Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DAFTAR CEK MASALAH


Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Instrumen BKI
Dosen Pengampu: Devi Eryanti, M.Pd

Disusun oleh:

Risma Amaliah [1204010136]


Sa’diyatur Roofiqoh [1204010143]
Siti Herlina [1204010151]
Siti Lutfiah K [1204010152]
Yulya Nur Rohmah D [1204010170]
Zaidan M Syafiq [1204010174]
Rahmi Aulia [1204010176]

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
yang telah dilimpahkan kepada penulis. Dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Daftar Cek Masalah” ini dengan
baik.
Penyusunan makalah ini dijadikan sebagai sebagai salah satu penugasan
pada Mata Kuliah Instrumen BKI, Program Studi Bimbingan dan Konseling
Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Keberhasilan penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bu Devi Eryanti, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Instrumen BKI.
2. Dan semua pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan atas kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, terutama kepada Dosen pengampu mata kuliah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Penyusun
30 April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Daftar Cek Masalah....................................................................3

B. Tujuan dan Fungsi DCM...............................................................................4

C. Petunjuk Pengadministrasian DCM..............................................................4

D. Analisi DCM.................................................................................................4

E. Peran dan Fungsi Konselor dalam DCM......................................................5

F. Kelebihan dan Kelemahan DCM..................................................................5

BAB III....................................................................................................................7

KESIMPULAN........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daftar Cek Masalah merupakan bentuk instrumen psikometrrik yang paling


sederhana, yang berisi kata-kata, kalimat, atau pernyataan-pernyataan yang berisi
kegiatan-kegiatan atau pikiran-pikiran atau kegiatan individu yang sedang
menjadi fokus perhatian atau sedang diamati.
Daftar cek masalah siswa adalah alat evaluasi yang digunakan oleh konselor
untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam berbagai aspek
kehidupan mereka. Daftar cek ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang
dirancang untuk membantu konselor memahami masalah yang dihadapi siswa,
sehingga dapat memberikan dukungan dan bantuan yang tepat. Daftar cek
masalah siswa umumnya mencakup beberapa aspek kehidupan, seperti kesehatan
mental, kesehatan fisik, lingkungan sosial, kecemasan, depresi, tekanan
emosional, dan masalah akademik.
Menurut artikel yang diterbitkan di jurnal "Journal of Counseling
Psychology", penggunaan daftar cek masalah dalam praktik konseling dapat
membantu meningkatkan kualitas layanan konseling dan meminimalkan risiko
kesalahan atau kelalaian dalam proses konseling (Nelson, Steele, & Mize, 2017).
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang definisi daftar cek
masalah dan bagaimana dapat digunakan dalam praktik konseling, tujuan dan
fungsi dcm, petunjuk pengadministrasian dcm, analisis dcm, serta peran dan
fungsi konselor dalam dcm. Kami juga akan membahas tentang kelebihan dan
kelemahan dcm jika digunakan dalam praktik konseling.
Dengan memahami pentingnya daftar cek masalah dalam praktik konseling,
konselor dapat memanfaatkan alat ini dengan lebih efektif untuk meningkatkan
kualitas layanan konseling dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi klien.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi daftar cek masalah?


2. Apa tujuan dan fungsi daftar cek masalah?
3. Bagaimana petunjuk pengadministrasian daftar cek masalah?
4. Bagaimana cara analisis daftar cek masalah?
5. Apa peran dan fungsi konselor dalam daftar cek masalah?
6. Apa kelebihan dan kelemahan daftar cek masalah?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi daftar cek masalah.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi daftar cek masalah.
3. Mengetahui petunjuk pengadministrasian daftar cek masalah.
4. Mengetahui cara analisis daftar cek masalah.
5. Mengetahui peran dan fungsi konselor dalam daftar cek masalah.
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan daftar cek masalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Daftar Cek Masalah


