Anda di halaman 1dari 16

ALAT UNGKAP MASALAH (AUM)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Dina Oktariana, M.Pd

Disusun oleh:

Widia (2215054)

Puji (2215055)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK


BANGKA BELITUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan
kehendak-Nya kami sanggup menyelesaikan makalah tentang “Alat Ungkap Masalah
(AUM).”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen mata kuliah Asessmen Bk Non-Tes yang telah memberikan tugas
kepada kami. Makalah ini disusun selain guna memenuhi tugas mata kuliah
Asessmen Bk Non-Tes juga untuk memberikan tambahan wawasan kepada pembaca
mengenai “Alat Ungkap Masalah (AUM).”
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kami berharap pembaca
bisa memberi kritik dan saran agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan kepada kita
semua Aamiin.

Petaling, 8 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1. Latar Belakang........................................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................................2
3. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Pengertian AUM......................................................................................3
B. Manfaat AUM..........................................................................................3
C. Tujuan AUM............................................................................................4
D. Proses AUM.............................................................................................4
E. Teknik-Teknik AUM...............................................................................5
F. Contoh Penerapan AUM........................................................................7
G. Tantangan dalam Menggnakan AUM...................................................8
H. Tips Sukses dalam Menggunakan AUM...............................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................11

A. Simpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman merupakan salah satu kata kunci dalam Bimbingan dan
Konseling (BK), Pada BK di latar sekolah, pemahaman penting bagi siswa dan
guru pembimbing (selanjutnya disebut konselor). Hal ini berkaitan dengan
maksud pemberian bimbingan dan konseling di sekolah, sebagaimana dinyatakan
dalam PP No. 29/1990 Tentang Pendidikan Menengah Pasal 27 ayat 1 dan
Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2003),
yakni bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Individu siswa yang dapat menemukan pribadi dan merencanakan masa depannya
(secara realistis) hanyalah mereka yang telah memahami diri. baik kelebihan
maupun kekurangannya.
Adapun menurut Sukardi (1990), pemahaman diri dapat diartikan sebagai
suatu keadaan di mana individu siswa dapat secara mandiri mengenal berbagai
aspek mengenai dirinya dengan jelas, nalar, dan logis. Namun, tidak setiap
individu siswa mampu untuk mengenal dengan baik berbagai aspek dalam
dirinya. Berbagai data dan keterangan diperlukan dalam upaya pemahaman diri
itu sendiri. Untuk memperolehnya diperlukan alat bantu instrumen tertentu yang
telah teruji ketepatannya untuk mengukur sesuatu yang hendak diukur oleh
instrumen tersebut sesuai maksud perancangannya.
Tugas konselor adalah membantu siswa untuk dapat menjalani pertumbuhan
dan perkembangannya secara optimal, dengan berbagai program layanan dan
pendekatan serta prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan, dan dengan
bantuan berbagai alat atau media yang relevan sehingga dapat memandirikan
siswa atau konseli. Untuk melaksanakan tugas tersebut, konselor melakukan
pengamatan terhadap tingkah laku fisik, tingkah laku verbal, dan tingkah laku lain

