Anda di halaman 1dari 29

TES BAKAT DAT (DIFFERENTIAL APTITUDE

TEST)

Dosen Pengampu : Shofia Mawaddah, S.Psi., M.Sc

Mata Kuliah : Asesmen Bk Teknik Tes

DISUSUN OLEH :

1. Sekar Sari (1191151013)


2. Alvina Zahra (1192451007)
3. Ruth Malem Br Ginting (1192451011)
4. Muhammad Luvvi Rangkuti (1193351032)
5. Yoss Michael Sipayung (1193351034)

POGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
Nyalah, sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah “Asesmen Bk
Teknik Tes”.

Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak


keterbatasan, apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar selanjutnya dapat lebih baik.
Harapan dan tujuan kami dalam menyelesaikan makalah adalah agar dapat
berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas segala
perhatian dan dukungan semua rekan kami mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Pembahasan..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Hakikat Tes Bakat DAT (Differential Aptitude Test)...............................................3
2.2 Sejarah Pengukuran Tes Bakat DAT (Differential Aptitude Test)...........................3
2.3 Pengertian Tes Bakat DAT (Test Differential Aptitude Test)..................................4
2.4 Aspek-Aspek Yang Diukur......................................................................................8
2.5 BENTUK TES DAT..............................................................................................12
2.6 KLASIFIKASI HASIL TES DAT..........................................................................14
2.7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES DAT..................................................15
2.8 ADMINISTRASI TES : ALAT, WAKTU, DAN CARA PENGERJAAN............16
2.9 Faktor Dari Testee Dan Tester Yang Mempengaruhi Tes......................................17
2.10 Kode Etik Penggunaan Tes..................................................................................18
2.11 Pemaknaan Dan Penggunaan Data Hasil Tes Dalam Layanan Bk........................20
BAB III............................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................................21
3.2 Saran......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tes bakat muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi
hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi, dimana hal ini saja tidaklah cukup
karena tidak semua aspek penting terwakili karena cakupannya yang agak
terbatas. Bahkan sebelum PD I, para psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes
bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan serta dalam seleksi dan
klasifikasi personil industri dan militer. Sehingga beberapa tes kemudian
dimodifikasi menjadi tes bakat, misalnya pada tahun 1920-an sejumlah tes
inteligensi berubah menjadi tes bakat sekolah. Aplikasi praktis tes selanjutnya
menunjukkan perlunya dikembangkan tes multi bakat (multiple aptitude tes)
karena sarana untuk menyusun tes semacam ini telah tersedia.

Bakat merupakan suatu konsistensi kerakteristik yang menunjukkan


kapasitas seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan khusus, keterampilan
atau serangkaian respon yang terorganisir atau kemampuan khusus yang
berkembang secara istimewa atau menonjol dibandingkan dengan kemampuan-
kemampuan yang lain. Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat.

1.2 Tujuan Pembahasan


1.2.1 Bagaimana Hakikat, Sejarah, dan Aspek Tentang Tes DAT

1.2.2 Apa Saja Bentuk Dan Klasifikasi Hasil Tes DAT

1.2.3 Apa Kelebihan dan Kelemahan Serta Cara Pengerjaannya

1.2.4 Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Dan Bagaimana Hasil Tes
Dalam Layanan Bk

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana hakikat tes DAT (Differential Aptitude
Test), sejarah tentang tes DAT (Differential Aptitude Test), aspek apa saja yang

1
diukur menggunakan tes DAT (Differential Aptitude Test), bentuk tes DAT
(Differential Aptitude Test), klasifikasi DAT (Differential Aptitude Test),
kelebihan dan kelemahan tes DAT (Differential Aptitude Test), cara pengerjaan
dan alat yang digunakan, faktor yang mempengaruhi, dan penggunaan hasil tes
dalam layanan BK

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Tes Bakat DAT (Differential Aptitude Test)


Test ini dapat diberikan secara keseluruhan, atau dapat pula diberikan per sub
tes sesuai dengan tujuan dan aspek yang diukur. Differential Aptitude Test (DAT)
adalah tes yang disusun oleh George K. Bennet, Harold G.Seashore, & Alexander
G.Wesman. Awalnya tes ini dilatarbelakangi oleh para ahli psikologi bahwa
kemampuan mental tidak hanya dari satu faktor saja melainkan banyak faktor
sehingga dibutuhkan suatu tes yang dapat mengukur bermacam-macam faktor
dengan beberapa skor sesuai dengan kemampuan yang diukur. Tes ini
dikembangkan pada tahun 1947 dengan memadukan prosedur ilmiah dan prosedur
pembakuan yang baik untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita
pada para siswa kelas 3 smp sampai dengan siswa kelas 3 smu untuk tujuan
bimbingan kependidikan dan bimbingan karir.

