Intelligenz Struktur Test (Ist)
Intelligenz Struktur Test (Ist)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Teori dan Praktik Asesmen dan Pemahaman Individu
Teknik Test
Dosen Pengampu : Dr. Muya Barida, M. Pd.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas makalah yang berjudul “Intelligenz Struktur
Test (IST)” guna memenuhi tugas dari Ibu Dr. Muya Barida, M. Pd., bidang studi Teori dan
Praktik Asesmen dan Pemahaman Individu Teknik Test. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagi para pembaca dan juga bagi para
penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik
individu atau kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas
dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling yaitu membantu peserta
didik dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah sangat penting karena merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini
juga membantu mengatasi kelemahan, hambatan, serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Program bimbingan dan konseling dirancang secara terencana dan terorganisasi selama
periode waktu tertentu serta dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan. Program
bimbingan dan konseling dibuat melalui tahapan tertentu.
Tahapan diawali dengan analisis kebutuhan terhadap layanan yang akan diberikan.
Analisis kebutuhan tersebut dapat dilakukan menggunakan teknik tes ataupun non tes oleh
guru atau konselor. Teknik non tes yaitu teknik pemahaman individu untuk mengumpulkan
data/keterangan/informasi diri peserta didik dan lingkungannya dengan menggunakan alat
atau instrumen yang tidak baku. Macam-macam instrument asesmen teknik non tes yang
dapat digunakan atau dikembangkan oleh guru BK/Konselor antara lain ITP, DCM,
observasi, wawancara, skala psikologis, sosiometri, dan lainnya. Sedangkan teknik tes
berarti teknik pemahaman individu melalui pengumpulan data/keterangan/informasi diri
peserta didik dalam lingkungannya dengan menggunakan instrumen/alat yang baku atau
terstandar. Pada tahap pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling teknik asesmen ini
umumnya dilakukan oleg guru BK/konselor untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai kepribadian peserta didik secara menyeluruh. Instrument asesmen teknik tes ini
antara lain tes intelegensi, tes bakat diferensial, tes minat jabatan lee-thorpe, dan tes
kreativitas. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang salah satu alat ukur tes
intelegensi yaitu Intelligenz Struktur Test (IST).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian dari Intelligenz Struktur Test (IST)?
2. Bagaimana sejarah perkembangan dari Intelligenz Struktur Test (IST)?
3. Apa tujuan dari dari Intelligenz Struktur Test (IST)?
4. Berapakah jumlah subtes dalam Intelligenz Struktur Test (IST)?
5. Apa saja macam subtes yang terdapat dalam Intelligenz Struktur Test (IST)?
6. Berapakah total waktu pengerjaan seluruh subtes dan setiap subtes Intelligenz Struktur
Test (IST)?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Intelligenz Struktur Test (IST).
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dari Intelligenz Struktur Test (IST).
3. Untuk mengetahui tujuan dari dari Intelligenz Struktur Test (IST).
4. Untuk mengetahui jumlah subtes dalam Intelligenz Struktur Test (IST).
5. Untuk mengetahui macam subtes yang terdapat dalam Intelligenz Struktur Test (IST).
6. Untuk mengetahui total waktu pengerjaan seluruh subtes dan setiap subtes Intelligenz
Struktur Test (IST).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tetapi, tes IST 1970 ini memiliki kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata
dan dalam subtes RA disajikan dalam bentuk kalimat. Sehingga apabila subjek gagal
dalam subtes RA, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan ketika
memahami kalimat dan mengerjakan soal hitungan.
4. Tes IST 2000
Tes IST 2000 merupakan hasil koreksi dari tes IST 1970. Pada tes IST 2000, subtes
RA yang disajikan sudah tidak ada soal hitungan dalam bentuk kalimat
5. Tes IST 2000-Revised (2000-R)
Dalam IST 2000-R terdapat beberapa perkembangan dan penambahan subtes. Tes
IST 2000-E ini terdiri dari 3 modul diantaranya :
a. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar Singkatan)
Terdiri dari subtes SE, AN, GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, MA.
b. Modul ME
Terdiri dari subtes ME verbal dan ME figural.
c. Erweiterungmodul (Modul Menguji Pengetahuan)
Terdiri dari subtes Wissentest (tes pengetahuan).
4
b. Perasaan empati atau kemampuan menyelami perasaan.
c. Berpikir induktif menggunakan bahasa.
3. Subtes AN (Analogien)
AN adalah tes persamaan kata. Jumlah subtes AN adalah 20 aitem. Dalam tes AN
ini disediakan 3 kata, kemudian testee harus mencari 1 kata yang menunjukkan suatu
hubungan tertentu. Aspek yang diukur dalam subtes ini yaitu :
a. Kemampuan fleksibilitas dalam berpikir.
b. Kemampuan mengkombinasikan, mendeteksi, memindahkan hubungan-hubungan.
c. Resistensi atau kemampuan untuk melawan solusi masalah yang tidak pasti sehingga
meliputi kejelasan dan kekonsenkuenan dalam berpikir.
4. Subtes GE (Gemeinsamkeiten)
GE adalah tes sifat yang dimiliki bersama. Jumlah subtes GE adalah 16 aitem
menulis jawaban. Dalam tes GE, disediakan 2 kata. Testee harus mencari dan menuliskan
perkataan lain yang mencakup pengertian dari kedua kata tersebut. Aspek yang diukur
dalam subtes ini adalah :
a. Kemampuan abstraksi verbal.
b. Kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu dalam bentuk bahasa.
c. Membentuk suatu pengertian atau mencari inti persoalan
d. Berpikir logis dalam bentuk bahasa.
