Anda di halaman 1dari 18

TES BAKAT DAT (SKOLASTIK)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konstruksi Instrumen
Asesmen Psikologis
Dosen Pengampu : Dewang Sulistiana, M.Pd.

Oleh :
Kelompok 6

Dinda Purwadi C1986201009


Mita Febriani C1986201101
Neng Syifa Nurul Wahidah C1986201085
Wafda Wardah Auliya C1986201022

KELAS BK4A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “TES
BAKAT DAT (SKOLASTIK)”. Penyusunan makalah ini berjudul untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Konstruksi Instrumen Asesmen Psikologis.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan akhir
zaman, Nabi Muhammad SAW. Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat kepada
beliau, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya.,

Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberi masukan serta mendukung dalam penulisan makalah ini sehingga selesai
tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT, dengan ganjaran yang
berlimpah.

Dalam penulisan makalah ini penulisan merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan, mengingat akan kemampuan yang dimiiki penulis. Untuk itu kritik dan
saran sangat diharapkan dem penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT selalu melipahkan rahmatnya kepada
kita semua.

Garut, 18 Mei 2021

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian DAT..............................................................................................5
B. Sejarah Tes Bakat DAT..................................................................................5
C. Tujuan Tes Bakat DAT .................................................................................6
D. Macam-macam Tes Bakat DAT.....................................................................6
E. Norma dan profil ...........................................................................................9
F. Tes Skolastik (Scholastic Aptitude Test)......................................................9
G. Prosedur pelaksanaan dan penilaian Tes Bakat DAT....................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................19

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar tes bakat dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu
Special Apitude Test dan Multiple Apitude Batteries. Dalam Multiple Apitude Batteries
ada beberapa tes bakat yang sudah dipakai sejak perang dunia 1. Yang termasuk jenis
kelmpok tes ini, yitu Differential Apitude Test (DAT) atau tes bakat diferensial, General
Apitude Test Batteries (GATB) dan Flanagan Apitude Classification Test (FACT).

Differential Aptitude Test (DAT) termasuk dalam kategori multiple test batteries
karena terdiri dari sekelompok subtes. Hasil dari DAT dapat digunakan untuk menentukan
potensi yang ada dalam diri individu serta memprediksi keberhasilan individu. Oleh
karena itu, DAT sebagai salah satu tes bakat telah memiliki fungsi yang sesuai dengan
fungsi semestinya (Friedenberg, 1995; Gregory, 2000; Cohen & Swerdlik, 2005).

Dalam tes bakat DAT juga ada tes Skolastik. Tes Skolastik ini sangat sering
digunakan dan juga sangat baik digunakan untuk tes. Maka dari itu kelompok kami
tertarik untuk membuat makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian DAT
2. Sejarah tes bakat DAT
3. Tujuan tes bakat DAT
4. Macam-macam tes bakat DAT
5. Norma dan profil
6. Tes Skolastik (Scholastic Apitude Test)
7. Prosedur pelaksanaan dan penilaian tes bakat DAT

C. Tujuan Penulisan

3
Berdasarkan rumusan masalah diatas didaparkan tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui Pengertian DAT


2. Untuk mengetahui Sejarah tes bakat DAT
3. Untuk mengetahui Tujuan tes bakat DAT
4. Untuk mengetahui Macam-macam tes bakat DAT
5. Untuk mengetahui Norma dan profil
6. Untuk mengetahui Tes Skolastik (Scholastic Apitude Test)
7. Untuk mengetahui Prosedur pelaksanaan dan penilaian tes bakat DAT