2.2 Sejarah Pengukuran Tes Bakat DAT (Differential Aptitude Test)


Differential aptitude test (DAT) atau disebut juga dengan Tes Bakat
Pembedaan dikembangkan pada tahun 1947 dengan memandukan prosedur ilmiah
dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita
pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII SMA/SMK untuk
tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga digunakan
dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para pemuda remaja yang
telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga
kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam
membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog
dalam membantu kliennya.

Yang termasuk dalam baterai Differentian aptitude test (DAT) adalah sebagai
berikut:

a. Penalaran verbal (verbal reasoning)

3
b. Kemampuan angka (numerical ability)
c. Penalaran abstrak (abstrak reasoning)
d. Kecepatan dan ketelitian klerikal (clerical speed and accuracy)
e. Penalaran mekanikal (mechanical reasoning)
f. Relasi ruang (space relation)
g. Pemakaian bahasa : mengeja (language usage-1:spelling)
h. Pemakaian bahasa : tata bahasa (language usage-2 : grammer)
Di Indonesia, tes DAT ini telah diadaptasi ( khususnya di fakultas psikologi
UGM ) namun hanya 5 saja yaitu :
1. Numerical ability atau tes berhitung (A5)
2. Abstract reasoning atau tes penalaran (A3)
3. Space relation atau tes pola (B3/C5)
4. Mechanical reasoning atau tes pengertian mekanik (C4)
5. Clerical speed and accuracy atau tes cepat teliti (D4)
Pada prinsipnya tes DAT harus diberikan jarak waktu yang relatif singkat,
lebih baik dalam periode waktu 1 sampai 2 minggu. Selain itu testing waktunya
harus terjadwal dan kalau testee dalam keadaan siap dan sehat sehingga tidak
mengganggu aktivitas-aktivitas yang memungkinkan testee untuk datang.

2.3 Pengertian Tes Bakat DAT (Test Differential Aptitude Test)


Differential Aptitude Test (DAT) merupakan salah satu seri tes multiple bakat
yang paling umum digunakan  dalam bidang pendidikan dan kerja. DAT pertama
kali terbit tahun 1947, dan telah direvisi pada tahun 1963. Penyusun DAT adalah
G. Bennett, H.G.Seashore, dan A.G.Wesman dari USA. DAT memakai teori
kelompok faktor kecerdasan model PMA atau Kemampuan Mental (KMP) dari
Thurstone.
DAT pertama kali digunakan pada tahun 1947 untuk penyediaan basis bagi
bimbingan pendidikan dan vokasioanl para siswa kelas tujuh hingga dua belas.
DAT edisi kelima tersedia dalam 2 level : (1) dirancang terutama untuk siswa
dikelas 7-9 dan orang dewasa yang dudah sekolah lebih dari 9 tahun tetapi yang
mungkin belum tamat sekolah. Menengah. DAT memilki 8 tes, yaitu :

4
1. Verbal reasoning/penalaran verbal :mengungkapkan kemampuan
membaca dan memehami konsep-konsep yang disusun dari kata, melihat
alasan yang logis, serta untuk mengambil keputusan dalam setuasi praktis..
2. Numerical ability/penalaran numeric: mengukur kemampuan berfikir
dengan angka, penguasaan hubungan numeric, misalnya penjumlahan
sederhana. Numerical ability form A/nama Indonesia yaitu test berhitung,
bentuk yang tersedia berupa buku cetakan, berukuran setengah folio. Pada
halam pertama tertulis petujuk mengerjakannya. Jumlah soal= 40 butir
lembar jawaban terpisah. Test ini mengukur kemampuan berfikir dengan
angka, penguasaan hubungan numeric, misalnya penjumlahan yang
sederhaan, sehingga test ini dapat disebut arithmetic compulation bukan
arithmetic reasoning. Waktu yang digunakan untuk menggunakan test ini
30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 sampai 10 menit.
Reabilitas test ini dicari dengan menggunakan model split half. Untuk pria
diperoleh koefesian reabilitasnya yang bergerak sekitar 85-93 dan untuk
wanita 82-88.
Untuk memberikan nilai diperhatikan jumlah jawaban yang benar dan
yang salah. Yang benar diberi nilai1 dan yang salah diberi nilai 0. Terdapat
dalam menual DAT. Dalam norma ini dibedakan antara pria dan wanita
serta dibuat grade 8-12.
3. Abstract reasoning/ penalaran abstrak : mengukur kemampuan individu
untuk memahami adanya hubungan yang logis dari figure-figur abstrak
atau prinsip-prinsip non verbal desaign. Adapun yang tersedia berupa buku
cetakan. Pada halaman pertama tertulis petunujuk mengerjakannya. Soal
berjumlah=50 butir dan lembar jawaban terpisah. Tes ini ditujukan untuk
mengukur kemampuan individu yang bersifat “non-verbal desaigns”.
Abstark reasoning bersama-sama dengan verbal reasoning dan numerical
mengukur geberal intelegenci.
Menurut aslinya (DAT) mempunyai tingkat validitas yang bervariasi
berdasarkan spesifikasi criteria dan populasinya seperti halnya sub tes dari
DAT lainya. Reabilitas tes penalaran yang asli dilakukan dengan metode
belah dua dan kereksi spearman –brown dengan memperhatikan variabel