Gibson (1995:265) memandang daftar cek (rating scale) sebagaimana tersirat dari
nama itu, adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau aktifitas dari
seseorang yang ingin diamati. Aiken (1996:12) memandang daftar cek sebagai
bentuk instrumen psikometrrik yang paling sederhana, yang berisi kata-kata,
kalimat, atau pernyataan-pernyataan yang berisi kegiatan-kegiatan atau pikiran-
pikiran atau kegiatan individu yang sedang menjjadi fokus perhatian atau sedang
diamati.
Dengan daftar cek memungkinkan pengamat meneliti seseorang secara
sistematis dan obyektif dan merekam hasil observasi tersebut secara cepat.
Walaupun skala seperti itu tidak dibatasi untuk mencatat hasil observasi tetapi
skala itulah yang merupakan instrument paling sering digunakan sebagai alat
bantu observasi. Gibson (19955:265) memandang daftar cek sudah lama
digunakan sebagai instrumen observasi oleh para konselor. Daftar cek secara
spesifik terfokus pada karakteristik, meningkatkan obyektifitas pengukur, dan
memberikan komparabilitas sesama pengamat terhadap observasi yang dilakukan,
dan daftar ini lebih mudah digunakan.
Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dilakukan atas dasar pertimbangan
efisien, intensif, validitas dan reliabilitas (Sutoyo & Supriyo, 2008).
1. Efisien, DCM dikatakan efisien, karena dengan DCM dapat diperoleh banyak
data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat
2. Intensif, karena data yang diperoleh melali DCM lebih teliti, mendalam dan
luas. Data semacam ini sulit diperoleh melalui teknik lain seperti observasi,
otobiografi, wawancara, sosiometri dan sebagainya
3. Validitas dan reliabilitas. DCM dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena
individu yang bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang

3
dialami, di samping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia
cukup banyak, sehingga individu dapat mencermati dan memilih masalah
yang sesuai dengan dirinya.

B. Tujuan dan Fungsi DCM


Secara umum tujuan DCM yaitu untuk merangsang atau memancing pengutaraan
masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang (peserta didik). Secara
rinci tujuan DCM tersebut antara lain untuk:
1. Memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dialami. Dengan DCM memungkinkan individu mengingat kembali
masalah-masalah yang pernah dialaminya.
2. Mensistematisir jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisis dan sintesis dengan cara/alat lain.
3. Menyarankan suatu prioritas layanan program bimbingan dan konseling
sesuai dengan masalah individü atau kelompok pada saat itu.

Selain itu, penggunaan DCM juga memberikan manfaat terkait dengan


kepentingan pelaksanaan program atau layanan BK di sekolah, yaitu:
1. Untuk melengkapi data individü yang sudah ada.
2. Untuk mengenali individü yang perlu segera mendapat bimbingan khusus.
3. Sebagai pedoman penyusunan program binbingan kelompok pada
umumnya.
4. Untuk mendalami masalah individü maupun kelompok.
5. Pengembangan bahan dan media Bimbingan dan Konseling

C. Petunjuk Pengadministrasian DCM


Pada DCM juga perlu diberikan petunjuk pelaksanaan dan cara mengerjakan
DCM agar peserta didik dapat memahami cara, maksud dan tujuan DCM sehingga
hasilnya menjadi valid dan reliabel. Petunjuk yang harus diperhatikan itü meliputi
petunjuk bagi instruktur dan petunjuk bagi peserta didik (Partowisastro, 1983).
a. Petunjuk Bagi instruktur

