Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TES bakat

Dosen pengampu :Hasta purna putra M.Pd

Di susun oleh :

Jeni veronika (18641014)

JURUSAN BIMBINGAN DAN


KONSELING ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya hasil laporan ini yang berjudul
KONSEP DASAT TEST BAKAT

Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar kami atas segala bimbingan,
ilmu, dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Apabila ada kekurangan dan kesalahan pada laporan hasil wawamcara ini saya mohon
maaf dan saya mengharapkan kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman

Curup,22, maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................3
B. Rumusan masalah..............................................................................3
C. Manfaat penulisan..............................................................................4

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Pengertian dan konsep test Bakat.....................................................5


B. Syarat syarat dan dasar dasar test bakat............................................6
C. Pengadministrasi dan pengolahan test bakati....................................8
D. Pengunaan hasil bakat dalam kaitannya dengan BK.........................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................14
B. Saran .................................................................................................14

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk paling sempurna diantar makhluk makhluk ciptaan
alllah swt. Diberikan daya cipta, rasa, dan karsa yang memungkinkan manusia untuk
berbuat lebih besar dari otak mereka yang kecil. Kekuatan keterampilan itulah yang
sering disebut dengan bakat. Manusia yang mempunyaibakatb tinggi, tentulah mereka
lebih unggul dari pada manusia lainnya dari pada manusia yang meiliki bakat yang tidak
tiketahui. bakati merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, bukan timbul secara
tiba tiba. Yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. bakat
juga dapat dipahami dengan kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan
penyesuan terhadap situasi atau manusia.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Apa Pengertian dan konsep test bakat?
2. Bagaimana Syarat syarat dan dasar dasar test bakat?
3. Bagaimana Pengadministrasi dan pengolahan test ibakat?
4. Bagaimana Pengunaan hasil test bakat dalam kaitannya dengan BK?
C. Tujuan masalah
Adapun tujuan masalah dari pembuatan makalh ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengertian dan konsep test bakat


2. Mengetahui Syarat syarat dan dasar dasar test bakat
3. Mengetahui Pengadministrasi dan pengolahan test bakat
4. Mengetahui Pengunaan hasil test intelegnsi dalam kaitannya dengan

