara cepat dan tepat.
 Patterns
Kemampuan mengutip pola-pola baik dalam posisi yang sama maupun
terbalik.
 Compenents
Kemampuan untuk mengetahui bagian benda yang ada di dalam suatu
keseluruhan benda.
 Tables
Kecepatan dan ketelitian membaca tabel dari angka dan huruf.
 Mechanics
Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip mekanika dan menganalisa
gerakan-gerakan mekanis.
 Expression
Diungkap mengenai pengetahuan bahasa terutama menyusun bahasa.

Adapun FACT yang telah diadaptasi di Indonesia yaitu ,

 Tes Kode dan Ingatan (D2)


Tes ini diadaptasi dari 2 subtes yaitu subtes 2 Coding dan subtes 3 yaitu
Memory
 Tes Merakit Objek (C1)
Tes ini diadaptasi dari subtes 5 versi asli yaitu assembly
 Skala dan Grafik (C8)
Subtes ini diadaptasi dari subtes versi asli yaitu subtes versi asli yaitu subtes
6 yaitu scale
 Pemahaman (A1)

12
Diadaptasi dari subtes 8 versi asli yaitu Judgment and Comprehensions
 Mengutip (B4)
Subtes ini bernama asli Patern pada subtes 10 versi asli
 Komponen (C2)
Subtes ini bernama asli Component pada subtes 11 versi asli.
 Tabel (D3)
Diadaptasi dari versi yang bernama Tables pada subtes 12
 Ungkapan (A6)
Diadaptasi dari subtes 14 versi asli yaitu Expression

13
BAB II

INSTRUKSI ALAT TES

A. Intelegent Structure Test


IST terdiri dari 9 subtes dengan yang seluruhnya berjumlah 176 item masing-
masing instruksi dan waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan
menggunakan manual, yang diperuntukkan subjek usia 14-60 tahun Tentunya perbedaan
ini ada karena dalam setiap subtes mengukur aspek yang berbeda pula. Untuk total waktu
semua aspek IST adalah 71 menit. Namun, IST Test berlangsung biasanya kurang lebih
1,5 jam.
Dalam Intelligence Structure Test (IST) terdapat 6 subtes dengan waktu pengerjaan
yang berbeda-beda. Keenam subtes tersebut adalah; Satzergänzung (SE) , Wortauswahl
(WA), Analogien (AN), Gemeinsamkeiten (GE), Rechenaufgaben (RA), Zahlenreihen
(ZR), Figurenauswahl (FA), Würfelaufgaben (WU), Merkaufgaben (ME),

Berikut administrasi pengetesan IST :

a) Dapat digunakan untuk tes individual dan klasikal

b) Terdiri dari 9 subtes

c) Setiap subtes mempunyai cara pengerjaan dan waktu yang berbeda

d) Hasil akhir merupakan grafik dan angka yang menunjukan tarif kecerdasan

e) Instruksi sudah tertera di halaman depan setiap sub tes. Tester bisa membacakan
instruksi yang tertera itu jika testi mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup
tinggi (SMA ke atas), tetapi untuk latar belakang yang lebih rendah (SMP) maka tester
harus menulis di papan tulis atau memberikan peragaan

f) Untuk subtes terakhir (ME), setelah memberikan instruksi testi diminta untuk menutup
bukunya dan melepaskan lembar hafalan, untuk dihafalkan selama 3 menit. Sebelum
mengerjakan subtes terakhir ini, ambilah lembar hafalan dan kertas-kertas lain dari
testi (supaya tidak menyontek)

14
Tugas-tugas Tester dan Pengawas

a) Perhatikan cara subjek bekerja pada saat ia memulai, segera perbaiki jika ia salah
mengerjakan suatu soal
b) Berilah subjek sepotong kertas bersih untuk menghitung (supaja lembar jawaban tidak
dicoret-coret)
c) Khusus untuk subtes terakhir (ME) perhatikan testi dengan teliti (untuk menjaga usaha
berbuat curang)

Dalam Intelligence Structure Test (IST) terdapat 6 subtes dengan waktu pengerjaan
yang berbeda-beda. Keenam subtes tersebut adalah; Satzergänzung (SE) , Wortauswahl
(WA), Analogien (AN), Gemeinsamkeiten (GE), Rechenaufgaben (RA), Zahlenreihen
(ZR), Figurenauswahl (FA), Würfelaufgaben (WU), Merkaufgaben (ME),

1) Satzergänzung (SE)

Subtes ini meliputi butir soal ke 1-20 tentang melengkapi kalimat. Pada subtes ini,
peserta diberi waktu 6 menit untuk mengerjakan soal. Peserta akan memilih 1 dari 5 pilihan
jawaban dengan instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

2) Wortauswahl(WA)

15
Subtes ini meliputi butir soal ke 21-40 tentang mencari perbedaan kata. Pada subtes
ini, peserta diberi waktu 6 menit untuk mengerjakan soal. Peserta akan memilih 1 dari 5
pilihan jawaban dengan instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

3) Analogien (AN)

Subtes ini meliputi butir soal ke 41-60 tentang mencari persamaan kata. Pada subtes
ini, peserta diberi waktu 7 menit untuk mengerjakan soal. Peserta akan memilih 1 dari 5
pilihan jawaban dengan instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

