Jurusan Multimedia
Disusun Oleh
Prodi/Kelas (PTI/3D)
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan
Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai
institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus
dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja
dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK
diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian
model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai
dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang
dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya
teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara
mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan
kerja proyek. Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya serta melakukan eksperimen secara kolaboratif.
“Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk, 1999). Tujuannya adalah agar
siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.” yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan permasalahan (problem) sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntut siswa untuk melakukan kegiatan
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan siswa untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok. Hasil akhir dari
kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang antara lain berupa laporan tertulis atau
lisan, presentasi atau rekomendasi.
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Buck Institute for Education (1999) dalam Trianto (2014: 43) menyebutkan bahwa
project based learning memiliki karakteristik, yaitu:
a. Siswa sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja
b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c. Siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil.
d. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
e. Melakukan evaluasi secara continue.
f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
h. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Karakteristik pembelajaran berbasis proyek menurut BIE (1999) dalam memposisikan siswa
sebagai pemain utama dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam hal membuat keputusan, merancang
solusi, bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi, dan merefleksikan apa yang mereka
lakukan. Selain itu, ada masalah atau tantangan tanpa solusi yang telah ditetapkan sebelumnya,
evaluasi berlangsung terus menerus, dan adanya produk akhir, serta ruang kelas memiliki suasana
yang mentolerir kesalahan dan perubahan. Selanjutnya dijelaskan juga oleh Intel Corporation
dalam…tentang karakteristik pembelajaran berbasis proyek (project based learning), yang terdiri
dari:
a. Siswa di pusat dari proses pembelajaran.
b. Proyek fokus pada tujuan penting pembelajaran yang selaras dengan spesifikasi kurikulum.
c. Proyek didorong oleh Curriculum-Framing Questions.
d. Proyek melibatkan terus-menerus dan beberapa jenis asesmen.
e. Proyek ini memiliki koneksi dunia nyata.
f. Siswa menunjukkan pengetahuan melalui sebuah produk atau kinerja.
g. Teknologi mendukung dan meningkatkan pembelajaran siswa
h. Keterampilan berpikir merupakan bagian integral dari pekerjaan proyek.
i. Strategi instruksional yang bervariasi dan mendukung gaya belajar beberapa.
Karakteristik pembelajaran berbasis proyek menurut intel ini pada dasarnya memiliki kesamaan
seperti yang telah disebutkan di atas, namun konsepnya lebih lengkap. Kesamaannya pada posisi
siswa yang aktif dalam belajar, adanya masalah yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan. Hal yang
menjadi pembeda dengan karakteristik di atas adalah adanya hubungan dengan dunia nyata.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek
Kelebihan Dari Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund beberapa kelebihan dari pembelajaran berbasis proyek antara lain (Wena,
2012) dalam Nashriah (2014):
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktek kepada siswa dalam mengorganisasi
proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.
Kekurangan Dari Pembelajaran Berbasis Proyek
Beberapa kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek
1. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
2. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan
3. Ada kemungkinan siswa kurang aktif dalam kerja kelompok. Ketika topik yang diberikan
kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan.
Untuk mengatasi kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus
dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi siswa dalam menghadapi masalah, membatasi waktu
siswa dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang
terdapat di lingkungan sekitar, memilik lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak
membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia
nyata yang relevan untuk siswa. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses.
Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek
yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi atau penyelidikan sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan siswa memberikan informasi tentang sesuatu yang menjadi
penyelidikannya pada materi tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik apabila belum
ditentukan oleh guru, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan,
b. Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran).
c. Keaslian yaitu proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
6. Proses Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, pendidik perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas
atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian.
7. Contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran Algoritma dan
Pemrograman untuk siswa kelas 12
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah materi pada kelas 12 yaitu tentang
dasar-dasar algoritma dalam mencapai kompetensi inti (KI)-1, KI-2, KI-3 pada kompetensi
dasar (KD)
3.5 memahami pola dan menggunakannya untuk menduga dan membuat generalisasi
(kesimpulan) serta KI-4 pada KD 4.1 menggunakan pola dan generalisasi untuk
menyelesaikan masalah.
Dalam silabus Algoritma dan Pemrograman SMK, untuk menyelesaikan KD- 3.5 dan KD-
4.1 diperlukan 10(sepuluh) jam pelajaran dengan (4) empat kali pertemuan. Oleh karena itu
setelah menyelesaikan pembelajaran pada KD tersebut, menurut standar penilaian seorang
guru melakukan penilaian proyek. Untuk mencapai (KI)-1, KI-2, KI-3.5 dan KI-4.1 dikemas
dalam lima(5) kali pertemuan dengan tambahan satu kali pertemuan terkait dengan tugas
proyek dengan indikator pencapaian kompetensinya adalah
Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan lima (5) pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
a. Pertemuan 1 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memahami pengertian
algoritma dan pemrogramann
b. Pertemuan 2 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memahami bagaimana
menganalisa suatu permasalahan dengan algoritma.
c. Pertemuan 3 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memahami bagaimana
menyelesaiakan permasalahan secara urut, efektif dan sistematis dengan algoritma
misalnya problem based learning dimana pada kegiatan penutup diinformasikan tugas
proyek yang dilaksanakan pada pertemuan ke-4 dan ke-5
Lembar Kerja Proyek yang diinformasikan pada pertemuan ke-3 sebagai berikut:
Lembar Kerja Proyek
Matapelajaran ini mempelajari bagaimana memahami dan menganalisa suatu masalah, kemudian
berfikir secara urut dan sistematis (algoritmik) untuk memecahkan permasalahan tersebut dan
mewujudkannya dalam bentuk bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal, BASIC atau C.