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN KONSEP TES BAKAT
Menurut (azwar, 2007) tes dalam dunia psikologi berkaitan dengan pengukran
dan evaluasi. Berkaitan dengan itu objek pengukuran adalah atribut spikologis dan
sampel prilaku yang tampak adalah hal yang dapat diukur srcara langsung. Sedangkan
menurut suryabrata (1993) adalah pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab dan atau
perintah yang harus dijalankan yang berdasarkan atas bagaimana teste menjawab. Jadi tes
adalah suatu tugas atau drangkaian tugas, dalam bentuk pertanyaan pertanyaan atau
perintah perintah. Untuk dijawab dan dilaksanakan, hasil test tersebut dapat
dibandingkan.
Sedangkan istilah bahasa inggirs bakat disebut talent. Bakat adalah suatu konsistensi
karakteristik yang menunjukan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai
pengetahan khusus dengan latihan. Definisi bakal yang ditegakan dalam koridoe gugus
utama umumnya mnegaju pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from god,
dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Yakin dan percayalah bahwa setiap insan dimuka
bumi ini telah memiliki bakat berupa anugrah dari sang pecipta. William B. Michel
mengartikan bakat sebagai kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas yang
sedikit sekali tergantung pada latihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa test bakat adalah
kegiaatan test yang digunakan untuk mengungkapkan bakat seseorang yang juga
merupakan intlegensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses
pendidikan dapat diarahkan pada bidang bidang yang sesuai, sehingga akan lebih mudah
mencapai hasil. Test bakat yang dirancang untuk mengungkapkan prestasi belajarsiswa
pada bidang tertentu dinamakan scholastic aptitude test dan yang dipakai dibidang
pekerjaan adalah vocational aptitude test dan inventory. Adapun macam macam test
bakat adalah sebagai berikut:
1. Differential Aptitude Test (DAT) Seri test multiple bakat Differential Aptitude
Test (DAT), yang dalam Bahasa Indonesia dapat dipakai istilah Tes Perbedaan
Bakat, merupakan salah satu seri tes multiple bakat yang paling banyak dipakai
dalam bidang pendidikan dan kerja.
2. General Aptitude Test Battery (GATB) GATB dikembangkan oleh The United
State Employment Services (USES) pada tahun 1947. Pada revisi GATB be
rikutnya, sejumlah tes dikurangi menjadi 12 tes dan fak tor nya menjadi 9
macam, yang menurut terminology Thurs tone sebagai 9 PMA atau kemampuan
primer, yang masing-masing dianggap sebagai bakat. Pada kemampuan FD dan
MD diukur dengan empat macam tes yang menggunakan perlengkapan teknis
sederhana, termasuk tes performans, sedangkan kemampuan lainnya merupakan
tes verbal (paper-pencils test). Bentuk-bentuk alternatif dari tujuh tes yang
pertama untuk mengukur faktor-faktor General Learning Ability melalui Clerical
Perception. Seluruh seri tes GATB memerlukan waktu dua setengah jam.
3. Flanagan Aptitude Classifi cation Test (FACT) Dirancang oleh J.C.Flanagan
dari USA. Adapun tujuannya adalah: a. Untuk memperoleh sistem klasifi kasi
bakat dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang dalam tugastugas
tertentu. b. Sebagai alat baku untuk memprediksi kesuksesan bekerja
berdasarkan bakat. c. Untuk merencanakan program latihan dalam rangka
bimbingan karier. d. Sebagai alat seleksi dan penempatan karyawan di pabrik
dan di kantor-kantor administrasi. e. Membantu perencanaan pendidikan
berdasarkan pengem- banga n bakat.
4. Armed Services Vocational Aptitude Battery (ASVAB) 1) Arithmatic Reasoning
2) Numerical Operations 3) Paragraph Comprehension 4) Word Knowledge 5)
Coding Speed 6) General Science 7) Mathematics Knowledge 8) Electronics
Information
5. Scholastic Aptitude Test (SAT) 1) Tes ini terdiri dari dua,yaitu: a)
Verbal,meliputi: b) Antonyms c) Analogies d) Sentences Completions e)
Reading Comprehension 2) Mathematics, meliputi: a) Reguler Mathematics b)
Quantitative Comparisons
6. Single test: Tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya
mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara
7. lain: tes sensory, tes artistik, tes klerikal, tes kreativitas, tes kreaplin/ Pauli, dan
motor dexterity.

Konsep dasar dari test bakatini berawal dari teori teori pengukuran kemampuan manusia
yang mengunakan analisis factor. Pelaornya adalah spearman dengan two factor theory.
Teori ini mengatakan bahwa kemampuan manusia didasari oleh factor G dan factor S
yang berbeda disetiap prilaku.
B. Prinsip prinsip test bakat
1. Factor genetic : factor yang mendukung yang berasal dari orang tuanya atau
dapat dikatakan sebagai anak mendapat pewarisan bakat yang dimiliki oleh ayah
ibunya.
2. Factor lingkungan: lingkungan keluarag tempat awal untuk mengetahui bakat
anak dan menjadikan ajang pelatihan bakat yag ada pada diri anak
3. Lingkungan social : suatu lingkungan pasti berhubungan dengan banyak oranf tau
masyarakat. Anak dapat mengembangkan bersama masyarakat. Anak dapat
mengembangkan bersama masyakarakat, sehingga anak leih berbakat dalam
mengembangkannya
C. Syarat syarat dan dasar dasar penyusunan tes bakat
Adapun syarat syarat test bakat yang baik itu adalah sebagai berikut:
1. Keandalan (validitas) suatu test dappat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurannya, yang sesuai dengan maksud
berkenaan test tersebut. Konsep validitas adalah keceematan pengukuran dalam test
tersebut.
2. Keterandalan (reliabilitas) artinya, hasil ukur yang dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil
relative yang sama, jikala aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Untuk mengukur reliabilitas dapat dilakukan dengan memperoleh dua nilai
orang yang sama pada test yang sama yakni dengan cara mengulang atau dengan
memberi 2 bentuk test yberbeda dan setara
Adapun dasar dasar penyusunan test bakat yaitu sebagai berikut:
1. Mendefinisikan tes
Mendefinisikan tes adalah membatasi skup dan tujuannya, serta tahu perbedaan alat
ukur yang akan dibuat dengan alat ukur-alat ukur psikologis yang ada sebelumnya.
Akan siasia jika kita membuat alat ukur yang skup dan tujuannya sama dengan tes
sebelumnya dan alasan apa yang membuatnya menyusun tes tersebut. Salah satu
contoh tes yang menyatakan bahwa tes yang disusun oleh penegmbangnya itu
berbeda dengan tes-tes yang ada sebelumnya adalah Kaufman Assessment Battery for
Children (K-ABC).
2. Memilih Metode

