Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DAFTAR CEK MASALAH ( DCM ) dan ALAT UNGKAP MASALAH

( AUM )

MATA KULIAH : ASESMENT BK TEKNIK NONTES

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Sri Milfayetty,MS.Kons.,S.Psi

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6
Nurul Lisya 1191151011
Edy Andriarto Habib 1193151022
Yogi Yosafat Ginting 1193151020
Santi Florida Situngkir 1193351029
Lidya Munawarah Siregar 1193151026
Martauli O. Sihaloho 1193351039

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mata kuliah Asesment BK Teknik NonTes.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Kami mengakui bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang.Oleh
karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya,
hanya kepada Allah kami bersyukur atas selesainya makalah ini, semoga Allah Swt.
Memberikan petunjuk kepada kita semuanya . Aamiin

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Daftar Cek Masalah ( DCM ) ............................................................................3

B. Alat Ungkap Masalah ......................................................................................9

1. Alat Ungkap Masalah Umum ( AUM-U ) ..................................................9

2. Alat Ungkap Masalah Belajar ( AUM-PTSDL ) .......................................12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................16

3.2 Saran.................................................................................................................16

Daftar Pustaka...............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru bimbingan dan konseling
atau konselor adalah memahami konselinya secara mendalam, termasuk didalamnya adalah
memahami kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi konseli. Melalui pemahaman
yang kuat tentang masalah-masalah yang dihadapi konseli, seorang konselor selanjutnya
dapat menentukan program layanan BK, baik yang bersifat preventif,  pengembangan
maupun kuratif, sehingga pada gilirannya diharapkan upaya pemberian layanan dapat
berjalan lebih efektif.
Ada banyak cara untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli seperti
melalui penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dan Alat Ungkap Masalah (AUM). Dimana
DCM merupakan seperangkat daftar pernyataan keungkinan masalah yang disusun untuk
merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami
seseorang individu. Sedangkan Alat ungkap masalah adalah sebuah instrument standar yang
dikembangkan oleh Prayitno, dkk. Yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan ( bukan memastikan ) masalah-masalah yang dihadapi konseli.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain

1. Jelaskan Pengertian dan Kegunaan Daftar Cek Masalah (DCM ) ?


2. Apa saja tujuan, fungsi dan kegunaan Daftar Cek Masalah (DCM) ?
3. Bagaimana petunjuk pengadministrasian dalam DCM ?
4. Bagaimana Analisis dalam DCM ?
5. Jelaskan penggunaan hasil analisis DCM dalam penyusunan Program Bimbingan
Konseling ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Daftar Cek Masalah (DCM)
7. Apa saja peran dan fungsi Konselor dalam Daftar Cek Masalah (DCM) ?
8. Jelaskan pengertian Alat Ungkap Masalah ?
9. Apa saja macam-macam Alat Ungkap Masalah ( AUM ) ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain.


1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang kegunaan DCM.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang fungsi, dan kegunaan DCM.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang petunjuk pengadministrasian dalam DCM.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang analisis dalam DCM.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang penggunaan hasil analisis DCM dalam
penyusunan Program Bimbingan Konseling
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari DCM.
7. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang peran dan fungsi konselor dalam DCM.
8. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Alat Ungkap Masalah.
9. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang macam-macam Alat Ungkap Masalah
(AUM).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Daftar Cek Masalah (DCM)