5. Subtes RA (Rechhenaufgaben)
RA adalah tes berhitung. Jumlah subtes RA adalah 20 aitem. Disediakan soal-soal
hitungan kemudian testee harus menyelesaikan dan menjawab dengan benar. Aspek yang
diukur dalam subtes ini yaitu :
a. Kemampuan berpikir praktis dalam berhitung.
b. Berpikir induktif.
c. Reasoning.
d. Kemampuan mengambil kesimpulan.
6. Subtes ZR (Zahlenreihen)
ZR adalah tes deret angka. Jumlah subtes ZR adalah 20 aitem. Disediakan deret
angka. Setiap deret tesusun menurut suatu pola tertentu, kemudian testee harus
melanjutkan dan menuliskan jawaban yang sesuai. Aspek yang diukur dalam subtes ini
adalah :
a. Terkait bagaimana cara berpikir teoritis dalam hitungan.
b. Berpikir induktif dengan angka-angka.
c. Kelincahan dalam berpikir.
7. Subtes FA (Figurenauswahl)
FA adalah tes memilih bentuk. Jumlah subtes FA adalah 20 aitem. Disediakan
sesuatu bentuk tertentu yang terpotong menjadi beberapa bagian. Kemudian testee harus
mencari diantara bentuk-bentuk yang terdapat dalam pilihan (a, b, c, d, e), suatu bentuk
yang dapat dibangun dengan cara menyusun potongan-potongan yang terdapat dalam
soal. Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah :
a. Kemampuan dalam membayangkan.
b. Kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa).
c. Berpikir konkret menyeluruh.
5
d. Memasukkan bagian pada suatu keseluruhan.
8. Subtes WU (Wurfelaufgaben)
WU adalah tes latihan balok. Jumlah subtes WU adalah 20 aitem. Disediakan 5
kubus dengan dengan tanda yang terlihat pada ketiga sisinya. Kemudian testee harus
mencari 1 dari 5 pilihan kubus yang memiliki tanda yang sama dengan kubus yang
terdapat pada soal (cara mencari dapat diputar, digulingkan, / diputar dan digulingkan).
Aspek yang diukur dalam subtes ini yaitu :
a. Kemampuan daya bayang ruang.
b. Kemampuan tiga dimensi.
c. Kemampuan analitis serta konstruktif teknis.
9. Subtes ME (Merkaufgaben)
ME adalah tes latihan simbol. Jumlah subtes ME adalah 20 aitem. Dalam tes, testee
diberikan kata-kata yang harus dihafal dan diingat. Kemudian, testee harus menjawab
simbol yang jawabannya sesuai dengan kata-kata yang dihafalkan. Aspek yang diukur
dalam subtes ini yaitu :
a. Mengukur kemampuan daya ingat.
b. Konsentrasi yang menetap dan daya tahan.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) adalah salah satu tes yang digunakan untuk
mengukur intelegensi individu. Tes IST dikembangkan tahun 1953 oleh Rudolf Amthauer
di Frankfurt, Jerman. Menurut Amthauer bahwa inteligensi sebagai keseluruhan struktur
dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi
hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi
suatu tes. Sejak tahun 1953, Amthauer terus mengembangkan tes IST hingga tahun 2000-
an. Tujuan dan fungsi dari tes IST yaitu untuk mengetahui pola kecerdasan individu,
sehingga individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri dengan lebih baik dan
mengembangkan kemampuan/potensi yang dimilikinya.
Selain itu, tes IST digunakan untuk membantu individu dalam merencanakan
pendidikan, merencanakan karir, serta membantu dalam pengambilan suatu keputusan.
Untuk mengukur inteligensi seseorang diperlukan suatu rangkaian baterai tes yang terdiri
dari subtes-subtes. Antara subtes satu dengan lainnya, ada yang saling berhubungan karena
mengukur faktor yang sama (general factor atau group factor), tetapi ada juga yang tidak
berhubungan karena masing-masingnya mengukur faktor khusus (special factor).
Intelligenz Struktur Test (IST) terdiri dari 9 subtes dengan jumlah keseluruhannya 176
aitem. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda dan diadministrasikan
dengan menggunakan manual. Berikut ini subtes-subtes dalam IST diantaranya SE, WA,
AN, GE, RA, ZR, FA, WU, ME.
7
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, Indro. (2016). Pengujian Properti Psikometrik Intelligenz Struktur Test Subtes
Kemampuan Spasial Dua Dimensi (Form Auswahl): Studi Pada Dua Sma Swasta Di
Jakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 5(2), 165-180.
Agung, Ivan Muhammad, dan Ahyani Radhiani Fitri. (2020). Analisis Psikometri Intelligenz
Structur Test (IST) pada Mahasiswa. Jurnal Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi,
1(1), 1-10.
Darmawati, Evia, dan Budi Astuti. (2017). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Habibah, N. (2018). Modul Praktikum Tes Intelegensi. Sidoarjo: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah SIdoarjo.
Kumolohadi, Retno, dan Miftahun Ni'mah Suseno. (2017). Intelligenz Struktur Test Dan
Standard Progressive Matrices: (Dari Konsep Inteligensi Yang Berbeda Enghasilkan
Tingkat Inteligensi Yang Sama). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 1(2), 79-85.