CFIT/IST, A1, DAT (A3, A5, B3, C4, D4), Kraeplin, RMIB, dan Minat SMA
Dibuat oleh:
Yunissa Meganingtyas
17/413003/PS/07458
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN ASESMEN BAKAT
A. Identitas Subjek
I. Nama : Yunissa Meganingtyas
II. TTL : Bogor, 9 Juni 1999
III. Usia : 19 Tahun
IV. Jenis Kelamin : Perempuan
V. Pendidikan Terakhir : SMA
VI. Tanggal Tes : 5 Maret 2019
12 Maret 2019
19 Maret 2019
26 Maret 2019
30 April 2019
7 Mei 2019
14 Mei 2019
B. Keperluan Tes
Rangkaian tes minat dan bakat ini dilakukan untuk keperluan
penjurusan masuk universitas. Hal ini berkaitan dengan menentukan jurusan
yang akan ditempuh selanjutnya, sebab bisa jadi minat seseorang tidak sesuai
dengan bakatnya. Hal tersebut bisa menjadi masalah apabila tidak segera
ditangani. Oleh karena itu, hasil tes minat bakat, pelengkap dari tes IQ,
ditambah dengan konsultasi psikolog kemudian digunakan untuk membantu
mengerucutkan jurusan apa yang sesuai.
1
W). Sekor maksimal adalah 50.
4
Norma yang digunakan adalah persentil yang terdapat di buku manual
DAT. Dalam norma dibedakan antara pria dan wanita serta dibuat grade
8-12.
1
nilai 0. Sekor akhir ialah jumlah jawaban yang benar dikurangi
2
1
kali jumlah jawaban salah (rumus = R – W). Sekor tertinggi 68.
2
Norma yang digunakan adalah persentil yang terdapat di buku manual
DAT. Dalam norma dibedakan antara pria dan wanita serta dibuat grade
8-12. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sekor pria dan wanita.
h. Tes Kraepelin
Tujuan : Mengukur performansi maksimal seseorang. Tes ini dapat
digunakan untuk semua kepentingan yang memerlukan
pengukuran terhadap aspek kecepatan, ketelitian, keajegan, dan
ketahanan kerja, misalnya seleksi, promosi, mutasi di
perusahaan.
Administrasi Tes :
Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
Tes berwujud angka-angka sederhana, yaitu dari 1-9. Subjek diminta
untuk menjumlahkan angka-angka secara berurutan dari bawah ke atas
untuk dua angka yang berdekatan tanpa ada yang dilewati
Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini adalah 20-30 menit
dengan rincian:
Pengisian identitas subjek selama 4 menit, instruksi selama 2 menit,
latihan 1 menit dan mengerjakan soal selama 12 menit 30 detik (setiap
deret 15 detik dengan jumlah 50 deret).
Skoring diawali dengan memeriksa semua hasil penjumlaha angka-
angka dalam deret satu persatu. Angka penjumlahan yang salah dan
dilewati diberi tanda sendiri.hasil penjumlahan yang benar dipindahkan
kedalam grafik pada halaman 4.
- Kecepatan kerja diperoleh dengan menjumlahkan hasil yang benar
pada seluruh deret dibagi dengan jumlah deret (n= 50) (rumus =
ΣFy
/ mean).
n
- Ketelitian kerja dihitung dengan menjumlahkan berapa kali
kesalahan menjumlah diperbuat oleh subjek dan berapa kali angka
dalam deret dilewati.
- Keajegan dihitung dengan 2 cara : (1) mencari simpangan rata-rata
ΣFd
dari mean dan dibagi dengan jumlah deret (rumus = ;d=
n
jumlah benar - mean). (2) melihat range atau selisih skor tertinggi
dan terendah, namun cara ini dianggap terlalu kasar /raw.
- Ketahanan kerja diperoleh dengan menyusun persamaan garis linier
(rumus = Y 50−Y 0 ).
Norma yang digunakan dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara
lain lulusan SMEA, lulusan STM, lulusan SMA jurusan IPA IPS pria
dan wanita, sarjana muda jurusan IPS pria dll yang terdapat di buku
manual.
50% moderate
j. Tes Minat
Tujuan Tes : Mengetahu bidang apa yang menjadi minat seseorang
karena kecocokan antara minat dan pekerjaan akan
membantu meningkatkan personal life satisfaction.
Administrasi Tes :
Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
Tes ini mengukur 4 minat dan disertai 8 sub minat.
IF = Ilmu Fisik TI = Teknologi Industri
KO = Komputer
IB = Ilmu Biologi
PK = Peternakkan
IS = Ilmu Sosial
JA = Jasa
PB = Pengetahuan Budaya
KK = Kesejahteraan Keluarga
MA = Maritim
BU = Budaya
PA = Pengetahuan Agama
Tes terdiri dari 200 pernyataan dan subjek harus memilih 1 dari 4
pilihan yang sesuai dengan minatnya. Empat pilihan jawabannya,
yaitu ;
A = Sangat senang
B = Senang
C = Kurang senang
D = Tidak senang
Seluruh soal dibagi menjadi 20 bagian, masing-masing 10 soal. Bagian
tersebut akan mewakili minat subjek. Penilaian dilakukan dengan
menjumlahkan jawaban pada tiap-tiap bagian. Poin A bernilai 4, poin B
bernilai 3, poin C bernilai 2, dan poin D bernilai 1.
Minat subjek dilihat dari jumlah terbesar.
D. Psikogram
E. Keterangan Hasil Tes
Inteligensi adalah kemampuan umum yang dimiliki seseorang.
Sedangkan bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam
bidang tertentu. Untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, diperlukan suatu
kemampuan atau daya pikir yang dapat dijadikan faktor pendukung dalam
pengembangan bakat. Intelegensi sangat berperan dalam pengembangan
bakat. Sedangkan minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan
oleh individu kepada suatu objek.
Tes Inteligensi yang digunakan untuk melihat skor IQ adalah tes IST.
Hasil menunjukkan raw score 133 dan bila dibandingkan dengan norma maka
menghasilkan score IQ 124 dengan kategori very superior. Mean yang
didapat dari beberapa tes menunjukkan score IQ verbal sebesar 117,8 (rata-
rata atas), IQ numerik sebesar 111,5 (rata-rata atas), dan IQ spasial 108,5
(rata-rata). Urutan subtes dengan nilai tertinggi ke rendah sebagai berikut,
GE/melengkapi kalimat (129), WU/kubus (120), ZR/deret angka (117),
ME/melatih pengamatan (117), SE/melengkapi kalimat (116), AN/analogi
(115), WA/memilih kata (112), RA/tugas menghitung (106), dan
FA/pemilihan gambar bentuk (97). Jika dibuatkan grafik pada 4 subtes
pertama (SE, WA, AN, GE), garis akan membentuk profil W (praktis-
konkrit).
Tes Pemahaman (A1) memiliki raw score 15 dan bila dimasukkan
kedalam norma persentil masuk dalam kategori tinggi. Jika score tersebut
menggunakan stanel, maka menghasilkan nilai 6 dan berada di kategori rata-
rata atas.
Tes Penalaran (A3) digunakan untuk mengetahui kemampuan bernalar
non-verbal, yaitu meliputi kemampuan individu untuk dapat memahami
adanya hubungan yang logis dari figur-figur abstrak atau prinsip-prinsip non-
verbal design. Dari jumlah total 50 soal, subjek menjawab benar 44. Score
yang dihasilkan 42,5 dan menempati persentil 95. Artinya kemampuan
bernalar subjek tinggi.
Pada tes berhitung (A5), subjek menjawab semua pertanyaan dan soal
yang dijawab salah sejumlah 3. Kemampuan berhitung subjek masuk dalam
kategori tinggi dengan nilai 36,25 (persentil 97). Hal ini berarti subjek
mampu berpikir dengan angka, dan menguasai hubungan numerik seperti
penjumlahan yang sederhana.
Tes Pola (B3) digunakan untuk mengetahui kemampuan mengenal
ruang tiga dimensi. Skor kasar yang dihasilkan 53 dan masuk ke dalam
persentil 65. Subjek mampu mengenal benda kongkrit melalui proses
penglihatan, khususnya tiga dimensi. Selain itu, subjek juga mampu
memanipulasi secara mental, mempunyai kreasi terhadap suatu struktur benda
tertentu dengan perencanaan yang baik dan berada di kategori rata-rata atas.
Tes Pengertian Mekanik (C4) digunakan untuk mengukur aspek
penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika yang merupakan salah
satu faktor inteligensi dalam arti luas. Dengan skor yang dimiliki, 24,5;
persentil 35, subjek masuk ke dalam kategori rata-rata bawah untuk
kemampuan ini.
Subjek memiliki respon yang cepat terhadap tugas-tugas yang
menyangkut persepsi, kombinasi huruf dan angka, serta ingatan jangka
pendek. Hal itu bisa dilihat dari hasil tes cepat dan teliti (D4) yang
menunjukkan nilai kasar 74 dan persentil 80. Dengan nilai tersebut, subjek
masuk ke dalam kategori rata-rata atas.
Tes Kraeplin digunakan untuk mengukur kecepatan kerja, ketelitian
kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja. Subjek menjawab salah sebanyak
2 soal dan tidak ada soal yang terlewati. Mean yang di dapat 16,28
digunakan untuk mengukur kecepatan kerja. Selain mendapat mean, standar
deviasi juga bisa didapat dan digunakan untuk mengukur keajegan kerja.
Nilai dari standar deviasi subjek adalah 1,826785. Untuk score ketahanan
kerja diperoleh nilai -1,11405. Dari hasil tes Kraeplin tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kecepatan kerja yang dimiliki subjek baik sekali. Rata-
rata subjek menjawab soal setiap deretnya sebanyak 16 baris. Ketelitian
subjek berada pada kategori baik sekali karena dari keseluruhan hanya salah 2
soal. Subjek juga termasuk baik sekali dalam hal kestabilan/keajegan kerja.
Sedangkan, pada score ketahanan kerja, subjek berada pada kategori kurang
yang berarti kemampuan subjek dalam hal ketahanannya saat bekerja adalah
kurang.
Tes RMIB digunakan untuk melihat minat atau kecenderungan subjek
terhadap suatu bidang pekerjaan tertentu. Subjek mendapat 3 nilai tertinggi
pada kategori Social Service dengan rank 34. Social Service merupakan
pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan sosial, pelayanan masyarakat,
seperti dokter, psikolog, membantu menolong dan juga mendorong kehidupan
sesama manusia. Yang kedua adalah medical dengan rank 36. Medical
merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengobatan, penyembuhan, dan
juga perawatan secara medis. Yang ketiga adalah scientific dengan rank 38,
yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan Analisa, penyelidikan, penelitian,
dan juga segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Subjek
mendapat nilai terendah pada kategori mechanical, yaitu pekerjaan yang
menggunakan mesin, perlatan mekanik, dan perlatan lain sejenis. Rank yang
didapat sebesar 103.
Tes Minat digunakan untuk mengukur minat dengan melihat kegiatan-
kegiatan yang mendeskripsikan suatu bidang pekerjaann. Subjek memperoleh
nilai 86 (rata-rata bawah) pada ilmu fisik, 98 (rata-rata) pada ilmu biologi, 93
(rata-rata) pada ilmu sosial, dan 119 pada pengetahuan budaya (rata-rata
atas). Sub bidang pekerjaan tertinggi dengan score 26 merupakan
pengetahuan agama, 25 budaya dan kesehatan keluarga pada bidang
pekerjaan pengetahuan budaya.
Berdasar hasil interpretasi tes, subjek memiliki kecerdasan very
superior dengan score IQ 124. Oleh karena itu, beberapa tes bakat subjek
seperti tes pemahaman, penalaran, berhitung, pola, dan cepat teliti berada
dikategori rata-rata ke atas. Akan tetapi, IQ yang tinggi tidak selalu
menghasilkan keseluruhan bakat yang tinggi juga. Hal ini dibuktikan dengan
pemahaman subjek yang kurang tentang mekanik. Subjek juga terlihat
memiliki minat terhadap aktivitas pelayanan sosial, medika, ilmu
pengetahuan, dan budaya.
F. Refleksi Diri
Setelah hasil tes dibandingkan langsung dengan kondisi subjek,
sebagian besar tes sudah menggambarkan keadaan subjek. Subjek memiliki
nilai diatas rata-rata untuk kecepatan dan ketelitian yang berhubungan dengan
angka (berhitung dan deret) . Hal ini bisa terlihat pada skor IQ numerik pada
IST, tes berhitung (A5), tes cepat teliti (D4), dan tes kraeplin. Subjek mampu
mengisi seluruhnya dan memiliki salah sebanyak 3 dari 40 soal. Sejalan
dengan tes berhitung, subjek juga termasuk cepat dalam mengerjakan tes
kraeplin dengan rata-rata 16,28 dan menjawab salah sebanyak 2. Ditambah
lagi dengan tes cepat teliti dimana subjek berhasil menjawab 74 dan salah 1
soal. Dalam kesehariannya, subjek memang senang dan cepat dalam
menghitung. Saat SD, SMP, dan SMA subjek memenangi lomba cepat tepat
yang beberapa dikarenakan cepatnya subjek dalam menjawab soal. Saat
diberi tanggung jawab memegang uang pembelian tiket pun subjek sangat
teliti dengan mencatat segala pemasukkan dan pengeluaran dengan
mengeceknya berkali-kali agar tidak terjadi salah hitung.