4) Gemeinsamkeiten (GE)

16
Subtes ini meliputi butir soal ke 61-76 tentang persamaan sifat dari kata yang
disajikan. Pada subtes ini, peserta diberi waktu 8 menit untuk mengerjakan soal. Peserta
akan menuliskan jawaban persamaan di kolom yang tersedia pada lembar jawaban dengan
instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

5) Rechenaufgaben (RA)

Subtes ini meliputi butir soal ke 77-96 tentang berhitung. Pada subtes ini, peserta
diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan soal. Pada lembar jawaban disediakan pilihan
angka 1-9 dan 0, untuk cara menjawabnya dengan mencoret angka yang disajikan. Instruksi
soal seperti “Disediakan pilihan jawaban berupa angka 1-9 dan 0. Coretlah angka-angka
yang menjadi jawaban dan ke urutan angka jawaban tidak perlu dihiraukan.”

6) Zahlenreihen (ZR)

17
Subtes ini meliputi butir soal ke 97-116 tentang berhitung deret angka. Pada subtes
ini, peserta diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan soal. Pada lembar jawaban
disediakan pilihan angka 1-9 dan 0, untuk cara menjawabnya dengan mencoret angka
yang disajikan dan ke urutan angka jawaban tidak perlu dihiraukan. Instruksi sesuai
seperti yang tertera di kertas soal.

7) Figurenauswahl (FA)

Subtes ini meliputi butir soal ke 117-136 tentang memilih bentuk potongan gambar.
Pada subtes ini, peserta diberi waktu 7 menit untuk mengerjakan soal. Peserta akan memilih
1 dari 5 pilihan jawaban dengan instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

8) Würfelaufgaben (WU)

18
Subtes ini meliputi butir soal ke 137-156, tentang kemampuan ruang (balok). Pada
subtes ini, peserta diberi waktu 9 menit untuk mengerjakan soal. Peserta akan memilih 1
dari 5 pilihan jawaban dengan instruksi sesuai seperti yang tertera di kertas soal.

9) Merkaufgaben (ME)

Subtes ini meliputi butir soal ke 157-176, tentang menghafal cepat. Pada subtes ini,
peserta diberi waktu 9 menit dengan ketentuan 3 menit untuk menghafal dan 6 menit untuk
menjawab soal. Setelah diberi instruksi sesuai dengan kertas soal, peserta akan memilih 1
dari 5 pilihan jawaban.

19
B. RMIB
Pemeriksaan dengan menggunakan Rothwell Miller dapat dilakukan secara
individual maupun secara klasikal. Kelengkapan RMIB terdiri atas lembar test dan manual.
Prosedur yang dilakukan memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membagikan formulir RMIB kepada testee, kemudian subjek diminta untuk
mengisi identitas dirinya pada lembar
b. Instruksi sudah terdapat pada blangko tes, sehingga bagi testee dewasa
diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang dewasa yang memiliki
intelegensi t=rendah (dul normal). Testee yang dull normal dianggap diragukan
kemampuannya untuk memahami instruksi tes yang tertulis sehingga perlu
diberikan contoh untuk dapat mengerjakan dengan tepat. Testee diinstruksikan
membuat rangking dari daftar pekerjaan yang tersedia di dalam formulir tes.
Rangking dimulai nomor 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam satu
kelompok. Dan berakhir dengan nomor 12 untuk pekerjaan yang paling tidak
disukai, terlepas dari besar kecilnya gaji ataupun keberhasilan/kegagalan dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut
c. Setelah selesai merangking, testee diinstruksikan untuk menuliskan 3 jenis
pekerjaan yang disukainya, yang tidak harus sama dengan pekerjaan yang terdapat
dalam daftar
d. Pada dasarnya waktu untuk mengerjakan tes tidak dibatasi, namun biasanya orang
dewasa normal dapat menyelesaikan tes ini dalam kurun waktu 20 menit
e. Sebelum dikumpulkan testee diminta untuk mengecek kembali, apakah terdapat
kesalahan dalam merangking atau tidak
f. Setelah formulir diisi dan diserahkan kepada tester, selanjutnya tester akan
melakukan skoring dan interpretasi

RMIB dapat diberikan kepada seseorang secara perseorangan ataupun masal.


kepada mereka diinstruksikan untuk membuat rengking dari daftar pekerjaan yang tersedia
dalam formulir tes. Rengking di mulai dengan no 1 untuk pekerjaan yang paling disukai
dalam satu kelompok dan berakhir dengan no 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai,
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang terdapat satu kelompok.