Skala Ada banyak skala psikologi yang dikembangkan selama ini. Tujuan tes psikologi
adalah penugasan angka-angka kepada jawaban-jawaban tes sehingga jawaban itu
bisa dinilai baik atau buruk dari apa yang diukur. Aturan penandaan angka itu disebut
dengan metode skala. Pemilihan skala tergantung kepada kecocokan skala itu dengan
apa yang diukur, jadi tidak ada istilah “bahwa skala yang satu lebih baik dari skala
yang lain”. Dalam skala ini memerlukan pemahaman yang baik bagi penyusun tes
tentang level pengukuran. Seperti yang telah kita bahas di bab sebelumnya bahwa
dalam pengukuran ada empat level pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval dan
rasio. Dengan paham level pengukuran ini akan mendukung penyusun dalam
melakukan analisis statistik. Misalnya, ketika dia melakukan korelasi dua variabel,
dia bisa memilih teknik korelasi apa yang harus dipilih yang sesuai dengan level
pengukuran dari variabel yang diukur. Berikut adalah uraian sekilas dari metode skala
yang pernah dikembangkan oleh ahli pengukuran psikologi.

3. Merevisi Item

Tujuan analisis item adalah mengetahui item-item yang tidak produktif sehingga
bisa direvisi. Item-item yang direvisi adalah item-item yang masih ditoleransi
kesalahannya. Misalnya item yang korelasi item totalnya 0,1,5 - 0,2. Jadi item yang
memiliki korelasi dibawah itu atau negatif adalah item yang harus dibuang tanpa ada
pertimbangan untuk direvisi. Setelah item-item direvisi dilakukan sekali uji coba kedua
pada sampel lain yang memiliki karakteristik yang sama. Jika perubahan indeks analisis
item tidak jauh berbeda dari ujicoba pertama dan kedua maka item-item dianggap
memuaskan, tapi jika perubahannya besar maka diperlukan lagi ujicoba yang ketiga atau
bahkan yang keempat jika memang dianggap belum memuaskan. Feedback dari peserta
tes Feedback dari peserta tes merupakan sumber informasi yang penting merevisi sebuah
tes. Feedback ini bisa mencakup apa yang dirasakan peserta tes ketika diminta menjawab
tes tersebut. Hal-hal ini bisa meliputi:

1) Kondisi pengetesan
2) Kejelasan instruksi tes
3) Kenyamanan dalam menggunakan lembar tes
4) Ketersedian waktu yang cukup
5) Tingkat kesulitan tes yang wajar
6) Tingkat penebakan
7) Kecurangan oleh peserta tes