Selain mendapat nilai tinggi di kecepatan dan ketelitian, subjek juga
memiliki nilai tinggi pada keajegan kerja. Keajegan kerja memiliki arti dapat
menghadapi perubahaan mendadak dengan cepat, tenang, rasa percaya diri
yang tinggi, dan dapat menghadapi kritik serta perbedaan sesuai dengan
keadaan subjek. Akan tetapi, apabila subjek berada dalam keadaan tertekan,
daya tahan subjek dalam menghadapinya cenderung kurang. Subjek belum
mampu untuk konsisten dilihat dari ada kalanya subjek menjawab dengan
banyak (sampai baris ke 22) sering diikuti dengan menjawab sedikit atau
turun (sampai baris ke 14) pada deret selanjutnya. Subjek memang akan
membiarkan sesuatu tidak maksimal apabila dirasa tidak mampu untuk
diselesaikan dan akan mengusahakan yang terbaik apabila dirasa mampu
untuk diselesaikan.
Berhubungan dengan spasial, subjek mengalami sedikit kesulitan bila
dibandingkan dengan hitung-hitungan. Terlihat pada subtes nomor 7 (FA)
pada IST subjek menjawab benar 9 soal dari 20. Akan tetapi subjek mendapat
kategori rata-rata atas pada tes pola (B3). Hal ini sedikit tidak sesuai. Bisa
jadi diakibatkan proses skoring dan norming yang masih belum jelas sehingga
menghasilkan nilai yang belum sesuai.
Tes pemahaman (A1) mengukur kemampuan membaca dan memahami,
melihat alasan logis dan mengambil keputusan serta menangkap makna dari
situasi praktis. Subjek masuk dalam kategori rata-rata atas. Hal ini sesuai
dengan keadaan subjek dimana subjek akan melihat alasan atau akibat yang
akan terjadi apabila memutuskan sesuatu. Misalnya, apabila ada dua acara
dalam satu waktu, subjek akan memilih hadir dalam acara dimana keberadaan
subjek paling banyak dibutuhkan. Selain itu, subjek juga mampu menangkap
makna dari situasi praktis dengan mengobservasi lingkungan sekitar,
misalnya emosi seseorang saat sedang terjadi sesuatu. Apakah seseorang
tersebut merasa nyaman atau tidak, sedang dalam mood yang baik atau tidak
dll.
Tes minat dengan RMIB juga sudah sesuai dengan kondisi subjek. Pada
bagian subjek menuliskan 3 macam pekerjaan yang paling diinginkan, subjek
menulis psikolog, dokter, dan pemusik. Hasil tes RMIB menunjukkan bahwa
subjek memiliki minat terhadap pekerjaan sosial (termasuk psikolog),
medika, dan scientific. Setelah melaksanakan tes, subjek menjadi sadar
bahwa sebenarnya ia lebih minat terhadap ilmu pengetahuan dibanding
dengan musik mengingat sebelumnya subjek merupakan siswa jurusan
saintek saat SMA. Pada tes minat SMA, subjek mendapat nilai tinggi dengan
urutan pengetahuan budaya, ilmu biologi, ilmu sosial, dan ilmu fisik. Tidak
dipungkiri pekerjaan yang berhubungan dengan teknik membutuhkan
kemampuan berhitung yang baik. Memiliki bakat dalam hitung-hitungan
ternyata tidak membuat subjek minat terhadap ilmu teknik. Dilihat dari hasil
tes RMIB, mekanik subjek menempati posisi terakhir (12) dengan poin 72.
Tes pengertian mekanik (C4) subjek juga mendukung hal tersebut karena
subjek masuk dalam kategori rata-rata bawah.
A3
Tes ini cocok di Indonesia karena sifatnya yang culture free. Namun,
diperlukan pembakuan yang memadai untuk kondisi setempat misalnya
norma kelompok.
B3
Belum ada norma untuk di Indonesia, jadi masih menggunakan norma asli.
D4
Ada beberapa soal yang tidak memiliki jawaban seperti pada nomor 23, 32,
dan 59.
RMIB
Dikarenakan alat tes ini merupakan alat tes keluaran lama, beberapa jenis
pekerjaan mungkin terdengar asing untuk siswa SMA. Sebaiknya bisa
disesuaikan dengan kondisi sekarang. Misalnya, bisa jadi ditambahkan
pekerjaan seorang youtuber karena zaman sekarang anak-anak kecil akrab
dengan teknologi.
NOTES