1. Pengertian dan Kegunaan Daftar Cek Masalah (DCM)
Daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah kemungkinan masalah yang
pernah atau sedang di hadapi oleh individu atau sekelompok individu yang menyangkut
keadaan pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan,
kondisi rumah serta keluarga, dll. Masalah siswa merupakan suatu hal yang penting diketahui
oleh konselor, sebab masalah inilah yang mungkin menjadi sebab-sebab terjadi hal-hal yang
tidak kita inginkan. Dan masalah merupakan starting point di dalam kita memberikan
layanan bimbingan konseling. Pada prinsipnya masalah yang menimpa diri individu harus
segera dipecahkan (diatasi) agar tidak mengganggu kehidupan individu yang bersangkutan,
dan mungkin pula individu-individu lainnya. Daftar cek yang digunakan untuk
megungkapkan masalah lazim dikenal dega sebutan “Daftar Cek Masalah” (DCM).
Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dilakukan atas dasar pertimbangan efisien, intensif,
validitas dan reliabilitas (Sutoyo & Supriyo, 2008).
1) Efisien, DCM dikatakan efisien, karena dengan DCM dapat diperoleh banyak data
tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat.
2) Intensif, karena data yang diperoleh melali DCM lebih teliti, mendalam dan luas. Data
semacam ini sulit diperoleh melalui teknik lain seperti observasi, otobiografi,
wawancara, sosiometri dan sebagainya.
3) Validitas dan reliabilitas. DCM dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena individu
yang bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang dialami, di
samping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia cukup banyak, sehingga
individu dapat mencermati dan memilih masalah yang sesuai dengan dirinya.
2. Tujuan, Fungsi dan Kegunaan Daftar Cek Masalah (DCM)
a. Tujuan DCM
Tujuan DCM yaitu untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang
pernah atau sedang dialami oleh seseorang.
b. Fungsi DCM
Sebagai salah satu cara untuk memahami individu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, DCM mempunyai fungsi sebagai berikut:

3
1) Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dialami. Dengan DCM memungkinkan individu mengingat kembali masalah-
masalah yang pernah dialaminya.
2) Untuk mensistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisis dan sintesis dengan cara/alat lain.
3) Untuk menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan konseling
sesuai dengan masalah individu atau kelompok pada saat itu.
c. Kegunaan DCM
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan DCM, yaitu:
1) Untuk melengkapi data individu yang sudah ada.
2) Untuk mengenal individu yang perlu segera mendapat bimbingan khusus.
3) Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok pada umumnya.
4) Untuk mendalami masalah individu maupun kelompok

Data yang diperoleh dengan DCM :


 Untuk melengkapi data yang sudah ada.
 Untuk mengenal individu.
 Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan klasikal dan /kelompok.
 Pengembangan BAHAN dan MEDIA Bimbingan dan Konseling.
 Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

 Isi Daftar Cek Masalah


Daftar Cek Masalah berisi:
1) Ruangan tempat identitas siswa yang mengerjakan DCM
2) Topik
3) Instruksi atau petunjuk cara mengerjakan
4) Topik-topik masalah dan butir-butirnya. Topik ini berdasarkan pengolahan tertentu
tentang masalah. 11 Topik Permasalahan dan butir-butirnya
 Kesehatan
 Keuangan
 Pergaulan / Sosial

4
 Agama / Kepercayaan
 Pekerjaan / Jabatan
 Keluarga
 Kepribadian (Emosional)
 Kemampuan / Bakat
 Belajar
 Rekreasi / Penggunaan Waktu Luang
 Asmara / Percintaan

3. Petunjuk Pengadministrasian DCM


Agar hasil kegiatan ini valid dan reliabel perlu diberikan petunjuk pelaksanaan dan
cara mengerjakan DCM. Petunjuk yang harus diperhatikan itu meliputi petunjuk bagi
instruktur dan petunjuk bagi siswa.
a. Petunjuk bagi instruktur
Keterampilan konselor melaksanakan DCM ini mencakup: (1) Persiapan, yaitu
sebelum melaksanakan, dan (2) Pelaksanaan, yaitu menjelang dan pada waktu
mengerjakan.
1) Hal-hal penting dalam persiapan adalah:
a) Menyiapkan bahan (buku DCM) sesuai dengan jumlah siswa.
b) Menguasai petunjuk cara mengerjakan DCM.

2) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan meliputi berbagai


kegiatan, antara lain:
a) Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang, menghindari suara
yang mengganggu, menyingkirkan benda-benda yang tidak perlu agar tidak
mengganggu pelaksanaan.
b) Konselor menerangkan maksud menggunakan DCM itu, untuk menumbuhkan
kepercayaan, dan motivasi pada siswa.
c) Menyuruh siswa mempersiapkan alat tulis.
d) Membagikan lembar DCM
e) Menginstruksikan kepada siswa untuk menulis identitas dan tanggal
pelaksanaan DCM.
f) Membagikan buku DCM, setiap siswa satu buku.

5
g) Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, sementara siswa
memperhatikan sambil membaca dalam hati petunjuk tersebut.
h) Memberi contoh (misal dengan menulis di papan tulis atau di layar LCD) cara
mengerjakan DCM, yaitu memberi tanda cek (√) pada nomor di lembar
jawaban yang item nomor tersebut menjadi masalah bagi dirinya.
i) Memberi instruksi mengerjakan DCM, mengingatkan agar para siswa
mengerjakan dengan tenang, teliti dan memberitahukan waktu yang
disediakan cukup lama (+ 40 menit).
j) Mengontrol apakah siswa telah mengerjakan DCM dengan benar.
k) Mengumpulkan pekerjaan siswa

b. Petunjuk bagi siswa


Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh siswa, yaitu:
1) Siswa harus mempunyai minat dan kemauan untuk mengutarakan masalah yang
sebenarnya.
2) Siswa harus menyadari bahwa jika ia mengerjakan secara asal-asalan ataupun
tidak serius, hanya akan merugikan dirinya sendiri.
3) Siswa harus menulis identitasnya sendiri.
4) Siswa harus mematuhi tata cara mengerjakan DCM.

4. Analisis DCM
Setelah semua pekerjaan siswa dikumpulkan, tugas konselor selanjutnya
adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis tersebut meliputi analisis individual dan
analisis kelompok.
a. Analisis Individual
Langkah-langkah dalam menganalisis secara individual (per-siswa) ialah:
1) Menjumlahkan butir (item) yang menjadi masalah individu pada tiap-tiap topik
masalah.
2) Mencari persentase per-topik masalah, dengan cara mencari rasio antara jumlah
butir yang menjadi masalah dengan jumlah butir topik masalah.
3) Mencari jenjang (ranking) masalah, dengan cara mengurutkan % topik masalah
dari yang terbesar sampai terkecil.

6
4) Mengkonversikan % masalah ke dalam stan-ten scale dan predikat nilai A, B, C,
D, dan E.

b. Analisis Kelompok
Langkah-langkah menganalisis DCM secara kelompok meliputi analisis per-butir dan
analisis per-topik masalah.
 Analisis per-butir masalah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui butir masalah apa yang pada
umumnya dihadapi oleh para siswa.
Langkah-langkah analisisnya adalah:
a) Menjumlahkan banyaknya siswa yang mempunyai butir masalah yang
sama untuk tiap butir.
b) Mencari persentase masalah dengan cara mencari rasio antara banyaknya
siswa yang bermasalah untuk butir tertentu dengan jumlah siswa.
 Analisis per-topik masalah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui topik masalah apa yang pada mumnya
dihadapi oleh para siswa. Langkah-langkah menganalisisnya adalah:
a) Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang mengerjakan DCM.
b) Harus diketahui jumlah item yang menjadi masalah responden/ siswa.
c) Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang mempunyai masalah.
d) Persentase adalah rasio antara jumlah item masalah dikalikan jumlah
responden/ siswa yang bermasalah dengan jumlah item dalam topik
masalah kali jumlah responden/siswa yang bermasalah dengan jumlah
item dalam topik masalah kali jumlah responden/ siswa.