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian DAT
Secara garis besar tes bakat dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu
Special Apitude Test dan Multiple Apitude Batteries. Dalam Multiple Apitude
Batteries ada beberapa tes bakat yang sudah dipakai sejak perang dunia 1. Yang
termasuk jenis kelmpok tes ini, yitu Differential Apitude Test (DAT) atau tes bakat
diferensial, General Apitude Test Batteries (GATB) dan Flanagan Apitude
Classification Test (FACT).
Differential Apitude Tests (DAT) atau disebut dengan tes bakat diferensial adalah
salah satu tes dalam Multiple Aptiude Batteries yang paling banyak dipakai dalam
bidang pendidikan dan kerja. Tes bakat diferensial ini berbeda dengan tes intelegensi
umum, juga berbeda dengan tes hasil belajar. Walaupun tes hasil belajar juga
dirancang untuk mengukur kualitas dan kuantitas belajar dalam mata pelajaran
tertentu sesudah anak mengalami proses pengajaran dalam periode tertentu.
Tes bakat diferensial dirancang untuk dipergunakan dalam konseling pendidikan bagi
anak usia SMP dan SMA. Penyusunannya adalah Bennet, Seashore dan Wesman pada
tahun 1947, yang dikembangkan di Indonesia dengan nama Tes Bakat Diferensial.

B. Sejarah Tes Bakat DAT


DAT disusun oleh G. Bennett, H.G. Seashore, dan A.E. Wesmen pada tahun 1947.
DAT diperuntukan bagi murid tingkat 7-12 untuk keperluan bimbingan pendidikan
dan pekerjaan. DAT mengalami revisi pada tahun 1963 dan 1973. DAT disusun
berdasarkan teori kelompok faktor kecerdasan model primary Mental Ability (PMA)
dari Thurstone (Sugiyanto, Haryanto, Kuwato,Nuryoto, Retnowati. & Wulan, 1984;
“Pelatihan Psikodiagnostika,” 1999; Gregory, 2000).
Penyusunan DAT memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk mendapatkan prosedur
peniliain yang ilmiah, terintegrasi, dan terstandardisasi, untuk bimbingan pendidikan
dan Vokasional siswa, serta untuk penempatan karyawan dan promosi jabatan. DAT

5
merupakan salah satu multiple aptitude test batteries yang paling banyak digunakan
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut (Sugiyanto, Haryanto, Kuwato, Nuryoto,
Retnowati, & Wulan, 1984; Gregory, 2000).
Penyusunan DAT telah berlangsung lama. DAT disusun secara sistematis, yaitu
dengan adanya tujuan, sasaran subjek, serta penggunaan teori-teori kecerdasan
sebagai landasan pembuatan alat tes. DAT juga mengalami beberapa revisi yang
disesuaikan dengan tujuan dibentukanya DAT.

C. Tujuan Tes Bakat DAT


1. Untuk mendapat prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standar.
2. Untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
3. Untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan
antara benda- benda.
4. Untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu agar lebih spesifik
(kemampuankhusus).

D. Macam-macam Tes Bakat DAT


Bennet menguraikan penggunaan istilah subtes dari Tes Bakat Diferensial
sebagaimana dalam tabel berikut.

No Istilah dan Anastasi Pengertian dalam Bahasa Indonesia


.
1. Verbal Reasoning Penalaran Verbal
Merupakan tes bakat yang mengungkapkan
kemampuan yang memahami konsep-konsep
dalam bentuk kata-kata (verbal). Sub tes
penalaran Verbal ini akan mengungkapkan
bagaimana baiknya seseorang dapat
memahami ide-ide yang diekspresikan dengan
menggunakan kata-kata serta bagaimana dapat
berfikir dan menalar dengan kata-kata.
2. Numerical Ability Penalaran Numerik
Atau tes berhitung dirancang untuk mengukur
kemampuan berpikir dengan angka dan

6
penguasaan hubungan numerik. Hasil tes ini
digunakan untuk memprediksi kesuksesan
seseorang dibidang matematika, fisika, kimia,
teknik, akuntan, statistic, laboran, dan lain-
lain. Tes ini dapat dipadukan dengan verbal
Reasoning untuk mengukur kemampuan
pembelajaran umum (Sugiyanto, Haryanto,
Kuwato, Nuryoto, Retnowati, & Wulan, 1984;
“pelatihan Psikodiagnostika, “1999).
3. Abstract Reasoning Penalaran Abstrak
Atau Tes Penalaran dirancang untuk mengukur
penalaran yang bersifat non-verbal, yaitu
kemampuan untuk memahami hubungan yang
logis dari gambar-gambar abstraak atau
prinsip-prinsip desain non-verbal. Hasil tes ini
digunakan untuk memprediksi kesuksesan
seseorang di bidang pendidikan yang
membutuhkan pemahaman hubungan antar
benda. Tes ini dapat digunakan untuk
memahami penalaran seseorang apabila testi
mengalami kesulitan berbahasa (Sugiyanto,
Haryanto, Kuwato, Nuryoto, Retnowati, &
Wulan, 1984; “pelatihan Psikodiagnostika,
“1999).
4. Clerical speed and Ketepatan dan kecepatan persepsi
accucary Atau Tes Cepat Teliti dirancang untuk
mengukur respon subjek terhadap tugas-tugas
atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan
persepsi (dari stimulus yang bersifat
sederhana), kecepatan respon terhadap
kombinasi huruf dan angka, serta ingatan yang
sifatnya tidak lama. Hasil tes ini digunakan
untuk memprediksi kesuksesan seseorang di
bidang administrasi (Sugiyanto, Haryanto,

7
Kuwato, Nuryoto, Retnowati, & Wulan, 1984;
“pelatihan Psikodiagnostika, “1999).
5. Mechanical Reasoning Penalaran mekanik
Atau Tes Pengertian Mekanik dirancang
untuk mengukur daya penalaran di bidang
mekanis dan prinsip-prinsip fisika. Hasil tes
ini digunakan untuk memprediksi kesuksesan
seseorang di bidang mekanik, perakitan,
pertukangan kayu, dan sebagainya (Sugiyanto,
Haryanto, Kuwato, Nuryoto, Retnowati, &
Wulan, 1984; “pelatihan Psikodiagnostika,
“1999).
6. Space Realtions Relasi ruang
Atau tes pola dirancang untuk mengungkap
kemampuan mengenal barang-barang konkrit
melalui indera penglihatan, khususnya secara
tiga dimensi. Hasil tes ini digunakan untuk
memprediksi kesuksesan seseorang di bidang
perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur,
seni, dan dekorasi (Sugiyanto, Haryanto,
Kuwato, Nuryoto, Retnowati, & Wulan, 1984;
“pelatihan Psikodiagnostika, “1999).
7. Language Usage I Mengeja
Atau Spelling ini dirancang untuk mengukur
kemampuan dalam hal pengejaan.
8. Languange Usage II Penggunaan Bahasa
Atau Sentences, dirancang untuk mengukur
kemampuan membedakan tata Bahasa yang
baik dan buruk dalam Bahasa inggris, serta
memahami penggunaan tanda baca dan
pemakaian kata yang tepat dalam Bahasa
Inggris (Sugiyanto, Haryanto, Kuwato,
Nuryoto, Retnowati, & Wulan, 1984;
“pelatihan Psikodiagnostika, “1999).

8
Tes bakat skolastik diperoleh dari tes penalaran verbal dan tes penalaran numerik.
Semua subtes Bakat Diferensial di atas, kecuali subtes ketepatan dan kecepatan
persepsi adalah power test, sedangkan subtes kecepatan dan ketelitian klerikal sesuai
dengan namanya adalah speed test.
DAT dibagi menjadi dua kelompok yaitu ada kelompok tes verbal dan kelompok tes
non verbal. Kelompok tes verbal terdiri dari Verbal Reasoning, Language Usage, Tes
Berhitung, dan Tes Cepat Teiliti. Kelompok tes non verbal terdiri dari Tes Penalaran,
Tes Pola, dan Tes Pengertian Mekanik (Sugiyanto, Haryanto, Kuwato, Nuryoto,
Retnowati, & Wulan, 1984; “pelatihan Psikodiagnostika, “1999).