5
jenis kelamin dan tingkatan sekolah, menunjuk adanya variasi seperti
terdapat pada DAT p.66 dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,85-
0,92. Sebagai pembanding, penelitian dalil Adisubroto di DIY (1975) dan
jatim, jateng, jabar (1976) dan metode ulang. Dengan jumlah subjek 970
dan 1085 memperoleh koefisien reabilitas 0,783 dan 0,765.
Cara pemberian skor, apabila sesuai dengan kunci jawaban diberi nilai 1,
bila tidak sesuai diberi niali 0. Sehingga skor tertinggi = 50. Rumus
pemberian skor kasar =R-1/4 W(jumlah yang benar dikurangi ¼ kali
jumlah yang slah.
4. Space relation/hubungan ruang: mengukur kemmpuan mengenal benda
konkret melalui prose penglihatan tiga dimensi.
5. Mechanical reasoning/ pelaran mekanis : mengukur daya penalaran
disbanding kerja mekanik dan prinsip fisika.
6. Perceptual (clerical) speed and acurary/ kecepatan dan akurasi
perceptual : mengukur respon subjek terhadap tugas atau pekerjaan yang
menyangkut kecepan persepsi (dari stimulus yang bersifat sederhana),
kecepatan respon terhadap kombinasi huruf dan angka, ingatan yang
sifatnya tidak lama (momentary retention).
7. Language usage-part 1: spelling/ejaan: mengungkap kemmapuan
membedakan ejaan behasa inggris yang betul.
8. Language usage-part 2: sentence/bahasa: mengungkap kemampuan
membedakan tata bahasa yang baik dan buruk, tanda-tanda baca,
penggunaan kata-kata.
Tes ini dapat diberikan satu seri atau hanya senagian saja, sesuai dengan
tujuan dan aspek apa yang akan diukur. Tes ini dapat digunakan untuk
pendidikan atau untuk pemilihan pekerjaa. Pada saatini baru 5 tes dari 7 tes yang
baru digunakan setelah melalui proses menerjemahkan petunjuk/instruksinya
kedalam bahasa Indonesia, yaitu:
1. Numerical Ability = Tes Berhitung
2. Abstract Reasoning = Tes Penalaran
3. Space Relation= Tes Pola
4. Mechanical Reasoning= Tes Pengertian Mekanik

6
5. Crucial Speed And Accuracy= Tes Cepat Teliti
Dalam mengkonstruksi DAT, para penyusun dipandu oleh beberapa kriteria
eksplisit:
a. Setiap tes harus merupakan tes independen :ada situasi dimana hanya satu
bagian tes kombinasi yang diisyaratkan atau dikehendaki.
b. Tes-tes berikut harus megukur kekuatan : untuk sebagian besar tujuan
vokasional dimana hasil tes tersebut berkonstribusi, evaluasi kekuatan
menyelesaikan masalah sulit dalam waktu yang memadai merupakan
pertimbangan.
c. Tes kombinasi hatus menghasilkan suatu profil : elapan skor yang berbeda
dapat dikonversi menjadi peringkat persentil yang ditempatkan pada grafik
profil umum.
d. Norma-norma harus memadai : dalam edisi kelima, norma-norma
diperoleh dari 100.000 siswa untuk standisasi dimusim semi.
e. Meteri-meteri tes harus praktis : dengan batas 6 hingga 30 menit per tes,
seluruh DAT dapat dilaksanakan dalam satu sesi sekolah pagi atau siang.
f. Tes-tes harus mudah dilaksanakan : setiap tes mengandung contoh-contoh
“pemanasan” yang sangat bagus dan dapat dilaksanakan oleh orang-orang
yang hanya menerima pelatihan khusus minimal.
g. Bentuk-bentuk alternative harus tersedia: untuk tujuan pengujian ulang,
ketersedian bentuk alternative(saat dibentuk C dan D ) akan mengurangi
semua dampak latihan.
Reabilitas DAT umumnya cukup tinggi, dengan koefisien belah separuh
berkisar 0,90an dan reabilitas bentuk alternative berkisar dari 0,73 hingga 0.90,
dengan median sebesar 0,83. Penalaran mekanis merupakan pengecualian,
dengan reabilitas sebesar 0,70 pada anak-anak perempuan. Tes tersebut
menunjukkan pola inter korelasi yang berbeda antara satu dengan lainnya, yang
oleh para penyusun diinterpretasikan secara otomatis sebagai waktu yang
menunjukkan independensi kedelapan tes tersebut. Sebenarnya, benyak
kerelasinya yang cukup tinggi dan merupakan hal yang mungkin bahwa
kedelapan tes tersebut mencerminkan jumlah faktor kemampuan yang lebih

7
sedikit. Tentu saja, tes penalaran verbal dan penalaran numeric mengukur fsktor
umum yang sehat dengan korelasi sekitar 0,70 pada beragam sampel.