20
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam formulir sehingga bagi mereka responden
yang sudah dewasa dapa di instruksikan untuk membaca sendiri kecuali untuk orang
dewasa yang mempunya intelejensi rendah. Bagi yang terakhir ini di adakan pengevualian,
disebabkan karna mereka di anggap atau di ragukan kemampuannya untuk memahami
maksud instruksi yang terrtulis, sehingga perlu di berikan beberapa contoh untuk dapat
mengerjakannya dengan tepat. Bahkan ini pun masi harus di lengkapi dengan
memeriksanya setiap saat untuk mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.
Adapun instruksi secara mendetail, yaitu sebagai berikut :
1. Pertama-tama katakan kepada mereka: “Bila saudara sudah menerima formulir,
tulislah lama, dan keteramngan-keterangan lain mengenai diri sudara di kolom
yang sudah disediakan di sebelah atas dalam formulir”.
2. Sesudah beberapa saat, di lanjutkan : “Kemudian bacalah instruksi yang terdapat
dalam formulir tersebut” Bunyi instruksi secara tepatnya adalah sebagai berikut” di
bawah ini akan sodara temui daftar dari bermacam-macam pekerjaan yang tersusun
dalam nenerapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan.
Setiap pekerjaan merukan keahlian khusus yang membutuhkan latihan atau
pendidikan keahlian tersendiri. Mungkin hanya beberapa di antaranya yang sodara
sukai. akan tetapi disini sodara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang ingin
sodara lakukan atau paling sodara sukai, terlepas dari besar kecilnya upah atau gaji
yang akan sodara terima atau apakah sodara akan berhasil dalam mengerjakannya.
Tugas sodara adalah mencamtumkan no atau angka di belang setiap pekerjaan
perkelompok, mulai dengan n0 1 untuk pekerjaan yang anda sukai dan seterusnya
sampai no 12 untuk pekejaan yang paling tidak disukai. Bekerjalah dengan
secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan keinginan sodara yang
pertama. Jangan ada yang terlewatkan.
3. Di beri waktu lagi untuk beberapa saat, dan….. ;“Ada pertanyaan?” Untuk
responden dengan intelejensi yag rendah dapat diberikan beberapa ilustrasi sebagai
berikut :“ Seandainya saudara mempunyai suatu daftar beberapa buah-buahan
misalkan jeruk, nanas, dan rambutan. dan kemudian saya tanyakan kepada soudara
buah mana yang paling anda sukai. apabial sodara paling suka buah mangga maka
sodara tulis no atau angka 1 di belakang mangga, dan kemudian lebih suka nanas

21
dari pada 2 yang lainnya, maka angka sodara tulis angka 2 di belakang nanas.
demikian seterusnya sehingga di belakang setiap nama buah terdapat angka yang
menunjukan urutan dari buah-buah kesukaan sodar. Sekarang sodara sudah harus
mengerjakan seperti tadi akan tetapi daftar yang terdapat di dalam formulir ini
adalah daftar pekerjaan bukan daftar buah-buahha. Disini juga sodara harus
memilih pekerjaan mana yang paling anda sukai beri angka 1 di belakangannya,
nomor 2 untuk pekerjaan yang anda sukai dan demikian seterusnya. sehingga
semua mempunyai angaka di belakangnya yaitu no 1 sampai dengan no 12.
4. Apabila tidak terdapat pertanyan maka instruksi data di teruskan: “sekarang
kerjakan, dan lengkapilah formulir itu sesuai dengan instruksi tadi. mengenai
beberpaa pekerjaan yang belum atau kurang saudara kenal dapat anda baca
keterangannya dibagian akhir formulir ini.
5. Apabila saudara membuat kesalahan coretlah no yang salah tersebut dan tulislah
angka ynag benar di samping angka yang salah. Sodara selesai mengerjakannya
dapat mengembalikan formolir tersebut.
6. Kemudian sesudah responden selesai mengisi atau membuat rengking kepada
mereka di instruksikan untuk menulis 3 jenis pekerjaan yang di sukainya, tidak
tergantung pada jenis pekerjaan yang terdapat di dalam daftar. boleh menulis
pekerjaan yang terdapat dalam daftar boleh juga tidak. Waktu pengambilan tes
tidak terbatas akan tetapi biasanya seorang dewasa dapat mengerjakannya 20 menit.
C. FACT
Cara penyajian tes Flanagan Aptitude Classification Test (FACT) melalui beberapa
tahap berikut :
1. Melalui 2 sesion
2. Session 1 unt 8 tes pertama dg selang waktu istirahat 10 menit setelah tes yg ke 5.
3. Session 2, unt tes 9 hingga tes ke 14. Dg selang wkt istirahat 10 menit setelah tes
ke 11 selesai.

22
FACT terdiri dari 19 subtes, yaitu:

1) Tes Inspeksi (Inspection)


 Mengukur kemampuan seseorang untuk meneliti adanya ketidaksempurnaan dari
sebuah benda secara tepat dan teliti.
 Tes ini mengukur kemampuan untuk secara cepat dan akurat melihat kekurangan –
kekurangan atau titik – titik robek pada gambar – gambar objek atau serangkaian
artikel. Jadi tes inpeksi ini untuk mengetes ketajaman persepsi detail, sehingga
tesnya dapat disebut juga tes persepsi detail. Kemampuan ini dibutuhkan dalam
memeriksa hasil – hasil pabrik yang hampir selesai atau sudah selesai.
 Waktu untuk mengerjakan : 6 menit
 Waktu untuk menjelaskan : 6 menit
 Total waktu : 12 menit
2) Tes Mekanika (Mechanics)
 Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip mekanika dan menganalisa gerakan-
gerakan mekanis.
 Tes ini mengukur kemampuan pemahaman prinsip – prinsip mekanika dan
kemampuan menganalisis gerakan – gerakan mekanik.
 Waktu untuk mengerjakan : 20 menit
 Waktu untuk menjelaskan : 5 menit
 Total waktu : 25 menit
3) Tes Tabel (Tables)
 Mengukur kemampuan untuk membaca tabel dan bagan secara tepat dan akurat.
 Nama code tes :Tabel – table (D3).
 Bentuk Tes :Lembaran kertas. Jumlah kertas ada lembar, 4 halaman.Halaman
pertama dan ketiga berisi petunjuk dan contoh pengerjaan soal.Halaman kedua dan
kempat berisi tabel acuan untuk mengerjakan soal
 Aspek yang diukur : Kemampuan membaca tabel. Dalam hal ini ada dua macam
tabel, yaitu :
1. Tabel yang terdiri angka – angka
2. Tabel yang terdiri atas kat adan huruf alphabet