E. Norma-Norma dan Profil


Norma-norma DAT dinyatakan dengan peningkatan persentil dan dengan stanine,
disajikan untuk masing-masing skor tes dengan tepat. Table-tabel disajikan secara
terpisah baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Norma-norma ini akan
ditetapkan dan dijabarkan dari skor tiap individu ke dalam persentil untuk dimasukan
pada format laporan individu, atau Kartu Kumulatif Rekord.
 Norma-norma untuk Bakat Skolastik (VR+NA)
DAT merupakan instrument konseling sehingga dalam tes tertentu memberikan
informasi yang kritis. Salah satu kombinasi yang sesuai untuk tujuan menyeleksi
agar individu dapat masuk dalam sebuah pelatihan yang sesuai dengan bakatnya
adalah tes bakat skolastik.
 Membaca Tabel Norma-norma Persentil.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong interpretasi skor tes dengan realistis.
Karena performasi dalam CSA akan dikaitkan dengan tipe lembar jawaban yang
digunakan, maka telah disiapkan table norma secara terpisah, kapan saja ditelaah
dapat menunjukan perbedaan; hal ini penting untuk memastikan table CSA yang
digunakan adalah benar.

F. Tes Bakat Skolastik (Scholastic Apitude Test)


Seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas
skolastik, mata pelajaran-mata pelajaran persiapan akademik dan sejenis itu?
Kombinasi skor kemampuan dari penalaran verbal dan kemampuan numerical
merupakan predicator yang baik tentang kemampuan skolastik, yaitu kemampuan

9
khusus untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam mata pelajaran-mata pelajaran
akademik. Oleh karena itu gabungan keduaa subtes tersebut dikenal pula sebagai
bakat skolastik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes bakat skolastik adalah gabungan antara penalaran
verbal dan penalaran numerik, kombinasi skor kedua kemampuan tersebut akan
menjadi predictor yang baik bagi bakat skolastik seseorang, yaitu kemampuan khusus
untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.

1. Tes Penalaran Verbal (Verbal Reasoning Test)


Para ahli juga berbeda pendapat mengenai pemberian istilah pada verbal
reasoning. Verbal reasoning atau penalaran verbal disebut dengan istilah analogi
verbal oleh Dewa Ketut Sukardi dan Dwi Sunar Prasetyono menyebutkan istilah
tersebut tetap sebagai penalaran verbal.
Penalaran verbal adalah kemampuan yang menjelaskan seberapa baik seseorang
dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-
kata dan seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-
masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Penalaran verbal penting sekali
dalam kegiatan pengajaran baik yang bersifat akademik maupun yang tidak
bersifat akademik. Jika kita terpaksa hanya mempunyai kesempatan untuk dapat
mengetahui atau mengukur suatu kemampuan khusus atau bakat saja, maka
penalaran verbal ini merupakan predictor yang paling baik tentang seberapa baik
seseeorang dapat menyelesaikan tugas-tugas disekolah, terutama yang bersifat
akademik.
Menurut Dwi Sunar Prasetyono, tes penalaran verbal digunakan untuk menguji
kemampuan siswa dalam kecakapan, keterampilan, kecepatan dan kebenaran
mengolah kata atau untuk melihat bagaimana pemikiran siswa dalam
menggunakan kata-kata.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes penalaran verbal adalah tes yang dirancang
untuk melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti ide dan konsep-konsep
yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Juga untuk melihat seberapa mudah
seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan
dalam bentuk kata-kata. Tes penalaran verbal dapat diungkapkan berdasarkan ciri-
ciri sebagai dalam table berikut.