8
2.4 Aspek-Aspek Yang Diukur
Berikut ini akan diuraikan masing-masing subtes yang terdapat di dalam tes
DAT yang sudah diadaptasi di Indonesia oleh Universitas Gadjah Mada, disertai
penjelasan bentuk tes, aspek yang diukur, tujuan, penyajian, waktu dan cara
pemberian skor.
 Tes Berhitung
a. Bentuk yang tersedia : Berupa buku cetakan, berukuran setengah folio.
Pada halaman pertama tertulis petunjuk pengerjaan. Jumlah soal 40 butir,
lembar jawaban terpisah.
b. Aspek yang diukur : Kemampuan berpikir dengan angka, penguasaan
hubungan numeric, misalnya penjumlahan sederhana. Maka dari itu subtes ini
dinamakan arithmetic computation, bukan arithmetic reasoning.
c. Sajian : Individual dan klasikal 4 Waktu 30 menit
mengerjakan.
d. Waktu : Pemberian waktu ditambah 5-10 menit.
e. Tujuan : Dalam bidang pendidikan meliputi Matematika,
Fisika, Kimia,Teknik, Ilmu Sosial.
f. Cara pemberian skor : Nilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan nilai 0
(nol) untuk jawaban yang salah.
 Tes Penalaran
a. Bentuk yang tersedia : Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama
tertulis petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal 50 butir dan lembar jawaban
terpisah.
b. Aspek yang diukur : Kemampuan penalaran individu yang bersifat non-
verbal, yaitu meliputi kemampuan individu untuk dapat memahami adanya
hubungan yang logis dari figur-figur abstrak atau prinsip-prinsip non-verbal
design. Abstract reasoning bersama-sama dengan verbal reasoning dan
numerical ability dapat mengukur general intelligence.
c. Sajian : Individual dan klasikal.
d. Waktu : 25 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian
instruksi 5-10 menit.

9
e. Tujuan : Digunakan di lingkungan pendidikan/sekolah dan
perusahaan. Tes ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang
memerlukan persepsi hubungan antara benda-benda.
f. Cara pemberian skor : Bila sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 1
(satu), bila tidak sesuai diberi skor 0 (nol). Skor tertinggi = 50. Rumus
pemberian skor = R – ¼ W (jumlah yang benar dikurangi ¼ jumlah yang
salah).
 Tes Pola
a. Bentuk yang tersedia : Tes pola yang sudah diperbanyak oleh fakultas
Psikologi adalah edisi tahun 1952. Tes ini berupa buku cetakan, berukuran
setengah folio. Pada halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya.
Jumlah soal 40 butir, lembar jawaban terpisah. Ada juga edisi tahun 1961.
Soal 60 butir dengan nama Tes Ruang Bidang.
b. Aspek yang diukur : Kemampuan mengenal benda konkret melalui
proses penglihatan, khususnya secara tiga dimensi. Butir soal dibuat agar
testee dapat mengkonstruksi benda dengan pola yang tersedia secara tepat.
Jadi testee harus dapat memanipulasi secara mental, mempunyai kreasi
terhadap suatu struktur benda tertentu dengan perencanaan yang baik.
c. Sajian : Individual dan klasikal
d. Waktu : 30 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian
instruksi 5-10 menit. 5 Tujuan Digunakan khusus untuk mengetahui
kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi, baik untuk studi maupun
pekerjaan.
e. Tujuan : Kemampuan ini diperlukan sekali dalam bidang
perencanaan, design, arsitektur, seni atau bidang lain yang memerlukan
pengamatan tiga dimensi.
f. Cara pemberian skor : Skor salah dan benar sesuai kunci jawaban yang
tersedia. Skor akhir adalah jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah
jawaban yang salah (Rumus R-W).
 Tes Pengertian Mekanik

10
a. Bentuk yang tersedia : Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama
tertulis petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal 68 butir, lembar jawaban
terpisah.
b. Aspek yang diukur : Daya penalaran di bidang kerja mekanis dan
prinsip Fisika, yang merupakan salah satu faktor inteligensi dalam arti luas.
c. Sajian : Individual dan klasikal.
d. Waktu : 30 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian
instruksi 5-10 menit.
e. Tujuan : Mengetahui kemampuan khusus dalam bidang
mekanik, dalam rangka penjurusan studi maupun memilih pekerjaan.
f. Cara pemberian skor : Nilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan nilai 0
(nol) untuk jawaban yang salah. Skor tertinggi 68. Rumus perhitungan skor =
R – ½ W (jumlah yang benar dikurangi ½ jumlah yang salah).
 Tes Cepat dan Teliti
a. Bentuk yang tersedia : Berupa buku cetakan, berukuran kuarto. Pada
halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Dua halaman soal bagian
I dan dua halaman soal bagian II. Masing-masing bagian terdiri dari 100 butir,
lembar jawaban terpisah.
b. Aspek yang diukur : Respon subjek terhadap tugas-tugas atau pekerjaan
yang menyangkut kecepatan persepsi (dari stimulus yang bersifat sederhana),
kecepatan respon terhadap kombinasi huruf dan angka, ingatan yang sifatnya
sesaat (momentary retention).
c. Sajian : Individual dan klasikal
d. Waktu : 3 menit untuk bagian I dan 3 menit untuk bagian
II. ditambah waktu pemberian instruksi 5-10 menit. Karena tes ini merupakan
tes kecepatan, maka sebelum testi mengerjakan tes, tester harus yakin bahwa
testee sudah paham dengan apa yang harus ia kerjakan. Untuk konseling
sekolah (siswa yang mendapatkan skor rendah pada tes ini kemungkinan
mengalami kesulitan dalam kecepatan dan presisi), atau untuk seleksi para
pelamar pekerjaan tertentu.
e. Tujuan : Karena tes ini dapat dipergunakan untuk mengukur
produktivitas seseorang dalam mengerjakan tugas rutin yang melibatkan