5. Penggunaan Hasil Analisis DCM dalam Penyusunan Program Bimbingan


Konseling
Hasil analisis data DCM dilengkapi dengan data yang diperoleh dengan metode-
metode lain dapat digunakan untuk merencanakan program bimbingan konseling, baik
program individu, kelompok, klasikal, dalam bentuk harian, mingguan, semesteran, dan
tahunan.
Penyusunan program bimbingan konseling ini adalah dalam rangka:

7
a. Memprioritaskan masalah yang harus segera ditangani.
b. Mendalami masalah individu maupun masalah kelompok.
c. Efisiensi pelayanan, yaitu pencegahan, pengembangan, dan pengatasan sebelum
masalah-masalah itu berkembang menjadi akut

6. Kelebihan dan Kekurangan Daftar Cek Masalah (DCM)

1) Kelebihan Daftar Cek Masalah


4) Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksaan DCM dapat dilakukan
secara klasikal, sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat dapat
memperoleh data yang banyak.
5) Pada akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validaritas dan reliabitas
tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung melakukan
pengecekan sendiri kesesuaian masalah yang dirasakan atau dialami, selain itu
karena penyediaan butir permasalahan cukup banyak, maka memberi peluang data
masalah yang diungkapkan melalui DCM bersifat teliti, mendalam dan meluas.
6) Dari segi fungsinya, penggunaan DCM memudahkan peserta didik
mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang atau
pernah dialaminya.
7) Sistemasi jenis masalah yang dikelompokan dalam berbagai bidang
mempermudah guru pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa data serta
merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik.
8) Penggunaan DCM memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih mengenal
peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor memiliki peta
masalah individu maupun kelompok, hasil DCM dapat digunakan sebagai
landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat
memahami masalah yang dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan
bantuan atau tidak.

2) Kekurangan Daftar Cek Masalah

8
a. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi
dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang
tersedia.
b. Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk peta
masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang, sehingga untuk
mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, guru pembimbing perlu
mengkombinasi dengan metode asesmen lain seperti wawancara.

7. Peran dan Fungsi Konselor


Pada proses asesmen menggunakan DCM, konselor memiliki peran dan fungsi
sebagai:

1. Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan


peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan angket DCM dan lembar jawaban
sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan mem buat satuan layanan asesmen DCM.
2. Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat
dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. Melakukan pengolahan data mulai dari membuat tabulasi, menghitung, merangking dan
mengklasifikasi persentase, membuat grafik persentase, membuat deskripsi analisis
kualitatif hasil DCM.
4. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik

B. Alat Ungkap Masalah

1. Alat Ungkap Masalah Umum ( AUM-U )

Pengertian Alat Ungkap Masalah

Alat Ungkap Masalah atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah
instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam
rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi
konseli. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap 10 bidang masalah yang
mungkin dihadapi konseling Kesepuluh bidang masalah tersebut mencakup:

9
1. Jasmani dan Kesehatan (JDK), yang terdiri dari dua puluh lima item.

2. Diri Pribadi (DPI) yang terdiri dari dua puluh item.

3. Hubungan Sosial (HSO) yang terdiri dari lima belas item.

4. Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang terdiri dari lima belas item.

5. Karir dan Pekerjaan (KDP) yang terdiri dari lima belas item.

6. Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang terdiri dari lima puluh lima item.

7. Agama, Nilai, dan Moral (ANM) yang terdiri dari tiga puluh item.

8. Hubungan Muda-Mudi (HMM) yang terdiri dari lima belas item.

9. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK) yang terdiri dari dua puluh lima item.

10. Waktu Senggang (WSG) yang terdiri dari sepuluh item.

Tujuan AUM

Pengadministrasian AUM Umum bertujuan untuk :

1. Mendapatkan gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah berat yang dialami siswa,
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk pemberian bantuan serta tindak lanjut
terhadap masalah

2. Mengetahui masalah kelompok dikalangan siswa sesuai bidang masalah.

Langkah – langkah Kegiatan AUM

1. Membuka kegiatan

2. Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara pengolaah AUM Umum

3. Membagikan buku dan lembar jawaban AUM Umum kepada siswa.

4. Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM Umum

5. Siswa yang belum paham diminta untuk mengajukan pertanyaan

10
6. Meminta siswa mengisi identitas dan lembaran jawaban AUM Umum

7. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL yang diisi oleh
siswa.