10
No Ciri-ciri Tes Penalaran Verbal
1. Mampu menentukan persamaan kata (sinonim)
2. Mampu menentukan lawan kata (antonim)
3. Mampu membedakan kata
4. Mampu menentukan padanan hubungan kata (analogi)

2. Tes Penalaran Numerik (Numerical Reasoning Test)


Menurut Bennet dalam Helmuth penalaran numerik adalah kemampuan seseorang
untuk dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk
angka-angka. Seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan
masalah-masalah dengan angka-angka.
Menurut Dwi Sunar Prasetyono tes penalaran numerik adalah tes yang digunakan
untuk menentukan kemampuan dasar berhitung siswa, menguji kecepatan,
konsistensi dan akurasi menjawab soal dalam bentuk bilangan-bilangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes penalaran numerik adalah tes yang dirancang
untuk melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep
yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Juga untuk melihat seberapa mudah
seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan
dalam bentuk angka-angka. Penalaran numerik penting terutama bagi mata
pelajaran di sekolah lanjutan seperti Matematika, Ilmu Alam dan Ilmu Kimia.
Siswa-siswa yang memperoleh skor tinggi dalam penalaran numerik ini mungkin
juga akan bekerja dengan baik dalam berhitung dan juga mengukur kemampuan
yang diperlukan di kantor-kantor dagang, perusahaan-perusahaan dan toko-toko
yang pekerjaannya memerlukan hitung menghitung yang berhubungan dengan
angka-angka.
Skor dalam tes ini, pada derajat tertentu diharapkan dapat memprediksi
keberhasilan hampir dalam semua mata pelajaran di sekolah lanjutan dan
perguruan tinggi. Penalaran numerik adalah salah satu elemen dari keseluruhan
kemampuan untuk menguasai tugas-tugas akademik. Tes penalaran numerik dapat
diungkapkan berdasarkan ciri-ciri pada table berikut.

No Ciri-ciri Tes Penalaran Numerik


1. Mampu melakukan penjumlahan
2. Mampu melakukan pengurangan
3. Mampu melakukan pembagian
4. Mampu melakukan perkalian
5. Mampu melakukan perhitungan sederhana

11
G. Prosedur Pelaksanaan dan Penilaian Tes Bakat DAT

I. Material Tes
 Buku Tes
Dari 8 sub bab tes tersebut di bagi menjadi 2 buku. Isi dari buku pertama
adalah penalaran verbal, kemampuan angka, penalaran abstrak, kecepatan
dan ketelitian klerikal. Sedangkan pada buku kedua berisikan penalaran
mekanikal, tilikan ruang, pemakaian bahasa 1 : mengeja, pemakaian
bahasa II. Namun demikian dalam kedua buku ini terdapat kombinasi
penalaran verbal dan numerical ability yang kegunaannya mengukur Bakat
Skolastik.
 Lembar Jawaban
Lembar jawaban ditandai secara terpisah mana yang penilaiannya dengan
cara manual (scoring hand) dengan mana yang penilaiaannya dengan
mesin (scoring machines). Pemakai tes harusnya menyadari kelebian dan
kekurangan lembar jawaban yang ia pakai.
 Pensil
Pada umumnya setiap tes yang di adakan, yang penilaiaannya secara
manual maupun tidak, memerlukan pensil yang runcing. Tester diharapkan
membawa persediaan pensil
 Penilaian
Kunci penilaian ada tersedia untuk tangan dan mesin; tipe kunci
bergantung pad alembar jawaban yang dipakai.
 Format laporan Individual
Formatnya telah dirancang untuk pelaporan informasi Differential
Aptitude Tes untuk masing-masing individu yang tes.