11
persepsi dan pemberian tanda-tanda, maka utamanya tes ini dibutuhkan untuk
pekerjaan-pekerjaan clerical.
f. Cara pemberian skor : Skor hanya diberikan pada bagian II saja. Bagian I
tidak diskor karena dianggap latihan. Skor total adalah jumlah soal yang
dikerjakan dengan benar.

12
2.5 BENTUK TES DAT
 Tes Berhitung
(1) Bentuk yang tersedia Berupa buku cetakan, berukuran setengah folio. Pada
halaman pertama tertulis petunjuk pengerjaan. Jumlah soal 40 butir,
lembar jawaban terpisah
(2) Aspek yang diukur Kemampuan berpikir dengan angka, penguasaan
hubungan numeric, misalnya penjumlahan sederhana. Maka dari itu subtes
ini dinamakan arithmetic computation, bukan arithmetic reasoning.
(3) Sajian Individual dan klasikal
(4) Waktu 30 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian instruksi 5-10
menit.
(5) Tujuan Prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Dalam bidang
pendidikan meliputi Matematika, Fisika, Kimia,Teknik, Ilmu Sosial
(6) Cara pemberian skor Nilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan nilai 0
(nol) untuk jawaban yang salah.
 Tes Penalaran
(1) Bentuk yang tersedia Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama tertulis
petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal 50 butir dan lembar jawaban
terpisah.
(2) Aspek yang diukur Kemampuan penalaran individu yang bersifat non-
verbal, yaitu meliputi kemampuan individu untuk dapat memahami
adanya hubungan yang logis dari figur-figur abstrak atau prinsip-prinsip
non-verbal design. Abstract reasoning bersama-sama dengan verbal
reasoning dan numerical ability dapat mengukur general intelligence.
(3) Sajian Individual dan klasikal
(4) Waktu 25 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian instruksi 5-10
menit.
(5) Tujuan Digunakan di lingkungan pendidikan/sekolah dan perusahaan. Tes
ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan
persepsi hubungan antara benda-benda
(6) Cara pemberian skor Bila sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 1
(satu), bila tidak sesuai diberi skor 0 (nol). Skor tertinggi = 50. Rumus

13
pemberian skor = R – ¼ W (jumlah yang benar dikurangi ¼ jumlah yang
salah).
 Tes Pola
(1) Bentuk yang tersedia Tes pola yang sudah diperbanyak oleh fakultas Psikologi
adalah edisi tahun 1952. Tes ini berupa buku cetakan, berukuran setengah
folio. Pada halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal
40 butir, lembar jawaban terpisah. Ada juga edisi tahun 1961. Soal 60 butir
dengan nama Tes Ruang Bidang.
(2) Aspek yang diukur Kemampuan mengenal benda konkret melalui proses
penglihatan, khususnya secara tiga dimensi. Butir soal dibuat agar testee dapat
mengkonstruksi benda dengan pola yang tersedia secara tepat. Jadi testee
harus dapat memanipulasi secara mental, mempunyai kreasi terhadap suatu
struktur benda tertentu dengan perencanaan yang baik.
(3) Sajian Individual dan klasikal.
(4) Waktu 30 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian instruksi 5-10
menit.
(5) Tujuan Digunakan khusus untuk mengetahui kemampuan seseorang mengenal
ruang tiga dimensi, baik untuk studi maupun pekerjaan. Kemampuan ini
diperlukan sekali dalam bidang perencanaan, design, arsitektur, seni atau
bidang lain yang memerlukan pengamatan tiga dimensi.
(6) Cara pemberian skor Skor salah dan benar sesuai kunci jawaban yang tersedia.
Skor akhir adalah jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah jawaban yang
salah (Rumus R-W).
 Tes Pengertian Mekanik
(1) Bentuk yang tersedia Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama tertulis
petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal 68 butir, lembar jawaban terpisah
(2) Aspek yang diukur Daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip
Fisika, yang merupakan salah satu faktor inteligensi dalam arti luas
(3) Sajian Individual dan klasikal
(4) Waktu 30 menit mengerjakan, ditambah waktu pemberian instruksi 5-10
menit.