23
 Tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal.
 Waktu penyajiannya, Petunjuk selama 5 menit, waktu testing : untuk bagian I = 5
menit, untuk bagian II = 5 menit. Total :15 menit.
 Tujuan tes ini adalah Sebagai informasi atau bahan pertimbangan dalam personnel
selection atau vocational guidance terutama untuk beberapa jenis pekerjaan seperti
: sekretaris, stenographer, akuntan, typest, dan lain – lain.
4) Tes Penalaran (Reasoning)

Mengukur kemampuan untuk memahami konsep dasar matematika,


menerjemahkan ide dan pelaksanaan ke dalam notasi matematika singkat.

 Waktu untuk mengerjakan : 24 menit


 Waktu untuk menjelaskan : 2 menit
 Total waktu : 26 menit

5). Tes Kosa Kata (Vocabulary)

Mengukur kemampuan memilih kata yang tepat untuk menyampaikan ide


pengetahuan kata seperti dalam sastra, seni dan musik.

 Waktu untuk mengerjakan : 14 menit


 Waktu untuk menjelaskan : 2 menit
 Total waktu : 16 menit

6). Tes Merakit (Assembly)

 Untuk mengukur kemampuan seseorang di dalam melihat sesuatu bentuk benda


apabila bagian-bagian benda itu disusun sesuai dengan instruksi.
 Nama code tes :Tes Merakit Objek, dengan kode C1
 Bentuk tes :Tes yang tersedia berbentuk buku cetakan yang mengandung 20 soal
termasuk contoh mengerjakan. Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.
 Aspek Tes :Tes Merakit Objek mengukur kemampuan untuk mengenal, mengetahui
dan membayangkan bentuk suatu objek yang disusun dari bagian – bagian tertentu
yang terpisah.
24
 Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal. Dalam hal testing
secara klasikal maka harus diusahakan setiap orang tester menangani maksimal 25
testi.
 Total waktu sekitar 18 menit. Perincian : untuk memberi petunjuk : 6 menit, untuk
mengerjakan bagian I : 6 menit, untuk mengerjakan bagian II : 6 menit.
 Tujuan tes ini adalah Bersamaan dengan sub tes yang lain dari FACT maka Tes
Merakit Objek ini berguna untuk memprediksi mengenai bakat dan kemampuan
seseorang untuk meramalkan keberhasilan kerja pada berbagai bidang tugas.

7). Tes Pemahaman (Judgment and Comprehension)

Mengukur sesuatu melalui yang dibaca, kemudian untuk berfikir secara logis dan
mengadakan penilaian secara praktis.

 Nama code tes :Tes Pemahaman, dengan kode lain A1.


 Bentuk tes :
1. Cetakan I tahun 1973.

Sebuah buku di dalamnya tercetak soal 40 soal yang harus dikerjakan subjek.
Pada buku ini soal nomor 1 dan nomor 2 telah ditunjukkan kunci jawabannya.
Lembar jawaban yang telah tercetak kunci nomor 1 dan 2.

2. Cetakan II tahun 1982.

Sebuah buku di dalamnya tercetak 40 soal yang harus diselesaikan. Pada


cetakan yang baru ini soal nomor 1 dan 2 tidak ditunjukkan kunci jawabannyat. Tes
yang tersedia berbentuk buku cetakan, edisi pertama tahun 1973 dan cetakan kedua
tahun 1982. Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.

 Aspek yang Diukur :Tes ini mengukur kemampuan membaca dan memahami
untuk melihat alasan yang logis serta mengambil keputusan dengan menangkap
makna dari suatu situasi yang praktis.
 Tes ini dapat disajikan secara individual maupun kelompok.
 Waktu pengerjaanTotal waktu 40 menit.

25
 Perincian : waktu untuk pemberian petunjuk 5 menit
 waktu untuk mengerjakan soal 35 menit.
Tujuannya adalah Bersama dengan sub tes yang lain maka alat ini berguna
untuk memprediksi keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya berdasarkan
bakat yang dimilikinya. Skoring :Skor subjek merupakan jumlah dari jawaban
yang benar sesuai dengan kunci jawaban. Untuk subjek yang pendidikannya
dianggap cukup, SLTP ke atas, maka seyogyanya diminta untuk mengerjakan
sendiri dalam artian membaca dan memilih jawaban yang benar, tester tidak perlu
membacakan bagian demi bagian.