4
1. Hal-hal yang perlu di persiapkan :
a) Menyiapkan bahan (Bükü DCM) sesuai dengan jumlah
pesert.a didik.
b) Penguasai petunjuk cara mengerjakan DCM.
2. Langkah-langkah pelaksanaan
a) Mengontrol situasi ruangan, peserta didik harus düdük
tenang, menghindari şuara yang menggangu, menyingkirkan
benda-benda yang tidak perlu agar tidak menggangu prlaksanaan.
b) Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan
tujuan menggunakan DCM.
c) Memberikan instruksi kepada peserta didik untuk
mempersiapkan alat-alat tulis
d) Membagikan lembar DCM.
e) Memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menulis
identitas diri dan tanggal pelaksanaan DCM peserta didik.
f) Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, peserta
didik membaca dalam hati.
g) Memberi contoh cara mengerjakan DCM
h) Memberikan instruksi untuk mengerjakan DCM, dan
i) Memperingatkan agar peserta didik bekerja dengan tenang
dan teliti, dan memberitahukan bahwa waktu yang sediakan cukup
lama, sekitar satu jam.
j) Mengontrol apakah para peserta didik telah mengerjakan

DCM dengan benar.


k) Mengumpulkan pekerjaan peserta didik.
b. Petunjuk bagi peserta didik
a) Peserta didik harus mempunyai minat dan kemauan untuk
mengutarakan masalah yang sebenarnya.

5
b) Peserta didik harus menyadari bahwa jika ia mengerjakan secara
asal-asalan atapun tidak serius, hanya akan merugikan dirinya sendiri.

c) Peserta didik harus menulis identitasnya sendiri.


d) Peserta didik harus mematuhi tata cara mengerjakan DCM.

D. Analisi DCM
Jika data sudah didapat maka guru BK dapat meng-input data tersebut ke
dalam program excel untuk memulai analisa. Adapun analisa dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok, seperti yang dijelaskan berikut ini.
1. Analisis Data Individual
Langkah-langkah menganalisis data individual:
a) Menjumlahkan item yang menjadi masalah tiap responden pada
tiap-tiap topik masalah.
b) Mencari persentase per topik masalah dengan cara mencari rasio
antara jumlah item yang menjadi masalah dengan jumlah item topik
masalah. Dengan rumus :
(m)/n X 100%
Keterangan:
= Jumlah item yang menjadi masalah pada satu topik masalah n =
Jumlah item pada topik masalah
c) Mencari ranking masalah dengan cara mengurutkan persentase
topik masalah mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
d) Mengkonversikan persentase masalah ke dalam standar scale dan
predikat nilai A, B, C, D dan E, konversi itu :
0% = 10 = A (Tidak Bermasalah)
1%-10 8 = B (Agak Bermasalah )
11%-25% = C (Cukup Bermasalah)
= D (Bermasalah)

6
51%- 100% --2 = E (Sangat Bermasalah)
Contoh:
Agung mencentang 5 butir masalah kesehatan, sedangkan jumlah semua
butir topik kesehatan ada 25. Maka persentase masalah kesehatan Agung
adalah:
nM/n X 100% = 5/25
Jadi predikat hubungan kesehatan Agung adalah C (cukup bermasalah)
2. Analisis Data Kelompok
a. Analisis Per-Butir Masalah
Adapun langkah-langkah dalam analisis data sebagai berikut:
1) Menjumlahkan item yang menjadi masalah tiap responden pada
tiap-tiap topik masalah.
2) Mencari persentase per topik masalah dengan cara mencari rasio
antara jumlah item yang menjadi masalah dengan jumlah item
topik masalah.
Dengan rumus :
Mm/n X 100%
Mm : Jumlah item yang menjadi masalah pada satu topik masalah
N Jumlah item pada topik masalah
3) Mencari ranking masalah dengan cara mengurutkan persentase topik
masalah mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Mengkonversikan persentase masalah ke dalam standar skala dan predikat
nilai A, B, C, D dan E, konversi itu :
0% = 10 = A (Tidak Bermasalah)
B (Bermasalah )
11%-25% = 6 = C (Cukup Bermasalah)
= 4 = D (Bermasalah)
= 2 = E (Sangat Bermasalah)
Contoh :
30 orang peserta didik bermasalah untuk butir nomor 65. Jumlah semua
peserta didik yang mengerjakan DCM 120 orang.

