html
Berikut ini salah satu materi pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 yang
harus dikuasai oleh guru yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013,
Dijadikannya sebagai salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat
diimplemntasikan dalam Kurikulum 2013, karena Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) betul-betul menuntut
keaktifan siswa, dapat memberikan pengalaman langsung serta menuntut
pembelajaran yang tidak terbatas hanya sebagai pengetahuan belaka. Apa
semua materi pembelajaran menggunakan model Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL)? Tentunya tidak. Guru
harus dapat memilih sesuai karakteristik materi model pembeljaran tersebut
dan karakteristik materi yang akan diajarkan. Untuk memahami karakteristik
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL)
silahkan simak penjelasan berikut yang dikutip dari buku pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013
=================================================
=================================================
Bentuk aktivitas proyek terdiri dari (1) Proyek produksi yang meli batkan
penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai,
foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan,
dan sebagainya; (2) Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan,
pertunjukan teater, pameran makanan atau fashion show ; (3) Proyek
organisasi seperti pembentukan klub, kelompok disku-si, atau program-mitra
percakapan. Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek
yaitu (1) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua
atau tiga pertemuan. Proyek ini hanya dilakukan di dalam kelas; (2) Proyek
skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk
menyelesaikannya dengan rentang waktu lebih panjang.
adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan
peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan
produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah
biaya untuk memasuki system baru.
Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur
memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit,
terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
c. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu
kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam
suatu mata pelajaran, atau gabungan beberapa kompetensi dasar antar mata
pelajaran. Oleh karena itu, tugas proyek dalam satu semester dibolehkan
hanya satu penugasan dalam suatu mata pelajaran.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Langkah-langkah Deskripsi
Guru memberikan
pendampingan kepada
Langkah -3
peserta didik melakukan
Penyusunan jadwal penjadwalan semua kegiatan
pelaksanaan projek yang telah dirancangnya
c. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa;
1) Peran Guru
1) Penilaian Proyek
a.1) Pengelolaan
a.2) Relevansi
a.3) Keaslian
2) Penilaian Produk
a.3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b.1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
Daftar Pustaka
Alexander, D. (2000). The learning that lies between play and academics in
afterschool programs. National Institute on Out-of-School Time. Retrieved
from http://www.niost.org/Publications/papers.
ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.