OLEH:
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Tak lupa penulis
sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu agar dapat terselesaikannya
tugas ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pemakainya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
PENUTUP ..................................................................................................................... 19
3. 1 Kesimpulan .......................................................................................................... 19
3. 2 Saran .................................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Apa saja Syarat Kisi-Kisi?
5. Apa saja Jenis-Jenis Instrument Penilaian?
6. Bagaimana Syarat Instrument Penilaian yang Baik?
7. Bagaimana Pembuatan atau Penyusunan Instrument Kisi-Kisi Penilaian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Instrument Penilaian.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kisi-Kisi.
3. Untuk mengetahui Fungsi Kisi-Kisi.
4. Untuk mengetahui Syarat Kisi-Kisi.
5. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Instrument Penilaian.
6. Untuk mengetahui Syarat Instrument Penilaian yang Baik.
7. Untuk mengetahui tentang Cara Pembuatan Atau Penyusunan Kisi-Kisi
Penilaian.
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum yang dimaksud instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-
soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan
test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan
materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang
memuat informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal
menjadi suatu tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk dalam menulis soal (materikuliahpraktis.blogspot.com, 2018).
3
Pedoman penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak
memberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi
guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.
b. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi peserta didik akan
memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evalusi terhadap pembelajaran tertenu. Dalam pembuatan soal
yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes.
c. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif
sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan.
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga
hal ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.
2.4 Syarat Kisi-Kisi
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan non-tes. Yang termasuk
kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes
kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah
skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket,
pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat
performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal
(nurwahidabdulloh, 2016).
4
2.6 Syarat Instrument Penilaian Yang Baik
Selain itu, syarat instrumen penilaian yang baik memiliki ciri-ciri dan harus
memenuhi beberapa kaidah berikut ini :
A. Validitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan baik manakala memiliki validitas yang
tinggi. Yang dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut
menilai apa yang seharusnya dinilai. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi
dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi
rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan di nyatakan
dengan koefisien validitas.
B. Reliabilitas
C. Objektivitas
5
jelas tentang keadaan audiens yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara hanya
satu atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang objektif tentang
keadaan audiens yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu
hasilnya.
D. Praktikabilitas
E. Ekonomis
F. Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang
audiens mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar
membuat audiens putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini diberi
simbul “P” yang dinyatakan dengan “proporsi”.
G. Daya Pembeda
6
Krathwohl (1961) dalam Mardapi, menyebutkan tingkatan ranah afektif
menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding,
valuing, organization, dan characterization. Berikut penjelasannya :
Pemikiran atau perilaku memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah
afektif.
Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target.
Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Arah perasaan
berkaitan dengan orientasi positif atau negatif yang menunjukkan apakah perasaan
itu baik atau buruk. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka
7
karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu
pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan (Andersen, 1981).
8
Contoh sikap pada KI-2 dan indikatornya:
Model pengembangan kisi-kisi penilaian sikap dengan cara melengkapi tabel kisi-
kisi instrumen di bawah ini, mengacu pada KI-1 dan KI-2 yang disebutkan di atas.
9
2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pengetahuan
10
Cakupan penilaian pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif. Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang
berkaitan dengan terminologi atau istilah serta bagian detail tentang unsur.
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan
penggolongan, kategori, teori prinsip, generalisasi, model, dan struktur.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai alogoritma dalam
melakukan sesuatu. Pengetahuan metakognitif menggambarkan kemampuan
menghubungkan beberapa konsep yang berbeda disertai dengan memilih strategi
pemecahan masalah yang tepat dalam mengambil keputusan.
11
Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan adalah
perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan
menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain
operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak
lanjut penilaian. Perencanaan penilaian harus dilaksanakan secara sistematis agar
tujuan dapat tercapai.
12
dikehendaki. Indikator yang baik adalah yang menggunakan kata kerja
operasional yang tepat, menggunakan satu kata kerja operasional untuk pilihan
ganda, dan satu atau lebih untuk soal yang berbentuk uraian. Kisi-kisi tes
sebaiknya memenuhi persyaratan berikut: mewakili isi kurikulum yang akan
diujikan, komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. Indikator
soal harus jelas dan dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah
ditetapkan.
13
3. Materi bersifat kekinian, memiliki daya terapan dan nilai guna yang tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator merupakan ciri perilaku yang dapat diukur sebagai acuan untuk
membuat soal. Pada indikator harus mengandung unsur audience (peserta didik),
behaviour (perilaku) yang akan diukur, condition (kondisi) dan degree (tingkat).
Di dalam indikator tergambar level kognitif yang harus dicapai dalam KD.
Kriteria perumusan indikator:
14
level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut
peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal
definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Soal-
soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi
daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup
dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal
pada level 2 adalah mengukur kemampuan:
15
1. Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Dave, 1967);
2. Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah yang lebih
beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan (Singer, 1972);
3. Hasil belajar psikomotor ada menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor
chaining, rule using (Buttler, 1972);
4. Berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan’manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik (Bloom,
1979); dan
5. Keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan
dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan
komunikasi nondiskursif (Mardapi, 2003).
Dalam rangka melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua
hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat
perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil
belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja,
16
dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik
dapat berupa lembar observasi atau portofolio (Puspendik, 2015)
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan
menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal
menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan
menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir
soalnya. Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata
kerja operasional. Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang
akan dilakukan selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka,
sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatnya. Berikut
adalah contoh format kisi-kisi instrumen keterampilan seperti tabel di bawah ini
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, p. D. (2020, 05 12). Penyusunan kisi-kisi instrumen. Retrieved from
penyegaran calon dosen/instruktur ppg |unit 3. Pembimbingan ppl:
https://muridaktif.wordpress.com/2020/05/12/penyusunan-kisi-kisi-
instrumen/
20