D. Pegadministrasian dan pengolahan hasil test bakat


1. Administrasi DAT (Differential Aptitude Test)
Seri DAT harus disajikan secara menarik, menghindari suasana monoton supaya
tidak membosankan dan melelahkan. Atas dasar ini maka seri tes DAT dapat
disajikan dengan bervariasi sebagai berikut:
1) Model pengetesan satu hari
Pengetesan subjek dilakukan dalam satu hari, dengan urutannya
adalah VR, SR, LU, AR, CSA, NA, dan MR. Tentulah diberikan waktu
istirahat ditengah-tengahnya.
2) Model pengetesan dua hari Ditentukan urutannya sebagai berikut: Hari I :
VR, SR dan LU b.
Hari II : MR, CSA, AR, dan NA
3) Model pengetesan 3 hari
Hari I : VR dan SR
Hari II : LU dan AR
Hari III : NA, CSA, MR

Instruksi mengerjakan tes akan dibacakan oleh tester setelah setiap testee
menerima lembar jawaban, mengisi identitas pada lembar jawaban dan buku soal telah
diterima. Testee diminta membaca dalam hati mengenai petunjuk cara mengerjakan tes
dan tester mem- bacakan dengan suara keras tetapi tidak tergesa. Kemudian tester
bertanya pada testee jika ada pertanyaan. Seandainya ada pert anyaan dari testee
hendaknya tester membacakan kembali petunjuk tersebut secara jelas dan tidak tergesa.
Testee dipersilahkan me ngerjakan setelah cukup jelas memahami petunjuk mengerjakan
tes.

2. Administrasi General Aptitude Test Battery (GATB)


GATB dikembangkan oleh The United State Employment Ser- vices (USES) pada
tahun 1947. Pada revisi GATB, sejumlah tes dikurangi menjadi 12 tes dan faktornya
menjadi 9 macam, yang menurut terminology Thurstone sebagai 9 PMA atau
kemampuan primer, yang masing-masing dianggap sebagai bakat. Dengan acu an teori 9
PMA tersebut , maka disusunlah 12 macam subtest, yakni:

a.Tes Perbandingan Nama : lama waktu mengerjakannya 6 menit dan skor


maksimal 150.
b. Tes Komputasi : lama waktu mengerjakannya 6 menit dan skor maksimal
50
c.. Tes Tiga Dimensi : lama waktu mengerjakannya 6 menit dan skor
maksimal 40.
d. Tes Perbendaharaan Kata : lama waktu mengerjakannya 6 menit dan skor
maksimal 60.
e.Tes Memasangkan Alat (Matching tool) : lama waktu mengerjakannya 5
menit dan skor maksimal 49
i. Tes Aritmatik : lama waktu mengerjakannya 7 menit dan skor maksimal 25.
j. .Tes Memasangkan Bentuk (Matching Form) : lama waktu mengerjakannya
6 menit dan skor maksimal 60.
k. Tes Membuat Tanda (Mark Making) : lama waktu mengerjakannya 1
menit + 20 detik untuk latihan dan skor maksimal 130.
l. Tes Meletakkan (Place Test) : terbagi atas tiga bagian dengan wak tu
mengerjakan 90 detik. 10. Tes Membalik (Turn Test) : terdiri atas tiga
bagian dengan waktu mengerjakan 90 detik.
m. Tes Merakit (Assembling) : waktu mengerjakan 90 detik
n. . Tes Mengurai (Dis assembling) : waktu mengerjakan 90 detIK

3. Administrasi Flanagan Aptitude Classification Tests (FACT)


Cara penyajiannya dengan memakai dua sesi, yakni sesi pertama nomor
subtes 1 sampai dengan 8 dengan selang waktu 10 men it setelah tes yang kedua.
Sesi kedua mengujikan tes nomor 9 sampai nomor 14, dengan selang waktu 10
menit setelah tes 11 selesai. Supaya pengetesan berjalan lancar, maka tester harus
menguasai admi nistrasinya (membaca pedoman) secara teliti.
Tester membaca petunjuknya secara jelas dan jika ada pertanyaan dari testee,
seyogyanya petunjuk yang ditanyakan dibaca kembali.