8). Komponen (Component)

Mengukur kemampuan untuk menempatkan dan mengidentifikasi bagian-bagian suatu


komponen penting.

 Nama Code tes : C2


 Bentuk tes :Berupa buku cetakan disertai dengan lembar jawaban yang terpisah.
 Aspek yang diukur :Tes Komponen mengukur kemampuan mengidentifikasikan
komponen – komponen yang penting.
 Tes Komponen dapat disajikan secara individual, dan juga secara klasikal.
Dalam hal penyajian secara klasikal disarankan setiap seorang tester menangani
maksimal 25 testi.Waktu pengerjaan :Total waktu 24 menit.
 Perincian : membaca petunjuk 4 menit dan mengerjakan soal 20 menit.
 Tujuan tes :Bersama dengan sub tes yang lainnya dari FACT, maka tes ini
berguna untuk keperluan konseling pekerjaan yaitu untuk memprediksi
kesuksesan kerja berdasar bakat. Tujuan yang lain ialah seleksi dan penempatan
pegawai.

9). Tes Perencanaan (Planning)

Mengukur kemampuan merencanakan, mengorganisir dan menentukan jadwal, serta


kemampuan menebak masalah yang mungkin muncul dan mengantisipasinya dalam
melakukan langkah-langkah variatif.

26
 Waktu untuk mengerjakan : 24 menit
 Waktu untuk menjelaskan : 13 menit
 Total waktu : 37 menit

10). Tes Berhitung (Arithmetic)

Mengukur keterampilan seseorang dalam bekerja dengan angka seperti penjumlahan,


pengurangan, perkalian dan pembagian. Tes ini mengukur profisiensi atau kecakapan
dalam 4 hal proses berhitung dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
(+, -, x, :).

 Waktu untuk mengerjakan : 10 menit


 Waktu untuk menjelaskan : 10 menit
 Total waktu : 20 menit

11). Tes Kecerdikan (Ingenuity)

Mengukur kemampuan untuk bereaksi dan menemukan prosedur, kelengkapan dan


presentasi yang baik. Tes ini mengukur kretivitas atau daya penemuan (inventiveness)
dalam peralatan – peralatan dengan prosedur – prosedur genius, perlengkapan, atau
presentasi – presentasi. Tes ini bersifat tes penalaran berdasarkan suatu pengamatan
masalah atau problem.

 Waktu untuk mengerjakan : 24 menit


 Waktu untuk menjelaskan : 2 menit
 Total waktu : 26 meni

12). Tes Skala (Scale)

 Nama Code tes : C8


 Bentuk Tes :Tes yang tersedia berbentuk buku cetakan, edisi pertama tahun 1973
dan cetakan kedua tahun 1982. Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.
 Aspek yang diukur :Tes Skala dan Grafik ini mengukur kecepatan dan ketepatan
dalam membaca skala, grafik dan peta. Contoh yang diambil untuk menyusun tes

27
ini berupa bentuk – bentuk yang biasa terdapat pada bidang permesinan dan bidang
teknik pada umumnya. Tes ini biasa disajikan baik secara individual maupun secara
klasikal. Untuk dapat menjaga ketertiban penyelenggaraan tes secara klasikal,
dibutuhkan seorang pembantu pengawas untuk setiap 25 testi.
 Pembantu pengawas bertugas mebagikan dan mengumpulkan kembali tes dan
jawabannya dan menjaga agar jangan sampai testi mulai lebih dahulu dari yang lain,
atau bila ada tes yang lain baik yang sudah atau yang belum diinstruksikan.
 Tujuan :Penggunaan tes ini ditujukan untuk dapat menentukan atau mengukur bakat
atau kemampuan membaca skala, grafik dan peta. Pada umumnya tes Skala dan
Grafik digunakan sebagai salah satu komponen dari suatu batere tes untuk
mendeteksi bakat seseorang.

13). Tes Ekspresi (Expression)

Mengukur kemampuan seseorang untuk menyampaikan ide lewat tulisan dan


percakapan, juga untuk mengetahui bahasa seseorang.

 Nama code tes : A6


 Bentuk tes :Materi tes ini terdiri dari sebuah buku soal. Ada 19 buah soal, tipe soal
terdiri dari 3 pertanyaan yang baik dan satu pertanyaan yang dianggap jelek pada
tiap – tiap soal. (disediakan lembar jawaban)
 Aspek yang diukur :Tes ini mengukur perasaan dan pengetahuan tentang bahasa.
Selain itu juga dapat untuk mengungkap kemampuan untuk berkomunikasi melalui
tulisan dan kemampuan berkomunikasi secara verbal.
 Tes Ungkapan merupakan salah satu bagian dari tes FACT yang bisa disajikan
secara individual maupun klasikal.
 Waktu yang dipergunakan untuk mengerjakan tes Expression menurut buku
petunjuk adalah 35 menit dan 5 menit untuk memberikan instruksi (jadi waktu
seluruhnya 40 menit).
 Tujuan :tes ini untuk keperluan Vocational Counseling sebagai alat Bantu untuk
memprediksi keberhasilan seseorang dalam bekerja sesuai dengan kemampuannya.
Dan juga digunakan untuk Educational Guidance sehingga membantu dalam