1
seperti minat, sikap, dan kebutuhan yang mengejawantah dalam tingkah laku
tampak. Konselor akan dapat memberikan pelayanan BK secara baik apabila ia
memahami diri individu siswa atau konseli yang menjadi subjek sasaran
layanannya. Untuk itu, diperlukan data dan keterangan yang memadai tentang
"perilaku" individu siswa atau konseli, dalam hal ini, menjadi penting,
ketersediaan instrumen tertentu yang telah teruji kualitasnya sebagai instrumen
yang baik (berfungsi sebagaimana mestinya) untuk mengukur sesuatu yang
hendak diukur oleh instrumen tersebut sesuai maksud perancangannya.
Macam dan bentuk instrumen yang biasa dikenal dan/atau digunakan dalam
pelayanan BK, yakni tes standar (tes inteligensi dan tes bakat); inventori standar,
seperti Alat Ungkap Masalah (AUM), skala minat, dan skala penilaian diri,
instrumen yang dapat disusun sendiri oleh konselor, seperti berbagai jenis angket
dan daftar isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian, serta format
lainnya, dan instrumen diagnostik untuk berbagai bidang studi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu AUM?
2. Apa manfaat dan tujuan dari AUM?
3. Bagaimana proses dan teknik-teknik dalam menggunakan AUM?
4. Bagaimana penerapan AUM?
5. Apa tantangan dan tips dari AUM?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan tentang AUM.
2. Untuk mendeskripsikan manfaat dan tujuan AUM.
3. Untuk mendeskripsikan proses dan teknik-teknik AUM.
4. Untuk menggambarkan penerapan AUM.
5. Untuk mendeskripsikan tantangan dan tips AUM.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AUM
Alat Ungkap Masalah atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah
sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat
digunakan dalam rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan)
masalah-masalah yang dihadapi konseli. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk
mengungkap 10 bidang masalah yang mungkin dihadapi konseling. Kesepuluh
bidang masalah tersebut mencakup:
1. Jasmani dan Kesehatan (JDK), yang terdiri dari dua puluh lima item.
2. Diri Pribadi (DPI) yang terdiri dari dua puluh item.
3. Hubungan Sosial (HSO) yang terdiri dari lima belas item.
4. Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang terdiri dari lima belas item.
5. Karir dan Pekerjaan (KDP) yang terdiri dari lima belas item.
6. Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang terdiri dari lima puluh lima item.
7. Agama, Nilai, dan Moral (ANM) yang terdiri dari tiga puluh item.
8. Hubungan Muda-Mudi (HMM) yang terdiri dari lima belas item.
9. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK) yang terdiri dari dua puluh
lima item.
10. Waktu Senggang (WSG) yang terdiri dari sepuluh item.1
B. Manfaat AUM
Adapun manfaat AUM diantaranya ialah:
1. Membantu untuk lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan
bantuan segera.
2. Memiliki peta masalah individu maupun kelompok.
3. Hasil AUM dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat program maupun
layanan BK yang dibutuhkan peserta didik.

1
Esty Aryani Safithry. Asesmen Teknis Tes dan Non Tes. (Malang: CV IRDH, 2017), 79 - 80

3
4. Peserta didik dapat mengetahui apakah ia memerlukan bantuan konseling atau
tidak.2
C. Tujuan AUM
Tujuan penggunaan AUM adalah membantu konselor dan guru untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa dan memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang tepat. AUM dapat digunakan untuk memetakan
permasalahan belajar siswa, menentukan perilaku siswa, dan membantu guru
untuk mengetahui minat dan permasalahan siswa. Penggunaan AUM juga dapat
membantu guru untuk mengolah hasil penilaian dengan lebih efisien. Berikut
beberapa tujuan penggunaan AUM:
1. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa.
2. Memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
3. Untuk memetakan permasalahan belajar siswa.
4. Untuk mengetahui tingkah laku siswa
5. Untuk mengetahui minat dan permasalahan siswa.
6. Untuk memproses hasil penilaian dengan lebih efisien
Singkatnya, AUM adalah alat yang berguna untuk mengidentifikasi dan
memahami masalah yang dihadapi siswa, dan dapat digunakan untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling yang tepat. AUM juga dapat membantu guru
untuk mengolah hasil penilaian dengan lebih efisien dan mengetahui minat dan
permasalahan siswa.3
D. Proses AUM
Proses AUM melibatkan langkah-langkah berikut:

2
Naili Rofiqoh, Erna Zumrotun. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. (Jawa Tengah:
Cahya Ghani Recovery, 2023), 71
3
Rezi Saputra, Erly Krisnanik, and I Wayan Widi Pradnyana, “Rancang Bangun Sistem
Informasi Konseling Berdasarkan Peminatan Dan Alat Ungkap Masalah Berbasis Web Menggunakan
Framework Codeigniter Studi Kasus : SMA Malahayati,” Informatik : Jurnal Ilmu Komputer 16, no. 3
(2020): 185, https://doi.org/10.52958/iftk.v16i3.1965.