II. Jadwal Program Testing


 Prinisp-Prinsip Umum
Semua tes harus diberi jarak waktu yang relative singkat , lebih baik dalam
periode satu atau dua minggu, semestinya waktu tersebut terjadwal dimana

12
sang tester sudah siap dengan keadaan tanpa gangguan seperti penyakit
maupun aktivitas-aktivitas yang menyibukkan.
 Jadwal Testing yang Dirasakan
Dua seni testing sesi : sesi 1- kira-kira 120 menit untuk mengisi Buku Tes
I ; sesi 2- kira-kira115 menit untuk mengisi Buku Tes 2. Dilakukan secara
berurutan setiap hari.Empat sesi testing: sesi 1- untuk Penalaran verbal dan
Kemampuan angka dalam bukku 1selama 75 menit; sesi 2- untuk
Penalaran Abstrak dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikaldalam buku
tes 1 selama 45 menit ; sesi 3- Untuk Penalaran mekanikal 8dan Talikan
Ruangdalam bukku tes 2 selama 70 menit dan di lanjutkan sesi4-
untuk Pemakaian Bahasa I :Mengeja dan Pemakaian Bahasa II : Tata
Bahasa dalam buku tes 2 selama 45 menit.

III. Pertimbangan Umum Pelaksanaan Tes


 Perencanaan adalah bersifat Esensial
Hendaknya persiapan tes di lakukan dengan perencanaan administratif
dan dengankondisi fisik yang baik. Hasil tes juga semestinya digunakan
untuk tujuan-tujuan yang penting.
 Pengaturan Waktu
Agar perolehan skor tes dapat bermanfaat, maka diharapkan agar
administrator mengikuti batas waktu yang ditetapkan; terutama untuk Tes
Kecepatan dan Ketelitian Klerikal yang memiliki batas waktu yang
singkat. Pengaturan waktu dalam pengerjaan soal tes dapatdilakukan
dengan alat yang tepat, seperti Interval Timer, Stop Watch, arloji, Jam
dindingyang biasa diatur kedua jarumnya, dan tentunya semua alat tersebut
dalam kondisi yang tidak rusak.
 Mempersiapkan Kondisi Fisik
esting hendaknya dilaksanakan dalam ruangan yang berkondisi baik dan
nyaman untuktesting. Tester hendaknya memilliki tempat yang cukup luas
untuk mengerjakan dan jarakantar peserta lebih jauh agar tidak terjadi
contek mencontek serta masing-masing individudapat mengerjakan tanpa
adanya gangguan.

13
IV. Langkah-langkah Pelaksanaan Tes
 Langkah Pertama : Pengantar
Berikanlah pengertikan dari kegunaan tes tersebut terhadap peserta agar
peserta berusahamengerjakan dengan kemampuannya yang maksimal.
Uaraikanlah dengan kalimat yangsederhana yang berhubungan dengan
tes tertentu.
 Langkah Kedua : Pensil
Tiap pengawas hendaknya memiliki persediaan pensil. Jelaskan pula
bahwa untuk tes Keccepatan dan Ketelitian Klerikal membutuhkan
kecepatan sehingga peserta tes dapatmemeriksa dan mempersiapkan
pensilnya.
 Langkah Ketiga : Lembar Jawaban dan Buku Tes
Berikan lembar jawab yang tepat dan juga buku tes. Namun, beritahukan
terlebih dahuluagar peserta tes tidak membuka buku tes jika belum
ada perintah untuk mengerjakan.Jangan lupa untuk memberi
pengarahan dalam mengisi informasi peserta dalam lembar jawaban
maupun buku tes.
 Langkah Keempat : Membaca Petunjuk-Petunjuk
Pengawas seharusnya membacakan setiap petunjuk yang tertera dalam
buku tes dengan jelas, jelaskan juga contoh soal yang terdapat pada buku
tes tanpa memberikan contoh soal baru yang tidak ada dalam contoh di
buku tes.
 Langkah Kelima : Pengaturan Waktu
untuk pemberitahuan waktu memulai pengerjaan dan berhentinya
harusnya pengawasmembritau dengan tegas dan keras.
 Langkah keenam: Tes Berikut dan Pengupulan material
Bila salah satu tes telah selesai dikerjakan maka berikanlah tes yang
selanjutnya danlakukan langkah empat dan lima kembali. Telitilah
tiap sesi testing, semua lembar jawaban dan bila buku tes dan lembar
jawab akan dibagikan kembali maka mintalah pada peserta untuk
memasukan lembar jawaban di belakang cover buku tes.
 Langkah ketujuh : catatan testing