28
pengarahan (sebagai tes bakat penjurusan). Tetapi perlu dicatat bahwa tes ini
sebenarnya lebih berorientasi kepada “Vocational Counseling”
daripada“Educational Guidance.” Selain itu tes ini dapat juga digunakan dalam
seleksi dan penempatan karyawan. 14). Tes Ketepatan (Precision)
 Waktu untuk mengerjakan : 8 menit
 Waktu untuk menjelaskan : 7 menit
 Total waktu : 15 menit

15). Tes Kesiagaan (Alertness)

Mengukur kemampuan mengatasi situasi berbahaya dengan mengidentifikasi cara


penanggulangan yang diperlukan. Tes ini mengukur kemampuan untuk menguasai suatu
situasi dan mencatat bahwa ada situasi bahaya yang timbul, atau suatu tindakan spesifik
harus dilakukan. Ini suatu tes persepsi detail – detail dalam gambar dan interelasi –
interlasinya.

 Waktu untuk mengerjakan : 3 menit


 Waktu untuk menjelaskan : 3 menit
 Total waktu : 6 menit

16). Tes Koordinasi (Coordination)

Mengukur kemampuan koordinasi gerakan tangan dan lengan dengan cara yang
tepat.Tes ini mengukur kemampuan untuk menkoordinasikan gerakan – gerakan lengan dan
tangan (hand – and – arm coordination).

 Waktu untuk mengerjakan : 2 menit 40 detik


 Waktu untuk menjelaskan : 5 menit 20 detik
 Total waktu : 8 menit

17). Tes Pola (Patterns)

Mengukur kemampuan untuk membuat garis-garis dalam bentuk pola-pola sederhana


secara cepat dan tepat

29
● Nama code tes : B4
● Bentuk tes :Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian I dengan 18 macam pola dan bagian II
dengan 12 macam pola.
● Bagian I dan II memuat pola – pola yang taraf kesulitannya semakin meningkat sebab
semakin banyak aspek – aspek mentalitas yang akan diperlukan testi dalam
menyelesaikan tugas tersebut.

Aspek yang diukur :Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam
memproduksi outline dari pola – pola yang sederhana dengan cara tepat akurat. Tes Pattern
ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal. Masing – masing individu dalam
klasikal diberikan sebuah buku tes dan sebelum mengerjakannya terlebih dahulu
mendapatkan penjelasan yang secukupnya dari penyelenggara/pelaksanan. Pengerjaan
Disediakan waktu selama 20 menit, yaitu 10 menit untuk mengerjakan bagian I, dan 10
menit untuk mengerjakan bagian II. Tujuan :Tes ini berguna untuk melihat kemampuan
seseorang dalam bidang merancang design, arsitek, perancang mode, bidang periklanan,
kemudian dalam dunia media massa baik media cetak maupun media elektronik.
Disamping itu juga untuk melihat kemampuan seseorang membaca blueprint dan diagram
– diagram teknik sketsa – sketsa. Skoring : Nilai dua diberikan untuk tiap – tiap pengutipan
pola yang dikerjakan secara tepat (benar). Suatu figur adalah benar jika semua garis
peniruan yang dilakukan adalah tepat seperti figur dari pola yang tergambar. Nilai satu
diberikan kepada pengutipan pola yang ada penyimpangannya sedikit, tetapi tidak lebih
dari satu blok dari pola yang benar. Nilai nol diberikan kepada pengutipan pola yang salah,
karena tidak ada sedikitpun unsur kemiripannya dengan pola asal yng dijadikan objek
peniruan (pengutipan).Skor testi adalah penjumlahan dari masing – masing skor yang
diselesaikan.

18) dan 19).Tes Kode dan memory (Coding)

 Mengukur kecepatan dan ketepatan dalam menentukan kode-kode informasi dalam


perkantoran
 Nama code tes :Kode (Sandi) dan Ingatan.
 Bentuk Tes :Kertas dengan bahan tercetak. Tersedia lembar jawaban.

30
 Aspek yang diukur
a. Kode (atau Sandi) : Kecepatan dan kecermatan menyandi informasi kantor.
b. Ingatan : Keberhasilan mempelajari dan mengingat sandi – sandi dalam FACT
2 yaitu kemampuan menghafalkan bahan – bahan tercetak.
c. Sajian, dapat secara individual maupun klasikal
d. Waktu penyajian
1. Sandi :Petunjuk - 20 menit.
2. Pengerjaan – 10 menit.
Waktu Total – 30 menit.
3. Ingatan :Petunjuk – 1 menit.
4. Pengerjaan – 4 menit.
Waktu Total – 5 menit

Sebagai bagian dari FACT, tes ini bertujuan :

Dalam konseling pekerjaan sebagai alat bantu guna memprediksi keberhasilan kerja
berdasarkan kemampuan khusus (aptitude) dan sebagai petunjuk dalam perencanaan
program pelajaran sekolah yang cocok. Dapat Digunakan Dalam Seleksi dan penempatan
karyawan.