Matapelajaran ini merupakana matapelajaran utama yang akan menjadi salah satu pengantar
keberhasilan siswa meraih kompetensi utama lulusan Multimedia.
1). Buatlah rencana pelaksanaan proyek bersama tim kelompok yang sudah dibentuk, meliputi
pembagian tugas setiap anggota kelompok, menyusun jadwal pelaksanaan penyelesaian
tugas, melaksanakan proyek, membuat hasil proyek dalam bentuk sajian presentasi atau
makalah, membuat undangan perwakilan kelas 12 dari kelas lain, guru mapel algoritma dam
pemrograman dan Kepala sekolah untuk menghadiri pada presentasi proyek, melakukan
presentasi terkait hasil proyek
2). Lakukan pengamatan di alam sekitar kita yang memiliki hubungan dengan algoritma.
3). Buatlah sajian presentasi atau makalah terkait dengan algoritma tersebut. Dalam
presentasi memuat:
c) Contoh permasalahan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan algoritma yang bisa di
selesaikan dengan menerapkan algoritma (bisa mengambil contoh yang diberikan guru).
b. Lakukan presentasi di hadapan siswa se kelasmu dan perwakilan kelas 12 dari kelas lain di
sekolahmu.
c. Pertemuan ke-4 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memecahkan masalah tentang
algoritma dalam kehidupan sehari-hari
d. Pertemuan ke-5 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memecahkan masalah tentang
algoritma dalam kehidupan sehari-hari melalui tugas proyek
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek ada enam langkah seperti berikut
ini:
1. Penentuan pertanyaan mendasar
Pertanyaan yang dapat memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan aktivitas adalah
lah “Temukan suatu perm,asalahan yang terkait dengan algoritma dalam alam sekitar
kita, selanjutnya buatlah presentasi terkait algoritma tersebut dalam bentuk power
point(PPT) atau dalam bentuk makalah”
2. Untuk menyelesaikan tugas proyek tersebut siswa perlu mendesain(merencanakan)
penyelesaian dari tugas tersebut.
Pada langkah ini dilakukan mendesain (merencanakan) penyelesaian tugas proyek bersama tim
kelompok yang sudah dibentuk, yang meliputi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, alokasi
waktu, menyusun jadwal dan pembagian tugas masing-masing anggota kelompok. Jadwal
pelaksanaan proyek pada pertemuan ke-4 dan selama satu minggu setelah pertemuan ke-4
sebelum pertemuan ke-5 dimana selama satu minggu tersebut siswa berkonsultasi dengan guru
tentang pelaksanaan penyelesaian tugas proyek sedangkan pada pertemuan ke-5 adalah presentasi
hasil proyek.
CONTOH
kelompok
7 Membuat undangan yang hadir dari kelas lain dan guru lain Anggota 1 dan
pada waktu presentasi anggota dari
2
kelompok
8 Konsultasi guru terkait Dengan kegiatan yang sudah Semua
anggota kelompok
12 Mencatat komentar dan saran dari teman teman dan guru Semua
anggota kelompok
d
a
r
i
6 ....... Membuat laporan dalam bentuk makalah Anggota 1 D
a
n
anggta 2 d
kelompok a
r
i
7 Membuat undangan yang hadir dari kelas lain Anggota 1 d
dan guru lain pada waktu presentasi anggota 2 a
kelompok n
d
a
r
i
4 ...... Konsultasi dilakukan Guru
d
a
r
i
anggota
kelompok
12 Mencatat komentar dan saran dari teman teman Semua
dan guru
anggota
kelompok
Agar memudahkan guru dalam proses mengamati siswa terkait pelaksanaan proyek perlu
dibuat rubrik yang merekam keseluruhan aktivitas siswa.
Sedangkan Instrumen penilaian tugas proyek dengan skala rentang (rating scale) digunakan
seperti berikut ini:
No Jenis Tagihan Bobot (%)
1. Kehadiran dan partisipasi kehadiran 10%
2. Presentasi dan diskusi 10%
3. Tugas – tugas 20%
4. Ujian Tengah Semester 20%
5. Ujian Semester 30%
6. Demontrasi 10%
100%
Jumlah
No Nama Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian
Siswa Tahap Tahap Tahap Skor yang Nilai
Persiapan Pelaksanaan Pelaporan dicapai
1. Andi 4 4 3 11 91,6 Skor 4 = tanpa kesalahan
2. Ayu Skor 3 = ada sedikit
3. Ade kesalahan
= 91,6
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Liang, Y. Daniel, 2007. Introduction Programming with C++, Pearson International
Edition, Amerika.
Chris H. Pappas, and William H. Murray, Turbo C++ Profressional Handbook, McGraw-
Hill, California.
Jeri R. Hanly, Elliot B. Koffman, 2002, Problem Solving and Program Design in C, 3th
edition, Addition Wesley