Anda di halaman 1dari 16

Problem

Solving

Anindita Karunia
Bella Fanya Rendita
Carina Budiastri
UNDERSTANDING THE
PROBLEM

Langkah awal dalam pemecahan masalah adalah


1. memahami masalahnya,
2. memilih strategi untuk menyelesaikannya dengan
beberapa pendekatan pemecahan masalah,
3. Selanjutnya kita akan memeriksa beberapa faktor yang
memengaruhi pemecahan masalah yang efektif, dan
4. menemukan solusi baru untuk masalah yang
menantang.
Paying Attention to
Important Information

– Untuk memahami masalah, kita perlu memutuskan


informasi mana yang paling relevan dengan solusi masalah
dan kemudian memperhatikan informasi itu.
– satu tugas kognitif — pemecahan masalah — bergantung
pada aktivitas kognitif lain seperti perhatian, ingatan, dan
pengambilan keputusan.
– proses kognitif saling terkait
Methods of Representing the Problem

– Symbols
1. cara yang paling efektif untuk merepresentasikan masalah abstrak dengan
menggunakan simbol, seperti mempelajari aljabar di sekolah menengah
pertama (Mayer, 2004; Nickerson, 2010).
2. Tantangan utama adalah bahwa pemecah masalah sering membuat
kesalahan ketika mereka mencoba menerjemahkan kata menjadi simbol
(Mayer, 2004).
3. Kesalahan lainnya juga dapat terjadi ketika pemecah masalah mencoba
menerjemahkan kalimat menjadi simbol: Mereka mungkin terlalu
menyederhanakan kalimat, sehingga mereka salah menyajikan informasi
(Mayer, 2004).

– Matrices
Matriks adalah cara terbaik untuk melacak item, terutama jika masalahnya
kompleks dan jika informasi yang relevan bersifat kategorikal (Halpern, 2003).
– Diagrams.
1. Diagram memungkinkan untuk merepresentasikan informasi abstrak secara konkret.
juga membiarkan kita membuang detail yang tidak perlu (Bassok & Novick, 2012; Reed,
2010; Reif, 2008; Schneider et al., 2010).
2. Diagram juga bisa berguna ketika Anda ingin merepresentasikan sejumlah besar
informasi.
3. Lebih jauh, diagram dapat merepresentasikan informasi yang rumit dalam bentuk yang
jelas dan konkret. Akibatnya, Anda memiliki lebih banyak 'ruang mental' dalam memori
kerja Anda untuk menyelesaikan bagian lain dari masalah (Halpern, 2003; Hurley &
Novick, 2006).
4. Diagram juga dapat membantu orang memahami suatu masalah

– Visual Images
gambar visual memungkinkan kita untuk melarikan diri dari batas-batas
representasi tradisional dan konkret. Keterampilan visual-imagery yang baik
juga memberikan keuntungan ketika suatu masalah mengharuskan Anda
untuk membangun suatu figur (Gorman, 2006; Pylyshyn, 2006)
Situated Cognition, Embodied
Cognition, and Problem Solving

– Situated Cognition.
kemampuan kita untuk memecahkan masalah terkait dengan
konteks fisik dan sosial tertentu di mana kita belajar untuk
memecahkan masalah itu (Chiu et al., 2010; Lave, 1997;
Proctor & Vu, 2010; Robertson, 2001 ).

– Embodied Cognition.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kita
memecahkan beberapa jenis masalah lebih cepat atau lebih
akurat jika menggerakkan bagian-bagian tubuh kita.
Problem-Solving Strategies

1. Algoritma
Metode pemecahan masalah yang pasti membuahkan sebuah
solusi pada sebuah masalah, meskipun prosesnya terkadang
tidak efisien
– Salah satu contohnya adalah exhaustive search

2. Heuristic
Peraturan umum yang biasanya benar
 Analogy Approach
 Means-Ends Heuristic
 Hill-Climbing Heuristic
Heuristic: Analogy Approach

– Memecahkan masalah dengan menggunakan solusi yang


digunakan pada situasi yang mirip dan pernah terjadi untuk
membantu menyelesaikan masalah yang baru (problem
isomorph).
– Tantangan metode ini ada pada penentuan “masalah
utama”, orang cenderung terditraksi pada detail yang tidak
relevan.
Means-Ends Heuristic

– Cara ini memiliki dua komponen yang penting:


1. Membagi masalah menjadi beberapa subproblem atau
bagian yang lebih kecil
2. Mencoba mengurangi perbedaan antara keadaan awal
dan tujuan dari masing-masing subproblem
– Cara ini cocok jika kita dibutuhkan untuk mengidentifikasi
“akhir” yang kita ingkinkan
Hill-Climbing Heuristic

– Melibatkan penyelesaian masalah dengan memilih


alternatif cara yang lebih langsung membawa kita pada
tujuan.
– Terkadang, solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah
justru membutuhkan kita untuk menjauh dari tujuan untuk
beberapa saat
Faktor-faktor yang
memengaruhi pemecahan
masalah
– Kedua jenis pemrosesan, bottom-up dan top-down sangat
membantu dalam memecahkan masalah. Pemrosesan
bottom-up lebih menekankan pada informasi tentang
stimulus, seperti tercatat pada sel peka rangsangan kita.
Pemrosesan top-down lebih menekankan pada konsep
pengharapan, dan memori yang diperoleh dari pengalaman
masa lalu. Kedua jenis pemrosesan ini membantu kita
untuk memahami beberapa faktor yang mempengaruhi
pemecahan masalah, yaitu: keahlian, mental set,
functional-fixedness, serta insight dan non-insight
problems.
1. Keahlian (expertise)

– Para ahli psikolog kognitif berpendapat bahwa setidak-tidaknya dibutuhkan


waktu 10 tahun untuk mendapatkan keahlian pada suatu bidang khusus
– Terdapat perbedaan antara para ahli dan pemula dalam memecahkan
masalah, dalam hal sebagai berikut:
1. Latar Belakang Pengetahuan (knowledge base)
2. Memori
3. Pendekatan dalam Pemecahan Masalah
4. Kecepatan dan keakuratan
5. Keterampilan metakognitif
2. Mental Set

– Mental set adalah suatu kebiasaan mental atau kekakuan


pikiran yang menghambat pemecahan masalah yang efektif
– Mental set dapat menghalangi kualitas solusi masalah,
seperti juga kecepatan pemecahan masalah. Mental set
adalah suatu contoh dari kecenderungan yang lebih umum
yang Ellen Langer (1997) menyebutnya sebagai
mindlessness (pemikiran yang kaku).
3. Functional Fixedness

– Functional fixedness berarti fungsi atau kegunaan kita


menandai objek membuat kita lebih cenderung
mempertahankan keadaan yang ada tetap dan stabil.
Akibatnya, kita gagal untuk melihat ciri-ciri suatu stimulus
yang mungkin berguna dalam pemecahan masalah
4. Masalah Insight dan non-
insight

– Pada masalah insight, masalah kelihatan pada awalnya tidak mungkin dapat
diselesaikan, tetapi pendekatan alternatif terkadang masuk dalam pikiran;
sehingga anda secara cepat merealisasikannya untuk memperoleh solusi
yang benar.
– Sedang, masalah non-insight, masalah diselesaikan secara bertahap dengan
menggunakan kemampuan penalaran dan menghimpun prosedur yang
rutin
1. Sifat Alami Insight (The Nature of Insight)
2. Metakognisi selama Pemecahan Masalah
3. Saran Tentang Pemecahan Masalah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai