Anda di halaman 1dari 23

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

“Mendesain Rencana Penilaian Melalui Pembuatan

Kisi-Kisi (Blueprint) Instrument Penilaian Pembelajaran”

OLEH:

I Komang Marjaya Adi Surya 1915051088

I Gusti Ayu Komang Tri Sukma Laksmi Dewi 1915051060

I Made Andhika Pramana Putra 1915051009

Komang Nariasih 1915051032

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Tak lupa penulis
sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu agar dapat terselesaikannya
tugas ini.

Penulis sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya
dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan
saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa
datang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pemakainya.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Singaraja, 16 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I ............................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

2. 1 Pengertian Instrument Penilaian ............................................................................ 3

2. 2 Pengertian kisi-kisi ................................................................................................ 3

2. 3 Fungsi kisi-kisi ...................................................................................................... 3

2. 4 Syarat kisi-kisi ....................................................................................................... 4

2. 5 Jenis-jenis instrument penilaian............................................................................. 4

2. 6 Syarat instrument penilaian yang baik................................................................... 5

2. 7 Pembuatan atau Penyusunan Instrument Kisi-Kisi Penilaian................................ 6

BAB III .......................................................................................................................... 19

PENUTUP ..................................................................................................................... 19

3. 1 Kesimpulan .......................................................................................................... 19

3. 2 Saran .................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah melakukan
penilaian, istilah penilaian sering dipahami secara rancu dengan dua istilah lain,
yakni pengukuran (measurement) dan evaluasi (evaluation). Padahal ketiga istilah
tersebut memiliki makna yang berbeda, namun saling berkaitan. Selain ketiga
istilah itu, ada istilah keempat yang sering muncul juga, yaitu tes. Tes atau non-tes
merupakan bagian dari kegiatan pengukuran. Evaluasi dapat terlaksana manakala
telah dilaksanakannya kegiatan asesmen. Kualitas asesmen ditentukan oleh
kegiatan pengukuran, yang salah satu bentuknya adalah tes.
Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative. Dalam
penyusunan tes, rencana itu disebut dengan kisi kisi soal ujian yang akan
memberikan bimbingan terarah kepada penyusunan tes. Kisi-kisi atau table
spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes sesuai dengan dan
mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar mengajar atau
kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam bidang tertentu (yang
diujikan)
Seorang pengajar yang baik perlu memiliki keterampilan untuk
mengembangkan berbagai bentuk instrumen guna mengukur ketercapaian
kompetensi siswa dalam makalah ini kami akan memfokuskan pembahasan
tentang “Rencana penilaian melalui pembuatan kisi-kisi instrumen penilaian
pembelajaran.”
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Instrument Penilaian?
2. Apa yang dimaksud dengan Kisi-Kisi?
3. Apa saja Fungsi Kisi-Kisi?

1
4. Apa saja Syarat Kisi-Kisi?
5. Apa saja Jenis-Jenis Instrument Penilaian?
6. Bagaimana Syarat Instrument Penilaian yang Baik?
7. Bagaimana Pembuatan atau Penyusunan Instrument Kisi-Kisi Penilaian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Instrument Penilaian.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kisi-Kisi.
3. Untuk mengetahui Fungsi Kisi-Kisi.
4. Untuk mengetahui Syarat Kisi-Kisi.
5. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Instrument Penilaian.
6. Untuk mengetahui Syarat Instrument Penilaian yang Baik.
7. Untuk mengetahui tentang Cara Pembuatan Atau Penyusunan Kisi-Kisi
Penilaian.
1.4 Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara


teoritis maupun secara praktis bagi pembaca, penulis dan pihak lainnya. Secara
teoritis makalah ini berguna untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang Pendidikan yang membahas mengenai pemahaman Assesmen dan
Evaluasi Pembelajaran, hasil dari makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai objek media penyampaian informasi hasil karya penulis
yang ditujukan kepada para pembaca mengenai Rencana penilaian melalui
pembuatan kisi-kisi instrumen penilaian pembelajaran.
2. Pembaca, sebagai media informasi di dalam mempelajari mengenai
Rencana penilaian melalui pembuatan kisi-kisi instrumen penilaian
pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrument Penilaian

Secara umum yang dimaksud instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.

Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk


mengumpulkan data mengenai variabel – variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian, sementara dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa, faktor – faktor yang diduga mempunyai
hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar
siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian
suatu program tertentu (Daryanto, 2012) .Sedangkan menurut Permendikbud No.
104 Tahun 2014, instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai
capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan skala sikap
(Permendikbud, 2014) .
2.2 Pengertian Kisi-Kisi

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-
soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan
test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan
materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang
memuat informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal
menjadi suatu tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk dalam menulis soal (materikuliahpraktis.blogspot.com, 2018).

2.3 Fungsi kisi-kisi

Ada pun fungsi dari kisi-kisi antara lain:

a. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun

3
Pedoman penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak
memberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi
guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.
b. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi peserta didik akan
memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evalusi terhadap pembelajaran tertenu. Dalam pembuatan soal
yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes.
c. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif
sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan.
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga
hal ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.
2.4 Syarat Kisi-Kisi
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

2.5 Jenis-Jenis Instrument Penilaian

Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen penilaian yang dapat


dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran yang
telah dilakukan terhadap peserta didik.

Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan non-tes. Yang termasuk
kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes
kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah
skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket,
pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat
performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal
(nurwahidabdulloh, 2016).

4
2.6 Syarat Instrument Penilaian Yang Baik

Penilaian adalah membandingkan objek yang di nilai dengan instrumen


nilainya, kemudian mencatat angka kepada objek yang di nilai menurut aturan
tertentu. Instrumen juga harus memenuhi syarat reliabilitas. Reliabilitas
berhubungan dengan dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat dipercaya
apabila memberikan hasil penilaian yang relatif stabil dan konsisten. Semakin
tinggi akurasi dan presisi hasil penilaian, maka semakin rendah tingkat kekeliruan
dalam melakukan penilaian. Dan semakin rendah kekeliruan maka akan
menghasilkan penilaian dengan hasil yang konsisten.

Selain itu, syarat instrumen penilaian yang baik memiliki ciri-ciri dan harus
memenuhi beberapa kaidah berikut ini :

A. Validitas
Sebuah instrumen penilaian dikatakan baik manakala memiliki validitas yang
tinggi. Yang dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut
menilai apa yang seharusnya dinilai. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi
dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi
rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan di nyatakan
dengan koefisien validitas.
B. Reliabilitas

Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen


tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapan. Tinggi rendahnya
reliabilitas ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan
koefisien reliabilitas.

C. Objektivitas

Instrumen penilaian hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subjektifitas


pribadi dari si-evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh
subjektifitas yang tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu
kepada pedoman pertama menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif.
Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Dengan evaluasi yang
berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih

5
jelas tentang keadaan audiens yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara hanya
satu atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang objektif tentang
keadaan audiens yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu
hasilnya.

D. Praktikabilitas

Sebuah instrumen penilaian dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi


apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri; mudah
dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan
kepada audiens mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi
petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.

E. Ekonomis

Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan


biaya yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

F. Taraf Kesukaran

Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang
audiens mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar
membuat audiens putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini diberi
simbul “P” yang dinyatakan dengan “proporsi”.

G. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut


membedakan antara audiens yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audiens
yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat
dengan “D” dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.

2.7 Pembuatan atau Penyusunan Instrument Kisi-Kisi Penilaian

1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Sikap

6
Krathwohl (1961) dalam Mardapi, menyebutkan tingkatan ranah afektif
menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding,
valuing, organization, dan characterization. Berikut penjelasannya :

1. Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan


memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas,
kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
2. Pada responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai
bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja
memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.
3. Tahap valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang
menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen.
4. Tahap commitment adalah menunjukkan lebih dari preferensi/kecenderungan
dari tahap valuing; Lynch at al (2009) mempertegas tahap commitment,
dengan penyisipan antara tahap valuing dengan tahap organization.
5. Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar
nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
6. Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini
peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. menunjukkan pengabdian dan
komitmen terhadap nilai-nilai, sikap, dan disposisi.