7
Mm/M X 100% = 30/120 X 100% = 25%
Jadi predikat hubungan kesehatan Agung adalah : C (cukup bermasalah)
b. Analisis Per-Topik Masalah
Tujuannya untuk mengetahui topik masalah apa yang pada umumnya
dihadapi oleh para responden/peserta didik.
Langkah-langkah analisis per-topik masalah sebagai berikut:
1. Harus diketahui jumlah responden/ peserta didik yang mengerjakan DCM.
2. Harus diketahui jumlah item yang menjadi masalah responden/peserta
didik.
3. Harus diketahui jumlah responden/ peserta didik yang mempunyai
masalah.
4. Persentase adalah rasio antara jumlah item masalah dikalikan jumlah
responden/ peserta didik yang bermasalah dengan jumlah item dalam topik
masalah kali jumlah responden/peserta didik yang bermasalah dengan
jumlah item dalam topik masalah kali jumlah responden/ peserta didik.
Dengan rumus :

M Jumlah responden (peserta)

Contoh
 Jumlah item dalam topik masalah III : 20
• Item yang merupakan masalah : 1750
• Jumlah peserta : 120 orang
Nm/NxMx100%
1750/20x120x100% = 72,92%
Jadi predikat topik III dalam hubungan permasalahan adalah E (sangat
Bermasalah) ini merupakan masalah peserta didik yang sangat serius.

8
c. Analis pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang terbuka dianalisis sebagaimana kalau kita menggunakan
kuesioner atau angket terbuka. Setiap jawaban dikelompokkan ke dalam
kelompok masalah. Jika jawaban sesuai dengan item yang sudah ada, dianggap
sebagai item yang dicek peserta didik. Tapi jika jawaban peserta didik tidak sama
dengan item yang sudah ada, tetapi termasuk kedalam aspek kelompok masalah,
maka dapat dicatat tersendiri sebagai nomor berikut pada aspek itu. Namun jika
pernyataan tidak termasuk kedalam semua item, maka dicatat sendiri dan dicari
frekuensinya, apakah dialami peserta didik Iain atau tidak. Jika tidak dialami oleh
peserta didik yang Iain maka termasuk masalah individual. Namun jika beberapa
peserta didik mengalaminya, maka merupakan masalah kelompok. Semua
masalah yang muncul di DCM dipertimbangkan dalam penyusunan program
bimbingan konseling, baik individual maupun kelompok.
3. Masalah Individu
Sering didapati masalah yang hanya di alami oleh satu orang saja dari
sejumlah topik masalah yang ada. Individu tersebut dicatat sebagai individu
yang mempunyai masalah khusus, yang perlu bimbingan konseling khusus.
Hasil analisis data individual data DCM merupakan data perlengkapan
pribadi peserta didik. Pemindahan hasil analisis data ke dalam buku pribadi
peserta didik, caranya sebagai berikut :
a) Teliti lebih dahulu butiran-butiran aspek pribadi dalam buku
pribadi yang relevan dengan topik masalah dalam DCM.
b) Memasukam peringkat masalah (A,B,C,D,ATAU E) ke dalam lajur
(kolom)yang sesuai dengan buku pribadi peserta didik.

Penggunaan hasil analisis DCM sangat mendukung pada penyusunan program


bimbingan konseling di sekolah. Namun, hasil analisis data DCM perlu dilengkapi
dengan data yang diperoleh dengan metode-metode lain, sehingga perencanaan
program bimbingan konseling baik individu maupun kelompok tersusun lebih
matang (komprehensif). Penyusunan program bimbingan konseling ini adalah
dałam rangka :

9
a) Memprioritaskan masalah yang harus segera ditangani.
b) Mendalami masalah individual maupun masalah kelompok.
c) Efesiensi pelayanan, yaitu mencegah, pengembangan, dan
pengatasan sebelum masalah-masalah ituberkembang menjadi
akut.