4. Administrasi Kelompok Single Test


Tes kreativitas pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977
ialah tes kreativitas verbal (mengukur kemampuan berpikir divergen) dan skala
sikap kreatif (Munandar, 1977). Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan
model struktur intelek dari Guilford sebagai kerangka teoritis. Tes ini terdiri dari
enam sub tes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir divergen,
dengan dimensi konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam dimensi
produk. Setiap sub tes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif.
Kreativitas atau berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai suatu
proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, orisinal dalam berpikir.

Adapun pengelohan hasil test bakat itu sebagai berikut:

Adapun pengelohan dari hasil tes DAT (tes berhitung, tes penalaran, tes pola, tes
pengertian mekanik, tes cepat dan teliti), 3 sub tes GATB (tes ruang bidang, tes
mempersamakan perkakas, tes kecekatan jemari), 8 sub tes FACT (tes kode dan ingatan, tes
merakit obyek, tes sekala dan grafi k, tes pemahaman, tes mengutip, tes komponen, tes tabel,
tes ungkapan), tes kreativitas dan tes Kraeplin.

1. Tes berhitung

Cara pemberian skor pada tes ini adalah jumlah jawaban yang benar diberi nilai 1
(satu) sedangkan jawaban yang salah diberi nilai 0. Norma yang ada dapat menggunakan
norma standar sebelas, norma persentil, norma T dan norma huruf. Norma untuk tes
berhitung dapat menggunakan norma berdasarkan kelompok subyek yang dites yang dapat
dibuat sendiri. Dan norma tes berhitung yang biasa dipakai oleh mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk praktikum tes bakat adalah norma
huruf yang dibuat berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu :

A = (mean + 1,8 SD) ke atas

B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),

C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),

D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan

E = (mean – 1,8 SD) ke bawah.

Jika diubah ke dalam angka dan sebutan, maka artinya adalah sebagai berikut :

A = 4,00 = Tinggi

B = 3.00 = Agak Tinggi

C = 2.00 = Sedang

D = 1.00 = Agak Rendah

2. . Tes penalaran

Cara pemberian skor pada tes penalaran adalah jika jawaban sesuai dengan kunci
jawaban diberi skor 1 (satu), bila tidak sesuai diberi skor 0 (nol), sehingga skor
tertinggi = 50. Rumus pemberian skor kasar = R - ¼ W (jumlah yang benar dikurangi
¼ kali jumlah yang salah). Norma untuk tes penalaran dapat menggunakan norma
kelom pok subyek yang dites yang dapat dibuat sendiri. Dan norma tes penalaran
yang biasa dipakai oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto untuk praktikum tes bakat adalah norma huruf yang dibuat berdasarkan
nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu :

A = (mean + 1,8 SD) ke atas

B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),

C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),


D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan

E = (mean – 1,8 SD) ke bawah.

Jika diubah ke dalam angka dan sebutan, maka artinya adalah sebagai berikut :

A = 4,00 = Tinggi

B = 3.00 = Agak Tinggi

C = 2.00 = Sedang

D = 1.00 = Agak Rendah

E = 0,00 = Rendah

3. Tes pola Tes


pola diskor dengan cara salah dan benar menurut kunci jawaban yang
tersedia. Skor akhir ialah jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah jawaban
yang salah (rumus = R – W), skor maksimal 100.
4. Skoring tes
pengertian mekanik ialah apabila sesuai dengan kunci jawaban diberi skor
1 (satu), bila idak sesuai diberi skor 0 (nol), sehingga skor tertinggi = 68. Rumus
pemberian skor kasar = R – ½ W (jumlah benar dikurangi ½ kali jumlah yang
salah). Norma untuk tes pengertian mekanik dapat menggunakan nor ma
kelompok subyek yang dites yang dapat dibuat sendiri. Dan norm a tes pengertian
mekanik yang biasa dipakai oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto untuk praktikum tes bakat adalah norma huruf yang
dibuat berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu :
A = (mean + 1,8 SD) ke atas
B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),
C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),
D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan
E = (mean – 1,8 SD) ke bawah
Jika diubah ke dalam angka dan sebutan, maka artinya adalah sebagai
berikut :
A = 4,00 = Tinggi
B = 3.00 = Agak Tinggi
C = 2.00 = Sedang
D = 1.00 = Agak Rendah
E = 0,00 = Rendah