Pemikiran atau perilaku memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah
afektif.

 Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang.


 Kedua, perilaku harus khas/ciri khusus seseorang.

Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target.
Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Arah perasaan
berkaitan dengan orientasi positif atau negatif yang menunjukkan apakah perasaan
itu baik atau buruk. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka

7
karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu
pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan (Andersen, 1981).

Pada saat menyusun spesifikasi instrumen afektif perlu memperhatikan empat


hal yaitu:
1. Tujuan Pengukuran,
2. Kisi-Kisi Instrumen,
3. Bentuk Dan Format Instrumen, Dan
4. Panjang Instrumen.
Setelah menetapkan tujuan pengukuran afektif, kegiatan berikutnya adalah
menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi merupakan matrik yang berisi spesifikasi
instrumen yang akan ditulis. Langkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah
menentukan definisi konseptual yang berasal dari teori. Selanjutnya
mengembangkan definisi operasional berdasarkan kompetensi dasar, yaitu
kompetensi yang dapat diukur. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan
menjadi sejumlah indikator. Indikator merupakan pedoman dalam menulis
instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan dua atau lebih instrument. Skala
yang sering digunakan dalam instrumen penilaian afektif adalah Skala Thurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.

Pada Kurikulum 2013, Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian


terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap
spiritual dan sosial. Penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku
dalam rangka pembentukan karakter peserta didik. Pada jenjang Sekolah Dasar,
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi sikap
sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain: jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Pada buku panduan penilaian SD
(Kemdikbud, 2016) memuat contoh indikator berikut ini, sikap pada KI-1 dan
indikatornya:

8
Contoh sikap pada KI-2 dan indikatornya:

Model pengembangan kisi-kisi penilaian sikap dengan cara melengkapi tabel kisi-
kisi instrumen di bawah ini, mengacu pada KI-1 dan KI-2 yang disebutkan di atas.

Pelaksanaan penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian


penunjang. Penilaian utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di
dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan
penilaian antarteman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil
penilaian sikap oleh pendidik. Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam
jenjang pendidikan sekolah dasar adalah observasi melalui wawancara, catatan
anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record)
sebagai unsur penilaian utama. Skema pelaksanaan penilaian sikap disajikan
dalam gambar berikut ini:

9
2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pengetahuan

Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian.


Dalam penilaian aspek ini pendidik diharapkan mampu membuat perencanaan
dengan cara mengidentifikasi setiap kompetensi dasar atau materi pembelajaran
sebelum menentukan bentuk penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar yang akan diukur. Perencanaan penilaian dilakukakan saat
pendidik menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian
pengetahuan dapat dicermati dalam dua perspektif (Bloom Taxonomy), yaitu
dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual,
prosedural, serta metakognitif. Dan dimensi proses kognitif ini tersusun secara
hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding),
menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan
mencipta (creating). Tahapan tahapan pengetahuan tersebut merupakan perbaikan
yang dilakukan Krathwohl terhadap taksonomi Bloom. Dimensi pengetahuan
yang dinilai beserta contohnya disajikan dalam Tabel berikut ini
(Anderson, et.al., 2001).

10
Cakupan penilaian pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif. Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang
berkaitan dengan terminologi atau istilah serta bagian detail tentang unsur.
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan
penggolongan, kategori, teori prinsip, generalisasi, model, dan struktur.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai alogoritma dalam
melakukan sesuatu. Pengetahuan metakognitif menggambarkan kemampuan
menghubungkan beberapa konsep yang berbeda disertai dengan memilih strategi
pemecahan masalah yang tepat dalam mengambil keputusan.

Semua rumusan kompetensi dasar maupun indikator atau tujuan pembelajaran


memuat proses kognitif yang ditunjukkan dengan kata kerja operasional dan
dimensi pengetahuan. Penilaian pengetahuan tidaklah mungkin dilakukan tanpa
menyertakan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan dengan beragam proses
kognitif. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan menggunakan tes tertulis, lisan,
maupun penugasan. Tes tertulis, lisan, dan penugasan memerlukan butir soal di
dalam penggunaannya.