14
(5) Tujuan Mengetahui kemampuan khusus dalam bidang mekanik, dalam
rangka penjurusan studi maupun memilih pekerjaan.
(6) Cara pemberian skor Nilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan nilai 0
(nol) untuk jawaban yang salah. Skor tertinggi 68. Rumus perhitungan
skor = R – ½ W (jumlah yang benar dikurangi ½ jumlah yang salah).
 Tes Cepat dan Teliti
(1) Bentuk yang tersedia Berupa buku cetakan, berukuran kuarto. Pada
halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Dua halaman soal
bagian I dan dua halaman soal bagian II. Masing-masing bagian terdiri
dari 100 butir, lembar jawaban terpisah
(2) Aspek yang diukur Respon subjek terhadap tugas-tugas atau pekerjaan
yang menyangkut kecepatan persepsi (dari stimulus yang bersifat
sederhana), kecepatan respon terhadap kombinasi huruf dan angka, ingatan
yang sifatnya sesaat (momentary retention)
(3) Sajian Individual dan klasikal
(4) Waktu 3 menit untuk bagian I dan 3 menit untuk bagian II. ditambah
waktu pemberian instruksi 5-10 menit. Karena tes ini merupakan tes
kecepatan, maka sebelum testi mengerjakan tes, tester harus yakin bahwa
testee sudah paham dengan apa yang harus ia kerjakan.
(5) Tujuan Untuk konseling sekolah (siswa yang mendapatkan skor rendah
pada tes ini kemungkinan mengalami kesulitan dalam kecepatan dan
presisi), atau untuk seleksi para pelamar pekerjaan tertentu. Karena tes ini
dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitas seseorang dalam
mengerjakan tugas rutin yang melibatkan persepsi dan pemberian tanda-
tanda, maka utamanya tes ini dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan
clerical.
(6) Cara pemberian skor Skor hanya diberikan pada bagian II saja. Bagian I
tidak diskor karena dianggap latihan. Skor total adalah jumlah soal yang
dikerjakan dengan benar.

2.6 KLASIFIKASI HASIL TES DAT


1. Verbal Reasoning

15
a) Sejauh mana kemampuan individu mengekspresikan ide dalam kata-kata
(verbal)
b) Sejelas apa individu dapat berpikir dan menalar dengan kata-kata
2. Numerical Reasoning
a) Sebaik apa individu dapat memahami ide dalam angka
b) Sejelas apa individu dapat berpikir dan menalar dengan angka-angka
3. Abstract Reasoning
a) Sebaik apa individu memahami ide dalam bentuk non-verbal dan non-
angka
b) Sejauh mana individu mampu memikirkan persoalan tanpa panduan verbal
4. Perceptual speed and accuracy
a) Seberapa cepat dan akurat individu dapat mengerjakan paperwork dan
pekerjaan yang bersifat administrative
5. Mechanical Reasoning
a) Seberapa mudah individu menangkap prinsip umum dalam ilmu fisika
yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari
b) Seberapa mampu individu memahami aturan sederhana dari mesin, alat
gerak
6. Space Relations
a. Sebaik apa individu dapat memvisualisasikan atau membentuk gambaran
mental dari objek solid dengan melihat rancangan pada kertas datar (2
dimensi)
b. Seberapa mampu individu berpikir dalam 3 dimensi
7. Language Usage
a) Part I- Spelling Seberapa mampu individu menyadari benar dan salahnya
pelafalan dalam kata-kata bahasa Inggris
b) Part II- Sentences Seberapa mampu individu menggunakan bahasa Inggris

2.7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES DAT


A. Kelebihan Tes DAT
a) Tes diberikan dalam waktu yang relatif singkat (maksimal 2 minggu)
b) Jadwalnya teratur (biasanya pagi saat masih fresh dan minum
gangguan)

16
c) Tes disajikan secara menarik
B. Kekurangan Tes DAT
a) Dengan menggunakan tes ini belum pasti bahwa kita telah memahami
kondisi psikologis seseorang secara komprebensif.
a) Tes bakat hanya mengukur sample prilaku yang ditunjukkan oleh
sample butir tes.