14
Setelah masing-masing sesi selesai maka diharapkan pengawas untuk
membuat catatan kecil mengenai pemberian informasi seperti
kelompok yang di tes, ruang tes, tanggal,form tes yang digunakan,
pengaturan waktu dan informasi lainnya yang mungkindiperlukan
untuk hasil interprestasikan. Differential Aptitude Tester dapat dinilai
dengan tangan maupun dengan mesin. Hanya satu jawaban yang
diperbolehkan untuk masing-masing item dalam tiap tes.Skor mental
maksimum untuk tiap tes adalah sebagai berikut:

Tes Skor Maksimum


Penalaran Verbal (VR) 50
Kemapuan Angka (NA) 40
VR + NA 90
Penalaran Abstrak (AR) 50
Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (CSA) 100
Penalaran Mekanis (MR) 68
Tilikan Ruang (SR) 60
Pemakaian Bahasa :
I. Mengeja (LU-I; Spell) 100
II. Tata Bahasa (LU-II; Gram) 60

Jika ada dua pilihan atau lebih dalam 1 item maka item tersebut harus diabaikan dari
penilaian.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Differential Apitude Tests (DAT) atau disebut dengan tes bakat diferensial adalah
salah satu tes dalam Multiple Aptiude Batteries yang paling banyak dipakai dalam bidang
pendidikan dan kerja. Tes bakat diferensial dirancang untuk dipergunakan dalam
konseling pendidikan bagi anak usia SMP dan SMA. Penyusunannya adalah Bennet,
Seashore dan Wesman pada tahun 1947, yang dikembangkan di Indonesia dengan nama
Tes Bakat Diferensial.
Subtes-subtes Differensial Aptitude Test (DAT) ada delapan. Yaitu Numerical
Ability atau tes berhitung, Abstract Reasoning atau Tes Penalaran, Space Relation atau
Tes Pola, Mechanical Reasoning atau Tes Pengertian Mekanik, Clerical Speed and
Accuracy atau Tes Cepat Teliti, Verbal Reasoning, Language Usage I dan Language
Usage II.
Tes bakat skolastik diperoleh dari tes penalaran verbal dan tes penalaran numerik.
Pada tes bakat DAT dibagi menjadi dua kelompok yaitu ada kelompok tes verbal dan
kelompok tes non verbal. Kelompok tes verbal terdiri dari Verbal Reasoning, Language
Usage, Tes Berhitung, dan Tes Cepat Teiliti. Kelompok tes non verbal terdiri dari Tes
Penalaran, Tes Pola, dan Tes Pengertian Mekanik (Sugiyanto, Haryanto, Kuwato,
Nuryoto, Retnowati, & Wulan, 1984; “pelatihan Psikodiagnostika, “1999).

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, dan makalah ini masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu kami sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik

16
yang membangun demi sempurnanya makalah kami yang selanjutnya. atas perhatiannya
kami sampaikan terimakasih.

Daftar Pustaka

Isabella, E. (n.d.). Tes Bakat. Retrieved from SCRIBD:


https://id.scribd.com/doc/243748287/TES-BAKAT-docx

Sungkit, F. N. (2012, Januari 26). Evaluasi Kualitas Psikometrik Differential Aptitude Test
(DAT) Laboratorium Psikologi Universitas Sanata Dharma. Diambil kembali dari
USD Repository : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.usd.ac.id/29314/2/089114099_Full
%255B1%255D.pdf&ved=2ahUKEwi5pKCIqdzwAhVBfX0KHVllA6MQFjADegQI
GRAC&usg=AOvVaw19KyGaQlV8GRdKdF6B4oCA

17

Anda mungkin juga menyukai