11
Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan adalah
perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan
menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain
operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak
lanjut penilaian. Perencanaan penilaian harus dilaksanakan secara sistematis agar
tujuan dapat tercapai.

Langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan Tujuan Penilaian;


2. Menentukan Bentuk Penilaian;
3. Memilih Teknik Penilaian;
4. Menyusun Kisi-Kisi;
5. Menyusun Soal; dan
6. Menyusun Pedoman Penskoran.

Langkah keempat adalah pengembangan kisi-kisi. Kisi-kisi adalah suatu


format berbentuk matriks berisi informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk
menulis atau merakit soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes.
Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. Bila beberapa penulis soal menggunakan satu kisi-kisi, akan
dihasilkan soal-soal yang relatif sama (paralel) dari tingkat kedalaman dan
cakupan materi yang ditanyakan.

Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.


Tujuan pembuatan kisi-kisi adalah menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk dalam memahami soal. Kisi-kisi yang baik adalah kisi-kisi dapat
mewakili isi silabus atau materi yang telah diajarkan, komponen-komponennya
mudah diuraikan dan dipahami, serta materi yang akan diujikan dapat dibuatkan
soalnya. Kisi-kisi juga dapat memudahkan guru dalam menyusun berbagai paket
tes dengan tingkat kesulitan, kedalaman, dan cakupan materi yang sama.
Penyusunan kisi-kisi tidak dapat dilepaskan dari penyusunan indikator. Indikator
yang berada di dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang

12
dikehendaki. Indikator yang baik adalah yang menggunakan kata kerja
operasional yang tepat, menggunakan satu kata kerja operasional untuk pilihan
ganda, dan satu atau lebih untuk soal yang berbentuk uraian. Kisi-kisi tes
sebaiknya memenuhi persyaratan berikut: mewakili isi kurikulum yang akan
diujikan, komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. Indikator
soal harus jelas dan dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah
ditetapkan.

Komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi disesuaikan


dengan tujuan tes. Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan
komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks.
Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah, program studi/jurusan, mata
pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu, jumlah soal, dan
bentuk soal. Komponen-komponen matriks berisi kompetensi dasar yang diambil
dari kurikulum, kelas dan semester, materi, indikator, level kognitif, dan nomor
soal.

Langkah-langkah menyusun kisi-kisi:

1. Menentukan kompetensi dasar;


2. Memilih materi yang esensial sesuai dengan lingkup materi dan materi yang
terkait dengan kompetensi dasar (kd) yang diuji;
3. Merumuskan indikator yang mengacu pada kd dengan memperhatikan materi
dan level kognitif;
4. Menentukan nomor soal;
5. Menentukan bentuk soal yang digunakan.

Kriteria pemilihan materi yang esensial adalah sebagai berikut:

1. Merupakan kesinambungan dan materi lanjutan atau pendalaman materi


sebelumnya, yang dipelajari pada jenjang yang sama maupun antar jenjang;
2. Materi yang dipilih memiliki keterkaitan dengan materi lainnya dan sangat
diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain,

13
3. Materi bersifat kekinian, memiliki daya terapan dan nilai guna yang tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator merupakan ciri perilaku yang dapat diukur sebagai acuan untuk
membuat soal. Pada indikator harus mengandung unsur audience (peserta didik),
behaviour (perilaku) yang akan diukur, condition (kondisi) dan degree (tingkat).
Di dalam indikator tergambar level kognitif yang harus dicapai dalam KD.
Kriteria perumusan indikator:

1. Memuat ciri-ciri KD yang akan diukur,


2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur (satu kata kerja operasional
untuk soal pilihan ganda, satu atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk
soal uraian),
3. Berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih,
4. Dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.

Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif


sebagaimana digunakan dalam kisi-kisi UN sejak tahun pelajaran 2015/2016.
Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu: pengetahuan dan pemahaman (level
1), aplikasi (level 2), dan penalaran (level 3) disajikan dalam Tabel berikut ini:

Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses


berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah
mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. Terkadang soal-soal pada

14
level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut
peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal
definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Soal-
soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi
daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup
dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal
pada level 2 adalah mengukur kemampuan:

a) Menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada


konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau

b) Menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk


menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain).

Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS),


karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus mampu
mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan
masalah-masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin). Level penalaran
mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mencipta (C6). Membangkan kisi-kisi penilaian pengetahuan pada jenjang sekolah
dasar, pilihlah mata pelajaran tertentu, seperti tabel di bawah ini:

3.Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan

Para ahli memberikan penjelasan tentang ranah psikomotor sebagai berikut:

15
1. Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Dave, 1967);
2. Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah yang lebih
beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan (Singer, 1972);
3. Hasil belajar psikomotor ada menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor
chaining, rule using (Buttler, 1972);
4. Berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan’manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik (Bloom,
1979); dan
5. Keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan
dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan
komunikasi nondiskursif (Mardapi, 2003).

Kemdikbud (2016) menjelaskan bahwa penilaian keterampilan merupakan


penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di berbagai macam
konteks keterampilan, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK).
Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan bertindak.
Keterampilan ranah berpikir meliputi keterampilan menggunakan, mengurai,
merangkai, modifikasi, dan membuat. Keterampilan dalam ranah bertindak
meliputi membaca, menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang.

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain


penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan
teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.

Dalam rangka melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua
hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat
perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil
belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja,

16
dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik
dapat berupa lembar observasi atau portofolio (Puspendik, 2015)

Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan
menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal
menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan
menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir
soalnya. Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata
kerja operasional. Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang
akan dilakukan selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka,
sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatnya. Berikut
adalah contoh format kisi-kisi instrumen keterampilan seperti tabel di bawah ini

Pada jenjang Sekolah Dasar, penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat


dilakukan secara terpisah maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian
keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun dapat
dilakukan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada
pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu.
Pada Gambar berikut ini disajikan tahapan dalam melakukan penilaian
pengetahuan dan keterampilan.

17
18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah melakukan


penilaian. Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Dalam penyusunan tes,
rencana itu disebut dengan kisi kisi soal ujian yang akan memberikan bimbingan
terarah kepada penyusunan tes. Dalam bidang pendidikan instrumen digunakan
untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor – faktor yang diduga mempunyai
hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar
siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian
suatu program tertentu (Daryanto, 2012).

Dalam pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan


menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes. Instrumen yang berbentuk
tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi
tipikal (nurwahidabdulloh, 2016). Penilaian adalah membandingkan objek yang di
nilai dengan instrumen nilainya, kemudian mencatat angka kepada objek yang di
nilai menurut aturan tertentu. Instrumen dapat dipercaya apabila memberikan hasil
penilaian yang relatif stabil dan konsisten.

3.2 Saran

Demikianlah pokok bahasan tentang kisi-kisi instrument penilaian


pembelajaran yang dapat kami paparkan, harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi kami mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini, agar
makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, p. D. (2020, 05 12). Penyusunan kisi-kisi instrumen. Retrieved from
penyegaran calon dosen/instruktur ppg |unit 3. Pembimbingan ppl:
https://muridaktif.wordpress.com/2020/05/12/penyusunan-kisi-kisi-
instrumen/

Daryanto. (2012). Penyusunan instrumen penilaian.

Materikuliahpraktis.blogspot.com. (2018, 24 maret). Retrieved from


https://materikuliahpraktis.blogspot.com/2018/03/pengertian-kisi-kisi-
manfaat-dan-tujuan.html

Nurwahidabdulloh. (2016, januari 26). Nurwahidabdulloh.wordpress.com.


Retrieved from
https://nurwahidabdulloh.wordpress.com/2016/01/27/instrumen-penilaian/

Permendikbud. (2014). Pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik pada


pendidikan dasar & pendidikan menengah. Jakarta: permendikbud no.
104.

20

Anda mungkin juga menyukai