4
1. Identifikasi masalah: Konselor bekerja dengan individu untuk
mengidentifikasi masalah atau isu spesifik yang mereka hadapi. Hal ini dapat
dilakukan melalui wawancara, observasi, atau metode penilaian lainnya.
2. Ekspresi masalah: Setelah masalah teridentifikasi, individu didorong untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya terkait dengan
masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi verbal, tulisan,
atau cara kreatif lainnya.
3. Analisis masalah: Konselor menganalisis informasi yang diberikan individu
untuk memperoleh pemahaman masalah yang lebih dalam. Hal ini mungkin
melibatkan pencarian pola, mengeksplorasi kemungkinan penyebab, atau
mempertimbangkan dampak masalah terhadap kehidupan individu.
4. Pengembangan rencana: Berdasarkan analisis masalah, konselor bekerja
dengan individu untuk mengembangkan rencana untuk mengatasi masalah.
Hal ini mungkin melibatkan penetapan tujuan, mengidentifikasi sumber daya,
atau menjajaki kemungkinan solusi.
5. Evaluasi rencana: Konselor dan individu secara teratur mengevaluasi
kemajuan rencana dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Hal ini
mungkin melibatkan peninjauan kembali permasalahan, mengeksplorasi
strategi baru, atau mencari dukungan tambahan.
Proses AUM dapat difasilitasi dengan menggunakan aplikasi dan website
berbasis komputer. Alat-alat ini dapat membantu konselor untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan mengelola informasi terkait masalah yang dihadapi individu
dengan lebih efisien dan efektif.4
E. Teknik-Teknik AUM
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dengan AUM, antara lain:
1. Wawancara: Konselor dapat menggunakan wawancara untuk mengumpulkan
informasi tentang masalah individu. Hal ini dapat melibatkan mengajukan
4
Ifdil Ifdil et al., “Pengolahan Alat Ungkap Masalah ( AUM ) Dengan Menggunakan
Komputer Bagi Konselor Pendahuluan Metodologi Hasil Dan Pembahasan,” no. 1 (2017): 6–10,
https://doi.org/10.24036/4.113.

5
pertanyaan terbuka untuk mendorong individu mengungkapkan pikiran dan
perasaannya.
2. Observasi: Observasi dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang perilaku individu dan interaksinya dengan orang lain. Hal ini dapat
membantu konselor untuk mengidentifikasi pola dan kemungkinan penyebab
masalah individu.
3. Penilaian: Penilaian dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
keterampilan, kemampuan, dan minat individu. Hal ini dapat membantu
konselor mengidentifikasi area di mana individu mungkin memerlukan
dukungan atau bimbingan tambahan.
4. Metode kreatif: Metode kreatif, seperti menggambar atau menulis, dapat
digunakan untuk membantu individu mengekspresikan pikiran dan
perasaannya dengan cara non-verbal. Hal ini dapat sangat membantu bagi
individu yang mengalami kesulitan mengekspresikan diri secara verbal.
5. Aplikasi berbasis komputer: Aplikasi berbasis komputer dapat digunakan
untuk memfasilitasi proses AUM. Alat-alat ini dapat membantu konselor
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola informasi terkait masalah
yang dihadapi individu dengan lebih efisien dan efektif.
Ringkasnya, AUM dapat digunakan dengan berbagai teknik, antara lain
wawancara, observasi, penilaian, metode kreatif, dan aplikasi berbasis komputer.
Teknik-teknik tersebut dapat membantu konselor untuk mengidentifikasi dan
memahami permasalahan yang dihadapi individu serta memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang tepat.5

F. Contoh Penerapan AUM


Berikut beberapa contoh penerapan Problem Identification Tools (AUM):

5
Counseling Study Program, “The Identification of Students ’ Problems in Junior High
School Using AUM Umum ( General Problem-Revealing Instrument )” 326, no. Iccie 2018 (2019):
377–81.

6
1. Mengidentifikasi Masalah Hubungan Sosial pada Siswa: Sebuah penelitian
yang dilakukan pada tahun 2020 menggunakan Alat Identifikasi Masalah
Umum (AUM-Umum) untuk mengidentifikasi masalah hubungan sosial
(HSO) pada siswa. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PT) dengan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi permasalahan
HSO. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan persentase masalah
HSO dari siklus I ke siklus II, hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan
dan konseling dapat membantu siswa mengatasi masalah HSO.
2. Pengolahan Alat Identifikasi Masalah (AUM) Menggunakan Komputer Bagi
Konselor: Perkembangan teknologi informasi menyebabkan munculnya
layanan e-konseling yang dapat digunakan untuk memberikan layanan
konseling secara online. Untuk mendukung pekerjaan konselor, tim
pengembang instrumen telah mengembangkan aplikasi program pengolahan
Problem Identification Tools (AUM) menggunakan Microsoft Access.
Teknologi ini memungkinkan konselor menampilkan lebih banyak informasi
mengenai permasalahan yang dihadapi responden sehingga membuat proses
konseling menjadi lebih efisien.
3. Mengidentifikasi Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMP: Sebuah penelitian
yang dilakukan di Yogyakarta menggunakan Alat Identifikasi Masalah Umum
(AUM-Umum) untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa
SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga masalah tertinggi yang
dialami siswa adalah masalah hubungan sosial (45%), masalah kepribadian
(44%), dan masalah kesehatan jasmani (40%).
4. Mengidentifikasi Masalah Belajar pada Siswa SMK: Penelitian yang
dilakukan di SMKN 4 Kepahiang menganalisis penerapan AUM PTSDL
(Prasyarat Penguasaan Materi Pelajaran, Keterampilan Belajar, Sosio-
Emosional, Diri Pribadi, dan Lingkungan) dalam mengidentifikasi masalah
belajar pada siswa . Penelitian menemukan bahwa sistem manual dalam
memproses hasil AUM memakan waktu dan terkadang menyebabkan