2.8 ADMINISTRASI TES : ALAT, WAKTU, DAN CARA PENGERJAAN


A. Alat dan Waktu
a) Buku Tes 1: penalaran verbal, kemampuan angka, penalaran abstrak, dan
lain-lain
b) Lembar jawaban ada 2 bentuk : manual dan untuk computer
c) Pensil: runcing, 2 buah (1 cadangan), 2B untuk computer
d) Kunci Jawaban
e) Individual rapport form laporan informasi hasil tes DAT
B. Cara Pengerjaan
a. Langkah-Langkah Pelaksanaan Tes DAT
 Pengantar: Bentuk rapport yang baik, beri tahu tujuan tes, bangkitkan motivasi
agar tes dikerjakan sungguh-sungguh dan baik. Tester mengatakan: “Tes ini
bisa dikerjakan oleh semua orang, tidak perlu memiliki kemampuan khusus
untuk menjalankan tes ini”. Tester tidak boleh langgar batas waktu.
 Alat Tulis: Pensil runcing (1 cadangan, 2B untuk komputer). Tester boleh
sediakan / beri pengumuman sebelum hari tes.
 Lembar Jawaban + Buku Tes. Didistribusikan: Lembar jawaban disisipkan di
buku. Beri instruksi : ”jangan membuka buku tes sebelum diperintahkan”.
Kemudian testi diminta untuk mengeluarkan lembar jawaban, lalu beri
instruksi “Tulislah identitas anda” (nama, tanggal, tes, dsb). Beri peringatan
agar buku tidak dicoret-coret.
 Baca Petunjuk (panduan instruksi tes). Baca instruksi / petunjuk tes dengan
suara keras, jelas, dan beri contoh soal/ Pancing testi untuk jawab contoh soal.
Beri kesempatan bertanya. Beri petunjuk cara menjawab.

17
 Waktu: Beri aba-aba mulai + selesai dengan leras dan tegas. Saat selesai,
katakan “Stop! Berhenti Bekerja, letakkan alat tulis anda”. Tester / pengawas
harus kontrol testi dan bergerak ke seluruh ruangan, periksa cara kerja testi.

2.9 Faktor Dari Testee Dan Tester Yang Mempengaruhi Tes


1. Testee

Faktor-faktor yang diungkap oleh tes bakat yaitu ;

a) Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan meng-guna kan


bahasa baik secara lisan atau tulisan.
b) Kemampuan numerical, adalah kemampuan ketepatan dan ke-telitian
memecahkan problem aritmatik/konsep dasar berhitung.
c) Kemampuan spatial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara
tepat.
d) Kemampuan perceptual, adalah kemampuan mengamati dan memahami
gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.
e) Kemampuan reasoning, adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
f) Kemampuan mekanik, adalah kemampuan memahami dua kon sep
mekanik dan fisika.
g) Kemampuan memory, adalah kemampuan mengingat.
h) Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.
i) Kreativitas, adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan
menunjukkan hal yang tidak biasa/istimewa.
j) Kecepatan kerja, adalah kemampuan bekerja secara cepat ter-utama untuk
pekerjan yang rutin.
k) Ketelitian kerja, adalah kemampuan bekerja secara teliti.
l) Ketahanan kerja, adalah kemampuan bekerja secara konsisten.
2. Tester

Pengujian orang-orang dengan latar belakang budaya serta riwayat


pengalaman yang berbeda-beda dan juga para penyandang cacat adalah
keprihatinan yang luas dalam testing standar. Orien-tasi umum ini dicerminkan
dalam berbagai standar individu untuk pengembangan serta penggunaan tes. Di
samping itu, bab-bab khu sus dengan perangkat standar mereka sendiri

18
berhadapan de-ngan isu-isu dalam pengujian orang-orang dengan kondisi tidak
menguntungkan serta perbedaan bahasa.

Sejauh ini pertimbangan paling penting dalam pengujian ber bagai kelompok
sebagaimana dalam semua testing berkaitan dengan penaksiran skor-skor tes.
Perasaan was-was yang paling se-kita mengapa dia melakukan tugas tertentu
sebagaimana dia mela-kukannya. Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu
meneliti latar belakang, motivasi dan lingkungan berkaitan lainnya. Tes juga tidak
bisa memberitahu bagaimana mungkin seorang anak yang dalam hal budaya atau
pendidikan tidak diuntungkan, bisa berkembang jika ia dibesarkan dalam situasi
yang lebih baik. Lagi pula tes tidak bisa memberikan kompensasi untuk
penyimpangan budaya demi menghapuskan efek-efeknya dari skor tes yang
bersangkutan. Sebalik nya, tes seharusnya mengungkapkan efek-efek seperti itu
se-hingga langkah-langkah perbaikan bisa dilakukan.ring muncul sehubungan
dengan penggunaan tes pada anggota ke- lompok minoritas berasal dari salah
penaksiran atas skor-skor. Jika peserta tes minoritas memperoleh skor yang
rendah pada sebuah tes bakat atau skor yang menyimpang pada sebuah tes
kepribadian, adalah penting untuk menyelidiki mengapa ia mendapatkan skor itu.

Contohnya, skor yang rendah pada tes aritmatika bisa diakibatkan oleh
motivasi mengikuti tes yang rendah, kemampuan membaca yang buruk,
pengetahuan yang tidak memadai tentang aritmatika, diantara berbagai
kemungkinan alasan lainnya. Perhatian juga harus diberikan pada jenis norma
yang digunakan dalam mengevaluasi skor-skor individu.Tes dirancang untuk
menunjukkan apa yang dapat dilakukan seorang individu pada waktu tertentu. Tes
tidak bisa memberitahu

2.10 Kode Etik Penggunaan Tes


1. Pemilihan Tes
a) Klien hendaknya terlibat dalam proses pemilihan tes, supaya tidak ada
unsur pemaksaan dalam pemberian tes oleh koselor.
b) Alasan para klien untuk menginginkan tes, maupun pengalaman masa lalu
dengan tes, hendaknya dieksplorasi.

19
c) Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada klien dan orang
tua mengenai alasan digunakannya tes disamping arti dan kegunaannya.
Seorang klien harus disadarkan bahwa tes hanya alat dan alat yang tidak
sempurna. Sebagai cara untuk mencapai tujuan, tes tidak dapat memberi
“jawaban”, tes hanya memberi informasi tambahan yang dapat digali
dalam konseling dan digunakan dalam menghadapi keputusan tertentu.
d) Konselor seharusnya menjelaskan tujuan tes dan menunjukkan
keterbatasan tes. Peranan ini berarti bahwa konselor mempunyai
pemahaman yang baik mengenai apa tes itu dan mengapa dia
mengambilnya. Hal lain yang perlu dipahami konselor adalah faktor
kultural, gender, etnik, ekonomi yang dapat mempengaruhi skor tes.
e) Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau
ciri kepribadian subyek untuk kepentingan layanan.
f) Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau
petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut.
2. Wewenang Pemberian Tes

Testing hanya bisa diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan


dan menafsirkan hasilnya. Konselor yang berwenang adalah konselor yang telah
menempuh pendidikan sertifikasi tes dalam bimbingan dan konseling. Dalam
memberikan tes, konselor harus sadar bahwa hasil tes bukan hanya skor yang
seharusnya diberikan kepada klien, tetapi dan terlebih maknanya yang harus digali
dalam menafsirkan hasil. Konselor seharusnya bersifat netral, menahan diri dari
memberi penilaian sebanyak mungkin dan membiarkan klien merumuskan makna
dan kesimpulan mereka sendiri.

3. Penggunaan Hasil Tes


a) Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah
diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil
testing wajib diperlakukan setara dengan data dan informasi lain tentang
klien.
b) Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada
hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien.

20
2.11 Pemaknaan Dan Penggunaan Data Hasil Tes Dalam Layanan Bk
Penggunaan Tes Bakat dalam Program Layanan Bimbingan dan Konseling

Bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa
perlu sekai digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan
bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program
layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman
diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat
perencanaan dan keputusan kariernya di masa depan.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Differential Aptitude Test (DAT), dikembangkan pada tahun 1947 dengan
memandukan prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap
kemampuan (ability) pria dan wanita pada siswa kelas IX SMP sampai dengan
siswa kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan
karir.

Tes ini dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan mental dari
beberapa faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak
pula hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur.
DAT memiliki 8 subtes, yaitu : 

a) Verbal Reasoning (VR)


b) Numerical Ability (NA)
c) Abstract Reasoning (AR)
d) Space Relation (SR)
e) Mechanical Reasoning (MR)
f) Clerical Speed And Acurary (CSA)
g) Language Usage -Part I : Spelling (LU-I : Sp)
h) Language Usage – Part II : Grammar (LU-II : Gr)

3.2 Saran
Dalam mempelajari Differential Aptitude Test (DAT)/Tes Bakat
Pembedaan, akan sangat membutuhkan banyak referensi/sumber agar hasil yang
didapatkan bisa memuaskan para pembaca. Maka dari itu kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran dari Ibu dosen dan teman-teman untuk
menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah kami ini dapat
berguna dan menambah wawasan untuk kita semua terutama bagi pemakalah.

22
23
DAFTAR PUSTAKA
Husni, Desma & Hijriyati Cucuani.2013.Pengukuran Minat dan Kepribadian.
Pekanbaru:Al Mujtahadah Press.

Kaplan Robert M & Dennis P Saccuzzo.2012. Pengukuran Psikologi Prinsip,


Penerapan,dan Isu.Jakarta: Salemba Humanika.

Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press

Kurniadi, Dede Dan Yani, Erwan. 2015. Perancangan Arsitektur Untuk


Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Program Studi Perguruan Tinggi
Menggunakan

Differential Aptitude Test (DAT). Jurnal Wawasan Ilmiah Manajemen dan


Teknik Informatika, Volume 7, Nomor 12.

Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Analisis Tes Psikologis:


Teori & Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Anastasi. A. 2003. Psychological Testing. Jilid I dan II. Edisi Bahasa


Indonesia. Jakarta : PT Indek Gramedia Grafindo.

Nurhayadi, Muhammad. 2009. Tes Bakat. sekarpsikologi.blogspot.com. 03


Juni 2009 Jam 02:56.

Purwanto, Ngalim. 2009. Perbedaan – Perbedaan Dalam Bakat.


psikologi45.blogspot.co.id. 09 Januari 2014. Jam 06. 54

24
25

Anda mungkin juga menyukai