Cara pemberian skor pada tes cepat dan teliti adalah skor hanya diberikan pada
bagian II saja, bagian I tidak diskor (dianggap sebagai latihan). Sekor total ialah jumlah
soal yang dikerjakan dengan benar. Norma untuk tes cepat dan teliti dapat menggunakan
norma kelompok subyek yang dites yang dapat dibuat sendiri. Dan nor ma tes cepat dan
teliti yang biasa dipakai oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto untuk praktikum tes bakat adalah norma huruf yang dibuat berdasarkan nilai
Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu :

A = (mean + 1,8 SD) ke atas

B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),

C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),

D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan

E = (mean – 1,8 SD)

ke bawah. Jika diubah ke dalam angka dan sebutan, maka artinya adalah sebagai
berikut :

A = 4,00 = Tinggi

B = 3.00 = Agak Tinggi


C = 2.00 = Sedang

D = 1.00 = Agak Rendah

E = 0,00 = Rendah

5. Tes ruang bidang

Skoring tes ruang bidang adalah dengan cara skor yang diperoleh oleh seorang
testee sebagai penjumlahan dari jawaban yang betul. Norma untuk tes ruang bidang dapat
menggunakan norma kelompok subyek yang dites yang dapat dibuat sendiri. Dan norma
tes ruang bidang yang biasa dipakai oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto untuk praktikum tes bakat adalah norma huruf yang dibuat
berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu :

A = (mean + 1,8 SD) ke atas

B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),

C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),

D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan

E = (mean – 1,8 SD) ke bawah.

Jika diubah ke dalam angka dan sebutan, maka artinya adalah sebagai berikut :