31
BAB III

SKORING

A. Intelegent Structure Test


 Panduan skoring untuk IST, antara lain :
1) Jawaban yang benar mendapatkan nilai 1 (kecuali untuk kelompok soal 04- GE
yang memiliki panduan tersendiri.
2) Tulislah jumlah jawaban yang benar pada tempat yang tersedia pada setiap
subtes.
3) Jumlah jawaban yang benar merupakan raw score, dan dijumlahkan. Kemudian,
skor tersebut dibandingkan dengan weighted score, yaitu skor terstandar
menurut usia subjek.
4) Selanjutnya, weighted score dikomparasikan dengan norma yang ada dan
menghasilkan IQ.
5) Kemudian, dicocokan dengan kategori taraf intelegensi.
 Taraf Intelegensi
Nilai yang didapatkan dalam kotak di sebelah kanan dapat dimasukkan ke
grafik di sebelah kiri bagian atas.
Kategori IQ dalam IST Test:

119 – Ke atas Very Superior ( + )

105 – 118 Superior

_______________________________________ UNIVERSITAS

100 – 104 Rata – Rata Atas

95 – 99 Rata – rata

_______________________________________ AKADEMI

81 – 94 Rata – Rata Bawah

32
80 – ke bawah Di bawah Rata – Rata

 Grafik IST

Adapun grafik struktur kecerdasan dalam IST, antara lain grafik W dan M. Kedua profil
tersebut memberikan pola yang berbeda dalam grafiknya. Grafik W memberikan pola tinggi-
rendah-tinggi seperti yang tertera pada gambar 2. Sedangkan Grafik M menunjukan pola rendah-
tinggi-rendah. Grafik ini merupakan hasil dari empat subtes yang berbeda, antara lain SE, WA,
AN, dan GE.

 Interpretasi

Interpretasi dapat dilakukan setelah mendapatkan nilai weighted score. Karena semua
subtes saling berkaitan satu sama lain, interpretasinya pun harus dilakukan secara keseluruhan.

Berikut merupakan interpretasi yang dapat dilakukan pada IST :

1) Taraf Kecerdasan
Taraf kecerdasan didapat dari total WS. Nilai ini dapat diterjemahkan menjadi
Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan perkembangan individu
melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan latar belakang
sosial serta dibandingkan dengan kelompok seusianya.
2) Dimensi Festigung & Flexibiliat
Dimensi Festigung-Flexibilitätmenggambarkan corak berpikir yang dimiliki
olehsubjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim,
Keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub Festigung

33
memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität memiliki arti
corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil perkembangan
(pengalaman) individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub seiring
bertambahnya usia. Cara menentukan seseorang subjek apakah memiliki
kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai
GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nilai GE+RA lebih besar maka subjek memiliki
kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek
memiliki kecenderungan Flexibilitat.
3) Profil M-W
Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau praktis-
konkrit.Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat dilihat
dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik
menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama, maka profilnya adalah M
(verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W
(praktis-konkrit).
 Kelebihan & Kekurangan Alat Tes
1. Keunggulan Alat Tes
IST yang di kembangkan oleh Amthauer ini adalah tes inteligensi yang telah
melewati beberapa kali revisi dan bahkan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia,
sehingga up to date, relevan untuk di gunakan serta kemampuan mengukur
inteligensi pada masing-masing subtes meningkat. Beberapa keunggulannya :
a. Pengadministrasiannya tidak begitu sukar karena instruksi pengerjaan sudah
terkandung di dalam buku tes.
b. Dipandang sebagai gestalt, sehingga bagian-bagiannya saling berhubungan
hingga dapat mengukur tingkat intelegensi.
c. IST 2000 R telah mengalami pengembangan subtes dan subtesnya lebih,
sehingga kemampuannya meningkat
2. Kekurangan Alat Tes
Meski sudah ada software yang bisa dipakai untuk melakukan skoring secara
otomatis, tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada yang dilakukan secara

34
manual sehingga membutuhkan waktu, energi serta ketelitian tester yang lebih
besar. Beberapa kekurangannya adalah :
a. Proses skoring IST biasa dilakukan secara manual yang membutuhkan
banyak tenaga dan waktu. Karena dalam prosesnya sangat mengandalkan
ketelitian dan kecermatan dari pemeriksa.
b. Kerahasiaan yang sulit dikontrol.
c. Validitas dan reliabilitas yang masih dipertanyakan
B. FACT
Skoring :
 Sandi : Skor jumlah yang benar. Jumlahskortertinggi yang mungkin 150.
 Ingatan : Skor jumlahjawaban yang benar. Jumlahskortertinggi yang mungkin 25.
C. RMIB
 Skoring
Setelah testee mengerjakan seluruh tugasnya, maka pekerjaan testee dipindahkan
ke dalam kerangka tabel yang terdapat di bagian akhir formulir tersebut. Pengisian dimulai
pada kolom yang diarsir untuk setiap kelompok, sehingga awal penulisan untuk kelompok
sebagai berikut:

A dimulai dari awal, yaitu kolom 1 (Outdoor)

B dimulai dari kolom ke 2 (Mechanical)

C dimulai dari kolom ke 3 (Computation)

D dimulai dari kolom ke 4 (Science)

E dimulai dari kolom ke 5 (Personal Contact)

F dimulai dari kolom ke 6 (Aesthetic)

G dimulai dari kolom ke 7 (Literary)

H dimulai dari kolom ke 8 (Musical)

I dimulai dari kolom ke 9 (Social Service)

35
Bila peringkat yang diberikan testee telah dipindahkan ke kolom skoring maka
langkah selanjutnya adalah menjumlahkan angka tiap baris ke dalam kolom total. Untuk
pengecekan apakah terdapat kesalahan dalam memindahkan angka, hasil penjumlahan
harus sama dengan 702.