7
ketidakakuratan dalam mengidentifikasi masalah siswa. Studi tersebut
menyarankan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi
proses AUM.6
G. Tantangan dalam Menggunakan AUM
Terdapat beberapa tantangan dalam penggunaan Alat Ungkap Masalah
(AUM) dalam layanan bimbingan dan konseling. Berikut beberapa tantangannya:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi masalah: Guru bimbingan dan konseling
mungkin mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah yang
mempengaruhi pemberian layanan bimbingan dan konseling. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya pelatihan atau pengalaman dalam menggunakan
AUM.
2. Memakan waktu: Sistem manual dalam memproses hasil AUM dapat
memakan waktu dan terkadang menyebabkan ketidakakuratan dalam
mengidentifikasi masalah siswa. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi guru
bimbingan dan konseling yang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya.
3. Kesulitan dalam menafsirkan hasil: Menafsirkan hasil AUM dapat menjadi
tantangan bagi guru bimbingan dan konseling, khususnya dalam menentukan
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai. Hal ini memerlukan keahlian
dan pengalaman tingkat tinggi dalam bidang konseling.
4. Kurangnya keterampilan teknologi: Penggunaan aplikasi AUM berbasis
komputer memerlukan tingkat keterampilan teknologi tertentu, yang mungkin
menjadi tantangan bagi sebagian guru bimbingan dan konseling. Hal ini dapat
membatasi efektivitas AUM dalam mengidentifikasi dan mengatasi
permasalahan siswa.
5. Masalah privasi: Penggunaan AUM menimbulkan masalah privasi, khususnya
dalam pengumpulan dan pemrosesan informasi pribadi. Guru bimbingan dan
konseling harus memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan dijaga

6
Nurhasanah Nurhasanah and Muh Farozin, “The Students Problems in Junior High School”
4, no. 3 (2019): 129–33.

8
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai.
Singkatnya, tantangan dalam menggunakan AUM meliputi kesulitan dalam
mengidentifikasi masalah, memakan waktu, kesulitan dalam menafsirkan hasil,
kurangnya keterampilan teknologi, dan masalah privasi. Tantangan-tantangan ini
dapat membatasi efektivitas AUM dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah
siswa.7
H. Tips Sukses dalam Menggunakan AUM
Berikut beberapa tips agar berhasil menggunakan Alat Ungkap Masalah
(AUM) dalam layanan bimbingan dan konseling:
1. Pelatihan dan pengalaman: Guru bimbingan dan konseling harus menerima
pelatihan yang memadai dan memiliki pengalaman dalam menggunakan
AUM untuk mengidentifikasi dan memahami masalah siswa.
2. Pemrosesan data yang efisien: Penggunaan aplikasi AUM berbasis komputer
dapat secara signifikan mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk
memproses dan menganalisis hasil, dibandingkan dengan metode manual. Hal
ini dapat membantu guru bimbingan dan konseling untuk lebih efisien dan
efektif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
3. Interpretasi hasil: Guru bimbingan dan konseling harus memiliki keahlian dan
pengalaman tingkat tinggi dalam konseling untuk menafsirkan hasil AUM dan
menentukan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai.
4. Privasi dan kerahasiaan: Guru bimbingan dan konseling harus memastikan
bahwa informasi yang dikumpulkan melalui AUM dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk tujuan memberikan layanan bimbingan dan konseling
yang sesuai.
5. Kesesuaian layanan dengan permasalahan siswa: Pemberian layanan
bimbingan dan konseling hendaknya sesuai dengan permasalahan dan
7
Ifdil Ifdil, Tjung Hauw Sin, and Rima Pratiwi Fadli, “Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi
Pengolahan Alat Ungkap Masalah ( AUM ) Berbasis Website Ditinjau Dari Gender” 21, no. 3 (2021):
350–55, https://doi.org/10.1007/sb.01940.