8. Menutup kegiatan.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Alat Ungkap Masalah Umum ( AUM-U )
1. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan AUM-U F1 maupun
AUM-U F2 dapat dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal, sehingga
konselor dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
2. Pada akurasi data yang diperoleh melalui AUM-U F1 maupun AUM-U F2 memiliki
validitas dan reliabilitas tinggi yang dibuktikan melalui uji validitas dan reliabilitas
yang telah dilakukan oleh Prayitno dan kawan-kawan sebagai tim pengembang AUM-
U F1 dan AUM-U F2.
3. Dari segi fungsinya, penggunaan AUM-U F1 dan AUM-U F2 memudahkan peserta
didik mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang banyak
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang atau pernah
dialaminya.
4. Sistemasi jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang mempermudah
konselor melakukan analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan masalah
yang dialami peserta didik.
5. Tersedianya software program pengolahan AUM-U F1 maupun AUM-U F2 akan
mempermudah dan mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-U F1
dan AUM-U F2.
6. Penggunaan AUM-U F1 dan AUM-U F2 memiliki banyak manfaat antara lain: (1)
konselor lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, (2)
konselor memiliki peta masalah individu maupun kelompok, (3) hasil AUM-U F1
maupun AUM-U F2 dapat digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di perguruan
tinggi maupun di SLTA, (4) dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat memahami
masalah yang dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.

Kekurangan Alat Ungkap Masalah Umum ( AUM-U )

11
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari
banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-U F1 maupun AUM-U F2 masih bersifat umum;
berbentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang,
sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, dosen
pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain.

Peran dan fungsi konselor

1. perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta
didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban AUM-U sesuai
dengan peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen AUM-U.
2. pelaksana, yaitu memberikan verbal setting atau menjelaskan tujuan manfaat, dan
kerahasiaan data kemah membantu peserta didik dalam mengerjakan sehingga dapat
dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. melakukan pengolahan data mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan format
yang spesifik, memberi peringkat persentase, membuat grafik persentase kemah membuat
deskripsi analisis kualitatif hasil AUM-U
4. melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Langkah pengadministrasian.

1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan
3. Pengolahan hasil

2. Alat Ungkap Masalah Belajar ( AUM-PTSDL )

1. Pengertian AUM PTSDL


AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Alat Ungkap Masalah Belajar

12
di Indonesia yang telah digunakan selama 30 tahun terakhir adalah adaptasi dari Survey Of
Study Habits and Attitude (SSHA) yang dikembangkan W.E. Brown dan W.H. Holtzman
versi 1953. Instrumen ini rerdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu untuk SLTP, SLTA, & PT dengan
jumlah item 75 butir. SSHA memuat 3 (tiga) bidang masalah, meliputi metode belajar,
motivasi belajar, dan sikap-sikap tertentu terhadap kegiatan sekolah/kampus.

2. Karakteristik AUM-PTSDL

1. AUM-PTSDL memiliki 4 format, Fl untuk mahasiswa, F2 untuk siswa SLTA, F3 untuk


siswa SLTP, F4 untuk siswa SD.
2. Memiliki 5 bidang masalah Prasyarat penguasaan materi pelajaran (P), Keterampilan
belajar (T), Sarana Belajar (S), Diri Pribadi (D), Lingkungan belajar sosio-emosional
(L).
3. Mampu menentukan mutu kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar.
4. AUMPTSDL biasa disebut AUM Belajar.
5. Hasil AUM-PTSDL adalah; (a) Mutu Kegiatan Belajar dan (b) Masalah Belajar.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan AUM PTSDL

1. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan AUM- PTSDL dapat
dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal, sehingga guru pembimbing
dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
2. Pada akurasi data yang diperoleh melalui AUM-PTSDL memiliki validitas dan
reliabilitas tinggi yang dibuktikan melalui uji validitas dan reliabilitas yang telah
dilakukan oleh Prayitno dan kawan-kawan sebagai tim pengembang AUM-PTSDL.
3. Dari segi fungsinya, penggunaan AUM-PTSDL memudahkan peserta didik
mengemukakan mutu belajar dan masalah belajar yang dimiliki, mengingat penyediaan
butir mutu belajar dan permasalahan belajar yang banyak memudahkan peserta didik
untuk mengenali mutu belajar saat nah ini maupun permasalahan belajar yang sedang
atau pernah dialaminya.
4. Sistemasi mutu belajar dan jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang
mempermudah konselor/guru/dosen pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa
data serta merumuskan kesimpulan mutu belajar dan masalah belajar yang dialami
peserta didik.
13
5. Tersedianya software program pengolahan AUM-PTSDL akan mempermudah dan
mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-PTSDIL.
6. Penggunaan AUM-PTSDL memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal mutu belajar dan memahami masalah peserta didik yang membutuhkan
bantuan segera, konselor memiliki peta mutu belajar dan masalah belajar individu
maupun kelompok, hasil AUM-PTSDI. dapat digunakan sebagai landasan penetapan
layanan bimbingan dan konseling belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik.

Kelemahan AUM PTSDL

1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari
banyaknya jumlah butir pernyataan mutu dan masalah belajar yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-PTSDL masih bersitat umum berbentuk peta
mutu belajar dan masalah belajar, sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap
mutu dan masalah belajar peserta didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi
dengan metode asesmen lain.

Peran dan Fungsi Konselor


Pada proses asesmen menggunakan Alat Ungkap Masalah Belajar (AUM-PTS-
DL), konselor memiliki peran dan fungsi sebagai:
1. Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,
menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku
dan lembar jawaban AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik sasaran,
dan membuat satuan layanan asesmen AUM-PTSDL.
2. Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, man-
faat, dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat
dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan
benar.
3. Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan
format yang spesiik, menetapkan peringkat persen
tase, membuat grafik persentase masalah belajar dan mutu belajar, serta
membuat deskripsi analisis kualitatif masalah belajar dan AUM-PTSDL mutu belajar
sebagai hasil.

14
4. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kon-
disi peserta didik.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah kemungkinan masalah yang
pernah atau sedang di hadapi oleh individu atau sekelompok individu yang menyangkut
keadaan pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan,
kondisi rumah serta keluarga. Hasil analisis data DCM dilengkapi dengan data yang
diperoleh dengan metode-metode lain dapat digunakan untuk merencanakan program
bimbingan konseling, baik program individu, kelompok, klasikal, dalam bentuk harian,
mingguan, semesteran, dan tahunan.
Alat Ungkap Masalah atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah
instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam
rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi
konseli. AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Jika masalah yang dihadapi
oleh klien sudah dapat diidentifikasi oleh konselor, maka seorang konselor akan lebih mudah
dalam menyelenggarakan layanan konseling yang sesuai dengan kondisi dan masalah klien
serta akan mampu berjalan dengan efektif dan efisien.

3.2 Saran
Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima
kasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari,Gantina.,Wahyuni,Eka dan Karsih.2018.Asesmen Teknik NonTes dalam


Perspektif BK Komprehensif. Jakarta Barat : PT Indeks.

Palangkaraya, U. M. (2012). Assesmen Psikologi Teknik Non Tes.

Rahardjo Susilo dan Gudnanto. 2017. Edisi Revisi: Pemahaman Individu Teknik Nontes.
Jakarta. KENCANA.

17

Anda mungkin juga menyukai