Masing-masing total diurutkan mulai dari yang paling kecil yaitu rangking 1 sampai
dengan jumlah terbesar rangking 12, sehingga akan diperoleh angka peringkat untuk ke 12
kategori yang ada. Bila terdapat angka sama, berikan rangking yang sama. Angka rangking
yang sama dikurangi atau ditambahkan 0,5.

 Interpretasi
Konsistensi seseorang dalam memberikan jawaban dapat dilihat dari :
a. Penyebaran pilihan pekerjaan apakah menetap pada kategori yang sama dari tiap-
tiap kelompok.
b. Pilihan bebas, apakah pilihan ini sesuai ranking yang diberikan atau hasil yang
muncul di dalam ranking.
c. Cara pemberian ranking, apakah responden membuat ranking secara berurutan atau
tidak berurutan. Dalam hal ini misalkan, sesudah menentukan sesuatu pekerjaan
sebagai nomor 1 maka pekerjaan yang terdapat di bawah pekerjaan tersebut
diranking sebagai nomor 2, 3, 4, dan seterusnya.

Apabila seseorang memberikan jawaban yang tidak konsisten, maka hal ini dapat
diartikan:

a. Pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat kurang.


b. Merupakan indikasi dari sikap acuh tak acuh terhadap jenis pekerjaan yang ada.
c. Kelalaian atau kecerobohan dari responden, bahkan dapat diartikan sebagai oposisi
terhadap tugas.
d. Kemungkinan pekerjaan yang diminati testee tidak mewakili kategori yang ada
e. Kemungkinan bahwa pekerjaan itu sendiri cenderung untuk menyalahi stereotype
yang ada.

36
Interpretasi dapat dilihat dari raw score, dimana score yang rendah terhadap suatu
pekerjaan dapat diartikan adanya minat yang lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan
yang mendapat score tinggi.

Untuk melihat bagaimana pola minat seseorang bila dibandingkan dengan


kelompoknya, maka harus disusun norma kelompoknya dan diberi percentile ranknya. 75
% high percentile 50 % moderate 25 % low percentile. Bila hanya 1 pekerjaan saja yang
high percentile berarti minat terhadap kategori pekerjaan tersebut sangat kuat. Bila tidak
terdapat 1 kategori pun pekerjaan yang high percentile maka:

a. Testee kurang memahami pekerjaan tersebut.


b. Kurang mendapat informasi tentang pekerjaan tersebut.
c. Konsentrasi dan atau suasana tes terganggu juga testee tidak siap.
d. Instruksi tes kurang dipahami.
e. Tidak mempunyai pola minat yang baik.
f. Memiliki minat yang tidak ada di dalam formulir tes.

Bila terdapat jenis pekerjaan yang mendapat percentile yang sama tinggi maka:

a. Pengelompokan minat terhadap pekerjaan yang sama karena testee berminat


terhadap kegiatan dalam pekerjaan tersebut, bukan pada pekerjaannya.
b. Pengelompokan minat terhadap pekerjaan yang berlawanan, ada konflik antara
kesadaran akan keadaan diri yang dirasanya tidak sesuai dengan pekerjaan tersebut.
 Kelebihan & Kekurangan
a. Kelebihan
1) Dapat diawasi langsung oleh penguji
2) Meminimalisir manipulasi ataupun kecurangan
3) Dapat dijelaskan secara rinci karna langsung bertatap muka dengan penguji
4) Memudahkan individu untuk mengembangkan minat dan bakatnya agar
individu mampu bekerja di bidang yang diminati sesuai dengan
kemampuan.
b. Kekurangan
1) Pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama
2) Pemeriksaan membutuhkan ketelitian
37
3) Menggunakan bahan kertas yang banyak

38
DAFTAR PUSTAKA

Nastiti, D., & Laili, N. (2020). Buku Ajar Asesmen Minat Dan Bakat Teori Dan Aplikasinya.
Umsida Press, 1-106.

Nur’aeni, S. M. (2012). TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press.

Polhaupessy, L. F. (2009). Diktat Kuliah IST Universitas Padjadjaran.

Sasmita, N. O. (2010). Pengujian validitas konstruksi dari Intelligenz Struktur Test (IST) yang
telah direvisi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

UI, L. (2012). IST (Intelligenz Struktur Test): Manual Dan Norma. Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.

JOHN C. FLANAGAN. (1957). The FLanagan Aptitude Classification Tests. Journal: Personnel
and Guidance.

Yuliandari, E. (2020). Tes Rothwell Miller Interest Blank. Diakses pada 8 Mei 2022 dari
http://repository.ubaya.ac.id/38086/1/Test%20inventory%20Rothwell-
Miller%20%28RMIB%29.pdf

ii

Anda mungkin juga menyukai