A = 4,00 = Tinggi

B = 3.00 = Agak Tinggi

C = 2.00 = Sedang

D = 1.00 = Agak Rendah

E = 0,00 = Rendah

6. Tes mempersamakan perkakas


Cara pemberian skor pada tes mempersamakan perkakas adalah berdasar
pada jawaban yang benar.
7. Tes kecekatan jemari
Cara menyekor tes perakitan (assemble) adalah dengan mencatat jumlah
baut dan ring yang terpasang oleh testee. Jadi tester akan menghitung jumlah baut
dan ring yang dimasukan ke dalam lubang di bagian bawah papan ditambah dari
jumlah baut yang jatuh. Sedangkan pada pembongkaran (dissamble) yang perlu
dicatat adal jumlah baut yang sudah dibongkar untuk dipasang di papan atas dan
jumlah ring yang dimasukkan kembali ke tiang.
8. Tes kode dan ingatan
Cara pemberian skor pada tes sandi yaitu skor jumlah yang benar. Jumlah
skor tertinggi yang mungkin 150. Sedangkan cara pem berian skor tes ingatan
yaitu skor jumlah jawaban yang benar. Jumlah skor tertinggi yang mungkin 25.
Norma untuk Indonesia sejauh ini belum ditegakkan secara jelas. Norma asli yang
ada disusun berdasarkan ’stamina’ dari skor performance siswa senior di
Pittsburgh Public High Schools. Khusus tes menyandi dianggap penting dalam
kesuksesan kerja sebagai akuntan dan klerk. Tes ingatan penting bagi pekerjaan
seperti akuntan, bussiness, klerk, profesor humanitas, ahli hukum, perawat,
dokter, salesperson, dan waiter. Interpretasi skor harus dilihat dalam konteknya
dengan sub tes lain secara keseluruhan berdasarkan suatu profi le. Norma
interpretasi ada dalam bentuk asli, namun harus diingat bahwa jenis pekerjaan
yang dikemukakan dalam norma tersebut, selain terbatas jumlahnya, juga tidak
selalu sesuai dengan deskripsi pekerjaan sejenis yang ada di Indonesia
9. Tes merakit obyek
Cara pemberian skor yaitu didasarkan pada jawaban yang benar. Skor
tertinggi yang mungkin dicapai adalah 20. Bilamana terdapat dua tanda silang
(tanda pilihan jawaban) maka nomor soal yang bersangkutan dinilai nol.
10. Tes pemahaman
Cara pemberian skor pada tes pemahaman ialah skor subyek yang dihitung
adalah jumlah jawaban yang benar sesuai dengan kunci jawaban. Norma untuk tes
ini dapat menggunakan norma berdasarkan kelompok subyek yang dites yang
dapat dibuat sendiri. Dan norma tes pemahaman yang biasa dipakai oleh Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto adalah norma huruf yang
dibuat berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), yaitu;
A = (mean + 1,8 SD) ke atas
B= (mean + 0,6 SD) sampai (mean + 1,8 SD),
C = (mean – 0,6 SD) sampai (mean + 0,6 SD),
D = (mean – 1,8 SD) sampai (mean – 0,6 SD), dan
E = (mean – 1,8 SD) ke bawah
E. Pengunaan hasil test intelegensi dalam kaitannya dengan layanan bk
1. Untuk mengetahui potensi diri, dengan menhgetahui bakat yang dimiliki, kita jadi
tahu potensi kita dan bias dikembangkan
2. Untuk merencanakan masa depan, dengan mengetahi bakat yang dimiliki, kita
bias merencanakan mengembangkan dengan demikian juga turut merencanakan
3. Untuk menentukan tugas atau kegiatan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki,
kita boisa lakukan sesuai dengan bakat yang dimiliki

Penggunaan tes bakat dalam pelayanan bimbingan konseling tidak hanya


melibatkan konselor sebagai pelaksanan kegiatan bimbingan konseling, tetapi juga pihak-
pihak lain yang juga terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Hasil tes bakat
yang diperoleh dapat dipergunakan oleh berbagai pihak disekolah yaitu:

a) Sekolah, tes bakat dapat digunakan untuk menyaring calon siswa yang akan diterima
atau untuk menempatkan siswa pada jurusan tertentu, dan juga mengidentifikasi
siswa yang memiliki IQ di atas normal.
b) Guru, tes bakat dapat digunakan untuk mendiagnosa kesukaran pelajaran dan
mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan setara.
c) Konselor, tes bakat dapat digunakan untuk membuat diagnosa siswa, untuk
memprediksi hasil siswa dimasa yang akan datang, dan juga sebagai media untuk
mengawali proses konseling.
d) Siswa, tes bakat dapat digunakan untuk mengenali dan memahami dirinya sendiri
dengan lebih baik, dan mengetahui kemampuannya.
e) Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
f) Membantu memahami sebab terjadinya masalah
g) Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang
rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Dewa ketut sukardi. 1997. Test psikologis dalam penyelengaraan bimbingan dan konseling.
Rineka cipta :Jakarta

Smart, D. W.& Smart, J. F. (2006). “test intelegency :intelligence test in the worid of
psiychology”. Journal of test intelegency. 84 (1).
Muhammad toha (2004). Imtelegensi manusia :penyusunan intrumentasi test.: test intelegensi
dan test minat bakat 56(1)

Johnm W. 2011. Psikologi pendidikan. Kencana : Jakarta

Ratna wulan.(1996). ‘SPM untuk mengukur intelegensi.dan bakat Jurnal psikologi. 2(1)

Gregory, R.J. (2013). Test psikologi. Erlangg: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai