( AUM )
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
Nurul Lisya 1191151011
Edy Andriarto Habib 1193151022
Yogi Yosafat Ginting 1193151020
Santi Florida Situngkir 1193351029
Lidya Munawarah Siregar 1193151026
Martauli O. Sihaloho 1193351039
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mata kuliah Asesment BK Teknik NonTes.
Penyusun
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
Daftar Pustaka...............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru bimbingan dan konseling
atau konselor adalah memahami konselinya secara mendalam, termasuk didalamnya adalah
memahami kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi konseli. Melalui pemahaman
yang kuat tentang masalah-masalah yang dihadapi konseli, seorang konselor selanjutnya
dapat menentukan program layanan BK, baik yang bersifat preventif, pengembangan
maupun kuratif, sehingga pada gilirannya diharapkan upaya pemberian layanan dapat
berjalan lebih efektif.
Ada banyak cara untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli seperti
melalui penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dan Alat Ungkap Masalah (AUM). Dimana
DCM merupakan seperangkat daftar pernyataan keungkinan masalah yang disusun untuk
merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami
seseorang individu. Sedangkan Alat ungkap masalah adalah sebuah instrument standar yang
dikembangkan oleh Prayitno, dkk. Yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan ( bukan memastikan ) masalah-masalah yang dihadapi konseli.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1) Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dialami. Dengan DCM memungkinkan individu mengingat kembali masalah-
masalah yang pernah dialaminya.
2) Untuk mensistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisis dan sintesis dengan cara/alat lain.
3) Untuk menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan konseling
sesuai dengan masalah individu atau kelompok pada saat itu.
c. Kegunaan DCM
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan DCM, yaitu:
1) Untuk melengkapi data individu yang sudah ada.
2) Untuk mengenal individu yang perlu segera mendapat bimbingan khusus.
3) Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok pada umumnya.
4) Untuk mendalami masalah individu maupun kelompok
4
Agama / Kepercayaan
Pekerjaan / Jabatan
Keluarga
Kepribadian (Emosional)
Kemampuan / Bakat
Belajar
Rekreasi / Penggunaan Waktu Luang
Asmara / Percintaan
5
g) Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, sementara siswa
memperhatikan sambil membaca dalam hati petunjuk tersebut.
h) Memberi contoh (misal dengan menulis di papan tulis atau di layar LCD) cara
mengerjakan DCM, yaitu memberi tanda cek (√) pada nomor di lembar
jawaban yang item nomor tersebut menjadi masalah bagi dirinya.
i) Memberi instruksi mengerjakan DCM, mengingatkan agar para siswa
mengerjakan dengan tenang, teliti dan memberitahukan waktu yang
disediakan cukup lama (+ 40 menit).
j) Mengontrol apakah siswa telah mengerjakan DCM dengan benar.
k) Mengumpulkan pekerjaan siswa
4. Analisis DCM
Setelah semua pekerjaan siswa dikumpulkan, tugas konselor selanjutnya
adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis tersebut meliputi analisis individual dan
analisis kelompok.
a. Analisis Individual
Langkah-langkah dalam menganalisis secara individual (per-siswa) ialah:
1) Menjumlahkan butir (item) yang menjadi masalah individu pada tiap-tiap topik
masalah.
2) Mencari persentase per-topik masalah, dengan cara mencari rasio antara jumlah
butir yang menjadi masalah dengan jumlah butir topik masalah.
3) Mencari jenjang (ranking) masalah, dengan cara mengurutkan % topik masalah
dari yang terbesar sampai terkecil.
6
4) Mengkonversikan % masalah ke dalam stan-ten scale dan predikat nilai A, B, C,
D, dan E.
b. Analisis Kelompok
Langkah-langkah menganalisis DCM secara kelompok meliputi analisis per-butir dan
analisis per-topik masalah.
Analisis per-butir masalah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui butir masalah apa yang pada
umumnya dihadapi oleh para siswa.
Langkah-langkah analisisnya adalah:
a) Menjumlahkan banyaknya siswa yang mempunyai butir masalah yang
sama untuk tiap butir.
b) Mencari persentase masalah dengan cara mencari rasio antara banyaknya
siswa yang bermasalah untuk butir tertentu dengan jumlah siswa.
Analisis per-topik masalah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui topik masalah apa yang pada mumnya
dihadapi oleh para siswa. Langkah-langkah menganalisisnya adalah:
a) Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang mengerjakan DCM.
b) Harus diketahui jumlah item yang menjadi masalah responden/ siswa.
c) Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang mempunyai masalah.
d) Persentase adalah rasio antara jumlah item masalah dikalikan jumlah
responden/ siswa yang bermasalah dengan jumlah item dalam topik
masalah kali jumlah responden/siswa yang bermasalah dengan jumlah
item dalam topik masalah kali jumlah responden/ siswa.
7
a. Memprioritaskan masalah yang harus segera ditangani.
b. Mendalami masalah individu maupun masalah kelompok.
c. Efisiensi pelayanan, yaitu pencegahan, pengembangan, dan pengatasan sebelum
masalah-masalah itu berkembang menjadi akut
8
a. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi
dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang
tersedia.
b. Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk peta
masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang, sehingga untuk
mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, guru pembimbing perlu
mengkombinasi dengan metode asesmen lain seperti wawancara.
Alat Ungkap Masalah atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah
instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam
rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi
konseli. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap 10 bidang masalah yang
mungkin dihadapi konseling Kesepuluh bidang masalah tersebut mencakup:
9
1. Jasmani dan Kesehatan (JDK), yang terdiri dari dua puluh lima item.
4. Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang terdiri dari lima belas item.
5. Karir dan Pekerjaan (KDP) yang terdiri dari lima belas item.
6. Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang terdiri dari lima puluh lima item.
7. Agama, Nilai, dan Moral (ANM) yang terdiri dari tiga puluh item.
9. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK) yang terdiri dari dua puluh lima item.
Tujuan AUM
1. Mendapatkan gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah berat yang dialami siswa,
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk pemberian bantuan serta tindak lanjut
terhadap masalah
1. Membuka kegiatan
10
6. Meminta siswa mengisi identitas dan lembaran jawaban AUM Umum
7. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL yang diisi oleh
siswa.
8. Menutup kegiatan.
11
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari
banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-U F1 maupun AUM-U F2 masih bersifat umum;
berbentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang,
sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, dosen
pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain.
1. perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta
didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban AUM-U sesuai
dengan peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen AUM-U.
2. pelaksana, yaitu memberikan verbal setting atau menjelaskan tujuan manfaat, dan
kerahasiaan data kemah membantu peserta didik dalam mengerjakan sehingga dapat
dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. melakukan pengolahan data mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan format
yang spesifik, memberi peringkat persentase, membuat grafik persentase kemah membuat
deskripsi analisis kualitatif hasil AUM-U
4. melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Langkah pengadministrasian.
1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan
3. Pengolahan hasil
12
di Indonesia yang telah digunakan selama 30 tahun terakhir adalah adaptasi dari Survey Of
Study Habits and Attitude (SSHA) yang dikembangkan W.E. Brown dan W.H. Holtzman
versi 1953. Instrumen ini rerdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu untuk SLTP, SLTA, & PT dengan
jumlah item 75 butir. SSHA memuat 3 (tiga) bidang masalah, meliputi metode belajar,
motivasi belajar, dan sikap-sikap tertentu terhadap kegiatan sekolah/kampus.
2. Karakteristik AUM-PTSDL
1. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan AUM- PTSDL dapat
dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal, sehingga guru pembimbing
dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
2. Pada akurasi data yang diperoleh melalui AUM-PTSDL memiliki validitas dan
reliabilitas tinggi yang dibuktikan melalui uji validitas dan reliabilitas yang telah
dilakukan oleh Prayitno dan kawan-kawan sebagai tim pengembang AUM-PTSDL.
3. Dari segi fungsinya, penggunaan AUM-PTSDL memudahkan peserta didik
mengemukakan mutu belajar dan masalah belajar yang dimiliki, mengingat penyediaan
butir mutu belajar dan permasalahan belajar yang banyak memudahkan peserta didik
untuk mengenali mutu belajar saat nah ini maupun permasalahan belajar yang sedang
atau pernah dialaminya.
4. Sistemasi mutu belajar dan jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang
mempermudah konselor/guru/dosen pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa
data serta merumuskan kesimpulan mutu belajar dan masalah belajar yang dialami
peserta didik.
13
5. Tersedianya software program pengolahan AUM-PTSDL akan mempermudah dan
mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-PTSDIL.
6. Penggunaan AUM-PTSDL memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal mutu belajar dan memahami masalah peserta didik yang membutuhkan
bantuan segera, konselor memiliki peta mutu belajar dan masalah belajar individu
maupun kelompok, hasil AUM-PTSDI. dapat digunakan sebagai landasan penetapan
layanan bimbingan dan konseling belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik.
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari
banyaknya jumlah butir pernyataan mutu dan masalah belajar yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-PTSDL masih bersitat umum berbentuk peta
mutu belajar dan masalah belajar, sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap
mutu dan masalah belajar peserta didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi
dengan metode asesmen lain.
14
4. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kon-
disi peserta didik.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah kemungkinan masalah yang
pernah atau sedang di hadapi oleh individu atau sekelompok individu yang menyangkut
keadaan pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan,
kondisi rumah serta keluarga. Hasil analisis data DCM dilengkapi dengan data yang
diperoleh dengan metode-metode lain dapat digunakan untuk merencanakan program
bimbingan konseling, baik program individu, kelompok, klasikal, dalam bentuk harian,
mingguan, semesteran, dan tahunan.
Alat Ungkap Masalah atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah
instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam
rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi
konseli. AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Jika masalah yang dihadapi
oleh klien sudah dapat diidentifikasi oleh konselor, maka seorang konselor akan lebih mudah
dalam menyelenggarakan layanan konseling yang sesuai dengan kondisi dan masalah klien
serta akan mampu berjalan dengan efektif dan efisien.
3.2 Saran
Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima
kasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo Susilo dan Gudnanto. 2017. Edisi Revisi: Pemahaman Individu Teknik Nontes.
Jakarta. KENCANA.
17