9
kebutuhan siswa. AUM dapat membantu memastikan bahwa layanan yang
diberikan sesuai dengan permasalahan yang teridentifikasi.
Secara ringkas, tips sukses menggunakan AUM dalam layanan bimbingan dan
konseling meliputi pelatihan dan pengalaman, pengolahan data yang efisien,
interpretasi hasil, privasi dan kerahasiaan, serta pencocokan layanan dengan
permasalahan siswa.

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Alat Ungkap Masalah adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan
oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi konseli. 10
bidang msalah AUM yaitu mencakup: Jasmani dan Kesehatan (JDK), Diri Pribadi
(DPI), Hubungan Sosial (HSO), Ekonomi dan Keuangan (EDK), Karir dan
Pekerjaan (KDP), Pendidikan dan Pelajaran (PDP), Agama, Nilai, dan Moral
(ANM), Hubungan Muda-Mudi (HMM), Keadaan dan Hubungan dalam
Keluargha (KHK), dan Waktu Senggang (WSG).
AUM adalah alat yang berguna untuk mengidentifikasi dan memahami
masalah yang dihadapi siswa, dan dapat digunakan untuk memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang tepat. AUM juga dapat membantu guru untuk
mengolah hasil penilaian dengan lebih efisien dan mengetahui minat dan
permasalahan siswa. Proses AUM dapat difasilitasi dengan menggunakan aplikasi
dan website berbasis komputer. Alat-alat ini dapat membantu konselor untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola informasi terkait masalah yang
dihadapi individu dengan lebih efisien dan efektif.
AUM dapat digunakan dengan berbagai teknik, antara lain wawancara,
observasi, penilaian, metode kreatif, dan aplikasi berbasis komputer. Teknik-
teknik tersebut dapat membantu konselor untuk mengidentifikasi dan memahami
permasalahan yang dihadapi individu serta memberikan layanan bimbingan dan
konseling yang tepat.
Tantangan dalam menggunakan AUM meliputi kesulitan dalam
mengidentifikasi masalah, memakan waktu, kesulitan dalam menafsirkan hasil,
kurangnya keterampilan teknologi, dan masalah privasi. Tantangan-tantangan ini

11
dapat membatasi efektivitas AUM dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah
siswa. Tips sukses menggunakan AUM dalam layanan bimbingan dan konseling
meliputi pelatihan dan pengalaman, pengolahan data yang efisien, interpretasi
hasil, privasi dan kerahasiaan, serta pencocokan layanan dengan permasalahan
siswa.

12
DAFTAR PUSTAKA
Esty Aryani Safithry. Asesmen Teknis Tes dan Non Tes. (Malang: CV IRDH, 2017).
Ifdil, Ifdil, Asmidir Ilyas, Elfi Churnia, Lira Erwinda, Nilma Zola, Pratiwi Fadli,
Alfina Sari, and Refnadi Refnadi. “Pengolahan Alat Ungkap Masalah ( AUM )
Dengan Menggunakan Komputer Bagi Konselor Pendahuluan Metodologi Hasil
Dan Pembahasan,” no. 1 (2017): 6–10. https://doi.org/10.24036/4.113.
Ifdil, Ifdil, Tjung Hauw Sin, and Rima Pratiwi Fadli. “Tingkat Kepuasan Pengguna
Aplikasi Pengolahan Alat Ungkap Masalah ( AUM ) Berbasis Website Ditinjau
Dari Gender” 21, no. 3 (2021): 350–55. https://doi.org/10.1007/sb.01940.
Nurhasanah, Nurhasanah, and Muh Farozin. “The Students Problems in Junior High
School” 4, no. 3 (2019): 129–33.
Program, Counseling Study. “The Identification of Students ’ Problems in Junior
High School Using AUM Umum ( General Problem-Revealing Instrument )”
326, no. Iccie 2018 (2019): 377–81.
Rofiqoh, Naili. Erna Zumrotun. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. (Jawa
Tengah: Cahya Ghani Recovery, 2023), 71
Saputra, Rezi, Erly Krisnanik, and I Wayan Widi Pradnyana. “Rancang Bangun
Sistem Informasi Konseling Berdasarkan Peminatan Dan Alat Ungkap Masalah
Berbasis Web Menggunakan Framework Codeigniter Studi Kasus : SMA
Malahayati.” Informatik : Jurnal Ilmu Komputer 16, no. 3 (2020): 185.
https://doi.org/10.52958/iftk.v16i3.1965.

13

Anda mungkin juga menyukai