E. Peran dan Fungsi Konselor dalam DCM


Pada proses asesmen menggunakan DCM, konselor memiliki peranan dan fungsi
sebagai berikut:
1 Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,
menetapkan peserta didik sebagai asesmen, menyediakan angket DCM dan
lembar jawaban sesuai jumlah peserta didik sasaran dan membuat satuan
layanan asesmen DCM.
2 Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting menjelaskan tujuan, manfaat,
dan kerahasiaan data, memandu peserta didik dalam cara mengerjakan
sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3 Melakukan pengolahan data mulai dari membuat tabulasi,
menghitung,merangking dan mengklasifikasi persentase, membuat grafik
persentase, membuat deskripsi analisis kualitatif hasil DCM.
4 Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi peserta didik.

F. Kelebihan dan Kelemahan DCM


Kelebihan Daftar Cek Masalah Diantaranya:
1 Proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan DCM dapat
dilakukan secara klasikal, sehingga guru bimbingan konseling dalam waktu
singkat dapat memperoleh data yang banyak;

10
2 Akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validitas dan
releabelitas tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung
melakukan pengecekan sendiri sesuai masalah yang dirasakan atau dialam;
3 Pengerapan aplikasi DCM memudahkan peserta didik mengemukakan
masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang banyak
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang atau
pernah dialaminya;
4 Jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang mempermudah
guru bimbingan konseling untuk melakukan analisis dan sintesa data serta
merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik;
5 Penerapan aplikasi DCM memiliki berbagai manfaat seperti konselor lebih
mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor
memiliki peta masalah individu maupun kelompok, hasil DCM dapat
digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan konseling yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, dan yang lebih penting
lagi peserta didik dapat memahami masalah yang dialami dan memahami
apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.

Kemudian, kekurangan Daftar Cek Masalah diantaranya:


1) Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai
konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir
pernyataan masalah yang tersedia;
2) Data yang diungkapkan melalui daftar cek masalah masih bersifat umum
dalam bentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada
setiap bidang, sehingga untuk mamahami permasalahan peserta didik, guru
bimbingan konseling perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain
seperti wawancara.

11
BAB III

KESIMPULAN

Daftar Cek Masalah adalah daftar berisi pernyataan-pernyataan yang


merupakan masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat
perkembangan tertentu. DCM digunakan untuk mengungkap masalah-masalah
yang dialami oleh individu, dengan merangsang atau memancing individu untuk
mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya.

Daftar cek masalah sangat bermanfaat bagi konselor utamanya dalam


menggali informasi tentang masalah-masalah yang terkadang sudah terlupakan
oleh individu. Daftar cek digunakan lantara efisien dan intensif bagi
pengungkapan masalah-masalah yang dialami individu. DCM sangat berguna
untuk melengkapi data, mendalami masalah individu maupun kelompok. Analisis
DCM bisa dilakukan secara individual maupun kelompok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2012). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Erford, B. T. (2018). Assessment for counselors. Cengage Learning.
Erikson, D. (2013). Pengertian Daftar Cek Masalah (DCM). Diakses dari
http://eriksondamanik.blogspot.com/2013/08/pengertian-daftar-cek-masalah
-dcm.html.
Herlinda, F. (2020). Problematika Penerapan Instrumentasi Daftar Cek Masalah di
Sekolah Menengah Pertama Kota Pekanbaru. Educational Guidance and
Counseling Development Journal. https://ejournal.uin-suska.ac.id/
index.php/EGC DJ/article/download/9496/4942
Kirchner, J. A. (2010). Essential assessment skills for counselors, social workers,
and psychologists. Springer Publishing Company.
Nelson, M. L., Steele, J. S., & Mize, J. A. (2017). A checklist to facilitate the
implementation of evidence-based practice in counseling psychology.
Journal of Counseling Psychology, 64(6), 621-632. https://doi.org/10.1037/
cou0000220.
Septiyaningsih, C. (2021). Daftar Cek Masalah (DCM). Diakses dari
http://citradiassri20.blogspot.com/2015/04/isi-makalah-dcm-daftar-cek-mas
alah.html.

13

Anda mungkin juga menyukai